Blogger Bertanggungjawab Terhadap Banyaknya Blogger Yang Frustrasi

Pasti banyak yang misuh-misuh nih membaca judulnya. Siapapun tentunya tidak akan mau disalahkan atau dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap sesuatu keburukan. Blogger frustrasi tentunya bukanlah sebuah hal yang “baik” dan buruk.

Meskipun demikian, kenyataannya demikian. Para blogger, terutama blogger tutorial atau yang membahas tentang cara ngeblog adalah yang bertanggungjawab terhadap lahirnya blogger-blogger frustrasi.

Kok bisa demikian?

Coba lihat saja kebanyakan judul yang ditemukan

1. Tips dan Trik ampuh meningkatkan pengunjung sampai 10000 dalam sebulan

2. Cara ampuh supaya di-approve Adsense

3. Cara cepat mendatangkan pengunjung yang banyak

Bisa terlihat mengapa saya katakan demikian?

Pertama : Dari blogger, Oleh Blogger, dan Untuk Blogger

Pembaca dari tulisan-tulisan tersebut adalah orang-orang yang bergelut atau setidaknya ingin memasuki blogosphere. Paling tidak mayoritas.

Jadi, pembaca tulisan-tulisan tentang cara ngeblog adalah kaum blogger juga dan bukan kalangan lain. Berlaku prinsip DARI BLOGGER, UNTUK BLOGGER, DAN OLEH BLOGGER disini.

Jadi, segala sesuatunya berasal dari lingkup blog saja. Siapa yang bertanggungjawab pasti berasal dari kalangan itu sendiri. Tidak mungkin menyalahkan golongan lain.

Kedua : Menjual Mimpi Indah

Seorang pemula dalam dunia blogging pastilah menginginkan bahwa blog yang mereka kelola akan kebanjiran pembaca. Mereka berusaha menemukan cara mencapai keinginan mereka itu. Untuk itulah mereka mencari orang-orang yang bisa membantu mewujudkan apa yang diidamkannya.

Hal itu dimanfaatkan para blogger dengan menjual mimpi indah dengan memanfaatkan suasana hati dan keinginan para pemula itu. Kata-kata manis seperti “Tepat”, “Cepat” sangat tepat menyasar hati dan ego. Siapa yang tidak ingin cepat sukses? Siapa yang ingin tepat kaya?

Sayangnya, para blogger tutorial lupa atau memang secara sengaja menutupi sebuah kenyataan dalam dunia blogging, yaitu TIDAK ADA JALAN PINTAS DAN INSTAN. Kesuksesan banyak blogger tidak diraih dalam waktu satu dua bulan.

Semuanya melalui proses yang panjang, yang biasanya tidak disukai orang lain karena terdengar pahit dan tidak enak. Padahal ini merupakan kenyataan.

Kata-kata tersebut layaknya MIMPI INDAH yang ditebarkan demi menarik orang agar mau datang ke blognya. Sekedar itu saja. Padahal hal itu tidak sesuai dengan realita yang ada.

Bayangkan saja, bagaimana bisa menjanjikan bahwa sebuah blog bisa mendapatkan persetujuan Adsense, padahal yang menulis sendiri bukanlah pengambil keputusan tentang itu. Lebih jauh lagi, mereka bahkan bukan anggota tim yang bisa memutuskan, mereka hanya berdasarkan pada asumsi yang sebenarnya tidak pasti.

Yang mereka jual adalah MIMPI INDAH untuk menyentuh bagian ego manusia. Apakah yang menulis peduli kalau pembaca yang mempraktekkannya gagal dalam meraih adsense? Taruhan, sama sekali tidak. Mereka tidak peduli.

Yang terpenting bagi yang menulis adalah angka di statistik blog mereka terus naik dan naik. Lebih senang lagi kalau mereka mengklik iklan. Itu saja. Kalau gagal ya salah sendiri.

Ketiga : Generalisasi alias Gebyah Uyah

Kebanyakan judul dan teori blogging adalah dibuat berdasarkan pengalaman pribadi. Spesifik. Hal ini berarti faktor-faktor dan variabel-variabel di dalamnya juga sangat spesifik.

Sebagai contoh biasanya sebuah blog tutorial akan dibuat oleh para internet marketer, atau blogger yang menekuni dunia blogging itu saja.

Kemudian mereka membuat teori blogging yang baik dan benar berdasarkan pengalaman itu. Jika sang pembaca berniat menulis tentang ngeblog, cocok. Tetapi, bagaimana kalau si orang itu berniat membuat blog tentang mobil, motor, resep masakan, dan lain sebagainya?

Bisakah teori yang sama dipergunakan?

Kemungkinan besar tidak. Karakter tiap pembaca adalah berbeda, tidak sama. Tidak bisa sebuah teori tentang ngeblog langsung diterapkan untuk membuat blog tentang masakan. Sang blogger tutorial memang paham tentang dunia blogging, tetapi ia belum tentu paham tentang dunia masak memasak.

Hasilnya, yang membaca seperti diarahkan untuk memakai sebuah teori yang sebenarnya spesifik dan beum tentu pas digunakan pada dunianya. Kemungkinan kegagalan sangat besar.

Keempat : Tidak Memberitahukan Ada Resiko Gagal

Cobalah lihat sendiri banyak tulisan tentang tutorial blogging. Apakah ada yang mengatakan bahwa ada resiko kegagalan disana?

Lagi-lagi sebuah kenyataan bahwa apapun itu, termasuk ngeblog ada resiko gagal. Tidak semua usaha berhasil, tetapi ada yang berhasil.

Itu adalah fakta yang jarang diungkap oleh banyak blogger karena tentu saja, pembawa berita buruk seringkali menerima perlakuan buruk.

Seorang blogger tutorial yang mengatakan bahwa ada kemungkinan gagal akan melemahkan posisinya sendiri sebagai sumber terpercaya dalam memecahkan semua masalah tentang ngeblog.

Kelima : Menutupi Hambatan 

Membaca banyak tulisan yang dibuat dalam blog-blog tutorial, sepertinya dunia sangat mulus. Tidak ada jalan berlubang dan batu di tengah jalan.

Kenyataannya ngeblog adalah dunia yang penuh dengan tantangan. Hambatan akan muncul baik satu persatu atau terkadang sekaligus. Masalah design, masalah SEO, dan sejenisnya bukanlah cara yang mudah dan membutuhkan setiap blogger untuk belajar dan terus belajar agar bisa melintasi tantangan dan hambatan.

Hal ini kerap tidak disebutkan, atau setidaknya disebutkan tetapi dibuat menjadi mudah supaya pembaca tertarik dan menganggap yang menulis orang pandai. Padahal sebenarnya tidak. Tantangan itu akan ada dan bentuknya selalu berbeda pada setiap blog dan blogger.

Lalu.

Apa hasilnya?

Para blogger pemula yang bahkan sebelum membaca tulisan-tulisan tutorial saja sudah bermimpi besar diberi tambahan MIMPI INDAH bahwa mereka bisa merealisasikannya dengan cepat. Ketika menjalani yang ditemukan adalah sebuah jalan panjang dan penuh hambatan. Jalan yang sangat tidak mudah.

Patah semangat. Frustrasi. Dua kata yang banyak entah berapa juta blogger karena mereka tidak bisa membuat blognya dikunjungi banyak orang.

Banyak yang kemudian memutuskan berhenti ngeblog. Banyak juga yang mencari jalan pintas, meskipun penuh kecurangan untuk menjadi berhasil.

Siapa yang bertanggungjawab?

Yah, sederhana saja. Si blogger yang frustrasi adalah yang paling bertanggungjawab dalam hal ini.

Meskipun demikian, ada pihak lain yang seharusnya juga ikut bertanggungjawab, setidaknya secara moral.

Mereka yang menulis mimpi-mimpi indah itu seharusnya ikut bertanggungjawab karena mereka banyak menutupi fakta dan data demi tujuan mereka sendiri.

Yang menulis itu blogger. Jadi, memang blogger harus bertanggungjawab terhadap lahirnya banyak blogger yang frustrasi.

Termasuk saya karena saya juga seorang blogger dan meskipun blog yang dikelola bukan blog tutorial, tetapi saya pun memberikan pendapat dan pandangan. Jadi, mau tidak mau ada beban dalam hati setiap membuat tulisan tentang apapun.

Saya hanya berharap bahwa tidak ada tulisan yang dibuat dengan menutupi fakta dan hanya demi mengejar pengunjung datang ke blog ini.

Itu saja. Tetapi, saya tidak bisa terlepas dari rasa tanggungjawab itu.

Tidak akan pernah.

Leave a Comment