Selamat Akhir Pekan Kawan MM!
Jadilah orang besar dan kaya, maka biasanya dengan begitu kekuasaan akan ikut datang menemani. Semakin besar dan kaya kamu, semakin takut orang lain akan menilai Kawan MM.
Itu kata saya saja.
Cuma memang tidak terhindarkan rasa itu hadir ketika membaca sebuah request lagi dari Bang Martin Karakabu yang masuk beberapa hari lalu. Ia menanyakan boleh tidaknya mengulas blog (orang lain) tanpa seizin bloggernya, pemiliknya.
Hal itu dikaitkannya dengan penalti dari Google dan itu membuatnya galau.
Begini katanya.
Penalti Google
Mengapa segala sesuatu terkait website/blog/artikel di dunia maya selalu dikaitkan dengan hukuman dari Google? Apakah mereka penguasa semesta internet sehingga harus ditakuti? Apakah tanpa Google sebuah blog/website akan mati begitu saja?
Kenapa harus galau dan ketakutan?
Faktanya, tidak terhitung website dan blog berisikan hasil yang tidak senonoh saja masih kebanjiran pengunjung.
Yang harus diperhatikan sebenarnya bukanlah sanksi dari Google, tetapi aturan atau hukum yang berlaku. Hukum-hukum itu dikeluarkan oleh pemerintah dan badan yang berwenang, bukan perusahaan individu pencari untung.
Hukum itulah yang mengikat kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Sanksi dari pelanggaran terhadap hukum itulah yang haris dihindari, sepertu UU ITE atau UU Pers. Bukan aturan yang ditetapkan sebuah perusahaan.
Bagaimana kalau Google memperbolehkan, tetapi hukum positif melarang? Akankah kita tetap menuliskannya?
Bolehkah mengulas blog tanpa izin bloggernya?
Terkait boleh tidaknya membuat tulisan bersifat tinjauan, ulasan sebuah blog, sebenarnya cukup dengan mengajukan beberapa pertanyaan sejenis. Cukup ganti kata blog dengan beberapa obyek lain, seperti
- Boleh kah membuat ulasan atau tinjauan buku?
- Boleh kah membuat ulasan atau review tentang film?
- Boleh kah membuat ulasan tentang akomodasi/hotel?
- Boleh kah membuat tinjauan tentang tempat wisata?
- Boleh kah membuat ulasan tentang restoran?
Apa jawaban Kawan MM?
Kalau segala sesuatu dikaitkan dengan izin dari yang punya, maka tidak ada website Zomato yang isinya penuh dengan review atau ulasan makanan/resto. Iya kan? Goodreads tidak boleh hadir karena mayoritas tinjauannya dilakukan tanpa meminta izin penulis dan penerbitnya.
Rubrik surat pembaca di media cetak harus dihapus karena tanpa seizin yang diulas.
Tidak akan ada review atau pandangan yang jujur terhadap sebuah produk, baik berupa karya tulis atau produk bentuk apapun karena pasti diarahkan oleh yang punya produk. Meminta izin memberikan kewenangan pada mereka untuk menonjolkan hal-hal yang baik saja.
Bahkan, pada akhirnya, yang beredar di dunia maya adalah ulasan buatan dan artifisial saja, cenderung menjadi promo pada titik ekstrimnya.
Pandangan bahwa segala sesuatu harus meminta izin sama saja dengan menafikan keberadaan pasal tentang kebebasan berpendapat dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia dan Konstitusi Indonesia, UUD 1945.
Ulasan atau tinjauan adalah sebuah “pendapat” dan pandangan pribadi dari seseorang terhadap sesuatu hal. Tinjauan resto lahir dari pengalaman mereka yang datang ke tempat itu dan mengalaminya sendiri. Ia menceritakan pengalamannya dan kemudian opininya kepada publik.
Salah? Ya tidak sama sekali. Tindakannya dijamin undang-undang.
Blog adalah sebuah karya tulis/fotografi, tidak bedanya dengan buku atau film. Jadi, berdasarkan hukum yang berlaku, setiap orang bebas dan berhak mengemukakan opininya tentang blog itu dalam berbagai bentuk, termasuk sebuah tulisan berupa ulasan atau tinjauan.
Kalau Google menerapkan penalti terhadap yang melakukannya, jawaban saya “Go to hell“. EGP.
Itu “kalau” karena saya yakin bahwa orang-orang disana tidak sebodoh itu dengan mengabaikan hukum yang berlaku.
Apakah membuat ulasan blog bisa terkena sanksi Google?
Logika di atas membuat saya mempertanyakan , “Apakah data yang disampaikan betul bahwa kalau ulasan blog akan terkena hukuman dari si raksasa mesin pencari?”
Hukuman apa yang biasa dikenakan Google kalau sebuah blog melanggar aturan? Jawabannya dihilangkan dari SERP atau di-deindex dari database mereka. Betul kan? Itu yang ditakuti oleh para blogger.
Pengalaman :
Hal itu tidak terjadi. Saya sendiri sudah berulangkali menulis ulasan tentang blog dan hasilnya, justru dari sana, saya mendapatkan pengunjung dari mesin pencari Google.
Tidak percaya? Coba baca tulisan sebelumnya berjudul “Membuat Blog Review Bisa Mendatangkan Pengunjung“. Di sana saya menampilkan data Google Search Console terhadap pencarian beberapa nama blog yang pernah saya bahas, seperti Kang Ismet atau Creameno.
Pengunjung ada yang masuk blog ini dari mesin pencari.
Masih tidak percaya? Coba lihat hasil pencarian terhadap kata kunci Maniak Menulis di mesin pencari Google (bukan Yahoo dan Bing yah) hari ini. Iya hari ini saat tulisan ini dibuat.
Tulisan lama dari Kang Nata di Asikpedia masing anteng saja nongkrong di sana. Begitu juga beberapa tulisan dari kawan-kawan blogger yang lain.
Terkena sanksi Google? Jelas tidaklah. Tidak mungkin kalau terkena sanksi Google bisa nangkring di halaman pertama SERP.
Mitos ?
Logika dan pengalaman saya mengatakan berbeda dalam urusan tentang ulasan sebuah blog.
Jadi, saya mempertanyakan dulu informasi yang disampaikan. Ada dua poin yang sebenarnya mudah sekali untuk dicek dan dibuktikan, keduanya ada pada bagian di bawah ini :
Berkaca dari peristiwa templete viomagz milik mas Sugeng yang direviuew di blog yang lain lantas kenah deh, pinalti google. Semua blog yang reviuew templete mas Sugeng dilaporin. Setelah dikonfirmasi ternyata bukan mas Sugeng pelakunya.
Betulkah ulasan atau review terkait template Viomagz kena penalti Google?
Saya berikan saja buktinya di bawah ini.
Ulasan atau review template itu masih nangkring di halaman SERP, sesuatu yang tidak akan terjadi kalau memang tulisan ulasan dilarang oleh Google.
Di bagian atas saya sudah katakan bahwa Google tidak sebodoh itu. Tulisan bersifat ulasan sangatlah informatif dan membantu banyak orang. Lalu, kenapa mereka harus mengenakan hukuman pada pembuatnya hanya karena masalah izin dari pemiliknya, yang tidak pernah diatur dalam hukum?
Pernyataan dari Bang Martin Karakabu sendiri mengandung kesalahan yang sangat mungkin disebabkan karena terlalu banyaknya gosip tak jelas dan desas desus. Semua itu sudah biasa terjadi di dunia nyata dan kalangan blogger sendiri. Lha ya wong banyak blogger senang menjadi penyebarnya kok.
Betulkah mas Sugeng tidak melaporkan tulisan review? Orang lain, Siapakah dirinya? Darimana informasi itu berasal?
Saya tidak tahu siapa yang “mengkonfirmasi” dengan mas Sugeng, apakah Bang Martin yang melakukannya? Ataukah, dia hanya mendapatkan “cerita” dari kawan dari teman kawannya yang kebetulan teman dari teman saudaranya mas Sugeng?
Pernah menggunakan mesin pencari Google? Kalau Kawan MM perhatikan, sering di bagian bawah terdapat sebuah paragraf dimana terdapat beberapa link hidup yang bisa diklik.
Di dalam paragraf itu ada dua link hidup “Keluhan”. Coba saja klik link itu. Sebuah halaman berisi penjelasan tentang mengapa Google melakukan “take-down” dari halaman SERP terhadap sebuah atau beberapa website akan tampil.
Apakah bisa orang lain (yang tidak berkepentingan) mengajukan pelaporan? Menurut saya sih tidak bisa karena dulu saat saya mengajukan keluhan terhadap beberapa website yang meng-copy secara utuh blog-blog saya, ada beberapa poin lain yang ditanyakan selain yang dicantumkan. Pengajuan klaim seperti ini harus dilakukan orang yang berkaitan langsung.
Apa asumsi saya?
Data yang ada adalah
- tulisan bersifat ulasan blog (tanpa pemiliknya tahu) tidak terkena penalti Google (kalau semua tulisan bersifat ulasan, seharusnya, tidak ada lagi tulisan ulasan blog yang nangkring di SERP)
- hukum tidak melarang
- mas Sugeng mengajukan pelaporan pada DMCA permintaan “take down” banyak website karena pelanggaran hak cipta (bukan karena ulasan blog)
Mau tahu asumsi saya?
- sumber informasi Bang Martin tidak benar dan tidak berdasarkan fakta
- Mas Sugeng kalau ditanya “Apakah pernah membuat pelaporan untuk meminta take down tulisan review templatenya“, ya pasti menjawab tidak pernah karena ia melaporkan banyak website ke DMCA karena masalah hak cipta produk templatenya
- Kalau saya jadi Mas Sugeng, dan saya yakin jalan pikirannya sama, “Mengapa harus men-take down tulisan yang membantu kepopuleran produk yang saya jual?” Masuk akal? Ya sangat tidak masuk akal
Dugaan saya, Bang Martin bertanya, atau kawannya kawan dari kawan Bang Martin bertanya kepada kawan dari teman kawannya dari kawan Mas Sugeng, kepada “seseorang” yang sebenarnya tidak membuat ulasan review template Viomagz.
Ia sebenarnya membuat tulisan yang berisi link download gratis template Viomagz mas Sugeng. Tentunya terkena sanksi karena merupakan pembajakan dan tindakan yang melanggar hukum. Cuma, karena tentunya ia tidak enak menjelaskan yang sebenarnya bahwa ia melakukan “kejahatan”, maka ia hanya menjelaskan, “Tahu tuh, tulisan saya padahal hanya bersifat review dan ulasan saja tapi di-take down oleh Google“.
Cuma, karena dia tidak mau melibatkan mas Sugeng, ia mengatakan, “Bukan mas Sugeng tapi yang melakukan pelaporan“. Takut memfitnah.
Dan, kemudian kisah ini menyebar dari mulut ke mulut tanpa cek dan recek. Hasilnya sebuah mitos baru yang berkembang dan pada akhirnya sampai ke Bang Martin seperti itu.
Kesimpulan
Jelaskan kesimpulan penjelasan dari pertanyaan Bang Martin di atas? Tapi kalau saya boleh susun, maka prioritas jawabannya adalah
1> Cek dan recek data sebelum percaya : tidak susah karena mesin pencari Google (si Kejam) ini bisa dipergunakan untuk menghindari hoaks dan informasi tidak terpercaya
2> Pakai logika dan pengetahuan kita untuk mengolah dan mempertanyakan sesuatu
3> Yang terakhir, saya cuma bisa bilang, tulisan ulasan, review, tinjauan, blog atau artikel tidak pernah dilarang, baik oleh hukum positif atau “hukum” si Raja Mesin Pencari, Google
Cukup kan?
CUKUUUUUPPPP PAK GURU 😂
Saya rasa review bloggers itu sangat menarik, seperti yang biasa mas Anton dan mas Satria lakukan 😁 Itu mas Satria bahkan sekarang kayaknya lebih dikenal sebagai bloggers reviewers yang totalitas tanpa batas 😆
Dan menurut saya, Google nggak akan sekejam itu sampai kasih pinalti ke blog-blog yang mereview blog lainnya. Though ini hanya pendapat asal saya 🙈
Baik nak… hahahaha
Iyah, saya juga kagum sama Kang Satria dan keseriusannya membuat ulasan blog. Jenaka, tapi hasil karyanya menunjukkan dia serius saat melakukannya.
Saya pikirjuga begitu kok Eno. Rasanya tidak mungkin si Google mematikan angsa bertelur emas seperti itu mengingat kontennya sangat informatif.
Iya masa nggak boleh ya.
Bisa-bisa pakai UU ITE sekalian..pasal pencemaran nama baik..
Misal dibilang blogger minder…😁😁😁
Wakakakakakak… bilang orang minder berarti kena ITE yah…
Makasih ketawanya Pheb…
Kok kayak Ani ya say?
CUKUPPPP ROMAAAA! wakakakkakakaka
Review blog atau apapun itu tentu saja membantu dalam hal promosi, jadi ya tidak perlu ijin dulu ya gapapa, malah yang punya blog seneng kok. Saya pun beberapa kali tahu blog yang menarik karena ada teman blogger yang saya kenal itu ya mereview blog tersebut, ibarat ketemu jodoh ya si reviewer ini kaya makcomblangnya lah hehehe.
Yap saya setuju juga mungkin emang ada yg ga enak ngomong kalo dia ngebagiin template viomagz gratis eh jadi bilangnya cuma review, ngeles dikit gitu hehehe. Kalo emang ngebajak gitu mah ya udah pasti bakal kena karena udah masalah hak cipta.
Suka banget pak sama penjelasannya,hehehe. Oh ya apakabar pak Anton? Semoga pak Anton dan keluarga sehat selalu ya.
Holaaaa… Mas Ilham kemana ajah? Lama tidak melihat tulisan baru di blognya. Sudah kembali kah, saya tadi langsung kesana dan ternyata ada tulisan baru.. ehhhmm.. nostalgia ni yee…Gimana kabar mas dan keluarga? Semoga sehat sehat selalu yah..
Betul mas, saya berpendapat juga gitu. Menguntungkan kok…
Nah, itu yang saya duga karena rasanya tidak sesuai dengan fakta yang saya temukan.
Ola Kak Anton 🤸🏻♀️🤸🏻♀️
Menurutku juga boleh-boleh aja menuliskan ulasan blog, sama seperti menulis ulasan lainnya, tapi tetap harus sesuai dengan UU ITE dan jangan menulis ulasan yang bersifat menjatuhkan karena ini tida bae 😣
Sama seperti yang Kak Eno katakan, aku pribadi juga cukup enjoy membaca ulasan blog, bahkan awalnya aku kaget bahwa ternyata blog juga bisa diulas 🤣. Membaca ulasan blog, apalagi ulasan blog Kak Satria, bisa sangat menghibur karena sang blogger juga ikut diulik abis-abisan oleh Kak Satria 🤣
Ola Lia.. Pakabar..?
Iyah, menurut pandangan saya juga begitu..Pasti harus tetap mengacu pada hukum yang berlaku karena itu patokan dasarnya. Kalau menjatuhkan, ya bisa terjerat oleh hukum yang ada.
O ya… kalau boleh tanya, Lia mau blog siapa yang diulas lagi neh?
Kabar baikkk. Kak Anton, apa kabar? 😁
Kalau boleh, aku ingin blog Kak Ikrom, Kak Eya dan Rahul untuk diulas 😁
Baik baik Lia..
Boleh..#dicatat dan dimasukkan ke daftar dulu yah sudah ada 2 atau 3 nama sebelumnya. Hahahaha… Insya Allah dikerjakan
Lengkap sekali pembahasan Mas Anton. Menurut ku juga sah-sah saja untuk memberikan review asal tidak melakukan tindakan seperti plagiat atau bahkan seperti yang Mas Anton bilang, yaitu pembajakan.
Toh.. terkadang ketika kita menginginkan sesuatu, cari dulu ulasannya dari Google. Biasanya ulasan tersebut menjadi refrensi buat kita memutuskannya. Seperti yang Mas Ilham bilang, itung-itung bagian dari promosi. Bahkan adanya review juga membuat kita seperti mendapatkan feedback, entah dalam hal menulis (jika review blog) atau bahkan peningkatan usaha (jika review seperti produk, makanan, dsb).
Setuju sama poin pertama kesimpulan Mas Anton. Butuh CEK! jangan sampai kita malah jadi penyebar hoax. Niiat nya mau berbagi info yang terkesan akurat, eh malah berujung jadi hoax.
Yup… memang menurut saya juga tidak masalah membuat review blog. Mas Ilham memang betul itu bisa merupakan promosi yang bagus bagi sebuah blog. Begitu juga dengan apa kata Devina, kalau bloggernya mengambil sudut pandang positif, bisa menjadi feedback yang mengarah kepada perbaikan.
Iyah, makanya kata CEK dan RECEK saya taruh di yang pertama karena kebanyakan orang tidak mengecek dulu informasi yang didapatnya. Langsung ditelen dan jadilah Hoax..
Makasih ya Dev… semangat dengan rambut barunya.. wakakakaka
Wadidawww, terima kasih Pak Anton karena sudah menampilkan SS Judul tulisan saya. 🙂 padahal isi tulisannya cumaaaa…… yahh gitu deh, hahaha…….
Ngak menyangka sih ternyata google menempatkannya di urutan pertama. 🙂 Trim’s guugel dan Pak Anton. 🙂
Kok makasih.. hahaha saya memang perlu dan butuh buat tulisan ini kok.. jadi ya memang harus ditampilkan apa adanya.
Makasih ke Google aja deh..
Kalau review yang menjatuhkan mungkin saja bisa nggak Pak?
tapi saya setuju banget, pertamaaaa…
Siapa coba yang kurang kerjaan melaporkan ke google selain yang berkepentingan.
Kedua….
Dikira mudah apa lapor-lapor ke google itu?
Saya pernah coba berkali-kali, melaporkan blog yang copas artikel saya sampai ratusan, yang ada google minta data yang lengkap dan terakhir minta surat dari pengacara yang membuktikan bahwa tulisan itu milik saya, dan orang itu copas, bukan sebaliknya..
Duuuhhh pengen saya teriakin tuh yang balas laporan saya.
Seriuosly?
Google yang keren ini semalas itu?
Tinggal ngecek aja kan isi blog saya, bandingkan dengan blog yang copas itu?
Nanti juga ketauan siapa yang copas.
Jadi aneh sih kalau ada orang yang laporin review template langsung take down.
nah kalau melanggar hak cipta, masuk akal banget.
Itu mah langsung segera ditake down.
Dan iyes banget, mereview mah nggak bilang-bilang itu juga oke banget, justru malah lebih terasa natural 😀
Review bisa bagus bisa jelek. Kebanyakan sih yang bagus, tetapi yang jelek pun pada dasarnya tetap review dan diminta untuk take down alasannya malah ga nyambung. Kupikir di zomato dan lain-lain tidak selamanya review itu selalu bagus, tetapi tetap tidak mengabaikan sifat promosinya, alias memperkenalkan kepada orang lain (cuma dari sisi buruk)
Iya Rey makanya aku nda kebayang ada orang iseng laporin masalah seperti ini tanpa dasar. Bener juga tidak mudah karena saya sendiri mengalamninya.
Ketauan yang tukang mereview nih.. hahahaha
Wah mas Anton keren bangat, apa yang saya ragukan terjawab. Setidaknya pendapat pribadi saya yang belum terungkap bisa dikuatkan melalui artikel ini.
Terima kasih banyak mas Anton
Oh ya, benar juga cek n ricek, soalnya sudah keburu takut duluan mas. Tetapi pelajaran penting dari tulisan ini ada dua.
Pertama pastikan kebenarannya
Kedua tentang reviuew yang jujur…
Terima kasih mas Anton atas pencerahnnya. Lengkap, tuntas dan full data…
Tepuk tangan hehhee, salam sukses mas. Tetap semangat dan terus memberi inspirasi.
Hahahaha.. makasih kembali mas. Senang saja kalau ternyata penjelasan saya bisa terpakai.
Nggak usah tepuk tangan mas.. kirim angpau sajah.. sudah cukup wakakakaka
Happy blogging mas dan teruskan berkarya karena saya yakin banyak yang menanti tulisan Bang Martin..
Pas awal baca, aku udh sempet kuatir apa review tanpa izin yg srg aku lakuin terlarang 😅. Tapi bener sih, kalo dilaranag, gimana ceritanya ada Zomato, pergikuliner dan berbagai aplikasi yang memuat testimoni user’s bisa bertahan sampe skr :D.
Dan jgn sampe review dari mas satria menghilang, secara itu lucu kok 😂😂. Jarang ada blogger mereview blogger lain, dan lebih menekankan pada fashion police 😅.
Tapi ngomong soal review, aku skr ga sekeras dulu menulis review mas. Dulu mau jelek mau bagus, semua aku tulis. Sampe pernah dapet komplain dan ancaman dari anonymous yg ga seneng baca review negatif yg aku tulis 😅. Komennya sih lgs aku tendang ke spam Krn kasar. Tapi jd mikir aja, apa aku terlalu kasar dan blak blakan yaaa. Sejak itu aku agak LBH halus sih :p. Dan jadi cendrung males nulis reviewnya kalo memang ga sreg. Mnding nulis tempat yg bagus, tanpa menutup minus poinnya kalo memang ada 😁..
Haaahhh.. kenapa kuatir Fan.. wakakakak.. yang saya jelaskan cuma opini loh. Masa sampai membuat khawatir.
Terus terang kalau baca blog luar negeri pun, ulas mengulas blog itu juga suatu hal yang biasa kok. Bahkan ada yang membahas Google dan tidak dibanned. Jadi rasanya sih tidak mungkin juga kalau tulisan bersifat ulasan dikenakan sanksi oleh Google.
Nah, itu dia… wakakakakak terus terang saya juga terhibur dengan ulasan Kang Satria Salju kok… ngakak full kalau bacanya..
O ya.. kalau saya sih milih nya, kalau memang saya tidak sreg dengan si tempat itu, saya pilih tidak tuliskan. Bukan karena takut dikasarin orang, tetapi karena saya terpaksa mikir juga, kalau imbas dari tulisan saya membuat orang tidak mau datang ke tempat itu, ada beban moral juga. Dan, itu belum bisa saya hadapi.
Betul Fanny, saya juga begitu. Kalau yang jelas bagus dan paling kekurangan sedikit-sedikit mah bisa disampaikan. Tapi, aku suka baca tulisan Fanny yang rasanya lebih “berani” dalam hal mengulas kalau dibandingkan saya. Pembaca lebih bisa membayangkan kekuatan dan kelemahannya, seperti soal handuk bolong itu.. hahaha teliti banget dikau..
Hahahahah…
nahhh pas baca ini jadi mikir, lah iya wong ada review mengenai hal-hal yang informatif kok bisa di kick ya dari google.
aku jadi bingung hahaha
mungkin melarang copyright penulis kali ya, kalau andaikata mas sugeng itu adalah aku, aku akan baik baik saja blogku diulas mereka mereka
Iyah.. rasanya sih tidak mungkin Nun. Lah ya menguntungkan semua pihak. Google senang, yang nulis senang, yang diulas bahagia.. Klop…
Bener.. kalau saya sih diulas, mau jelek atau bagus mah tetep seneng, soalnya kan berarti ada yang memperhatikan, iya nggak?