Selamat Malam Kawan MM!
Terima kasih untuk komentarnya di Renungan Dari Phebie : Komentar Kontroversial Bukan Komentar Konyol.
Pandangan yang masuk semuanya senada, bahwa komentar kontroversial itu tergantung sudut pandang. Cara menyikapinya juga akan berbeda setiap individu. Yang saya amini #sambil manggut manggut.
Nah, terkait cara menyikapi, bagaimana kalau ada kritik atau komentar tak mengenakkan yang masuk ke blog kita? Apa yang akan kawan lakukan? Delete atau tetap approve alias diterbitkan?
Dalam 6 tahun pengalaman sebagai blogger, ada 2 dari beberapa kasus yang menarik (saya alami sendiri, tapi tanpa menyebut nama), terkait berkomentar saat blogwalking, terutama jika komentar yang kita berikan tidak mendukung atau sejalur dengan pemikiran si penulis.
Kasus 1 :
Ada seorang blogger wanita, a lady blogger. Tulisannya sebenarnya menarik dan bagus. Saya suka membacanya.
Hanya saja, suatu saat ia menerbitkan tulisan tentang sesuatu terkait fotografi. Ia menjelaskan bagaimana membuat foto yang “pasti” menarik like di Instagram.
Dalam penjelasannya, terus terang, sebagai seseorang yang menekuni fotografi juga, sebenarnya “kurang masuk akal”. Secara teknis pun ada sisi mendramatisir yang berlebihan sehingga tidak memberikan penjelasan yang “baik”.
(Banyak sih yang seperti ini sebenarnya. Seorang blogger menulis tentang fotografi, tetapi sebenarnya dia tidak menguasainya. Sepertinya, saat menulis dia hanya mementingkan mengejar branding dan trafik saja.)
Dan, saya merespon dengan sebuah komentar yang berisikan penjelasan bahwa tulisannya itu “kurang pas”, kalau tidak mau disebut aneh. Lumayan panjang juga.
Ditulis dalam bahasa yang “normal” dan bahkan tidak mengajak berdebat. Meski bentuknya bisa dikata sebuah “kritik”
Setelah itu selama beberapa hari, saya berkunjung ke artikel itu, ingin mengetahui apa penjelasan dari sang penulis artikel terkait “kesalahan” yang ia lakukan.
Tunggu punya tunggu, selama lebih dari satu minggu, tidak ada jawaban dan komentar saya tidak dimunculkan.
Wakkkss..
Kasus 2 :
Banyak blogger Indonesia, terutama pengejar Adsense berpikiran kalau membuat artikel dalam bahasa Inggris akan memberikan penghasilan yang lebih.
Sayangnya, kebanyakan tidak menguasai skill itu. Tapi, tidak sedikit yang berpandangan bahwa menggunakan Google Translate saja sudah cukup. Jadi mereka menerjemahkan tulisan dalam bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dengan tool Google itu.
Hak mereka sih.
Tetapi, terus terang hasilnya jadi terlihat kacau balau. Tata kalimatnya berantakan dan pemakaian katanya banyak yang tidak tepat.
Nah, salah satu anggota member IAPD (Indonesian Adsense Publisher Discussion), komunitas di Google Plus yang sudah almarhum, menerbitkan tulisan dalam bahasa Inggris dengan cara ini.
Saya merespon.
Bukan mengkritik.
Cuma memberitahukan bahwa banyak sekali bagian yang salah dalam artikel tersebut, baik kata atau tata bahasanya. Kalimat perkalimat yang salah saya jelaskan dan berikan contoh.
Apakah komentar saya terbit?
Tetap terbit, cuma banyak bagian dari komentar saya yang dipotong habis, sehingga hanya tersisa sebagian, yang kalau dibaca tidak ada sambungan sama sekali dengan artikelnya.
Hadeuh..
Marahkah saya?
TIDAK lah kawan. Ngapain juga marah.
Saya sadar bahwa sekali apa yang mereka lakukan. Komentar saya sudah pasti membuat “harga diri” mereka terluka, ditentang di blognya sendiri.
Lagipula, kalau komentar itu terbit dan mereka tidak bisa menjelaskan argumennya, pasti akan menjatuhkan citra mereka sebagai “blogger” handal yang bisa menyediakan berbagai solusi.
Mereka memilih tetap menjaga citra supaya tidak rusak.
Begitulah pandangan saya.
Yang bikin geleng-geleng kepala adalah kasihan saja kalau ada yang mengikuti arahan soal fotografi pada kasus 1. Mereka bakalan tambah bingung karena hanya disuapi hal-hal yang sebenarnya “tidak benar”.
Yang kasus kedua, kasihan pembacanya karena pasti ruwet untuk mengerti apa yang disampaikan. Kasihan bloggernya juga karena namanya sendiri akan jelek jika hal itu terus dilakukan, “mau gaya-gayaan supaya terlihat keren” tapi sebenarnya nggak bisa.
Geleng-geleng saya.
Kalau saya sendiri, di Lovely Bogor Network menerapkan kebijakan, selain komentar SARA, one-liner tidak jelas (seperti pertamax, nice info gan, dan seterusnya), spam, semua komentar akan diterbitkan.
Seberapapun tidak menyenangkannya untuk dibaca, saya akan tetap tekan tombol “approve”. Mau separah apapun penilaiannya terhadap tulisan dan pemikiran saya akan diterbitkan, tidak akan dibuang.
Bagaimanapun, itu sudut pandang lain yang berharga.
Justru, saya akan merasa senang karena seperti mendapat kesempatan mengeluarkan karakter “tukang berantem” , si internet ronin yang sudah tersimpan di kotak.
Seperti mendapat sparring partner buat bertinju (dalam pemikiran yah). Sesuatu yang tidak saya haramkan.
Pernah terjadi? Ya. Tidak sering, tetapi lebih dari 15 kali lah selama perjalanan saya sebagai blogger. Ada yang di blog MM atau di blog lain. Pernah bahkan ada yang agak SARA, tetapi setelah pertimbangan, tetap saya terbitkan.
Nah, apa tindakan Kawan kalau menghadapi situasi serupa? Apakah
- mendelete dan membuang komentar tersebut
- mengedit
- menerbitkan dan mengajak diskusi
Bisa urun pendapat?
Saya kadang membuang (delete) saja komentar yang saya anggap tidak pantas. Misalnya suatu waktu, pernah ada yang berkomentar sambil menyebut nama binatang yang menurut saya tujuannya diarahkan ke pribadi penulis dan sama sekali tidak membahas konteks artikel yang sedang dibaca.
Khusus untuk perbedaan pendapat yang berkebalikan dengan ide awal yang saya sodorkan, awalnya saya kadang kaget juga karena reaksi pembaca bisa diluar kemampuan berpikir dan mental saya dalam menerima komentar yang diberikan. Tapi kadang dengan memberikan respon bahwa artikel saya memiliki batasan sudut pandang atau hanya menggunakan perspektif ini dan itu serta tidak berlaku umum, biasanya pembaca juga ahirnya tidak melanjutkan perdebatan. Entah sudah sepakat atau tidak, saya gak tahu. Yang penting saya sudah memberikan respon sebaik yang saya bisa waktu itu.
Seiring waktu, saya mulai sedikit terbiasa dengan perbedaan pendapat. Belum sangat terlatih, tapi perlahan bisa memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hasil dari kekayaan perspektif yang dimiliki manusia. Dan tidak selamanya kita semua harus bersepakat akan satu hal karena akan mengkerdilkan ide lain yang bisa saja lebih baik dari yang saya miliki. Jadi, selama komentarnya masih sesuai konteks, tidak mengandung komentar SARA serta one-liner tidak jelas seperti yang diterapkan di Lovely Bogor Network, saya kira tidak ada alasan bagi saya untuk menyembunyikan atau membuangnya.
Ternyata banyak sekali rekan blogger yang sangat dewasa menyikapinya yah.
Kalau yang sudah berupa makian seperti itu sih memang sudah selayaknya dibuang saja karena tidak baik buat pembaca juga.
Memang butuh latihan lumayan lama mas Hamsul untuk bisa sepakat untuk tidak sepakat.. Bagaimanapun ego manusia itu ada dan kalau ditentang, biasanya egonya yang tersenggol.
Makasih banyak pandangnnya mas.. appreciate it
Kalau saya, bisa didelete bisa dibiarkan saja terbit, tergantung seberapa parah komentar, juga tergantung mood saya ketika mbaca komen tersebut. Kalau mood lagi bagus, misal habis dapat undian 2 milyar, apapun komentarnya kayaknya akan terlihat lucu… 😀
Nah, 2 milyar? waakkkss mauu.. saya pikir mood saya juga akan kelihatan sangat bagus kalau ada yang ngasih uang segitu.
Pasti semua jadi unyu-unyu.. hahahaha
Perasaan memang mempengaruhi penilaian juga ya mas Grub…Pasti itu
”
Memangnya komentar bisa di-edit, mas? 😆 hehehe. Saya nggak pernah tau kalau komentar bisa di-edit, bagaimana caranya? 😂
Kalau saya selama komentarnya ditulis dengan sopan, saya tetap accept dan balas sesuai kapasitas saya 🙈 andaikata pun ternyata sudut pandang saya berbeda dengan pemberi komentar, dan saya merasa komentar yang diberikan justru kasih insight baru untuk saya, maka saya akan berterima kasih sama pemberi komentar karena sudah kasih saya ilmu tambahan 😁✌ namun apabila pure beda pendapat 100%, ya nggak apa-apa juga, tetap saya jawab sebisa saya dan saya skip pertanyaan yang nggak bisa saya jawab hehehehehehehe 🤭
1. Bisakah komentar diedit ? Jawaban .. coba lihat di komentar asli Mbak Eno ada apa disana?
2. Di WordPress ngedit komentar itu ada editor khusus, jadi sama kayak nulis posting Eno. Kalau di Blogspot, memang agak ribet, tetapi, kalau mau bisa..hahahaha…
3. Yup.. mbak Eno orangnya sabar seh, kalau saya mah malah seneng ngajak berantem.. wkwkwkwkwkw
Offkorsssss menerbitkan dan mengajak berantem eh salah, diskusi lah bapak!
That’s why saya nggak moderasi blog saya, dan memilih cari cara untuk menghapus link otomatis di komentar 😀
Padahal, di blog saya itu, ada 2 tema yang kontroversial menurut saya, yang pertama, marriage dan yang kedua oriflame, hahaha.
Waktu awal-awal saya nulis Oriflame itu, banyak orang yang DM saya, apa saya nggak takut diserang Oriflamers?
Offkors enggak lah, karena saya nulisnya semua pengalaman saya, nggak dikurang lebihin.
Dan hampir semua tulisan di blog saya, adalah pengalaman pribadi, jadi lebih mudah kalau diajak berantem eh salah, diskusi hahaha.
Makanya saya sering nulis, bahwa modal utama di dunia maya itu adalah mental, karena sejujurnya dunia maya itu jauh lebih jleb ketimbang dunia nyata.
Apalagi kalau kita memilih mencari duit dari dunia maya.
Dan cari duitnya ngasal pula, jadinya dapat komentar kritik saran, jadinya terluka hehehe.
Oh ya, meskipun demikian, saya banyak juga loh menghapus komentar di blog saya, yaitu komentar yang linknya broken hahahaha.
Saya sering ngecek broken link, hampir tiap minggu, dan kalau saat ngecek ada yang broken, ya moon maap, saya hapus dah.
Atau komentar dengan nama unknown, itu jadinya broken, kalau komennya penting, kayak mau nanya atau serius, biasanya saya copas sendiri, jadi unknown nya ga broken 😀
Dan saya juga memang kadang agak aneh, komentar yang pedas sekalipun (untungnya di blog sih kayaknya jarang ya, cuman si bapak siapa ya dulu itu, lupa namanya hahaha)tetap saya tayangkan.
Biar dibaca orang banyak wakakakakak
Saya memang mamak-mamak minta dijitak, qiqiqiqiqiqiqi
Sini gue jitak Rey… mau?
Betul sekali Rey, kalau di dunia maya tidak siap mental, hasilnya akan negatif, tetapi kalau kita bisa manage kita bisa mendulang sisi positifnya.
Kalau komentar, saya masih terpaksa moderasi karena banyak spammer yang bikin sakit kepala, jadi saya menahan jangan sampai ada yang terlewat. Kalau koemntar yang lain sih biasanya dilepas sambil dibaca..
Nebak-nebak saja sih . kasus 1 terjadi di blogpost yg ke 2 di wordpress ya mas Anton? 😅 Cmiiw.
Kecuali spam dkk biasanya saya lolosin ya dan karena gak pernah ada kasus maki2 jadi blm pernah ada dilema begitu.😂untungnya.
Kalau kasus edit mengedit pernah tapi krn berhubungan privasi org lain yg harus dijaga misal spt alamat nomor telp identitas dsb..Itu juga saya kasih tahu orang yg ngepos bahwa bagian ini saya edit krn blablabla..
50% benar
1. Kasus 1 Blogspot
2. Kasus 2 Blogspot juga
Karena sebenarnya blogspot juga kalau mau bisa diakalin bagian komentarnya.. hahahaha.. cuma memang agak repot, makanya yang kasus dua keliatan niat banget orangnya..
Kalau berhubungan dengan privasi sih, justru itu malah bagus untuk melindungi… mangstab Pheb.. itu bijak banget caranya
Kalau aku, jika memang ada perbedaan pendapat tetap akan aku terbitkan. Seperti contohnya, komentar-komentar dari kak Anton 😝
Tapi kalau sampai berkata-kata tak senonoh, nggak akan aku terbitkan dan akan langsung aku buang ke tong sampah 😂. Untungnya belum pernah nemu komentar seperti ini dan aku ngarepnya sih nggak akan pernah nemu yang jenis seperti ini nyasar di blog-ku. Kita menebar kedamaian aja di dunia maya, jangan menebar kebencian 😂
Kalau yang begitu mah memang kudu dikemplang lia… ahahaha Sukur lum pernah terima jangan sampe dah…
kata pak suami aku..udah mbul terbitkan aja semua komen yang masuk selama ga promosi link, biarpun isinya kritik atau malah ceramah dsb, ya kan maybe kita sebagai penulis pernah ada salah kata juga ya sewaktu-waktu dalam hal penyampaian, karena manusia tak pernah luput dari kesalahan… maksudnya biar kitanyah juga latihan berbesar hati atau legowo waktu orang lain juga mau memberi masukan supaya kita bisa lebih baik lagi ke depannya hehe, walaupun yah mungkin bisa dibilang kata-katanya makjleb sampai ke ulu hati hahaah..abis itu mending lupakan. mungkin fokus ama tulisan yang baru aja hahhaha
Bener banget Mbul saran paksu mu.. Bagi kita juga latihan yang baik menerima sudut pandang orang lain dan kalau perlu mengakuinya.
Bagus buat kita.
Cuma emang bahasanya kadang bikin hati tertusuk tusuk.. wakakakak.. walau aku bukan seperti itu, rasanya, malah semangat mengangkat kapak perang.. wakakakakaka
Kalo aku ngga pakai pending komentarnya jadi apapun jenis komentar, baik kritik dan saran, makian, pujian atau link promosi terbit semua. Tapi aku tetap lihat sih, jika link promosi seperti situs judi apalagi bokep maka akan aku hapus.
Untuk kritik dan saran malah aku suka, kan sifatnya membangun agar artikel lebih baik. Kalo soal Omelan biasanya aku slow saja menanggapi karena udah biasa bagiku mah. Maksudnya biasa kalo telat bayar utang di warung maka tukang warungnya ngomel.🤣
Aku juga punya blog sinopsis film yang isinya hasil translate dari situs luar ke bahasa Indonesia. Biasanya aku edit seperlunya sih, tapi masih kelihatan hasil translate. Biasanya jika pembaca yang jeli akan komentar ngasih masukan, aku tentu saja senang, tapi kebanyakan sih cuma baca sinopsis film saja tanpa kasih masukan atau kritik.😂
Untung gue bukan yang punya warung Gus.. Bisa bangkrut saya kalau dikau telat terus.. 😛
Sebenarnya masalah utama mah spammer Gus. Kadang sehari bisa puluhan di satu blog. Kalau langsung dilepas, terus gue telat ngapus, ampuunn dah repotnya.. Hahahah…Yang dari luar itu, mungkin pake mesin jadi kadang belasan sampe puluhan…
Hahaha.. nama blognya apa Gus, pengen liat. Gue bosen kena prank terus di blog Sarilah. Mau cari yang aman damai saja
Oh iya betul pak, aku pernah ngga ngecek tuh blog sinopsis film karena seringnya di blog sarilah. Dalam seminggu saja ada sekitar 50an komentar spam, mana bahasanya bahasa Inggris lagi yang aku ngga ngerti. Aku sebut spam karena semua komentarnya sama dalam 50 artikel.
Untung juga bukan pak Anton yang punya warung, soalnya pasti kapok ngutangin.😂
Blog filmnya rahasia pak, soalnya kalo ketahuan pasti diomelin sama pak Anton.🤣
Nah itu yang bikin ruwet kalau nggak dimoderasi. Takutnya saya lupa ngecek, itu yang link-link kagak beres bakalan sudah sempat tayang berabe dah.
Wakakaka.. bener juga Gus..
Halah.. bilang ajah pelittt….sombong…:-P
saya tau loh blog film nya dia apaan hihi mau ga kubisikin haha
kaboooor
Kasih tauuuu… Jangan ikutan pelit Mbulllll