Forum Replies Created
-
AuthorPosts
-
hichaaquino
ParticipantSerem amat Pak Anton bisa sampe 14 gitu… Ga pusing ngurusnya, tuh? 😁
Untuk gmail saya punya dua. Satu buat dipakai sehari2, satu lagi buat gdrive-nya aja 😝
hichaaquino
ParticipantWkwkwkwk (dibaca dengan tertawa sambil mengucap wekawekaweka 🤣🤣)
Makasih sekali Pak Mimin, udah masukin ke ruang intip.
Emang, Pak. Anugerah Yang Kuasa yang berbentuk mata itu harus disyukuri. Salah satunya dengan melihat yang indah-indah 🤣🤣
hichaaquino
ParticipantLapor, Pak! Akhirnya sudah dipost… Tapi agak melenceng dari tema utama di thread ini 🤣🤣
hichaaquino
ParticipantMakasih, Mas Bayu… 🙂
Masih perlu banyak latihan, nih… 😀
hichaaquino
ParticipantSepertinya begitu, Pak. Karena foto-foto biasanya saya masukin ke Google Photos dulu. Baru kapan-kapan, kalau ingat, atau pas kalau lagi pengen iseng edit, baru saya download lagi dan diedit di Lightroom.
Wah, makasih infonya, Pak. Dulu kayaknya saya sempat kenal GIMP, tapi buat dipakai untuk image processing hasil eksperimen aja. Itu pun di Linux dan karena untuk keperluan akademis, jadi penggunaannya lebih ke edit piksel monokrom doang. Baru tau kalau fungsinya mirip dengan Photoshop.
Makasih, Pak. Skill tuh, terlepas dari berbakat atau tidak, memang harus terus diasah, ya… 😀
hichaaquino
ParticipantApakah mas @Bayu13K ini seorang yang pekerjaan sehari-harinya bersinggungan dengan gula? 😀
hichaaquino
ParticipantBy the way, makasih banyak mas @adynura dan pak @Anton Ardyanto atas komennya yang sangat berharga… ^^
hichaaquino
ParticipantKan biar temenan sama Chef Juna, Pak… *lho?*
Saya ga kepikiran soal ide malah, Pak.. wkwk
Pertama: Siapp, ini saya baru nyadar juga. Hahaha
Kedua: Nah, ini kayaknya kalau di Lightroom harus edit parsial gitu, ya Pak? Di versi gratisan ga ada euy… *modal gretongan*
Setelah saya ingat-ingat lagi, ternyata keluaran 2016, Pak. Saya pakai iPhone 7+
Bukan pecah pas di-upload ke sini-nya, Pak. Tapi hasil edit bahkan saat masih di Lightroom-nya sendiri. Hehehe
hichaaquino
ParticipantWah… iya juga, ya… aku ga kepikiran balance air mancurnya. Terlalu fokus sama horizontal line dari pepohonan (gelap) sebagai reference-nya. 😀
Aku merasanya masih kurang tajam. Mungkin karena exposure-nya ditinggiin (mode otomatis HPnya), jadi gerakan airnya tampak menyatu. Kalau siang hari, mungkin jadi tampak artistik, tapi ini IMO bikin lampu warna-warninya jadi kurang “ngejreng”. 😀
February 21, 2021 at 7:59 pm in reply to: Mengapa Laki-laki Yang Tak Setia Dijuluki Buaya Darat #7114hichaaquino
Participantkenapa ga kucing oren aja yang doyan kawin sana-sini, Pak? :))
hichaaquino
ParticipantWah… makasih, Pak Anton.
Tadinya mau tes upload di postingan awal. Sekalian test drive. Untung aja ga jadi 😀
Ok, saya coba bikin thread baru. Semoga dikomen sama master2 jago foto Kafe MM
hichaaquino
ParticipantWah… tema ini mau saya bikin tulisan di blog, lho pak… tapi sudah mandeg sebulan di draft.. 🤪
hichaaquino
ParticipantPak Anton, kira-kira untuk masing-masing shutter speed, aperture, maupun ISO, kapan dia akan bernilai satu pada segitiga tersebut. Misalnya untuk ISO, saat bernilai 100 maka sama dengan 1, 200=2, dst (ini akan rumusnya jadi bermasalah saat menggunakan ISO > 1500). Untuk shutter speed dan aperturenya juga, penyamaan unitnya bagaimana, ya?
hichaaquino
ParticipantPadahal buaya (beneran) sebenarnya adalah hewan yang setia 🤣🤣
hichaaquino
ParticipantAku pribadi kalau hanya tulisan pendek ala Twitter (dipanjangin dikit) atau caption IG, mungkin bisa. Tapi kalau tulisan yang butuh riset dengan foto atau infografis, duh… ga kuku kayaknya wkwk
-
AuthorPosts