Selamat Pagi Kawan MM!
Hujan di Minggu pagi itu membuat orang jadi tidak produktif. Suasananya enak banget dan membuat malas untuk melakukan apapun. Enaknya, ya menarik selimut terus tidur lagi.
Rupanya karena suasananya begitu nyaman, si mood menulis juga malas nongol. Sudah dua hari, hujan sudah rutin menyambangi Bogor, si Kota Hujan. Hasilnya sudah dua hari pula suasananya sama, rasa malas seperti berkuasa banget.
Sayangnya, sebagai orang Bogor yang sudah puluhan tahun menetap di kota ini, saya lumayan sadar kalau situasi yang seperti ini “membahayakan”. Bagaimana tidak? Bogor dikenal sebagai Kota Hujan dan memasuki bulan Desember sampai Januari tahun depan, situasinya akan begini terus. Kalau perasaan malas dituruti, sangat mungkin si mood menulis tidak akan pernah nongol.
Repot kalau saya menunggu si mood datang dengan kemauan sendiri. Bisa-bisa seperti menunggu Godot yang tidak akan pernah datang.
Biasanya sih, kalau sedang tidak pandemi, saya akan menenteng keluar kamera dan berkelana di sekitar Bogor. Refreshing sekaligus mencari ide untuk bahan tulisan. Cuma, sekarang situasi sedang begini, saya memilih tetap di rumah.
Apakah saya menarik selimut dan kemudian tidur lagi? Inginnya begitu, tetapi, hal itu tidak saya lakukan.
Yang saya lakukan adalah :
Ambil kamera dan memotret
Memotret kan tidak selalu harus di luar. Di dalam rumah juga bisa kok.
Memang ada obyek yang menarik? Ya, yang namanya fotografer itu sebenarnya bukan sekedar “mencari” obyek indah dan menarik. Tugasnya adalah menemukan “keindahan” dari obyek apapun. (Walau saya sering gagal juga)
Ia harus bisa berkreasi.
Jadi, daripada tidur, saya ambil kamera dan tripod, kemudian coba menjadi meja kerja, dimana saya biasa mengetik, sebagai “medan” pemotretan.
Hasilnya sih nggak bagus (karena memang sedang suntuk). Namun, saya pikir hal itu lebih bagus daripada saya tidak menghasilkan apa-apa. Setidaknya saya lebih produktif.
Lagi pula, saya seperti sedang memanaskan mesin otak.
Mencari dan Mencatat Ide
Para blogger pasti tahu pentingnya ide. Saya juga, apalagi saya punya 14 blog yang kebanyakan sudah “kelaparan” lupa disuapi. Tanpa ide yang cukup mereka akan terus kelaparan.
Untungnya, meski saya sedang nggak mood menulis, kepala masih lumayan berfungsi dengan baik. Apalagi setelah disediakan sarapan dan kopi oleh si kumendan di rumah.
Jadi, biar masih malas merangkai kata, saya tetap duduk di meja dan kemudian mencatat apapun yang melintas di kepala. Kemudian, saya lanjutkan dengan berkelana di dunia maya, membaca berbagai website dan blog.
Kemudian segala sesuatu yang terasa menarik, saya tuliskan pada potongan kertas yang dibuat dari lembaran kertas tak terpakai. Lantas, saya tempelkan di Papan Ide yang berada di atas meja. Sekaligus, saya coba mengorganisir ide yang ada dan melihat target-target apa yang belum terealisasi.
Memang, kemungkinan ide-ide itu belum segera terpakai, tetapi, setidaknya mereka tidak lagi berkeliaran seenak udel kayak tuyul.
Saya juga sedang membuka buku catatan/agenda lagi untuk melihat ide-ide apa yang tersimpan untuk dikembangbiakan dan dipajang di papan itu juga.
Blogwalking
Daripada tiduran scrolling medsos dan kepo sama urusan orang lain, mendingan saya kembali ke tempat tidur dan menarik selimut. Cuma, ya sama-sama tidak produktif juga.
Saya pikir lebih baik “bertandang” ke beberapa blog teman, setidaknya saya bisa membaca secangkir dua cangkir pemikiran kawan-kawan blogger. Dan, memang lumayan juga hasilnya karena saya pulang membawa beberapa ide.
Terakhir : Menulis
Kata orangtua saya, malas itu harus dilawan dan bukan dituruti. Kalau dituruti bisa bablas dan nggak menghasilkan apa-apa.
Walau kadang saya menikmati juga mengikuti rasa malas, namun saya pikir, benar banget kata bapak dan ibu dulu. Kalau saya terus ikutin rasa malas, ya saya tidak produktif juga.
Setelah memotret, mencari dan mencatat ide, dan blogwalking, biasanya hawa malas sudah berkurang dan si mood ternyata mau memunculkan diri. Tidak banyak, tetapi langsung saya geret keluar.
Caranya? Ya dengan menulis. Biasanya setelah beberapa kalimat, si mood akan kembali muncul dan kepala mulai kembali pada posisi normal. Situasinya malah semakin menyenangkan karena suasana dingin karena hujan turun nyaman untuk menulis dan minim gangguan.
Tulisan ini adalah hasil dari semua tahap yang saya sebutkan di atas.
Oleh karena itulah, saya biasanya selalu mengatakan mood menulis itu jangan ditunggu, tetapi dikondisikan dan dibuat, karena memang kenyataannya mood itu bisa dilahirkan.
Asalkan, si bloggernya MAU.
Kalau tidak ya, mau bagaimana lagi.
Hujan ini memang selalu sukses membuat mood rebahan semakin kencang mas, bawaannya jadi malas hahahahaha. Kalau nggak dipaksa, yakin deh, nggak akan buka laptop seharian 😂 Makanya, saat hujan nowadays saya pakai untuk baca tulisan-tulisan menarik dari manteman, agar mood menulis tetap ada 😁 Meski bacanya tetap sambil rebahan hahahahahahahaha 🙈 Tapi yang penting tetap produktif, kan? 😜
Eniho, daftar ide mas Anton banyak bangetttts, bagi dong satu 😂
Iya Eno… malessss bawaannya… kalau diikuti bener katamu, jadi kaum rebahan terus. Makanya saya maksain..
Haaaa… sedikit dibandingkan 200 draft.. wakakakak 😛
Huhuhuhuh, saya nangis baca ini bapak!
Karena saya, mau hujan kek, panas kek, mager kek, ya tetep kudu bangun, huhuhu.
Kalau saya mager-mageran, anak-anak kelaparan dong, huhuhu.
Jadi, nggak ada ceritanya deh saya bermalas-malasan saat suasana hujan gini.
Yang ada, saya jadi harus sering nyuci, karena stok baju kami memang nggak banyak, dan saya jemurnya dalam rumah, kalau nunggu baju kotor banyak, bisa-bisa di atas kompor pun ada baju basah dijemur wakakakaka.
Jadi ya tetep aja kayak biasanya.
Ya bangun, beberes, mulut berbusa perintahin si kakak, nyapu, buang sampah, beresin tempat tidur, mandi, sholat etc itu.
Memang mama-mamak itu wajib cerewet ya, hahahaha.
Lalu setelah semua beres, nyuapin si adik, mandiin, dan pastikan anak-anak udah nyaman, baru deh saya bisa tidur barang sejam dua jam maksimal 😀
Setelah bangun, pelototin hape, urus medsos, malamnya, baru buka blog, nulis, balas komen, BW dan ninggalin komen.
Jadiiii… sungguh ku iri sama yang punya pilihan bobok atau nulis hiks.
Sudah ah ngeluhnya hahahah.
Intinya setuju banget Bapak!
Semua itu bisa, asal mau.
Bahkan yang punya pilihan, harus mau memilih yang produktif.
Kayak saya juga nggak punya pilihan, tapi tetep dipaksain ngeblog, jadinya lama-lama malah jadi kebiasaan 😀
Entahlah, saya harus mengeluh atau bersyukur ya, karena saya bahkan tak bisa malas pak, alias tak punya pilihan buat malas wakakakakkaaka
Aaahhh dikau mah kalau nggak bawel mewek.. nggak seru cuma ada dua versi.. cari yang laen napeh.. wakakakakakak
Pasti Rey, sama ajah dengan saya kalau harus ke kantor Rey. Mau nda mau kan harus jalan walau kadang nggak nyaman di jalan, bete, nggak mood. Mau nda mau ya harus tetap dilakukan.
Bersyukur Rey.. jangan mengeluh. Toh ngeluh juga nggak ada hasil dan pemecahannya.. Jalani saja.Insya Allah akan membaik kalau terus berusaha.. Iya kan?
Betul sekali kong …Memang kalau nurutin malas yaa bablas deh…Untuk bangkit lagi butuh waktu..😊
Tapi hujan kemarin sampai hari ini gw malah dijalanan terus, orang2 tarik selimut gw mah tarik dongkrak ditol ban truk gompal pas mau kirim barang… untungnya bawa orang banyak jadi nggak beban dan masih bisa nulis juga meski diatas truk….Karena kalau sudah dirumah bawaannya maunya kelonan terus..🤣🤣🤣🤣
Hadeuh. kan bisa kelonan sambil ngetik Tong.. 😀 😀
Yah enjoy aja dah Tong.. iya ga sih. Jalanin ajah sesukanya….
Hujan tuh identik banget sama rebahan, rasaya tuh kayak nggak mau pisah dari kasur, bantal, dan selimut. Terlalu nikmat!
Bener sih Mas, aku sendiri ujung-ujungnya membenarkan keadaan, gpp kok Pit rebahan, males-malesan gini, masih bisa dilakuin besok. Eh besoknya gitu lagi, besoknya juga, yaudah nggak kelar-kelar nulisnya! Emang dasar aku!
Dasar aku juga.. hahahahah
Kenyataannya, semua orang pasti mengalami situasi yang luar biasa nyaman Pit. Tidak salah sih sebenarnya menikmati kenyamanan, tetapi biasanya kan hadir saudaranya tuh, si “malas”. Makanya, zona nyaman itu “berbahaya” karena melenakan.
Hahahaha… bukan Pipit seorang kok yang mengalami, saya sendiri luar biasa sering menghadapi seperti ini.
Cuma, ya itu, kalau saya turuti, semua nggak kelar-kelar.. hahahah
Jum’at sampe Minggu kmrn aku staycation di Bogor. Ampuuun dah, sukses mageeeeer Ampe Minggu hahahaha. Hujan Mulu soalnya. Anak2 jd ga bisa berenang juga. Beneran kruntelan di kamar mas. Kluar cuma pas reda, dan utk makan aja.
Akupun suka Nemu kok buntu ide, mood males utk nulis, padahal aku udah punya jdwal utk posting beberapa tulisan. Tapi kalo bad mood menyerang, waaah harus dibujukin Bae bae dia supaya mau kluar :p.
Itulah kenapa, buatku penting bgt utk langsung menuliskan draft tulisan. Jadi kalo sedang trveling ato kuliner, ato staycation, aku pasti bawa jurnal dan pulpen . Dan selesai nyobain kulinernya, ato selesai ngerasain empuknya itu kasur hotel, ato baru dari wisata kemana aja, aku lgs tulis, sebelum lupa, mumpung masih seger dalam ingatan.
Jadi pas dipindahkan ke blog, aku hanya tinggal permanis bahasanya :D.
Aku pernah ga lgs tulis draft di jurnal, dan begitu sebulan lewat, niat hati mau nulisin review hotel ato kulinernya, yg ada pikiran jd buntu. Ga kluar feelingnya. Aku sampe lupa rasa makanannya, sebagus apa hotelnya. Bisa sih liat dr foto, tp feelnya ga dapet. Yg ada, kalopun aku paksain nulis, rasanya jd kayak nanggung. Ga maksimal. Krn banyak poin yg aku lupain.
Makanya skr ini kemana2 aku pasti bawa jurnal dan pulpen. Kec itu lupa, baru deh terpaksa tulis di notes hp :p. Yg ptg ide dan kesan lgs tulis dulu :p
Nah kan.. Bogor memang sedang bener-bener jadi Kota Hujan lagi Fan.. Sekarang saja juga hujan lagi dan nda bisa kemana-mana saya.
Fanny sih masih baik “membujuk” si mood supaya keluar. Hahahaha.. kalau saya sistem paksa. Harus mau dia nongol. Kalau nda ya berabe banget eta euy.
Sama Fan, cukup banyak juga ide tulisan yang terbuang. Beberapa kali saya berkulineran di Bogor, karena tempatnya “B” saja, jadi saya pikir wat nanti saja kalau sudah kepepet. Akhirnya sampai sekarang itu foto cuma menuhin hard disk saja dan tulisannya tidak pernah jadi.
Memang akhirnya saya sama juga dengan Fanny, kadang bawa catatan atau pakai note. Supaya nda banyak ide yang terbuang percuma.
Terus terang saya senang baca komentar Fanny.. hahaha lengkap dan penuh dengan cerita. Makasih ya Fan.
aku tertampar dong bacanya hahaha
males kalau dipelihara nggak bakalan bikin diri sendiri maju.
meskipun udah niat mo nulis di depan laptop, tapi bingung nulis apaan, caranya refresh dulu misal kayak mandi biar seger, baca baca tulisan temen kali aja ada ide yang bisa dicontek plus dimodifikasi. Out of the box
apalagi kalau stuck ide, apaan lagi yang mau dibahas, padahal di otak ya banyak, tapi giliran nulis di kertas list idenya suka hank.
jadi beberapa bulan terakhir ini aku instal lagi aplikasi pinterest buat cari-cari ide, contekan. Nemu ide, cuman sementara masih dijadiin tema aja, belum nyicil draftnya 😀
Wooiii Ainun, jangan bilang tertampar dooong.. Aku bisa dipanggil polisi neh..
Semua orang Nun pasti sering mengalami yang seperti ini. Saya sendiri di musim hujan gini mah, malasnya jadi kayak hama, nggak brenti brenti.
Hayo dong Nun tulis lagi yang banyak.. biar saya punya bacaan yang banyak juga #modus.. wakakaka..
btw, mandinya itu pake air kembang nggak Nun. Soalnya kalau saya pakai cara mandi buat menghadirkan mood, hasilnya malah sering ambil selimut dan meringkuk di dalamnya.. Maklum, Bogor lagi dingin banget, kalau mandi bawaannya malah tambah males #alesan orang yang males mandi
Lawan, catat, aksi (salah satunya lewat blogwalking) kemudian reaksi dalam tulisan.
Yes! thanks mas Anton. Intinya dipahami.
Yuppp.. malas nda boleh dipiara.. wakakak (walau kadang saya miara juga hahaha)
Mas itu bolpennya kribo lagi kah yang di foto?😅
Kalau mulai malas biasanya saya memaksakan diri utk merapikan. Item kecil saja, setelah itu seperti bola bilyard kerjaan apapun bisa dilibas. Cara org mungkin berbeda tapi kenali stimulus yg disukai dan familiar..😀
Tau ajah wakakakak.. pokoke apa saja yang agak berwarna… ambil dulu buat pelengkap..wakakakaka
Iyah, saya juga melakukan itu. Pemanasan otak dan hati dulu ya Pheb.. Makanya saya ambil kamera walau tau hasilnya bakalan jelek, jalani saja dulu… Biasanya sih memang begitu, akhirnya jadi semangatnya timbul
Bogor hujan terus seperti minggu-minggu ini bikin saya mkkir, “Apa kabar Jakarta ya kalau Bogor hujan terus menerus kayak gini?” 😂
Cuaca mendung, hujan, berangin emang bikin mager sih. Tapi setelah bangun, mandi dan sarapan, bawaannya malah lebih segar dan bersemangat. Gara-gara cuaca seperti ini saya jadi sering bawa laptop atau baca buku di teras rumah sambil ngopi. Enak banget suasananya 😆
Dan ternyata kita sama nih, Mas Anton. Meski lagi nggak pengen nulis blog, tapi tetep aja duduk di depan laptop sambil oret-oret ide, kali jadi tulisan beneran 😬
Btw, saya suka deh analogi bilyard nya Mba Phebie. Soalnya kadang saya juga gitu, awalnya cuma pengen ngelap meja kerja, ya jadilah satu ruangan saya bersihkan semuanya wkwkwk
Jangan dibayangin Jane.. Jakarta kalau Bogor hujan terus mah, ya ruwet.. hahahahah ga berani bayanginnya
Hebaaat.. kalau abis mandi, memang seger. Cuma kalau pas libur, bawaan saya malah males… wakakakaka..
Iyah, saya pikir itu bisa “manasin” otak dan biasanya berkelanjutan, malah ga bisa brenti.
Betul kali analogi Phebie bagus sekali. Biasanya memang begitu langsung berkelanjutan. Nggak heran kalau seruangan bisa beres mah, tapi biasanya abis itu aku dicemberutin ama Komandan rumah karena banyak barang yang kubuang.. wakakakakak