Bercita-citalah setinggi mungkin, berusahalah sekeras mungkin

Sebagai seorang blogger, saya juga memiliki sebuah cita-cita. Mungkin kebanyakan orang akan memandang saya sebagai orang aneh dan seperti tidak memiliki pikiran kalau mereka tahu apa cita-cita tersebut.

Saya bercita-cita agar suatu waktu saya bisa hidup dari ngeblog. Suatu saat saya menginginkan agar tidak perlu lagi pergi ke kantor dan bekerja orang lain dan hanya perlu duduk di depan meja komputer di rumah untuk menulis artikel buat pengisi blog.

Gila? Aneh?

Tak apalah, tetapi memang itulah keinginan saya untuk masa depan.

Bukan. Bukan karena di pekerjaan saat ini gajinya tidak mencukupi. Justru, kalau dihitung ulang, penghasilan tiap bulan dari kantor ini jelas sangat mencukupi dan bahkan membuat saya bisa berbagi dengan banyak orang. Sama sekali bukan itu alasannya.

Yang menjadi pendorong utama saya terjun dalam dunia blogging adalah sebuah rasa bosan dan jenuh yang semakin hari semakin besar. Sudah lebih dari 21 tahun kehidupan sebagai orang gajian dijalani. Berangkat pagi pulang petang adalah rutinitas.

Perasaan jenuh dan bosan seperti tidak kunjung berhenti menghampiri setiap bangun pagi. Rasa terbebani sepertinya semakin lama semakin berat.

Sebelum Anda memberi nasehat tentang upaya “Mencintai pekerjaan”, saya beritahukan bahwa hal itu tidak akan berlaku untuk saya. Berulang kali saya sudah mendengar dan bahkan menasehati pegawai-pegawai baru untuk mencintai apa yang mereka lakukan supaya rasa nyaman dan senang timbul di dalam hati.

Tetapi, ternyata setelah puluhan tahun bergelut di dunia yang itu-itu juga, menghilangkan rasa jenuh dan bosn hanya dengan berusaha mencintai pekerjaan adalah sebuah hal usang. Saya bisa memberikan bantahan yang lebih banyak.

Apalagi, setiap hari saya harus menempuh perjalanan pulang pergi hampir 4 jam. Bisa dikata waktu saya habis di jalan. Ketika masih muda, hal itu bukanlah sebuah masalah besar. Fisik masih terasa segar dan mampu melakukannya tanpa keluhan. Tetapi, setelah menjalaninya selama lebih dari dua puluh tahun, mau tidak mau usia tidak bisa ditipu.

Rasa capek, pegal, sering membuat saya harus terkapar sesampai di rumah. Capek banget. Padahal terkadang sang mantan pacar tercinta ingin juga bertemu dengan suaminya untuk sekedar bercerita tentang hari ini. Belum lagi, sang ABG yang kadang ingin menanyakan soal PR dan bercerita tentang sekolahnya. Sayangnya, dengan kondisi yang terlalu capek, semua itu tidak bisa terpenuhi.

Itulah mengapa, saya bercita-cita untuk mendapatkan sumber penghasilan yang lain, dari ngeblog. Dalam mimpi saya, kalau penghasilan dari menulis dan ngeblog bisa mencukupi kebutuhan hidup seperti sekarang, maka saya tidak perlu lagi tergantung secara finansial pada orang lain, perusahaan dimana saya bekerja sekarang.

Dengan begitu, saya akan bisa berdiri sendiri dengan waktu luang yang banyak untuk dihabiskan dengan keluarga. Bayangkan saja kalau saya sudah bisa bekerja di rumah, maka saya tidak perlu menghabiskan waktu di atas kereta 4 jam setiap harinya. Kerjapun bisa di dekat orang-orang yang saya sayangi itu. Saya ingin bekerja di rumah.

Itulah cita-cita saya.

Bagi Anda, cita-cita itu mungkin terdengar gila dan aneh. Di saat banyak orang berlomba-lomba ingin meniti karir dan bekerja di perusahaan ternama, saya justru ingin meninggalkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan.  Belum lagi prospek penghasilan dari ngeblog, terutama di Indonesia, masih sangat jauh dari menjanjikan.

Memang, saat ini masih sangat jauh dari menjanjikan.

Tetapi, bukankah setiap manusia harus memiliki cita-cita? Bukan hanya anak kecil yang harus punya cita-cita, setiap manusia berapapun umurnya, harus terus merubah cita-citanya dengan sesuatu yang “lebih baik”. Dengan begitu ia akan terus terpacu untuk mendapatkan sesuatu dan tetap hidup.

Begitupun saya. Meskipun sudah berusia 46 tahun, saya tetap memiliki cita-cita. Hidup dari ngeblog adalah cita-cita saya saat ini. Meskipun berat, hal itu ternyata bisa memacu saya untuk terus berkarya dan mencoba menggapai mimpi tersebut.

Ada kemungkinan gagal? Jelas ada.

Namanya juga usaha. Tugas dan target saya adalah memastikan hal tersebut tidak gagal diraih. Kalaupun tidak bis seratus persen, 80% juga tidak masalah. Kalau saya bermimpi menggapai bintang, lalu saya bekerja sekeras mungkin, hasilnya mungkin tetap saja saya tidak bisa mencapai bintang karena terlalu tinggi. Tetapi, mungkin dengan itu saya bisa mencapai bulan atau genteng rumah tetangga.

Disebut gila, aneh, bukanlah sebuah masalah. Kenyataan yang ada banyak orang bisa hidup dari ngeblog. Lalu, mengapa saya tidak bisa. Kalau saya bekerja sekeras dan secerdas mereka, suatu waktu pasti hasilnya akan bisa dinikmati.

Suatu waktu, Anda bisa menemukan saya hanya duduk di depan komputer di rumah, dan belum mandi menulis artikel dan menunggu datangnya penghasilan saja. Tidak ada lagi berangkat pagi pulang malam dan penghasilan pas-pasan.

Bila saat itu datang, saya pastikan Anda tahu tentang keberhasilan saya mencapai cita-cita dengan menulis.

Leave a Comment