TLD – Top Level Domain Murah dan Gratis Bagus atau Tidak?

TLD - Top Level Domain Murah dan Gratis Berbahayakah

Dulu, entah berapa bulan atau tahun yang lalu, salah seorang kawan blogger pernah bertanya, “Apakah menggunakan TLD atau Top Level Domain berakhiran .xyz bagus atau tidak?

Pertanyaan itu diajukan karena beredar rumor bahwa Google memberikan ranking yang rendah bagi TLD tipe seperti ini.

Saya tidak bisa memberikan jawaban pasti. Pengalaman menunjukkan tetap ada website yang memakai domain seperti ini nangkring di halaman satu SERP (Search Engine Result Page). Walaupun dibandingkan dengan pemakai TLD tipe lain lebih sedikit jumlahnya, saya beranggapan mungkin itu hanyalah masalah dalam pemakaian SEO (Search Engine Optimization saja).

Namun, pandangan itu bergeser setelah membaca salah satu artikel dari the Blog Herald yang mengatakan seperti ini

Google’s Search Relations Team strongly advises against choosing the cheapest TLD options, especially if they are free. John Mueller, Gary Illyes, and Martin Splitt emphasized that spammers tend to target free and low-cost domains, which can have a detrimental effect on your search rankings.

According to Gary Illyes, websites hosted on cheaper and free TLDs are more susceptible to spam. This spam presence can negatively impact your site’s visibility on search engines. Illyes explained that if a TLD is filled with spam, search engines may struggle to identify and prioritize your legitimate content.

Blog Herald – Google’s Game-Changing TLD Advice: Boost Your Website’s Rank and Dominate the Web!

Terjemahan

Tim Google Search Relation sangat tidak menyarankan untuk memilih TLD opsi TLD termurah, apalagi jika mereka gratis. John Mueller, Gary Illyes, dan Martin Splitt menekankan bahwa spammer cenderung menargetkan domain murah dan gratis, yang akan memberi pengaruh pada ranking pencarian.

Menurut Gary Illyes, website yang memakai TLD termurah dan gratis dan lebih rentan terhadap spam. Kehadiran spam ini akan memberikan pengaruh pada kehadirannya di mesin pencari. Illyes menjelaskan bahwa sebuah TLD yang dipenuhi dengan spam, mesin pencari akan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan pada konten yang terpercaya.

Blog Herald – Saran Google pengubah permainan : Kembangkan ranking situsmu dan dominasi!

Pandangan saya sekarang, setidaknya untuk pribadi, dan memang merupakan kebiasaan adalah tidak selalu berpikir bahwa harga murah atau gratis itu baik. Pengalaman saya dalam berbelanja pun memang menunjukkan hal itu.

Bukan berarti yang murah selalu akan buruk, tetapi bagaimanapun pasti akan selalu ada konsekuensi dari jumlah uang yang dikeluarkan.

Kualitas seringkali paralel dengan harga, meskipun tidak selamanya demikian, tetapi “biasanya” akan seperti itu.

Apalagi jumlah uang yang dikeluarkan termasuk tidak besar. Memakai TLD berakhiran .com hanya akan membuat saya mengeluarkan uang 165.000 rupiah setahun atau kurang dari 15 ribu rupiah perbulan. Namun, hal itu akan lebih baik daripada hemat uang sebegitu, tetapi beresiko website yang saya bangun dengan susah payah kurang mendapat kesempatan berkompetisi dengan website lainnya.

Saya memang malas berpikir soal SEO dan Google karena yakin bahwa tetap ada jalan lain. Meskipun demikian, saya juga terlalu logis dan tahu bahwa kalau ada lubang, sebaiknya dihindari dan tidak perlu mengambil resiko menceburkan diri ke dalamnya.

Itulah mengapa meski saya punya beberapa TLD gratis berakhiran xyz, yang didapat dari membeli hosting di beberapa tempat, domain-domain tersebut dibiarkan saja menganggur.

Selain karena masalah waktu mengurusnya, juga meski saya sebelumnya tidak punya pengetahuan soal ini, tetapi rumor atau gosip tersebut tetap patut diperhatikan. Jadi, saya tidak memakainya.

Untuk orang lain, saya tidak bisa menyarankan apa-apa karena pengetahuan saya dalam hal ini terbatas. Namun, tulisan yang mengutip pandangan dari tim Google ini menurut saya sangat perlu diperhatikan.

Bagaimanapun, mereka orang yang terlibat, baik langsung atau tidak dalam pembuatan algoritma mesin pencari Google. Ditulis dari sumber yang lumayan saya percaya, karena the Blog Herald adalah salah satu blog dari Australia, konconya Darren Rowse si blogger terkenal yang membahas tentang dunia blogging sejak belasan tahun yang lalu.

Jadi, saya cukup “percaya” dengan kredibilitasnya.

Bagaimana menurut Anda?

2 thoughts on “TLD – Top Level Domain Murah dan Gratis Bagus atau Tidak?”

  1. Harga perpanjang domain .xyz itu kalau di Domainesia setahu saya Rp. 180.000,- Bahkan lebih mahal dari .com. Domain dengan ekstensi .com juga biasanya bisa didapatkan dengan sangat murah dan bahkan gratis untuk pembelian hosting dalam jangka waktu tertentu, bukan?

    Kalaupun domain xyz pada tahun pertama itu murah dan bahkan gratis, mungkin hanya bagian dari strategi marketing saja menurutku. Dan itu terjadi pada banyak ekstensi domain.

    Lebih dari 1 dekade yang lalu juga domain dengan ekstensi .info setahu saya sangat identik dengan spammer, tapi hal itu tidak berarti bahwa menggunakan ekstensi tersebut maka serta-merta website yang dibangun hari ini akan secara otomatis dianggap spam atau tidak memiliki potensi apapun.

    .com is good dan pada dasarnya sangat direkomendasikan. Bahkan kalau menggunakan ekstensi selainnya khusus untuk web bisnis, akan lebih baik memiliki pertimbangan yang matang dari perspektif branding yang akan dibangun sebab pengguna web di seluruh dunia sudah terlalu sangat familiar dengan .com dibanding lainnya.

    Dalam kaitannya dengan SEO, saya pikir cukup aman untuk mengatakan bahwa semuanya tergantung pada “man behind the gun”. Saya sendiri menemukan banyak juga domain xyz yang mendapatkan trafik organik yang mungkin diimpikan pengelola web/blog mana pun.

    Reply
    • Saya rasa memang tidak ada yang memandang otomatis sebagai spammer. Dalam artikel itu juga tidak disebutkan secara gamblang bahwa sebuah domain murah pasti menjadi spammer. Saya pun tidak menyebutkan seperti itu.

      Hanya saja, penjelasan dari tim Google sendiri menekankan bahwa memang ada “kecenderungan” pemanfaatan domain murah atau gratisan membuatnya mendapat pandangan “negatif” dari tim pencari. Apakah memang berarti pasti dipandang negatif juga tidak dikonfirmasi secara pasti. Hanya dari sudut pandang seperti ini, berarti bisa diinterpretasikan bahwa pemakaian domain murah/gratisan memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan domain normal.

      Saya sendiri menyebutkan di atas bahwa saya dulu tidak yakin dengan hal itu. Namun, penjelasan dari tim Google sendiri cukup jelas menjabarkan bahwa mereka memberi ranking rendah pada domain seperti itu. Like or not, artikel rujukan yang dipakai memiliki dasar yang jelas.

      Apapun alasan dari murahnya sebuah harga domain, apakah promosi atau tidak, maka dari sudut pandang pembeli cukup sah jika dipandang hal itu beresiko menempatkan pemakaian domain seperti itu akan membawa resiko.

      Sejauh ini domain xyz masih dibandrol lumayan murah dan di tempat saya membeli domain, harganya masih 24 ribu saja. Dengan begitu tetap terbuka peluang bahwa sebuah domain bisa dibeli untuk pemakaian negatif dibandingkan .com atau .net. Penurunan harga di awal justru membuka peluang pemakaiannya bagi kepentingan yang tidak baik. Toh dengan murahnya harga, maka mereka yang berniat memakai secara buruk terbuka peluangnya.

      Pemakaian SEO cukup aman atau tidak masih tergantung pada banyak hal. Bisa jadi tim Google menilai website mas “di luar” kebiasaan, jadi bisa mendapat tempat. Namun, apakah berarti bisa dipandang normal? Bisa ya bisa tidak.

      Namun, tetap saja bagi orang awam, terutama yang belum mengalami sendiri, pandangan dari tim Google ini sendiri akan menjadi pertimbangan yang sangat besar. Daripada mengambil resiko, mengapa tidak memilih yang sudah jelas. Di sana berarti ada kesalahan strategi pemasaran yang tidak mempertimbangkan pandangan dari mesin pencari besar.

      Konfirmasi benar tidaknya tidak akan pernah didapatkan karena data itu tidak kita miliki. Namun, tentu saja mempertimbangkan apa pandangan dari tim raksasa mesin pencari adalah salah satu alasan yang harus dipertimbangkan. Beranikah seseorang mengambil resiko?

      Btw, terima kasih atas masukannya karena hal itu memberi satu timbangan yang baik bagi siapapun yang berniat membeli domain murah. Beranikah mereka mengambil resiko..

      Kalau saya sendiri, karena mempertimbangkan banyak hal, xyz tidak pernah menjadi pilihan. Alasan utamanya sendiri adalah xyz saat saya membeli domain pertama masih belum terkenal/terdengar dan keputusan itu benar karena sampai sekarang pun, namanya tetap kurang memberikan kesan baik dibandingkan .com atau .net.

      Itulah alasan mengapa saya mendapat beberapa domain gratisan berbasis .xyz tidak dipergunakan.

      Apakah berbeda dengan yang dialami mas, bisa jadi karena banyak sekali variabel yang kita tidak tahu. Namun, tidak berarti domain murah seperti xyz tidak sering dipakai oleh spammer.

      In short, apapun yang sebenarnya kita katakan pada dasarnya hanya berdasarkan pengalaman masing-masing dan bukan sebuah kebenaran mutlak. Masih banyak hal yang tidak kita ketahui, dan oleh karena itu bukan merupakan sebuah kesalahan kalau seseorang menjatuhkan pilihan berdasarkan informasi yang mereka percaya.

      Dan, tidak salah juga kalau ada orang percaya dan kemudian menginterpretasikan penjelasan Google untuk menghindari domain .xyz. Alasannya sangat masuk akal dan bahkan perlu dipertimbangkan, persis seperti yang mas tulis juga.

      Iya kan?

      Reply

Leave a Comment