Apakah ChatGPT dan AI – Artificial Intelegence (Kecerdasan Buatan) Akan Mematikan Blogging?

Apakah ChatGPT dan Artificial Intelegence akan mematikan blogging

Belakangan, satu dua tahun terakhir, memang perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam bentuk ChatGPT mengharu biru dunia, termasuk dunia perbloggingan.

Kemampuan AI dalam melakukan sesuatu dipandang akan segera mengambil alih peran manusia dalam melakukan beberapa jenis pekerjaan. Salah satu diantaranya adalah peran blogger dalam menghasilkan konten artikel.

Banyak yang segera mengimajinasikan bahwa sebentar lagi, cukup sekedar dengan mengajukan pertanyaan, maka kemudian akan ditampilkan jawaban lengkap dalam bentuk artikel. Tidak perlu lagi memasukkan pertanyaan di kolom mesin pencari untuk menemukan jawaban.

Penggunaan AI pun bahkan sudah merambah masuk ke dunia akademis dimana banyak karya tulis yang ditugaskan kepada manusia ternyata dikerjakan dengan menggunakan ChatGPT.

Jadi, penggunaan AI, sebentar lagi dipandang akan segera menggantikan “peran” produsen artikel, yang salah satunya biasa dilakukan oleh para blogger.

Dengan kata lain, sebentar lagi, blogging akan segera kiamat dan digantikan oleh AI. Banyak blogger yang berpandangan begitu dan merasa ketar ketir dengan situasi yang ada. Tidak sedikit yang kalau dilihat bahkan mulai berhenti menulis dan beralih ke platform lain karena tentunya akan sulit bersaing dengan mesin.

Namun, saya memutuskan untuk tidak khawatir dengan situasi yang seperti ini.

O ya, bukan berarti saya berpandangan blogging tidak akan tersentuh dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan ini. Saya memandang memang “suatu waktu” teknologi ini akan membuat blogging tergantikan.

Hal itu tidak akan bisa dielakkan.

“Suatu waktu”.

Dalam tanda kutip.

Saya memberi tanda kutip karena meski perkembangannya cepat dan saya prediksi AI akan mematikan dunia blogging, tetapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Prediksi saya perlu beberapa dekade lagi sebelum hal itu benar-benar terjadi.

Itupun saya tidak berpikir bawah AI akan menggantikan/mematikan blogger, tetapi saya memprediksi bahwa blogger dan blogging akan “berubah” wujud. Jagad blogging akan mengalami perubahan banyak.

Mau tahu landasan berpikirnya seperti apa?

1/ Dulu teknologi digital dipandang akan mematikan buku cetak, tetapi setelah lebih dari 20-30 tahun berlalu, buku dan media cetak masih tetap ada dan bertahan

Kehadiran teknologi baru tidak akan secara otomatis mematikan teknologi yang sudah ada secara serta merta.

Selalu akan butuh waktu untuk merubah sebuah budaya dan kebiasaan. Perubahan tradisi dan budaya masyarakat dunia lebih banyak melalui evolusi dan bukan revolusi. Begitu juga dalam bidang teknologi.

2/ Siapa yang akan membuat konten bagi ChatGPT? Kalau melihat dari jawaban yang diberikan ketika sebuah pertanyaan diajukan, masih banyak jawaban yang sebenarnya diambil dari mesin pencari.

Tentu saja hal itu dimaklumi karena kalau setiap pertanyaan dibuat sendiri database jawabannya maka ongkosnya akan luar biasa besar. Jadi, untuk sementara ChatGPT dan sejawatnya masih lumayan bergantung pada mesin pencari untuk mendapatkan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Lalu, siapa yang akan menyediakan konten? Jika blogger dan kebiasaan menulis online hilang, bisa jadi hal itu akan merugikan perkembangan ChatGPT dan sejenisnya sendiri.

3/ Budaya masyarakat tidak semudah itu diubah. Masih akan banyak sekali manusia yang lebih suka membaca daripada sekedar menanyakan sesuatu kepada ponsel mereka.

Google Assistant yang merupakan salah satu cikal bakal teknologi AI saja penggunaannya belum mewabah. Masih banyak manusia yang lebih suka mengetikkan pertanyaan di kolom mesin pencari.

Salah satunya saya yang sampai sekarang pun tidak pernah terbiasa menggunakan fitur ini.

4/ Blogging adalah membuat konten yang berdasarkan pengalaman, pengetahuan, pandangan seorang manusia. Sifatnya unik sekali dan berbeda setiap orang.

Oleh karena itu, saya prediksi, adanya ChatGPT dan sejenisnya tidak akan bisa mematikan 100% kegiatan blogging. Karena teknologi ini tidak akan pernah bisa membuat sesuatu menjadi “unik” seunik karakter dari blogger di belakang sebuah blog.

ChatGPT cenderung sejenis.

Kecerdasan buatan memang akan berpengaruh besar bagi bagian dunia blog yang sifatnya seragam, seperti tutorial, informatif, tetapi tidak akan bisa menggantikan bagian blog yang sifatnya personal.

Pengalaman setiap orang akan berbeda dan unik.

‘—

Kalau melihat semua variabel ini, saya tidak berpikir bahwa kehadiran ChatGPT atau AI akan dengan segera mematikan dunia blogging.

Masih jauh sekali sampai hadir saatnya istilah blog, blogger, blogging menghilang dari kehidupan manusia.

Apalagi kalau kemudian para blogger beradaptasi dan bahkan menggunakan teknologi ini untuk konten mereka. Hasilnya adalah kemampuan survive mereka meninggi.

Bukan berarti bahwa dunia blog akan bertahan selamanya, tetapi, masih butuh waktu sampai kemudian teknologi yang baru mematikan teknologi yang lama. Masih butuh bertahun-tahun sampai kecerdasan buatan bisa mengambil alih peran para blogger dalam menyediakan jawaban bagi pertanyaan dalam kehidupan.

Bahkan, sangat tidak mungkin chatGPT akan bisa menggantikan peran blogger, kalau sang blogger menggeluti personal blogging karena pengalaman hidup seseorang adalah sesuatu yang unik dan tidak bisa disediakan oleh teknologi apapun.

Jadi, saya sih tidak akan terlalu khawatir dengan perkembangan ChatGPT dan Open AI. Saya hanya tertarik karena membayangkan perubahan yang akan terjadi di dunia blogging sebelum kemudian teknologi kecerdasan buatan akan mengambil alih peran mereka (meski tidak seluruhnya)

6 thoughts on “Apakah ChatGPT dan AI – Artificial Intelegence (Kecerdasan Buatan) Akan Mematikan Blogging?”

  1. Setujuu! pak!! Saya pun demikian tidak mungkinlah dunia perblogingan mati cuma karena AI, Bahkan apa yang diberikan AI pun terkadang tidak sepenuhnya akurat.

    Dan Ribuan manusia punya pola pikir yang berbeda-beda bahkan era sekarangpun masih ada manusia yang punya atau bangga dengan pola pikir Kuno.😁😁

    Reply
    • Iyes.. Benar sekali. Bahkan, sebenarnya sekarang masih banyak sekali orang yang mulai merasakan bahwa apa yang diberikan AI masih jauh dari akurat dan mereka seperti tidak memiliki opsi untuk perbandingan.

      Jadi, memang saya rasa masih akan butuh waktu lumayan lama sebelum AI bisa mengambil alih peran dalam berbagai peran.

      Reply
  2. Akhirnya, ada artikel terbaru. 😆. Kirain , bakal ngak nulis – nulis lagi Pak, hehe….

    Soal ChatGPT , saya sudah eksperimen. Hasilnya ChatGPT ngak bisa jawab 100 % dari pertanyaan saya dan belum bisa memberikan keterangan diatas 500 kata.

    Reply
    • Pakabar Kang..

      Hahaha ga lah.. saya akan kembali jadi blogger karena urusan bisnis nantinya akan diurus anak-anak muda. Saya mah hanya jadi pembimbing saja

      Iya saya juga coba jawaban mereka masih sangat pendek pendek dan tidak mendalam.

      Reply
  3. Sepakat. ChatGPT dan AI memang akan menyentuh berbagai hal, tapi terlalu berlebihan kalau dikatakan semua akan tergantikan dengannya. Ada hal-hal yang tetap tidak tergantikan.

    Satu contoh sederhana, selama pandemi lalu aktivitas online jadi begitu meluas. Orang-orang yang tadinya ngga kenal video conference dalam waktu singkat bersentuhan dengan vidcon. Kantor saya pun baru awal tahun 2023 ini saja mulai kembali full 100% WFO. Sekolah sudah terbiasa online, ngaji pun online.

    Nah, sekarang, apakah kita semua melanjutkan aktivitas online meski semua teknologinya sudah mulai kita miliki? Ternyata tidak, kantor dan sekolah kembali masuk 100%. Bagaimana dengan kajian Islam? Meski di Youtube sudah buanyak, kajian streaming atau via zoom masih ada, tapi orang-orang tetap berbondong-bondong kembali datang ke kajian-kajian Islam. Baru-baru ini di masjid dekat rumah saya ada ustadz yang videonya udah mudah diperoleh di Youtube, tapi ternyata masyarakat berdatangan sampai ngga muat masjidnya. Kenapa begitu? Karena pertemuan fisik antara orang dengan orang adalah hal yang ngga bisa digantikan begitu saja dengan online, apalah lagi sosok artifisial (misal ustadz atau guru 3D). Ada rasa keterkoneksian yang beda dan manusia membutuhkan rasa itu, rasa yang diperoleh dari interaksi dengan manusia.

    Termasuk juga, konser Coldplay yang tiketnya tetap ludes meski nilai jualnya tergolong mahal (buat saya). Kenapa ada orang yang tetap pengin nonton fisik, padahal CDnya juga ada, musik digitalnya ada, di Youtube juga ada. Karena “rasa” nya beda, pengalamannya beda, ketika hadir dan melihat secara langsung.

    Maka saya percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan keterkoneksian personal tidak akan mudah tergantikan begitu saja dengan teknologi kecerdasan artifisial. Termasuk blog personal apabila bercerita tentang pengalaman dan memiliki rasa yang unik.

    Reply
    • Nah kan, ternyata ada juga yang sepakat sama saya.

      Saya pikir memang seharusnya kita tidak asal menelan apa yang dikatakan orang lain. Lebih baik mencoba mencerna dan kemudian berpikir dengan jernih.

      ChatGPT dan Ai memang menunjukkan perkembangan teknologi di masa depan. Sangat mungkin suatu waktu akan menggantikan banyak peran manusia, tetapi belum tentu akan langsung menghapus peran manusia yang biasa.

      Reply

Leave a Comment