Tulisan Panjang atau Pendek Sama-Sama Bisa Bermanfaat

Saya pikir blog ini sudah tidak ada lagi yang baca, tetapi ternyata salah karena baru tulisan “Tulisan Singkat atau Panjang Terperinci : Pilih Mana Ya?” kemarin, eh ada satu komentar yang masuk. Senangnya, komentarnya mengundang rasa jahil dalam diri yang sudah terpendam selama beberapa bulan.

Tulisan Panjang atau Pendek Sama-Sama Bisa Bermanfaat

Komentar dari Faisal mengatakan bahwa ia memilih tulisan panjang dan terperinci. Beberapa baris kalimat lanjutan dalam komentarnya mengindikasikan atau bisa diinterpretasikan bahwa tulisan pendek itu tidak bermanfaat. Ia lebih memilih satu tulisan panjang pertahun dibandingkan 1000 tulisan singkat/pendek.

Mengapa sifat jahil saya kumat?

Yah, karena saya tidak pernah berpandangan bahwa bermanfaat atau tidaknya sebuah tulisan itu ditentukan dari panjang atau pendeknya. Tidak ada kaitan sama sekali dengan berapa jumlah kata yang ada dalam sebuah artikel.

Sebuah tulisan akan berguna kalau pembacanya tahu cara menggunakannya, kalau tidak sepanjang apapun, ya tetap tidak bermanfaat juga. Coba saja suruh ibu rumah tangga yang tidak tertarik ngeblog disuruh baca tulisan tentang blogging sepankang 10 ribu kata, akankah tulisan itu bermanfaat?

Jika pun ditilik dari segi isi, semua akan kembali kepada penulisnya. Tulisan singkat bisa berisi informasi yang berharga meski dikemas dalam kalimat pendek, tulisan panjang bisa hanya berisi bullshit / omong kosong kalau penulisnya lebih suka bertele-tele dan mementingkan jumlah kata.

Selain itu, pengalaman dan pelajaran yang saya dapat selama ini, kedua jenis tulisan itu memiliki fungsi dan segmen masing-masing. Tidak semua orang menyukai tulisan panjang, tetapi tidak semua juga suka tulisan pendek.

Untuk contohnya, bayangkan saja, sebuah mur panjang dan pendek. Apakah bisa mur pendek disebut tidak ada manfaatnya? Tidak juga, kedua jenis mur itu memiliki fungsi masing-masing dan cara pemakaiannya berbeda.

Terlalu banyak faktor yang harus diperhitungkan dan yang membuat generalisasi bahwa tulisan panjang lebih bermanfaat dan tulisan pendek adalah kesia-siaan sebuah hal yang SEBAIKNYA TIDAK DILAKUKAN. Ada kesalahan berlogika di dalamnya.

Bagi saya pemakaian artikel/tulisan panjang atau pendek tidak akan pernah dikaitkan dengan kata “bermanfaat”. Keduanya tidak memiliki kaitan sama sekali.

Lebih tepat kalau dihubungkan dengan rencana, strategi, dan segmen karena pada dasarnya tetap akan ada mereka yang mau membaca dan bisa memanfaatkan. Jadi, dari sanalah rencana dan strategi saya dibuat.

Tulisan ini hanya 350-an kata saja. Apakah TIDAK BERMANFAAT? Yah, itu bukan urusan saya, itu urusan Anda sebagai pembaca.

8 thoughts on “Tulisan Panjang atau Pendek Sama-Sama Bisa Bermanfaat”

  1. Hadir boss, saya masih memantau dan patroli dalam setiap kesempatan 🤣

    Ini jaman instan, praktis, orang menyukai hal2 yg to the point, jaman dimana banyak yg harus dibaca dan ditonton, jika bertele2 waktu pembaca akan tersita.

    Artikel panjang dan detil tentu bagus tapi jika dimaksudkan untuk menjalin interaksi mgkn tidak akan tercapai karena buat apa toh tulisannya sdh detil dan jelas, tidak ada yg perlu dikomentari atau ditanyakan lagi tapi bukan juga sengaja bikin kepo supaya orang bertanya 🤣

    Selain dunia tulisan, klo dunia video lebih laris yg versi short (30 detik) lebih hemat kuota tapi tetap mendapat manfaat, cuma harus cerdas menonton video short ini karena hanya garis besar bisa2 penonton salah paham dan terjadi hoax 😅

    Reply
    • Wuiih ternyata suhu Ajay setia.. hahaha

      Bener banget bro. Manfaat bukan ditentukan oleh panjang pendeknya, tetapi pada orang yang membaca atau menontonnya. Biar panjang, orang yang baca bego, ya nggak bermanfaat juga..

      Reply
  2. Panjang mungkin akan lebih jelas kalau tulisannya tentang sejarah atau tutorial membuat sesuatu, biar lebih detail. Tapi kalau resep masak semur jengkol, bisa mumet kalau di buat panjang 1000 kata, ha…ha..

    Panjang atau pendek yang penting enak dibaca kalau saya mah… sesuai kebutuhan.
    Bukan begitu pak Anton?

    Reply
  3. betul pak, bermanfaat atau tidaknya tergantung pembacanya. kalau dia membutuhkan info tersebut, sependek apapun tulisannya pasti akan merasa bermanfaat. begitupun sebaliknya.
    sukses terus pak… hehe 😉

    Reply
  4. Saya tuh kadang bingung, kalau ada yang bilang, saya menulis hanya yang berfaedah.
    Lah, emang tulisan nggak berfaedah itu seperti apa sih?
    Perasaan, sependek apapun, bahkan curhat asal pun, tetap ada yang baca loh, kalau kebetulan yang baca itu merasa related dan butuh tulisan seperti itu?

    Dan lagi, saya nggak percaya artikel setahun sekali lebih bagus ketimbang 1000 artikel ngga berfaedah, lah masa sih dalam 1000 tulisan nggak ada yang dibaca orang sama sekali?

    Tapi ya memang kembali lagi sih, setiap orang punya pendapat masing-masing 😀

    Reply
    • Berfaedah atau unfaedah , kalau menurut saya sih sudah di luar wewenang si penulis. Itu wilayah si pembaca apakah ia bisa mempergunakannya atau tidak.

      Kita seperti pembuat palu. Pembelinya siapa dan apakah dia bisa mempergunakannya, pada dasarnya bukan masalah kita.

      Makanya saya paling ga sependapat dengan istilah yang umum dijargonkan para blogger bahwa menulis itu harus yang berfaedah karena berarti kita memasuki wilayah yang bukan wilayah kita Rey.

      Reply

Leave a Comment