Selamat Malam Kawan MM!
Kayaknya, banyak yang bakalan tidak setuju dengan pernyataan dalam judul di atas. Banyak yang akan mengerutkan kening dan bertanya, “Kok bisa sih disamakan antara tidak punya ide dan terlalu banyak ide?”
Mana mungkin? Dalam dunia perbloggingan, pastinya memiliki “terlalu banyak ide” itu dianggap lebih menguntungkan dibandingkan kalau kepala kosong tanpa ide. Padahal, sebenarnya tidak selalu demikian.
Ada satu prinsip sederhana, tetapi susah dibantah kebenarannya. Sesuatu yang “terlalu” itu tidak pernah baik. Bahkan, sesuatu yang baik saja, kalau dilakukan secara berlebihan, hasilnya tidak akan bagus. Kalau mau contohnya, garam itu baik dan dibutuhkan oleh tubuh manusia, tetapi “terlalu” banyak garam, selain makanan keasinan, penyakit darah tinggi pun bisa hinggap.
Iya nggak? Itu “garam” yang mengandung elektrolit dan dibutuhkan badan manusia untuk hidup.
Begitu juga kalau terlalu banyak ide. Hasilnya bukan kita semakin produktif, tetapi justru bisa menjadi penghalang yang sama berbahayanya dengan “terlalu tidak punya ide” (jangan ditiru bahasa kacau balau seperti ini).
Kok saya bisa bilang begitu? Yah, bukan sombong, tetapi saya bisa digolongkan sebagai orang yang kepalanya selalu penuh ide terkait blogging (seperti ide tulisan).
Mau tahu hasilnya?
Jadi serakah
Tahu berapa blog yang saya punya? 14? Sebenarnya lebih dari itu. Saya pernah punya 30-40 blog dengan berbagai macam tema, menggunakan WordPress dan Blogspot.
Hasilnya ? Luar biasa berantakan dan kacau balau karena dengan begitu banyak blog bersanding dengan waktu yang sangat sedikit dan tenaga yang tidak mencukupi, semua jadi berantakan.
Semua itu berawal dari setiap ide yang ada di kepala diwujudkan menjadi sebuah blog. Teorinya semakin banyak blog semakin banyak potensi mendulang uang.
Kepusingan ini baru teratasi setelah saya memutuskan untuk menghapus sebagian besar blog yang ada. Ada yang digabungkan dan ada yang benar-benar dihilangkan beserta isinya.
Itu contoh pertama kejelekan karena terlalu banyak ide, saya menjadi serakah. Apakah 14 blog ini akan terus begini? Mungkin ya mungkin tidak. Sejauh ini meski tetap agak kerepotan, saya melihat mesin berjalan normal.
Tidak Fokus
Kalau tidak punya ide tulisan, seorang blogger biasanya hanya menatap layar monitor dan bengong karena tidak tahu mau menulis apa.
Kalau terlalu banyak ide? Ternyata sama saja. Bukan sekali dua kali saya kebingungan sendiri harus menggunakan ide yang mana. Mana yang harus didahulukan dan dijadikan tulisan? Bengong juga.
Kalaupun menulis, sebenarnya terkadang, tetapi kepikiran, “Waduh, cepetan ah, biar bisa menulis ide yang satu lagi”. Ujungnya, kerap saya juga tidak fokus pada apa yang dikerjakan.
Untungnya, saya akhirnya menemukan cara pemecahannya, yaitu “skala prioritas”. Saya buat jadwal dan menetapkan ide mana dulu yang harus diolah dan dikerjakan.
Salah satu contohnya juga adalah setelah migrasi, saya punya banyak ide tentang setiap blog. Namun, saya kemudian memutuskan fokus pada 2-3 blog saja dulu dan “mengorbankan” (menunda) penanganan blog yang yang lain.
Itulah salah satu alasan mengapa saya membuat “Papan Ide” seperti di bawah karena saya membatasi arus ide yang harus dikerjakan. Satu persatu sampai selesai baru kemudian melangkah lagi ke ide yang lain.
Kehabisan waktu
Pada akhirnya, saya sebenarnya termasuk orang yang banyak membuang waktu karena kebanyakan ide.
Bagaimana tidak? Belasan blog yang dihapus sudah ada isinya semua, sudah menyetting template, dan berbagai hal lainnya. Semua akhirnya “terbuang” karena saya tidak fokus pada tujuan dan terlalu memanjakan “ide”.
Jangan tanyakan juga waktu yang dihabiskan untuk memikirkan ide tulisan mana yang harus didahulukan. Tidak banyak bedanya juga dengan waktu saat mencari ide.
♣♣♣♣
Tidak ada sesuatu yang “terlalu” yang bagus. Everybody has their own struggle, semua orang punya masalah sendiri-sendiri.
Orang lain mungkin sedang bergulat dan pusing karena kekurangan ide, tetapi tidak berarti saya bebas masalah karena punya ide banyak. Seringkali hal itu menjadi sebuah masalah tersendiri dalam perjalanan saya sebagai blogger.
Hanya saja, saya terus berusaha mencari titik keseimbangan dan cara memanage ide-ide yang kadang terlalu liar di kepala agar tidak mengganggu dan tidak terbuang percuma.
Cuma, hal ini tidak nampak dari luar. Oleh karena itu, seringnya saya disebut keren dan hebat karena punya begitu banyak blog. Padahal, saya sebenarnya sering sedang pening banget.
Jadi, kalau boleh saran kepada Kawan MM, yang akan saya sarankan adalah fokus pada diri sendiri saja. Jangan bandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena seperti membandingkan mana yang lebih enak antara apel dan duren.
Tidak pas.
Fokus pada diri sendiri, kalau ada masalah, pecahkan sesuai dengan arah dan tujuan yang sudah dibuat. Jangan memakai teori orang lain hanya karena orang itu terlihat “hebat” dan “keren” karena sebenarnya kita tidak pernah tahu kesulitan yang dihadapinya.
Termasuk dalam hal ini, teori yang saya sampaikan ini. Buang saja kalau memang tidak pas dengan pemikiran Kawan MM.
Terlintas, kenapa tidak di recycle saja tulisan lama yg ada di blog2 yg diterminasi mas? Sehingga tdk tersia-sia..
Tidak sesuai niche atau bisa tidak bagus bila dibaca sebagai copy oleh google ?
#nyimak
Tidak tersia-sia kok Pheb.. Setidaknya, sebagian yang memang masih sesuai dengan tema-tema blog yang tersisa dipindahkan dan diterbitkan ulang di blog-blog itu.
Yang temanya tidak sesuai (ada beberapa yang memang tidak nyambung sama sekali), ya dihapus daripada harus merusak tema blog lain yang ada. Mau tidak mau harus dihilangkan.
Emang siapa Google.. hahaha nggak mikir soal ke sini Pheb. Sebagian ada yang temanya agak “liar” karena saya benar-benar jadi ronin di dalamnya, ya tidak mungkin diterbitkan ulang.
Cuma tetap ada ide-ide yang kemudian dikembangkan dan disesuaikan lagi.
#nyimak jangan sambil tidur dong.. 😀
Bener banget ini. Sama aja kayak banyak rencana tapi nggak ada yang terealisasikan 😂 Eh tapi saya jadi penasaran, 30-40 blog itu niche-nya apa aja, Mas Anton? 😯
Nah, kan ada yang sama juga.. wakakakak
Macem-macem Jane.. mulai dari politik sampai hal-hal seperti tentang “pakaian” mengingat saya kerja di bidang tekstil dan pengetahuan yang ada bisa dimanfaatkan. Dulu setiap ada ide menarik langsung saya pisahkan.. hasilnya ruwet sendiri..