Kebutuhan dan Kapasitas Produksi Artikel, Penggunaan Penulis Lepas di LB Network

Kebutuhan dan Kapasitas Produksi Artikel, Penggunaan Penulis Lepas di LB Network

Selamat Malam Kawan MM!

Berapa kali sih posting ideal di sebuah blog? Kalau menurut paham yang dianut oleh pemilik blog MM, jawabannya adalah 10 posting perhari. Tentunya, jawabannya akan berbeda bagi setiap blogger, tetapi bagi saya yang berpandangan semakin banyak artikel semakin baik, frekuensi posting 10 kali dalam sehari adalah yang terbaik.

Namun, apa daya, realita mengatakan bahwa waktu dan tenaga yang saya miliki sangat terbatas dan untuk produksi artikel sebanyak itu sangatlah tidak mungkin. Berapa kalipun saya mencoba, hasil produksi selalu jauh di bawah itu dan target selalu tidak tercapai, bahkan setelah beberapa tahun.

Jadi, di tahun 2024 nanti, saya memutuskan untuk tidak mencoba menerapkan “target ideal” jumlah saat ngeblog.

Sebagai gantinya, saya memutuskan mendasari pada perhitungan dan asumsi realistis.

Berdasarkan pandangan saya, sebuah blog akan terlihat hidup dan tidak membuat pembaca kabur karena terlalu lama menunggu butuh update-an terbaru, 2 kali seminggu atau 3 hari sekali yang paling pas. Kalau satu minggu sekali, bagi saya sendiri rasanya sudah terlalu lama dan menyebalkan, meski beban kerja akan berkurang.

Oleh karena itu, untuk semua blog (14) yang saya kelola, yang disebut LB Network, target yang ditetapkan adalah 3 hari sekali setiap blog harus mendapatkan postingan.

Artinya, kebutuhan artikel per-bulan sebesar 10 artikel/bulan/blog x 14 blog = 140 artikel. Itulah jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi kalau mau mencapai target yang sudah ditetapkan.

Namun, sejak awal, kendalanya sudah terlihat, yaitu terkait kapasitas produksi (artikel).

Belajar dari pengalaman, sekaligus juga pengamatan selama sejak kembali dari hiatus lama, jumlah itu susah untuk dicapai. Bahkan, dengan penerapan sistem ban berjalan, atau sistem batch, dan beberapa perbaikan sistem, 140 artikel perbulan adalah angka yang “teramat sangat sulit dicapai” dalam kondisi saya masih menjadi karyawan.

Angka ini akan bisa dicapai jika saya sudah menjadi full time blogger alias seluruh waktu dipakai untuk ngeblog. Bukan optimis, tetapi 90% mungkin terealisasi. Selama liburan akhir tahun 2023, yang sekitar 10 hari, saya bisa memproduksi lebih dari 30 artikel alias 3 artikel setiap harinya..

Itupun Sebagian waktu dipakai menemui anggota LB Digital yang datang berkunjung ke Bogor. Ditambah dengan berbagai kegiatan lain bersama keluarga layaknya orang liburan.

Beberapa hari terakhir di penghujung tahun 2023, saya bisa membuat 7-8 artikel perhari. Yang artinya dalam satu bulan bisa mencapai 210 artikel, dengan catatan, hampir seluruh waktu yang ada dipergunakan untuk menulis.

Sesuatu yang sampai 3 tahun ke depan pasti tidak bisa dilakukan dan baru bisa dilakukan setelah saya pensiun dari pekerjaan rutin, yaitu 3 tahun lagi.

Jadi, kapasitas produksi artikel saya jauh di bawah itu, yaitu sekitar 3-4 artikel “saja” dalam satu hari alias 90-120 artikel saja perbulan. Angka yang masih selisih, 20-50 artikel kurang dari target bulanan.

Angka 3-4 artikel perhari didapat dari rata-rata jumlah kata yang bisa diproduksi dalam kondisi sekarang, yaitu memiliki pekerjaan tetap. Rata-rata jumlah kata yang bisa diproduksi adalah 2000-2500 kata perhari.

Memang pernah, saya bisa mencapai 4000-5000 kata dan bahkan 6000-7000 perhari, tetapi saya harus menghabiskan waktu seluruhnya untuk menulis saja. Padahal, masih banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan, seperti mencari ide, membuat kerangka, mengedit foto, dan sebagainya. Jelas tidak mungkin menghabiskan waktu hanya untuk menulis saja karena pekerjaan lain akan terbengkalai.

Ujungnya, angka 2000-2500 kata dipandang sebagai jumlah yang realistis dan mungkin dicapai tanpa mengganggu keseimbangan dengan pekerjaan atau keperluan lainnya.

Akhirnya setelah kalkulasi berulangkali, saya harus menerima fakta bahwa jumlah kekurangan artikel lumayan banyak. Masalah yang harus ditemukan pemecahannya. Sebab, kalau tidak diatasi, maka target untuk mengaktifkan semua blog tidak akan tercapai (dengan keharusan posting 3 hari sekali).

Hanya saja, kali ini, saya sedikit berpikir di luar “kotak yang biasa”. Selama bertahun-tahun jadi blogger, saya lebih senang bekerja sendirian. Pemikiran untuk menggunakan jasa penulis dari luar tidak terlalu dipikirkan, meski pernah mencoba beberapa kali.

Namun, setelah mempelajari berbagai opsi yang ada, saya menemukan bahwa penggunaan jasa penulis lepas adalah yang terbaik untuk pemecahan masalah tersebut.

Mengapa demikian, beginilah perhitungan yang ada di kepala saat memandang opsi

  • Menggunakan jasa penulis lepas : beberapa blog dalam LB Network memungkinkan untuk menggunakan jasa penulis lepas, seperti Lovely Bogor, Umum Sekali, atau Celoteh Orangtua karena temanya “umum” dan gaya semua penulis tidak akan mengganggu. Bahkan, di kedua blog pertama, sudah ada beberapa tulisan hasil karya penulis lain
  • Memendekkan panjang tulisan : dalam sehari dengan 2000-2500 kata untuk 3 artikel, maka rata-rata jumlah kata adalah 700-850 kata. Jumlah yang cukup untuk membuat artikel yang tidak terlalu panjang, tetapi tidak terlalu pendek. Jumlah kata ini bisa diperpendek sampai 500 kata/artikel, yang artinya saya bisa membuat 4-5 tulisan perhari. Namun, saya meragukan opsi yang satu ini karena rata-rata jumlah kata per artikel yang selama ini ada berada di atas 700-850 kata
  • Membuat skala prioritas : dengan kapasitas produksi artikel hanya 90 saja, artinya kurang 50-an atau jatah 5 blog. Data ini bisa diselesaikan kalau saya memutuskan 5 blog tidak perlu diisi dan memprioritaskan hanya 9 sesuai dengan kemampuan produksi, tetapi artinya target awal, yaitu semua blog aktif tidak akan tercapai sejak awal kalau opsi ini diambil
  • Mematikan blog : kalau memang tidak akan diisi daripada dibiarkan seperti zombie tanpa ada perkembangan, bukankah sebaiknya blog dihapus? Memang itu satu opsi lain, tetapi saya sudah memutuskan kalau kesemua blog, 14 buah harus tetap hidup setidaknya sampai akhir 2024. Jadi, opsi ini tidak bisa dipakai

Dari semua opsi itu, saya melihat opsi menggunakan jasa penulis lepas sebagai opsi yang paling masuk akal. Beberapa blog sangat mungkin mendapatkan tulisan dari pihak luar. Namun, sebagai kompensasinya ada modal yang harus dikeluarkan untuk membayar jasa penulis freelance.

Kebutuhan untuk menutup defisit artikel antara 20-50 artikel saja dan kalau melihat harga pasaran penulis lepas, yang sangat bersaing, jumlah modal perbulan yang harus dikeluarkan tidak begitu besar. Angka yang masih bisa dibayar oleh selisih pemasukan dan pengeluaran rutin rumah tangga.

Oleh karena itu, di tahun 2024 ini, saya memutuskan akan ada tulisan dari penulis lain.

Sekarang, saya masih mencoba mempelajari tentang harga yang pantas untuk jasa penulis lepas, tema tulisan yang bisa diberikan, dan sistem penggunaan penulis lepas pada blog.

Tentang siapa yang akan dilibatkan pun merupakan bagian yang sedang diperhitungkan karena setidaknya saya juga ingin melibatkan rekan-rekan blogger yang saya kenal. Walaupun agak ragu karena rate card-nya pasti di luar budget yang saya mampu.

Meskipun demikian, hampir pasti di tahun 2024 ini, saya sudah mengetahui secara rinci tentang kebutuhan artikel, kapasitas produksi artikel, dan juga solusi untuk menyelesaikan masalahnya. Sebuah hal yang baik karena setidaknya, saya sudah berada di dunia nyata, bukan di dunia “mimpi” (ideal).

Keputusan ini tetap pada jalur dan masih sesuai dengan prinsip 50-50 yang dipakai oleh saya belakangan, yaitu 50% blogging 50% bisnis. Keputusan menggunakan jasa penulis lepas adalah pemikiran bisnis ketika kapasitas yang ada Sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan.

Nah, itu cerita tentang rencana dan target terkait produksi artikel. Bagaimana dengan kawan MM? Punya target untuk tahun 2024 kah?

6 thoughts on “Kebutuhan dan Kapasitas Produksi Artikel, Penggunaan Penulis Lepas di LB Network”

  1. Bagus Pak kalau mau pakai jasa penulis.Saran saya sedikit saja Pak, cari orang yang memang berpengalaman di bidang yang akan ditulis. Biar saya bisa percaya terhadap apa yang sudah ditulis. Hehe….

    Jangan sampai penulis X menulis tentang fotografi, eee malah ngak ngerti tentang fotografi. ( sebab tulisannya berasal dari chat gpt ) .

    Reply
    • Pasti Kang..

      Saya cari pun akan yang temanya umum. kalau yang temanya khusus, seperti fotografi, kayaknya ga bakalan saya lepas ke penulis free lance karena butuh pengetahuan teknis.

      Makanya saya sebisa mungkin mencari dari kalangan blogger yang memang punya pengetahuan di bidang itu dan bukan mengandalkan ChatgPT

      Reply
  2. Bisa pakai guest artikel Bapak. Jadi biarkan orang nulis, dengan imbalan tanam backlink.
    100 artikel lebih sebulan itu uwooowwww syekaleeehh, hahaha.
    Saya awalnya pakai target 40 artikel sebulan, tapi kalau memungkinkan, targetnya 60. Ambil tema curhat aja biar gampang wakakakak.
    Dan saya juga lagi belajar menyusun kata dengan baik, biar hemat dan paling banyak 1000 kata aja.
    Jujur, saya tuh kalau nulis suka ngalor ngidul, berasa lagi ngomong. Nggak nyadar, eh udah 1000 lebih kata tertulis 😀

    Reply
    • Guest article.. pernah dicoba, cuma hasilnya lebih bikin bete karena para blogger bahkan untuk ulas blognya sendiri saja mereka malas. Fokusnya cuma pada dapetin backlink saja..

      Itu kan target.. fakta di lapangan entahlah.. wkwkwkwk … mungkin awal awal target itu ga akan tercapai.. tapi pada akhirnya diusahakan akan tercapai setelah sistemnya matang.

      Soal hemat kata.. yah kayaknya agak sulit juga untuk saya sih… eniwe kita lihat setelah beberapa bulan saja… Mudah mudahan hasilnya lebih baik

      Reply

Leave a Comment