Kehabisan ide. Satu istilah yang menjadi momok para blogger atau penulis.
Istilah ini mengacu pada kondisi dimana si blogger mengalami kesulitan untuk menemukan topik baru bagi pembuatan artikel atau tulisan.
Biasanya kalau sudah sampai pada tahap ini, jangankan untuk membuat tulisan 1000 kata, membuat judulnya saja sudah bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Seringnya, seperti orang lagi bengong saja, berada di depan komputer selama berjam-jam tanpa melakukan sesuatu apapun.
Semua blogger atau penulis pasti pernah bertemu dengan situasi seperti ini dalam perjalanannya.
Bisakah Blogger kehabisan ide?
Kalau saya sih akan bilang seharusnya tidak. Kalau ada blogger kehabisan ide, itu namanya keterlaluan. Serius, saya akan mengatakan demikian. Seberapa sempit pun niche yang diterjuninya, tidak seharusnya kata kehabisan ide itu keluar.
Dengan bumi seluas sekarang, yang bahkan dihuni 6 milyar penduduk saja masih tersisa banyak ruang, bukankah merupakan sebuah sumber ide yang tidak akan pernah habisnya? Masih ditambah dengan 6 milyar manusia dengan beragam kehidupan, pemikiran, bahasa, budaya, dan sebagainya merupakan bak mata air ide yang tidak akan pernah surut meskipun digali dan digali terus.
Tidak. Sumber ide itu tidak akan pernah habis.
Yang terjadi adalah terjadi sesuatu dalam diri sang blogger sendiri. Sesuatu yang membuat seluruh panca indranya seperti bisu, tuli, dan tidak menemukan apa yang dicarinya.
Menulis, dan blogging adalah tentang menulis, adalah sebuah kegiatan yang berkaitan erat dengan sisi kreatifitas manusia. Biasanya kreatifitas itu terhubung langsung dengan yang namanya kondisi psikis manusia. Kalau kondisi psikisnya mendukung, maka seluruh panca indra dan otaknya seperti bergerak dengan cepat. Sebaliknya kalau sedang tidak baik, sebuah tembok besar akan menghalangi apapun sampai ke dalam pikiran.
Hasilnya, itulah yang sering diistilahkan sebagai “kehabisan ide”. Padahal sebenarnya masalah dalam diri sang blogger sendiri. Bukan karena ide itu tidak tersedia, tetapi karena mereka tidak “menemukannya”.
Dalam kondisi seperti ini, kalaupun seorang wanita cantik nan sexy lewat seribu kali di depan mata, tidak akan tercetus sebuah ide untuk menjadikannya sebagai bahan tulisan.
Kondisi Psikis Penyebab Blogger Kehabisan Ide
Paling tidak ada 5 kondisi psikis yang dapat menyumbat daya kreatifitas manusia. Hal ini bisa menyebabkan sindrom “kehilangan ide” di beberapa kalangan profesi yang mengandalkan sisi kreatifitas untuk berproduksi.
Ke 5 kondisi psikis tersebut adalah
1. Bosan atau Jenuh
Blogger atau penulis tetap manusia. Betapapun semangat membara ada di hatinya, hal itu tidak akan merubah seorang blogger menjadi mesin penulis yang tak kenal lelah.
Ada saat dimana setelah cukup lama melakukan pekerjaan yang sama, yaitu menulis, terus menerus, ia merasakan sebuah kebosanan timbul di hati. Mau tidak mau ini adalah bagian dari kehidupan manusia dimanapun, yaitu melakukan sebuah hal yang sama secara berulang.
Oleh karena itu, bisa dipastikan pada diri semua blogger suatu waktu kebosanan dan kejenuhan akan hadir di hatinya. Kalau bosan sudah menyentuh hati dan pikirannya, ujungnya tidak ada lagi impuls syarat terkirim dari otak kepada panca indra yang lain untuk bergerak mencari yang namanya “ide”.
Sebuah masalah yang sangat besar kalau hal ini terjadi Biasanya kebosanan tidak akan bisa hilang hanya dalam satu dua hari saja. Tergantung pada kemauan sang blogger, sebuah kebosanan bisa bercokol dalam hatinya sebentar atau sangat lama alias tidak pernah selesai.
Saran : Kemauan. Anggaplah saja ngeblog itu sebagai sebuah pekerjaan dimana kita menggantungkan hidup padanya. Mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dijalani. Jadi dengan begitu diri sendiri akan terpacu untuk terus berusaha memecah dan menghapus rasa kebosanan itu.
Tidak mudah, tetapi bukan tidak bisa diatas.
2. Merasa kurang tantangan
Berbeda dari rasa bosan, kondisi psikis penyebab “kehabisan ide” ini cenderung lahir dari rasa kepercayaan diri yang berlebih. Ia merasa semua yang dilakukannya terlalu mudah sehingga tidak merasa ada tantangan yang membuatnya bergairah.
Seperti contoh, seorang dengan gelar sarjana, kemudian bergelut dalam dunia blogging tentang resep. Seringkali hal itu membuatnya merasakan semua yang dilakukannya, meski ia menyukainya, tetap saja tidak sesuai dengan kemampuan yang didapatnya dari pendidikan.
Hasilnya terkadang, ia terus menerus berpindah topik untuk mencari yang “pas” dengan dirinya. Dengan kondisi seperti ini biasanya, ia akan terus mencari dan mencari dan kemungkinan besar akan tetap terus mencari.
Pekerjaannya tidak akan pernah selesai dan blog yang diurusnya akan cenderung “magel” alias “bantat” karena setelah beberapa waktu menekuninya, ia akan bosan karena merasa tidak ada tantangan. Ia kaan berpindah ke topik yang lain selama beberapa waktu sebelum kemudian beralih lagi ke topik yang lain.
Saran : Membangkitkan kesadaran tidak ada yang sia-sia kalau ditekuni dengan iklas dan konsisten. Tidak akan ada keberhasilan kalau tanpa perjuangan yang konsisten.
Yang pasti, tidak akan ada sesuatu yang terlalu tinggi atau rendah untuk dikelola. Sesuatu yang dianggap tidak berharga pun bisa membuat seseorang menggapai kesuksesan, contohnya pernah tahu berapa penghasilan pengusaha Warung Tegal setiap harinya? Kalau Anda tahu, kemungkinan besar Anda tidak akan mau jadi blogger.
3. Malas
Yang satu ini sebenarnya musuh dari semua profesi. Penyebabnya beragam mulai dari pendidikan yang diberikan orangtuanya hingga rasa bosan atau terlalu banyak bermimpi.
Kalau rasa malas sudah hinggap di hati, jangankan untuk berusaha untuk berpikir mencari ide saja tidak akan terlintas dalam benaknya/
Bukan hanya tembok tebal yang ada di depan mata, tetapi tembok itu akan menutupi orang dengan kondisi psikis yang ini kalau tidak diatasi. Rasa ini akan membuat seorang blogger seperti berada di dalam tempurung yang nyaman dan tidak akan mau keluar meskipun tempurung itu sebenarnya sangat sempit.
Kata kehabisan ide sebenarnya tidak berlaku bagi blogger dengan kondisi psikis seperti ini. Kemalasannya membuat kehabisan ide adalah sebuah kepastian dan terjadi setiap waktu. Justru kalau dia memiliki ide, itu adalah sesuatu hal yang luar biasa karena hal itu akan jarang terjadi.
Saran : Tidak mudah. Karena untuk membuang rasa malas dalam hati, hanya bisa dilakukan dari dua sisi. Sisi luar berupa tekanan dari pihak lain dan sisi dalam dari dirinya sendiri.
Kalau blogger adalah sebuah pekerjaan resmi, maka bos-nya akan bisa memaksanya untuk terus aktif dan berpikir. Sedikit demi sedikit, rasa malas itu akan terbuang. Masalahnya, ngeblog itu bersifat individu dan ngeblog sendiri masih belum dipandang sebagai sebuah profesi yang menjanjikan masa depan, jadi mengharapkan ada bantuan dari pihak luar bisa dikata tidak mungkin.
Saya hanya bisa menyarankan sedikit, itupun kalau mau. Cuma sekedar melihat internet saja dan cobalah menemukan orang malas yang bisa meraih kesuksesan, dalam bidang apapun. Cobalah temukan apakah ada orang malas bisa hidup enak.
4. Marah dan kesal
Seorang blogger seperti hidup dalam dua dunia.
Dunia yang satu adalah nyata. Ia hidup dalam sebuah rumah dengan istri/suami, anak, atau orang-orang yang disayanginya. Dunia lainnya ada di dunia maya dimana “rumahnya” bebentuk sebuah blog berisikan tulisan-tulisan buah pemikirannya.
Keduanya saling terhubung pada dirinya.
Kejadian di satu dunia, sangat mempengaruhi kehidupannya di dunia yang lain. Istri yang marah karena waktu suaminya dihabiskan di depan komputer, uang gaji sudah habis padahal hari pengupahan masih lama, bertengkar dengan pacar, kesemuanya bisa memicu emosi dari seorang blogger.
Marah dan kesal.
Biasanya kalau sedang dalam kondisi seperti ini, jangankan untuk berpikir dengan tenang dan menemukan ide, untuk meredam rasa kesal saja susah. Bila seorang blogger dalam kondisi seperti ini, tidaklah mungkin memikirkan tentang menulis, segala perhatiannya tertutup oleh emosinya.
Pada saat seperti ini, emosinya membuatnya seperti “kehabisan ide”
Saran : Selesaikan saja dulu masalah dala,m kehidupan nyata. Kalau itu tidak terselesaikan keseimbangan emosi akan terganggu lebih lama. Kalau masalah bisa ditemukan jalan keluarnya secepatnya, emosi akan kembali stabil dan bisa kembali ke kegiatan semula.
5. Putus Asa
Sudah tahunan ngeblog, tetapi belum ada penghasilan sepadan yang diterima. Pengunjungpun hanya sedikit dan di luar target.
Lalu untuk apa saya ngeblog? Lebih baik mengerjakan hal lain yang bermanfaat.
Itulah tanda serang blogger yang mulai putus asa dengan apa yang dilakoninya. Targetnya untuk sukses tidak kunjung tercapai menimbulkan gejolak perasaan berupa perasaan bahwa ia melakukan hal yang sia-sia dan tak berguna.
Putus asa pendeknya.
Lalu, kalau sudah begini, ia tidak akan memiliki minat lagi untuk mencari ide. Sindrom “kehabisan ide” akan menetap dalam dirinya selama ia berpikir demikian. Pertanyaan dan ketakutan bahwa usahanya akan terbuang percuma tidak lagi memberikan dorongan yang cukup untuk meneruskan usahanya.
Saran : Sejak awal memulai kegiatan blogging, seharusnya disadari bahwa ngeblog bukanlah cara cepat menjadi kaya atau terkenal. Butuh banyak perjuangan dan kemauan untuk menempuh jalan berliku. Jangan berharap bahwa kesuksesan akan diberikan di atas nampan emas. Itu namanya mimpi.
Kalau memang merasa semua sia-sia, tinggalkan saja. Tidak ada orang yang memaksa Anda untuk ngeblog, Anda sendirilah yang menginginkannya. Tidak akan ada juga yang akan berusaha menghentikan Anda untuk berhenti.
It is your call, mate. Ini adalah hal yang harus Anda putuskan. Mau berhenti atau jalan terus. Kalau mau berhenti, selesai sudah, kalau mau berlanjut, hentikan keluhan dan terus berjuang.
Itulah kawan, lima kondisi psikis penyebab seorang blogger kehabisan ide.
Dunia tidak akan pernah berhenti menjadi sumber inspirasi bagi manusia. Terlalu besar dan penuh dnegan berbagai hal. Tidak mungkin ia tidak menyediakan.
Kehabisan ide lebih kepada pribadi sang blogger atau penulis. Kondisi-kondisi seperti di atas merupakan penyebab utama blogger “seperti” tidak menemukan ide bagi tulisan-tulisannya, sindrom “kehabisan ide”.
Oleh karena itu, seorang blogger harus mampu, bukan hanya menulis, tetapi juga me-manage dirinya sendiri agar kondisi psikis nya tetap berada dalam keadaaan seimbang. Ia harus bisa membuat sinkron antara kehidupan di dunia nyata dengan target dan kehidupannya di dunia maya.
Tanpa itu, sindrom kehabisan ide akan terus menjadi hantu bagi para blogger, termasuk Anda dan saya.