Karena kaki terus melangkah
Lensa terus merekam
Jemari terus merangkai aksara dan hati terus bergumam
Untuk berbagi kisah dalam ingatan
Putu Sukartini – Ngiring Melali
Saya suka kata-kata ini. Interpretasi saya pada puisi atau sajak ini adalah cara Putu Sukartini, blogger Ngiring Melali, mendeskripsikan blog, blogger, dan ngeblog.
Cara yang tidak umum sebagai salam perkenalan kepada para pembacanya. Terasa lebih puitis, mengena, sekaligus tidak membosankan. Puitis.
Dan, kalau membaca beberapa tulisannya, ada beberapa yang diawali dengan puisi-puisi singkat seperti ini. Salah satunya dalam tulisannya tentang Dieng, yang diawali dengan
Udara dingin langsung terasa menembus tulang, di luar sana hembusan angin lembut tak kuasa menghalaunya hingga menghasilkan butiran-butiran embun yang menempel di setiap dinding kaca, membuatnya rabun terlihat. Meski begitu, kecantikannya tak bisa disembunyikan walau benderang sudah bersembunyi di balik selimut malam”
Putu Sukartini – Terpikat Pesona Dieng, Negeri Kayangan Nan Jelita
Dieng rupanya memang begitu berkesan bagi bloggernya karena selain kata-kata di atas, ia membuatkan kategori khusus tentang tempat yang satu ini.
Blog bertipe multi topik, yang agak cenderung ke blog personal ini, sempat membuat saya merasa seperti orang yang kurang gaul. Padahal, memang begitu sih adanya.
Dulu sempat saya mengatakan mencari blogger dari Bogor itu susah. Namun, sepertinya adalah karena saya mainnya kurang jauh saja.
Blogger yang satu ini ternyata orang Bogor, setidaknya tinggal di Bogor. Namanya memang mencerminkan daerah asalnya, Bali, tetapi setelah membaca beberapa tulisannya dan melihat bio-nya di FB, saya tepuk jidat sendiri. Rupanya ia kolega, sesama blogger dari Kota Hujan.
Pantas ada lumayan banyak tulisannya yang menyinggung tentang Bogor.
Isi blognya sendiri, meski nama blognya berarti “Jalan-Jalan Yuk” dalam bahasa Bali, bukan sekedar membahas tentang traveling saja. Kontennya sama seperti juga blog emak-emak yang lain, terdiri dari beragam topik. Sebut saja, mulai dari wisata, kuliner, buku, dan lainnya. Namun, tidak ada kategori parenting atau tutorial blogging, seperti yang biasa nyempil di blog kaum hawa umumnya.
Gaya penulisannya lebih mengarah ke bercerita, sehingga pembacanya seperti diajak ikut serta dalam perjalanannya.
Foto-fotonya sendiri termasuk OK. Biasanya , fotonya memakai tokoh Prema anaknya, yang pernah sempat membuat kalang kabut emaknya karena bablas saat naik Commuter Line (di FB).
Blog yang termasuk enak untuk dibaca dan cukup informatif, apalagi kalau termasuk Dieng dan Yogyakarta, tulisannya banyak. Yang paling menarik bagi saya adalah beberapa tradisi dari Bali dan agama Hindu yang diulasnya lumayan mendetail.
Namun, yang membuat blog ini berkesan, bagi saya adalah penggunaan puisi sebagai pembuka tulisan. Sudah jarang sekali yang melakukannya. Tagline blognya juga cukup puitis, Karena Hidup adalah Perjalanan.
Silakan bagi yang ingin membaca blog seorang wanita Bali yang nyasar ke Kota Hujan, Bogor ini di Karena Hidup Adalah Perjalanan