Tulisan ini tidak masuk pada kategori menulis melainkan membaca. Oleh karena itu, jangan berharap untuk menemukan berbagai tips atau trik ajaib yang bisa membantu Anda membuat artikel yang mengundang komentar. Tidak akan.
Lagi pula, saya bukan orang yang percaya pada teknik ajaib yang bisa membuat hal itu terjadi. Komentar yang diberikan seseorang bukanlah sesuatu yang bisa dikontrol oleh penulis. Bukan pula bisa didapat dengan melakukan ini dan itu dan kemudian .. abrakadabra, komentar masuk berduyun-duyun.
Pemberian komentar pada sebuah artikel akan melibatkan banyak unsur, dan percayalah sebagian besar memerlukan perjuangan juga. Jadi, jangan berharap hal itu ditemukan di tulisan ini, karena tulisan ini adalah tentang membaca dan bukan menulis. Lihat saja judulnya.
Ini hanya sebuah cerita kecil tentang bagaimana saya berburu artikel yang banyak dikomentari pembacanya. Sesuatu yang setiap hari saya lakukan.
Ya, setiap hari. Benar-benar setiap hari saya melakukan perburuan terhadap artikel yang memiliki banyak respon di kolom komentarnya. Hal itu saya lakukan di blog manapun, baik dalam dan luar negeri.
Bukan karena berarti bahwa tulisan itu sudah pasti bagus karena begitu banyak pembaca yang mengomentari. Kebiasaan blogwalking dan berbasa basi di dunia blogger telah menurunkan keabsahan komentar sebagai indikasi sebuah tulisan yang bagus. Biar mesin pencari Google menganggapnya begitu, tetapi saya tidak.
Alasan saya menjadikan tulisan dengan banyak komentar sebagai prioritas untuk dibaca adalah hal sederhana saja.
Saya gemar membaca dan butuh bahan bacaan setiap harinya. Sayangnya, dengan mata minus yang besar, ditambah “plus” dan silinder membuat membaca buku bisa menjadi pekerjaan yang sangat berat dan melelahkan. Jadilah membaca tulisan di berbagai blog yang beredar di internet sebagai salah satu hobi baru pengganti.
Itulah alasannya, saya butuh bahan bacaan.
Sayangnya, dunia maya itu seperti hutan belantara yang tidak tentu arahnya. Penuh dengan berbagai bahan bacaan dan kadang sulit menentukan yang mana yang harus dibaca.
Jadilah, saya memutuskan membiarkan nasib yang membawa perjalanan membaca saya. Untuk itulah saya butuh artikel yang banyak dikomentari.
Karena dalam setiap komentar biasanya akan terhubung entah dengan blog atau website si pemberi komentar atau akun Google Plus mereka. Hanya dengan mengklik nama si pemberi komentar, saya akan dibawa berjalan-jalan ke bahan bacaan berikutnya. Semakin banyak komentar yang tersedia, semakin senang karena berarti semakin banyak bahan bacaan yang tersedia.
Mirip seperti dalam film Quantum Leap dimana saya meloncat dari satu zaman ke zaman lain, dari satu tempat ke tempat lain yang penuh ketidakpastian. Hanya saja, dalam hal ini saya meloncat dari blog ke blog.
Kadang saya mampir ke sebuah blog emak-emak yang curhat soal anaknya yang ngompol. Tidak jarang mampir ke seorang blogger yang sedang berlagak jadi seorang ahli internet marketing. Pernah nyasar ke blog yang isinya hanya resep yang membuat perut terasa tambah lapar.
Kebanyakan, tidak ada jejak berbentuk komentar yang saya tinggalkan. Lebih menyenangkan memakai stealth mode saat berkelana antar blog seperti ini. Meskipun demikian tidak berarti saya anti memberikan komentar.
Jika tulisannya memang bagus, maka tidak segan saya memberikan komentar atau pujian. Kalau tulisannay menyebalkan, saya juga tidak ragu memberikan kritik yang mungkin akan membuat si penulisnya kebakaran jenggot saat membacany.
Semuanya itu lebih dari sekedar memberi bacaan bagi si orangtua ini, tetapi juga memberikan keasyikan sendiri. Saya tidak tahu apa yang akan ditemukan saat mengklik sebuah nama. Terkadang bagus, terkadang tidak. Kadang menarik, kadang membuat bete bacanya.
Dan, semua itu berasal dari komentar-komentar yang terpampang di sebuah artikel di sebuah blog.
Jadi, itulah alasan mengapa saya gemar berburu artikel yang banyak komentarnya. Hal itu memberi kesempatan pada saya untuk menjelajah dunia maya yang begitu luas dan tidak tentu ujungnya. Belajar mengenali sisi-sisi lain dari dunia, yang seringnya belum pernah saya lihat atau alami. Belajar tentang hal-hal yang belum saya ketahui dan pelajari.
Sesuatu yang saya sukai.
bak hutan belantara memang, semoga ketemu bacaan yang positif sehingga salah satu kegiatan pengembangan diri.
Betul mas.. banyak pengetahuan disana
sangat disayangkan jika kita berkunjung sama sekali tidak meninggalkan jejak sama halnya dengan jaelangkung, datang tak diundang, pulang tak diantar, sehingga jalan-jalannya nggak membuat blog yang kita kelola dikenali oleh para tuan rumah (admin blog) yang kita kunjungi, abisnya dateng tapi nggak komentar sieh…sehingga admin dan para pengunjung lainnya nggak ngeh kalau kita pernah BW ke situh.
untuk hanya sebagai pengetahuan tambahan oke-lah…tapi blog kita juga kan pengen dikunjungi dan dikenali oleh blogger lainnya bro…bener nggak bro?
Hahahaha.. biarlah saya jadi jelangkung saja mas.. Karena lebih nyaman begitu bagi saya.
Jangan salah lo, saya salah satu pengunjung setia blog Desa Cilembu. Cuma memang hantu mah tidak meninggalkan jejak
waduhhhh….sesama jaelangkung jangan saling menyalahkan dong mas, 🙂
Admin blog ini Galak Mas….!sekali dikeprettt! trafik blog mas bisa anjlok…!! hahaha….
saya jg sering mengunakan Jurus Tanpa Jejak Ke Blog Celembu…..
Hadeuh.. saya mah cuma jelangkung Kang.. 😀
Jaelangkung Yg suka menulis ya Pak…. 🙂
Saya juga senang baca komentar2 pada suatu postingan….
Memberi tambahan sudut pandang…
Salam
Salam kembali…
nah ituu…namanya artikel yang pastinya memberikan bacaan dan tentunya bisa memberikan gambaran pada artikel tersebut sehingga kita bisa memahami apa yang ditulis pada artikel itu, dan pastinya banyak yang komentar tentang artikel itu