Blog Maniak Menulis (MM) › Forums › Ruang Motret › [KOMEN DONG] Evening Dancing Fontain
Tagged: improvement, komen foto, night photo, skill foto, teknik foto
- This topic has 10 replies, 4 voices, and was last updated 4 years, 1 month ago by
Anton Ardyanto.
-
AuthorPosts
-
-
February 21, 2021 at 7:58 pm #7113
Memotret di malam hari dengan smartphone keluaran 2015, memang tricky. Beberapa kali saya coba edit di Lightroom, tapi seringnya berakhir gambarnya menjadi pecah.
Gambar di bawah ini versi masih diapa-apain. Boleh komennya dong para master blogger photography, kira-kira dari foto di bawah ini, apa yang bisa di-improve. 🙂
-
February 21, 2021 at 8:38 pm #7118
Kalo dari aku mah ga ada. kayaknya udah bagus aja.
cuma ada sedikit gatal di komposisi si air mancur yg nyala itu, kayaknya bisa lebih balance lagi kalo sedikit di crop di sisi kiri foto biar samaan kayak di sisi kanannya. tapi itu kyknya lebih ke personal preference dan malah kyk komen agak dipaksakan ada. haha..
tapi aslinya, udah bagus kok.
Malah aku sendiri jarang foto malem-malem 😀
Kalo dari mbak Hicha sendiri, kira-kira puas ga sama hasil fotonya?kalo engga.. apanya?
-
February 22, 2021 at 7:24 am #7138
Wah… iya juga, ya… aku ga kepikiran balance air mancurnya. Terlalu fokus sama horizontal line dari pepohonan (gelap) sebagai reference-nya. 😀
Aku merasanya masih kurang tajam. Mungkin karena exposure-nya ditinggiin (mode otomatis HPnya), jadi gerakan airnya tampak menyatu. Kalau siang hari, mungkin jadi tampak artistik, tapi ini IMO bikin lampu warna-warninya jadi kurang “ngejreng”. 😀
-
-
February 21, 2021 at 8:48 pm #7120
Husshh.. Master master.. wakakaka
Idenya menarik memadukan “hitam”nya malam dengan “ungu” lampur air mancur. Kontrasnya bisa bagus.
Pertama : mata saya suka yang simetris-simetris, maklum jadul punya. Lingkaran “fountain”nya jatuhnya kurang seimbang sehingga kesannya agak miring. Mungkin kalau pengambilan posisi agak ke kiri sedikit hasilnya bisa sedikit lebih berimbang.
Kedua : bangunan yang menjadi latar belakang menjadi kurang berperan karena kondisinya terlalu gelap. Kalau bagian itu bisa dibuat lebih “terang” sehingga postur bangunannya bisa nampak (walau tetap dalam gelap), sepertinya bisa lebih menarik.
Soal ketajaman foto sendiri, saya tidak bisa komentar karena dengan kamera smartphone tahun 2015, rasanya sulit untuk mendapatkan ketajaman yang prima (apalagi saya nggak tahu merk ponselnya dan harganya berapa.. ehh 😀 :-D) .
Hanya mungkin kalau memakai tripod foto di atas masih bisa diperbaiki dengan memakai exposure yang lebih lama (ehh ada nggak yah kalau di ponsel 😀 :-D). Biasanya kalau memotret landscape di malam hari, pemakaian exposure lebih lama (shutter speed lebih lama).
Itu komentar saya yah..yang bukan master. Pasti nanti ada komentar dari para master yang sebenarnya
Btw, berapa ukuran file aslinya Hicha? Kok bisa pecah? Apakah file itu sudah diperkecil sebelumnya?
-
February 22, 2021 at 7:30 am #7142
Kan biar temenan sama Chef Juna, Pak… *lho?*
Saya ga kepikiran soal ide malah, Pak.. wkwk
Pertama: Siapp, ini saya baru nyadar juga. Hahaha
Kedua: Nah, ini kayaknya kalau di Lightroom harus edit parsial gitu, ya Pak? Di versi gratisan ga ada euy… *modal gretongan*
Setelah saya ingat-ingat lagi, ternyata keluaran 2016, Pak. Saya pakai iPhone 7+
Bukan pecah pas di-upload ke sini-nya, Pak. Tapi hasil edit bahkan saat masih di Lightroom-nya sendiri. Hehehe
-
February 22, 2021 at 7:36 am #7146
Kadang kalau file foto terlalu kekecilan, pas diedit juga bisa pecah Hicha, terutama kalau pengurangan layer dilakukan berulangkali. Hasilnya malah bisa tidak enak dilihat. 😀 Kalau foto yang ukuran filenya kecil, biasanya layernya sudah tipis , jadi begitu diedit, hasilnya bisa terlihat pecah.
Sebenernya kalau edit parsial bisa pake GIMP (GNU Image Manipulation Program). Gratis tapi kelengkapannya hampir mirip dengan Photoshop. Fiturnya banyak.
Kalau ponsel di tangan mu iPhone 7, berarti tinggal beli tripod, seharusnya dengan lensa iPhone ditambah tripod, fotonya sejak awal bisa lebih tajam tuh.. wahahaha
Semangat Hicha..
-
February 26, 2021 at 7:21 am #7427
Sepertinya begitu, Pak. Karena foto-foto biasanya saya masukin ke Google Photos dulu. Baru kapan-kapan, kalau ingat, atau pas kalau lagi pengen iseng edit, baru saya download lagi dan diedit di Lightroom.
Wah, makasih infonya, Pak. Dulu kayaknya saya sempat kenal GIMP, tapi buat dipakai untuk image processing hasil eksperimen aja. Itu pun di Linux dan karena untuk keperluan akademis, jadi penggunaannya lebih ke edit piksel monokrom doang. Baru tau kalau fungsinya mirip dengan Photoshop.
Makasih, Pak. Skill tuh, terlepas dari berbakat atau tidak, memang harus terus diasah, ya… 😀
-
February 26, 2021 at 7:24 am #7429
Hahahaha.. saya sampai sekarang masih pakai GIMP, ga pake Photoshop atau Lightroom untuk edit image…
Yup.. latihan latihan dan latihan
-
-
-
February 22, 2021 at 7:31 am #7144
By the way, makasih banyak mas @adynura dan pak @Anton Ardyanto atas komennya yang sangat berharga… ^^
-
February 23, 2021 at 12:27 pm #7269
Saya sih malah ngeliatnya udh bagus banget Mba…
-
February 26, 2021 at 7:22 am #7428
Makasih, Mas Bayu… 🙂
Masih perlu banyak latihan, nih… 😀
-
-
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.