(Discl;aimer : bagi yang baru pertama kali terjun ke dunia blog atau merasa tidak kuat mental, sebaiknya tidak meneruskan membaca. Blog Tokopedia kalau tidak disikapi dengan baik berpotensi menurunkan semangat ngeblog dan menghadirkan rasa pesimis yang tinggi)
Blog Tokopedia memang bisa menghadirkan rasa, “Ah, sudah tidak ada lagi gunanya ngeblog”. Dengan 841 halaman dimana setiap halaman ada 10 post, jumlah artikelnya pasti menggentarkan, apalagi karena mengingat postingan pertama baru diterbitkan tahun 2020. Baru sekitar 2-3 tahun yang lalu.
Dengan kata lain, mereka menggelontorkan 2600 posting dalam satu tahun. Silakan dibagi dengan 365/hari untuk mendapatkan angka posting rata-rata perhari.
Yang paling berpotensi membuat para blogger pesimis adalah kontennya yang benar-benar mirip sekali dengan yang biasa dibuat para blogger. Berbagai tips dan trik, ulasan, pengertian, dan sebagainya. Mainan para blogger semua ada di sini.
Wajar saja, namanya juga blog.
Rata-rata tulisannya panjang-panjang, jumlah kata berada di antara 400-700 kata. Pasti sangat baik untuk penerapan teknik SEO (Search Engine Optimization).
Masuk blog jenis apa? Blog umum, seumum-umumnya alias semua topik ada di sini. Entertainment, parenting, travel, dan sepertinya semua yang biasa di menu blog-blog dimasukkan di blog Tokopedia. Jangkauannya luas.
Bahkan, topik olahraga pun ada, meski diberi label bukan sport atau olahraga, tetapi “Topik seru lainnya”.
Paket lengkap.
Tambahkan dengan berbagai berita, baik dari dalam, dan luar perusahaan, atau dari dalam dan luar negeri. Hasilnya, adalah sebuah blog sekaligus portal berita. Mirip dengan semua media massa online yang mengawinkan konsep dasar jurnalistik dengan blogging.
Berat? Yap, bakalan berat kehidupan para blogger di masa datang. Dengan modal hampir tak terbatas, blog Tokopedia dan portal berita online bak raksasa Goliath dengan kekuatan yang besar dan blogger adalah David, kurcaci, dengan kekuatan terbatas.
Namun, yang harap diingat, dalam kisah legendaris, David mengalahkan Goliath, meski saya tidak tahu apakah kisah itu berlaku juga dalam kehidupan nyata.
Jangan pesimis dulu, silakan kunjungi saja blog Tokopedia dan baru kemudian boleh pesimis.