Home › Forums › Ruang Serius ๐ค › Berapa Rate Card-mu?
- This topic has 19 replies, 8 voices, and was last updated 2 years, 4 months ago by
ainurdragneel.
-
AuthorPosts
-
-
March 18, 2021 at 7:12 pm #8134
furisukabo
ParticipantJujur aku dilema nih. Kalau ditanya soal rate card tuh aku suka bingung kasih angkanya. Huhu Ada ga sih patokan rate card??
Misal buat blog dengan DA/PA/PV tinggi tuh sekian dapat bayarannya…. Tapi kalo yang rendah tuh sekian.
Aku sendiri yg tau diri dan memang performa (PA/DA/PV) blogku yang masih rendah ini tuh jadi bingung kalo ditanya soal rate card.
Please help me untuk kasih patokannya (dalam range juga boleh) -
March 18, 2021 at 7:15 pm #8135
Bayu13K
ParticipantSaya tak nungguin jawaban dari para master aja. Sebenarnya saya pernah ditanyain ini di email. Tapi nggak pernah saya balas soalnya nggk ngerti sama pertanyaannya.
-
March 18, 2021 at 7:18 pm #8136
furisukabo
ParticipantRate card itu istilahnya semacam bayaran untuk jasa menuliskan pos terkait produk si penanya rate card dalam blog kita Bayu. Biasanya sih kita disuruh review produknya di blog terus ditanya deh mau dibayar berapa (istilah awamnya gitu)
-
-
March 18, 2021 at 7:26 pm #8137
Anton Ardyanto
KeymasterPada dasarnya rate card itu istilah lain “harga” penawaran. Itu saja. Mau sekeren apapun istilahnya, sebenarnya itu adalah penawaran awal dari sebuah transaksi bisnis.
Kalau ditanya ada patokan atau tidak? Jawabnya, tidak. Kalau ada yang bilang ada patokan, gue jawab, gemblung orang yang bilang gitu. Tulisan itu bukan sesuatu yang punya kriteria standar.
Jadi, kalau disuruh ngasih saran, terserah Friska saja mau nawarin berapa. Kalau saya sih, ajukan dan pegang saja prinsip TAKE IT OR LEAVE IT.
Ga usah mikirin DA dan PA. Justru itu yang mendorong banyak blogger untuk memberi penawaran rendah karena terpengaruh dengan segala macam ocehan soal DA dan PA, yang sebenarnya cuma bullshit doang.
Nilai tulisanmu sendiri dan kemudian tentukan harga yang menurut dikau pantas. Bukan sesuatu yang berdasarkan ocehan kosong .. yang sayangnya dari kalangan blogger juga lahirnya.
Pasti ada yang ga suka dengan omongan saya di sini, tapi saya sih tetap bilang DA anda PA itu bullshit.. Omong kosong yang ditelan mentah mentah
-
March 18, 2021 at 7:38 pm #8139
osamudazai
ParticipantCukup sepakat sama yang dibilang Pak Anton. Diri sendiri yang paling paham nilai jualnya. Pasti ada momen di mana merasa, kalau segini kemurahan, segitu kemahalan. Nah, ambil aja tengah-tengahnya.
Masalahnya, enggak semua klien menilai tulisan berdasarkan kebagusan tulisan dan bloger enggak mungkin terlepas dari yang namanya statistik. Mayoritas brand jelas menilainya dari DA/PA dan trafik itu. Kadang malah mereka cuma peduli backlink ditempatkan pada kata kunci yang tepat. Total kata pada satu tulisan minimal 500, misalnya. Terus judul dan paragraf pembuka mesti berdasarkan SEO. Alhasil, beberapa bloger berusaha memanjang-manjangkan kata ataupun menempatkan banyak kata kunci, sekalipun saat dibaca tulisannya kurang nyambung, bahkan berantakan. Yang kayak begini cukup banyak. Anehnya, klien lagi-lagi kurang peduli sama hal itu selama syarat-syarat tadi terpenuhi.
Namun, ada kok klien-klien yang memang menilainya berdasarkan betapa rapi dan ciamiknya tulisanmu.
-
March 18, 2021 at 7:52 pm #8141
Anton Ardyanto
KeymasterYap.. memang manusia tidak bisa terlepas dari nilai-nilai. Agreed. Begitu juga sama pemberi job.
We are just human beings after all.
Pakai sistem sederhana saja, penjual memberikan penawaran, pembeli menawar. Prinsip bisnis saja, kalau tidak ada kesepakatan ya sudah.
Kalau pembeli berpikir DA dan PA penting, ya saya bilang, silakan saja telan semua bullshit itu. Saya tidak mau dan tidak percaya sistem yang sebenarnya tidak jelas dan dibuat sekedar agar pembuat metriksnya bisa menjual jasanya.
Saya akan tetap bilang, NILAI DIRIMU SENDIRI, KEMUDIAN TAWARKAN. Bisnis adalah tentang saling menguntungkan dan kedua pihak berada pada posisi sejajar.
Mau brand besar memakai DA dan PA, tidak menempatkan mereka berada lebih tinggi dari para blogger.. Posisinya sama, karena kita bicara bisnis yah. Tidak berarti juga mereka benar karena aturannya sebenarnya tidak ada harus pakai DA dan PA.
Tidak sepakat, yo wis.. no problem.
Dia boleh mengukur dengan DA dan PA, itu haknya. Tapi kalau dia memaksakan kebodohannya kepada saya agar mengikuti teori DA dan PA, saya jawab “WHO THE HELL ARE YOU?”
Mayoritas orang percaya bukan berarti hal itu pasti benar. Kalau mereka mau jadi bodoh, ya monggo, tapi saya ga mau..
Hahahahaha.. itu prinsip saya.. EGP kalau brand apapun mau percaya ocehan kosong soal DA dan PA.. Urusan mereka, bukan saya. Selama mereka menyimpan kebodohannya untuk diri sendiri..
Upss.. Mimin Ronin keluar aslinya.. wkwkwkw ๐
-
March 18, 2021 at 8:43 pm #8152
furisukabo
ParticipantWowwww tercerahkan nih mas Anton.
Bener juga ya. Istilah DA/PA itu ternyata bikinan supaya bisa jualan jasa naikin DA/PA suatu website.
Aku sungguh tercerahkan.
Kembali lagi ya, rate card itu semacam mau hargain tulisan sendiri berapa. Hmm. Hmm. *angguk2*
Makasih mas Anton jawabannya๐
-
March 19, 2021 at 9:09 am #8171
roemwidianto
ParticipantAku juga nyimak penjelasannya Pak Anton, nih. Btw thanks banget, pak. Aku juga suka bingung nih kalau ditanya rate card berapa. ๐ญ
Dan kalau dipikir-pikir mending nolak job dengan harga di bawah standar, kalau ujung-ujungnya karyanya merasa gak dihargai dan ngedumel terus.
-
March 19, 2021 at 7:55 pm #8188
Anton Ardyanto
KeymasterSaya nggak bisa menyebutkan standar harga. Masing masing blogger harus menentukannya sendiri.
Berapapun harganya, kalau kita konsekuen menerimanya, dengan iklas, saya pikir itulah nilai ideal kita. Jadi, saya tidak menyalahkan kalau ada yang menerima job dengan hanya 10 ribu sekalipun… Kalau dia iklas, tidak ngedumel, dan bersyukur, maka saya akan menghormati pilihannya.
Hanya saja, kalau bicara uang, yang artinya bicara bisnis, ongkos produksinya juga harus dihitung.
Jangan lupa juga, bisnis juga butuh planning dan strategi agar sebuah tindakan tidak merugikan diri sendiri. Itu adalah konsep dasar bisnis.
Menurunkan harga diri .. eh harga jual semurah murahnya tidak selamanya merupakan strategi yang baik, pada saatnya bisa jadi bumerang di masa depan. Jadi blogger harus bisa berpikir taktis dan bukan cuma untuk hari ini.
Dan, saya pikir kalau blogger mau harga naik.. agak gengsi dan mengedepankan ego sedikit lah. Jual mahalan. Resikonya memang strategi harus berubah, tapi secara jangka panjang, hal itu bisa menguntungkan.
Itu menurut saya loh…
-
March 25, 2021 at 2:35 pm #8280
furisukabo
ParticipantSiap mas @anton!!! Terima kasih atas jawabannya ๐ Aku jadi bisa ambil sikap dalam jawab rate card hahaha
-
-
-
March 18, 2021 at 8:15 pm #8150
osamudazai
ParticipantJika mau terang-terangan menyebut harga di sini, takutnya menyedihkan, lho. Tapi karena saya udah muak sama dunia tulis-menulis, lebih tepatnya malas menggantungkan hidup atau cari uang di jalur ini, saya akan berbicara hal-hal yang saya ketahui.
Pertama kali dapat job review, bayaran saya cuma 100k. Kalau enggak salah itu zaman kuliah, sekitar 2014. Saat itu bagi saya yang pemula dalam ngeblog, jelas lumayan buat jajan, kan. Baru tahu ngeblog bisa dapat uang selain lewat daftar adsense. Setahun kemudian bayaran per tulisan semakin nambah, jadi sekitar 200-300k.
Lalu, semakin saya tekuni, pada suatu hari saya kaget banget dapat klien yang mau bayar sampai jutaan. Jatuhnya ini liputan, sih. Saya datang ke suatu tempat, menyaksikan seluruh rangkaian acara itu, dan setelahnya baru menuliskannya. Persislah kayak kerjaan wartawan atau jurnalis. Namun, dapat bayaran yang segitu cukup langka, sih. Mesti brand besar, dan enggak setiap bulan bakalan ada. Tapi setidaknya dari situ saya ngobrol sama beberapa bloger lain tentang rate card ini.
Kala itulah saya mulai mematok harga. Ini era 2017-2018, saat blog saya kualitas trafiknya cukup bagus dan komentar juga ramai, maka saat bikin tulisan sendiri nilainya tuh 450-750k. Lalu kalau tulisan dari klien (sebutannya placement) yang tinggal posting, atau koreksi dan edit-edit sedikit, saya pasang sekitar 200-400k. Jika kurang dari angka minimal seringnya saya tolak. Penyesuaian harga jelas berdasarkan susah atau enggak sama temanya, lalu brand itu terkenal atau enggak. Pada penawaran awal, kita bisa juga bertanya duluan berapa budget yang klien itu tawarkan. Siapa tahu lebih dari rate card yang kita pasang, kan. Itu namanya bonus dan seakan-akan dapat rezeki melimpah.
Oh iya, dulu skor DA/PA saya kisaran 25-35, sebelum Google+ dihapus, dan akhirnya jadi anjlok. Sekarang paling cuma belasan. Tapi saya enggak terlalu peduli, toh efeknya rata, khususnya para pemakai blogspot.
Sialnya, pada 2019 dan semakin ke sini saya justru menemukan kok banyak banget bloger murahan. Maaf, lho, kalau saya ngomong gini, tapi ini kenyataan pahit yang saya temui. Masa iya dengan syarat DA/PA 10-15 mereka dikasih harga hanya 70-100k dan tetap banyak yang mau. Yang mana ini menjatuhkan tarif bloger lainnya.
Secara enggak langsung, tawaran-tawaran kerja sama yang masuk pun enggak jauh dari angka itu. Saya yang mulanya minimal 200k pada tulisan placement otomatis kudu menyesuaikan jadi 150k setelah bernegosiasi lantaran kepepet. Bisa mendapatkan angka 200k lagi tuh susahnya bukan main. Yang menulis sendiri pun sama parahnya. Mentok-mentok jadi 250-350. Langka banget klien yang mau bayar 500k. Setiap kali saya tawar supaya harga naik 100k, mereka bisa enggak balas email. Bahkan, berusaha minta tambahin 50k aja pasti klien-klien langsung kabur. Itu bikin saya berasumsi bahwa mereka mending cari yang lebih murah aja. Masih banyak kok bloger yang mau dibayar murah. Hasilnya, ya kayak sekarang. Harga turun drastis. Ditambah lagi masa pandemi. Dikasih harga 50k mereka pada mau. Hahaha.
Tapi, sebagaimana yang saya bilang di awal, sekarang saya semakin tak peduli dengan harga pasaran karena sudah menyerah di dunia kepenulisan jahanam ini.
Informasi terakhit yang bisa saya berikan, terakhir kali dapat job review pada Desember 2020 dengan skor DA/PA 10-15 tuh harganya 150-250k. Kalau skormu 16-20 mungkin bisa nambah sekitar 50-100k. Jika merasa itu kemurahan, monggo tentukan sendiri hargamu.
Sekian. Semoga sudut pandang sok tahu ini bisa memberikan sedikit pencerahan.
-
March 18, 2021 at 8:31 pm #8151
Anton Ardyanto
KeymasterMencerahkan sekali bro, saya suka membacanya.
Pertama kali saya mendapatkan pekerjaan job, content placement seharga 150 ribu rupiah. Ga tau ngukur darimana, tapi saat itu saya ditawari dan saya ingin tahu prosesnya seperti apa karena itu job pertama saya.
Setelah itu saya semakin selektif. Saya tidak menerima banyak content placement karena tidak mau berpikir soal monetisasi dengan cara itu. Saya lebih nyaman dengan sistem iklan.
Meskipun begitu, saya belajar sebenarnya banyak brand yang membayar besar tetapi dipotong oleh perantaranya. Saya pernah menerima content placement seharga 1 juta tanpa melakukan apa-apa selain memasang kontennya, tetapi salah satu blog saya menerima tawaran sebesar 75 ribu rupiah dan saya tolak (dengan halus yah bukan marah-marah).
Saya belajar bahwa sistem yang ada sekarang sangat menguntungkan pemberi job, dan seperti mas bilang, semua itu disebabkan oleh kalangan bloggernya sendiri.
Apakah saya menyalahkan para blogger dalam hal ini? Bukan salah atau benar dalam hal ini, tetapi yang terlihat di sini adalah para blogger belakangan cenderung MENILAI RENDAH DIRINYA SENDIRI. Tidak ada kebanggaan apapun dan hal itu dimanfaatkan dengan baik para pemberi job.
Itulah kenapa juga saya tidak mau terjun mencari penghasilan dalam bidang ini.
Saya sudah tidak mengukur DA, PA, Spam Score dan lain lain sejak beberapa tahun terakhir. Kenapa saya harus percaya pada metriks omong kosong seperti itu.
-
March 18, 2021 at 8:55 pm #8155
furisukabo
ParticipantWow wow kak Os buka-bukaan.
Terima kasih kak Os untuk pencerahannya. Dikupas tuntas ampe kaga ada sensornya. ย Tapi justu ini yang kucari juga.
Aku ternyata baru tau, ternyata ada yang segitunya ya menilai tulisan sendiri dan sangat dimanfaatka para pemberi job. Ga salah sih, cuma ya memang jadi miris ๐
Menanggapi mas @Anton, nah ini nih yg mau kuhindari juga โmenilai rendah diri sendiriโ
Dan setuju juga soal โtake it or leave itโ
Makasih ya pencerahannya.
-
-
March 19, 2021 at 9:24 am #8172
roemwidianto
ParticipantThanks banget, mas Os. Penjelasannya begitu jujur dan buka-bukaan. Tapi benar-benar bisa membuatku lebih paham akan problematika rate card sekarang ini dan gimana caranya aku menentukan sikap ke depannya. ๐
Dan ya, sebagai pemula awalnya aku bingung juga mau kasih harga berapa. Soalnya aku tau nulis itu gak mudah dan perlu perjuangan, tapi kok harga pasaran rendah banget.. Buat beli pulsa aja kadang gak cukup ๐ . Mirisnya aku pernah menemukan blogger yang menawarkan harga di bawah 10k tiap postingannya. Apa-apaan ini?? ๐
-
March 19, 2021 at 2:57 pm #8177
furisukabo
ParticipantWow 10rb??? Itu si keterlaluan ya. Untuk beli makan sehari aja kaga cukup itu gahaha
Job pertama yg aku terima aja kaga kepikiran ngehargain 10rb. Aku tentuin aja rate sendiri berdasarkan kepuasan diri kalo dibayar segitu tuh puas. Karena kan butuh effort ya menulis tuh dan butuh waktu. Belum lagi siapin blog graphic. Kalo dibayar 10rb sih aku ogah ๐
-
-
-
April 2, 2021 at 8:54 pm #8388
ainun
Participantwowww banyak pencerahan dari mas Os dan pak Anton
malah ada yang blognya ga pernah apdet tapi DA gede,lucu juga seandainya dia dapet job karena si klien ngeliat dari angka DA nya
-
May 24, 2021 at 12:32 pm #8634
CREAMENO
ParticipantSetuju sama mas Anton ๐ Saya pribadi pasang ratecard 7 digit untuk blog saya. Dan itu berlaku sama dengan ratecard teman-teman yang menulis di blog saya. Menurut saya, selama kita PD dan tau kualitas tulisan serta blog kita, itu akan mempermudah kita untuk menentukan harga karya ๐ Well, semoga ke depannya, para bloggers bisa dapat bayaran dengan nominal yang makesense, ya. Semangat selalu teman-teman ๐
-
May 24, 2021 at 1:59 pm #8637
furisukabo
ParticipantOmmo kak Eno!!!! Apa kabarnyaa????
sudah lama tak bersua di bloooggg ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ Sungguh kangen ๐
-
May 25, 2021 at 11:26 am #8645
Anton Ardyanto
KeymasterIya nih.. ga usah ngeblog dulu deh, maen dan ngopi di sini saja dulu Eno.. wkwkwkwkwk #modus
-
-
May 25, 2021 at 1:59 pm #8647
ainurdragneel
ParticipantBelum pernah dapat tawaran, jadi gak tau juga rate card blogku berapa? hahaha
Tapi dengan baca-baca komentar yang ada, rasanya miris juga jerih payah kita hanya dihargai segitu.
Tapi saya setuju dengan @osamudazai, di atas 500k adalah angka yang pas untuk mematok jerih payah kita.
-
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.