Anton Ardyanto

Forum Replies Created

Viewing 15 posts - 46 through 60 (of 385 total)
  • Author
    Posts
  • in reply to: Apa Judul Buku Genre Horor Yang Paling Berkesan? #8271
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Bukan buku horor sih.. dulu ada komik tentang kisah-kisah gimana kehidupan di neraka dan saya pikir itu yang paling horor buat sayah.. wakakakak.. soalnya ngebayangin mulut ditusuk dan sejenisnya itu sewweeemmm banget…

    Kalau saya ga suka baca buku genre horor, tapi kalau komik sih masih suku… ehh komik termasuk buku kan?

    in reply to: Berapa Akun Google (GMail) Yang Kamu punya? #8263
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Orang serakah gitu Bay.. wkwkwkwkw Saya dulu punya 4 di Yahoo, satu untuk Flickr dan yang lain karena lupa password dan bahkan nama akunnya.

    Saya pikir rata-rata jarang yang punya akun gmail cuma satu, saya duga sih pasti lebih dari satu, dan jawaban Bayu setidaknya memberi info, dugaan itu sangat mungkin benar.

    Saya sendiri hanya dua yang dipakai paling sering, satu untuk akun adsense.

     

    in reply to: Tips flat lay photography? #8239
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Hola Master Thessa,

    Saya bukan master dan cuma sekedar fotografer jalanan saja, masih yunior dan belum berpengalaman. Tapi, boleh kan ikutan ngasih tips dan saran.

    Tips #01 : JANGAN MINDER

    Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, dan kadang membuat Thessa langsung minder. Singkirkan dulu pikiran itu dari kepala Thessa.

    Netralkan.

    Tips #02 : SET THE FACTS RIGHT

    Saya tidak tahu yang Thessa sebut bagus itu yang mana, hanya kalau dari Googling berarti Thessa membaca dan melihat di website/blog lain kan.

    Nah, coba faktanya diluruskan dulu

    * banyak blogger yang menulis tips dan kemudian memakai foto dari sumber foto gratis dan bukan hasil karya sendiri. Kemudian diberi embel-embel karya hasil smartphone. Yang kayak gini, Thessa ikutin sampai botak juga sebenarnya tidak akan membantu karena yang ditulis sebenarnya bukan hasil karya mereka sendiri dan hasil comotan dari sumber lain (saya banyak menemukan blog fotografi yang melakukan ini loh)

    * Pilih blog yang memang benar-benar terbukti orangnya memamerkan hasil karya sendiri dan sesuai dengan apa yang dikatakan, bukan sekedar memberi tips tapi sebenarnya mereka tidak pernah melakukan (banyak blogger melakukan hal itu). Hal itu sebenarnya fatal karena bisa saja kamera yang dipergunakan membuat foto adalah kamera DSLR/Mirrorlesss tapi artikel berjudul tips memotret dengan smartphone

    Jadi, sebelum melangkah lebih jauh lagi, coba mulai lebih teliti dalam membaca. Banyak tips yang saya sebagai seorang penggemar fotografi, saya bisa bilang ngawur dan tidak akan membantu orang menjadi pandai

    Salah seorang blogger wanita terkenal pun pernah membuat “tips fotografiย  yang terlihat wah di Instagram”. Setelah saya baca, isinya ngawur dan sebenarnya memperlihatkan bahwa ia tidak paham tentang cara memotret. Cuma setelah saya kritik, komentr saya tidak timbul di blognya.

    Ini blogger wanita mayan terkenal di kalangan blogger perempuan loh.. yang menjadi panutan dan fans banyak blogger lainnya. Tapi, isinya bener-bener akan menyesatkan.

    Tips #03 : BUTUH LATIHAN

    Yang kemudian harus diluruskan dulu adalah pemikiran bahwa kalau sudah baca tips, hasil fotonya langsung jadi bagus dan menarik.

    Itu mengapa saya sebal kalau baca artikel fotografi buatan blogger non fotografer. Mereka memakai clickbait dengan menekankan PASTI, HARUS, WAJIB, dan lainnya.

    Kenyataannya, Thessa harus menerima bahwa fotografi tidak beda dengan menulis, butuh latihan, eksperimen, dan konsistensi.

    Singkirkan dulu pemikiran bahwa habis membaca tips dan trik, kemudian Thessa bisa langsung membuat foto yang menarik. Hal itu tidak akan terjadi dan justru menjebak.

    Bagusnya habis baca teori, langsung singkirkan saja dari otak dan mulai latihan. Sebanyak apapun Thessa membaca, tidak akan membuat Thessa menjadi fotografer handal kalau tidak latihan secara rutin.

    Tips #04 : FOTOGRAFI FLAT LAY

    Fotografi jenis ini sebenarnya sesuatu yang sangat rumit dan tidak sesederhana yang dijabarkan oleh banyak blogger. Tidak mudah. Fotografernya harus punya sense untuk bisa melihat “keindahan” dari obyek yang sangat sederhana. Prinsipnya harus “segala sesuatu” pasti memiliki keindahan (keindahan itu ada di kepala si pemotret).

    Fotografi jenis ini menekankan pada cerita dan bukan sekedar obyek atau teknis. Cerita adalah intinya.

    Beberapa unsur yang menentukan dalam fotografi jenis ini adalah

    * IDE/KONSEP : buat konsepnya dulu sebelum memotret dan jangan sebaliknya. Kembangkan id dan buat gambaran kasar tentang apa yang mau disampaikan kepada yang melihat foto nantinya

    * PROPERTI : FLAT LAY biasanya akan membutuhkan properti yang menunjang ide-ide itu tadi, contohnya, konsep “perjalanan/travel” berarti propertinya harus sesuai dengan konsep tadi. Contoh, barang-barang seperti kompas, peta, tiket, ransel akan menjadi properti yang bagus untuk konsep ini ditambah dengan misalkan BUKU (teman di perjalanan)

    Jadi, siapkan dulu propertinya

    * OBYEK UTAMA : buku apa yang hendak ditampilkan? Prinsip dasar fotografi tetap mengikat, seperti KISS (KEEP IT SIMPEL, STUPID) atau RULE OF THIRDS. Pilih satu buku sebagai OBYEK UTAMA, kemudian tambahkan obyek-obyek pelengkap lainnya yang mendukung “judul buku itu”. Jadi, ide foto akan sesuai dengan judul bukunya.

    Jangan terjebak hanya menampilkan buku yang banyak atau beragam. Mulai dari satu buku, satu ide

    * PENCAHAYAAN : perhatikan pencahayaan atau lighting. Mau di dalam ruangan atau di luar ruangan. Flat lay akan memerlukan pencahayaan yang baik agar tidak menimbulkan bayangan (biasanya dihindari dalam fotografi jenis ini). Thessa harus tahu sumber cahaya dan juga setting kamera yang dipakai agar bisa menghasilkan image yang diinginkan

    * KREATIVITAS : Flat Lay membutuhkan kemampuan penataan pada semua obyek-obyek/properti tadi sehingga menimbulkan kesan artistik

    * KAMERA : memang smartphone memiliki kamera, tetapi tanyakan juga smartphone jenis apa. Memotret dengan iPhone 12 berharga belasan juta dibandingkan dengan smartphone berharga 2 juta akan menghasilkan foto yang berbeda. Bagaimanapun kualitas lensa juga berbeda dan itu harus diterima. Flat Lay yang baik membutuhkan kamera yang tajam dan jelas.

    Kalau kameranya kurang, maka Thessa harus mengandalkan pada ide ceritanya harus bagus dan menarik.

    * SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR :ย  Mayoritas Flat Lay diambil dari atas atau tegak lurus dengan obyek di bawah, tetapi sebenarnya bisa dilakukan dari berbagai sudut lainnya. Sudahkan dicoba berbagai opsinya?

    Jadi ruwet dan panjang yah? Yah karena kenyataannya begitu. Untuk menghasilkan foto yang baik, butuh lebih dari sekedar mengetahui tips dan trik. Di belakangnya ada ribuan kali percobaan dan foto yang gagal. Di dalamnya ada proses panjang belajar mengoperasikan kamera. Di belakangnya ada ribuan jam dihabis untuk mengutak atik posisi dan mengembangkan kreativitas.

    Makanya, kalau ada tips dari website yang menyebutkan “tips jitu menghasilkan foto flat lay yang bagus, luar biasa, mengundang, dan sejenisnya” Abaikan saja. Jangan hadirkan mentalitas instan dalam diri.

    Langkah awalnya sudah dimulai, Thessa sudah memotret dan menghasilkan karya. Meski menurut Thessa jelek dan tidak menarik, bukankah itu juga yang terjadi saat Thessa pertama kali menulis? Semua ada proses belajar yang harus ditekuni, tidak ada yang namanya hasil instan.

    Henri Cartier Bresson, bapaknya fotografi jalanan pernah menyebutkan “10000 fotomu yang pertama adalah yang terburuk”. Itu dia katakan saat fotografi masih analog belum digital. Butuh proses yang panjang untuk bisa menghasilkan karya yang menarik.

    Sudah berapa kali Thessa mencoba? 10-20 kali? Yah, saya cuma bisa bilang, butuh 9980 kali lagi agar foto Thessa bisa menarik.

    Bukan jawaban yang Thessa harapkan yah? Tetapi, saya hanya mengatakan itulah jalan Ninja Fotografi yang kerap dibuat mudah oleh para blogger bahwa dengan membaca beberapa tulisan saja, seseorang sudah bisa jadi fotografer handal.

    Pernyataan yang menyesatkan.

    in reply to: Main Bareng Yuk #8201
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Nasib si Prikitiew.. malah ditinggal maen bareng.. ๐Ÿ˜›

    in reply to: Pengasilan Adsense Pasca iklan Link Hilang #8200
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Nggak bisa jawab mas Dwisu.. soalnya

    * saya tidak ngecek dashboard Adsense harian. Biasanya setelah 1-2 minggu baru saya lihat sekedar mengetahui data perkembangan saja

    * saya tidak lagi menggunakan iklan link sejak tiga tahun lalu karena saya pikir terlalu banyak iklan mengganggu pembaca, jadi saya hanya memasang satu kode dan kemudian mengaktifkan auto ads . itupun tidak maksimum. Jujur saja, penampilan iklan link itu jelek banget di mata saya, jadi saya malas memakainya

    * otomatis saya berhenti memperhatikan dan mempraktekkan berbagai teori soal penempatan iklan atau jenis iklan yang berCPC besar, karena buang buang waktu saja dan menimbulkan efek kecanduan

    Planning saya dalam pemanfaatan Adsense hanya fokus pada intinya saja, yaitu memperbesar blog dan mendatangkan pengunjung sebanyak mungkin. Menganalisa iklan per iklan tidak membantu itu, jadi saya tidak lakukan lagi.

    Yang saya tahu berdasarkan data yang lalu-lalu, situasi masih sama saja. Hanya sejak akhir Feb sampai Maret terlihat ada grafik kenaikan karena jumlah trafik terlihat meningkat (efek pelonggaran PSBB).

    Itu sajah yang bisa saya komentari.

    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Mirip kalau dilihat pakai mikroskop ๐Ÿ˜›

    in reply to: Berapa Rate Card-mu? #8188
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    @furisukabo @roemwidianto

    Saya nggak bisa menyebutkan standar harga. Masing masing blogger harus menentukannya sendiri.

    Berapapun harganya, kalau kita konsekuen menerimanya, dengan iklas, saya pikir itulah nilai ideal kita. Jadi, saya tidak menyalahkan kalau ada yang menerima job dengan hanya 10 ribu sekalipun… Kalau dia iklas, tidak ngedumel, dan bersyukur, maka saya akan menghormati pilihannya.

    Hanya saja, kalau bicara uang, yang artinya bicara bisnis, ongkos produksinya juga harus dihitung.

    Jangan lupa juga, bisnis juga butuh planning dan strategi agar sebuah tindakan tidak merugikan diri sendiri. Itu adalah konsep dasar bisnis.

    Menurunkan harga diri .. eh harga jual semurah murahnya tidak selamanya merupakan strategi yang baik, pada saatnya bisa jadi bumerang di masa depan. Jadi blogger harus bisa berpikir taktis dan bukan cuma untuk hari ini.

    Dan, saya pikir kalau blogger mau harga naik.. agak gengsi dan mengedepankan ego sedikit lah. Jual mahalan. Resikonya memang strategi harus berubah, tapi secara jangka panjang, hal itu bisa menguntungkan.

    Itu menurut saya loh…

     

    in reply to: Pilih Blog 1 Topik Atau Banyak Topik (Campuran)? #8187
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Ketika kita bicara masalah monetisasi, pada dasarnya kita tidak lagi berbicara tentang blogging. Yang kita bicarakan adalah “BISNIS”, tentang uang.

    Banyak teori tentang cara berbisnis yang baik dan benar, padahal sebenarnya, dunia bisnis tidak ada patokan pasti. Para pakar atau yang mengaku pakar akan bilang caranya paling benar, faktanya adalah “ia cocok dengan cara itu”, tetapi apakah pasti cocok untuk yang lainnya. Ya nggak juga.

    Contohnya saja, seorang pebisnis yang sukses di bidang otomotif mengatakan strategi penjualan “yang baik”. Pastinya ia akan mendasarkan pada pengalamannya di bidang otomotif. Apakah akan cocok kalau dipakai untuk bisnis permen?

    Kemungkinan besar TIDAK.

    Strategi dan cara maennya berbeda banget. Masing masing produk akan memiliki cara dan strategi yang berbeda satu dengan yang lain.. Nggak bisa sama.

    Itulah kenapa saya akan keukeuh berpendapat, mau niche atau multi topik, kalau bloggernya pinter dan tahu cara mengolah, semua akan memberikan hasil. Kalau gagal, bukan jenis blognya yang salah, tapi bloggernya yang tidak punya kemampuan menemukan dan memanfaatkannya.

    Banyak yang mengejar blog niche karena CPC nya gede, tapi apa mereka sukses? Mayoritas mah tetap saja susah jadi kaya, tetapi ada yang bermain di multi topik, tetapi mereka bisa meraup untung banyak.

    Jadi, tidak perlu termakan teori dari para pakar. Yang seharusnya dilakukan

    * temukan jalanmu sendiri

    * temukan produkmu sendiri

    * buat teorimu sendiri

    * bangun usahamu dengan kerja keras

    Berteori tidak akan membuatmu menjadi orang kaya dan berhasil. Biasanya orang yang berhasil itu yang menjalani apa yang menurutnya terbaik untuk dirinya, mengalami jatuh bangunnya, membuat kesalahan dan mengoreksinya, dan melakukannya secara konsisten.

    Bukan dengan menelan teori orang lain.

    Makanya, kalau ada yang berteori di depan saya bahwa blog multi topik ga bagus dibandingkan blog niche, pertanyaan saya sih cuma satu ‘EMANG ELU UDAH KAYA DENGAN BLOG NICHE ELU?”

    Kalau sudah, saya bersedia mendengarkan dan berdiskusi, tapi kalau belum, berarti dia sedang beromongkosong dan menceritakan khayalannya.

    WALK THE TALK.. Buktikan dulu baru berbicara, bukan berbicara terus tanpa bukti..

    Hahahaha…. #Ronin di akhir pekan banyak waktu luang jadi pingin nongol..

    Satu hal yang pasti berteori mana yang lebih baik blog 1 topik atau banyak topik tidak akan membuat kita maju… Malah membuang waktu saja.. cocoknya buat berbual di warung kopi..

    Dan, karena kebetulan saya pemilik sebuah “KAFE”, yah walau saya tahu yang kayak gini buang waktu, tetapi kalau ga ada pembicaraan bualan seperti ini, sebuah kafe akan sepi… wkwkwkwk ga seru… Jadi saya ikutan biar ruaameee….

    in reply to: [WORDS OF THE DREAMER] Peri Ternyata Bisa Patah Hati #8156
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Hahahahaha… iyah, saya pikir tidak fair kalau guru (orang dewasa) ikutan urusan anak kecil. Biar saja kalau memang jadi berantem pun. Anak anak abis berantem juga ga lama baekan. Orang dewasa nonton sajah.

    Nggak kok… dia malah ga pernah berantem sama sekali selama sekolah. Beda ma bapaknya… ๐Ÿ˜€

    in reply to: Berapa Rate Card-mu? #8151
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Mencerahkan sekali bro, saya suka membacanya.

    Pertama kali saya mendapatkan pekerjaan job, content placement seharga 150 ribu rupiah. Ga tau ngukur darimana, tapi saat itu saya ditawari dan saya ingin tahu prosesnya seperti apa karena itu job pertama saya.

    Setelah itu saya semakin selektif. Saya tidak menerima banyak content placement karena tidak mau berpikir soal monetisasi dengan cara itu. Saya lebih nyaman dengan sistem iklan.

    Meskipun begitu, saya belajar sebenarnya banyak brand yang membayar besar tetapi dipotong oleh perantaranya. Saya pernah menerima content placement seharga 1 juta tanpa melakukan apa-apa selain memasang kontennya, tetapi salah satu blog saya menerima tawaran sebesar 75 ribu rupiah dan saya tolak (dengan halus yah bukan marah-marah).

    Saya belajar bahwa sistem yang ada sekarang sangat menguntungkan pemberi job, dan seperti mas bilang, semua itu disebabkan oleh kalangan bloggernya sendiri.

    Apakah saya menyalahkan para blogger dalam hal ini? Bukan salah atau benar dalam hal ini, tetapi yang terlihat di sini adalah para blogger belakangan cenderung MENILAI RENDAH DIRINYA SENDIRI. Tidak ada kebanggaan apapun dan hal itu dimanfaatkan dengan baik para pemberi job.

    Itulah kenapa juga saya tidak mau terjun mencari penghasilan dalam bidang ini.

    Saya sudah tidak mengukur DA, PA, Spam Score dan lain lain sejak beberapa tahun terakhir. Kenapa saya harus percaya pada metriks omong kosong seperti itu.

    in reply to: [WORDS OF THE DREAMER] Peri Ternyata Bisa Patah Hati #8147
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Hassyiiikkkk ada Ronin juga..

    Pastilah. Saya pernah melakukan itu kok saat si Kribo SD. Anak saya disuruh maklum sama seorang guru kepada ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), meski dipukul, gurunya menyarankan si Kribo dan kawan lainnya untuk mengalah dan memaklumi sajah.

    Saya datang ke sana dan bilang pada gurunya, kalau si ABK tidak bisa dikontrol sekolah, maka orangtuanya harus mengembalikannya ke sekolah khusus. Bukan diistimewakan. Bukankah itu tujuannya si ABK disekolahkan di sekolah umum supaya dia bisa belajar bergaul dengan anak anak seumurnya.

    Kalau diistimewakan dan dimaklumi, dia tidak akan belajar.

    Jadi, selain menemui si guru dan kepala sekolah, saya bilang sama si Kribo bahwa kalau si ABK memukul dan menyakiti fisik, saya suruh balas. Tetapi, kamu jangan memulai, begitu pesan saya.

    Pesan ini saya sampaikan juga kepada guru dan kepala sekolahnya bahwa saya menginstruksikan si Kribo melakukan itu.

    in reply to: Berapa Rate Card-mu? #8141
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Yap.. memang manusia tidak bisa terlepas dari nilai-nilai. Agreed. Begitu juga sama pemberi job.

    We are just human beings after all.

    Pakai sistem sederhana saja, penjual memberikan penawaran, pembeli menawar. Prinsip bisnis saja, kalau tidak ada kesepakatan ya sudah.

    Kalau pembeli berpikir DA dan PA penting, ya saya bilang, silakan saja telan semua bullshit itu. Saya tidak mau dan tidak percaya sistem yang sebenarnya tidak jelas dan dibuat sekedar agar pembuat metriksnya bisa menjual jasanya.

    Saya akan tetap bilang, NILAI DIRIMU SENDIRI, KEMUDIAN TAWARKAN. Bisnis adalah tentang saling menguntungkan dan kedua pihak berada pada posisi sejajar.

    Mau brand besar memakai DA dan PA, tidak menempatkan mereka berada lebih tinggi dari para blogger.. Posisinya sama, karena kita bicara bisnis yah. Tidak berarti juga mereka benar karena aturannya sebenarnya tidak ada harus pakai DA dan PA.

    Tidak sepakat, yo wis.. no problem.

    Dia boleh mengukur dengan DA dan PA, itu haknya. Tapi kalau dia memaksakan kebodohannya kepada saya agar mengikuti teori DA dan PA, saya jawab “WHO THE HELL ARE YOU?”

    Mayoritas orang percaya bukan berarti hal itu pasti benar. Kalau mereka mau jadi bodoh, ya monggo, tapi saya ga mau..

    Hahahahaha.. itu prinsip saya.. EGP kalau brand apapun mau percaya ocehan kosong soal DA dan PA.. Urusan mereka, bukan saya. Selama mereka menyimpan kebodohannya untuk diri sendiri..

    Upss.. Mimin Ronin keluar aslinya.. wkwkwkw ๐Ÿ˜›

    in reply to: Salam Olah Raga #8140
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Ajak bini ke sini Mas.. jemarinya yang sakti perlu diasah kayaknya .. hahahaha

    in reply to: Tantangan: Berapa Total Jumlah Koleksi Buku? #8138
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Pantas Bro dikau cara nulisnya luwes gitu. Bukunya bisa jadi agak berat berat nih kalau melihat cara menulismu… hahahahaha

    Gimana dikau ngolah kata itu memang bagus banget dan itu sulit dilakukan kalau kamu jarang baca. Kalau dah dapet data ini sih, ya tidak heran.. hahahaha

    Kutu buku juga dikau yah

    in reply to: Berapa Rate Card-mu? #8137
    Anton Ardyanto
    Keymaster

    Pada dasarnya rate card itu istilah lain “harga” penawaran. Itu saja. Mau sekeren apapun istilahnya, sebenarnya itu adalah penawaran awal dari sebuah transaksi bisnis.

    Kalau ditanya ada patokan atau tidak? Jawabnya, tidak. Kalau ada yang bilang ada patokan, gue jawab, gemblung orang yang bilang gitu. Tulisan itu bukan sesuatu yang punya kriteria standar.

    Jadi, kalau disuruh ngasih saran, terserah Friska saja mau nawarin berapa. Kalau saya sih, ajukan dan pegang saja prinsip TAKE IT OR LEAVE IT.

    Ga usah mikirin DA dan PA. Justru itu yang mendorong banyak blogger untuk memberi penawaran rendah karena terpengaruh dengan segala macam ocehan soal DA dan PA, yang sebenarnya cuma bullshit doang.

    Nilai tulisanmu sendiri dan kemudian tentukan harga yang menurut dikau pantas. Bukan sesuatu yang berdasarkan ocehan kosong .. yang sayangnya dari kalangan blogger juga lahirnya.

    Pasti ada yang ga suka dengan omongan saya di sini, tapi saya sih tetap bilang DA anda PA itu bullshit.. Omong kosong yang ditelan mentah mentah

Viewing 15 posts - 46 through 60 (of 385 total)