Reply To: Tips flat lay photography?

Home Forums Ruang Motret Tips flat lay photography? Reply To: Tips flat lay photography?

#8239
Anton Ardyanto
Keymaster

Hola Master Thessa,

Saya bukan master dan cuma sekedar fotografer jalanan saja, masih yunior dan belum berpengalaman. Tapi, boleh kan ikutan ngasih tips dan saran.

Tips #01 : JANGAN MINDER

Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, dan kadang membuat Thessa langsung minder. Singkirkan dulu pikiran itu dari kepala Thessa.

Netralkan.

Tips #02 : SET THE FACTS RIGHT

Saya tidak tahu yang Thessa sebut bagus itu yang mana, hanya kalau dari Googling berarti Thessa membaca dan melihat di website/blog lain kan.

Nah, coba faktanya diluruskan dulu

* banyak blogger yang menulis tips dan kemudian memakai foto dari sumber foto gratis dan bukan hasil karya sendiri. Kemudian diberi embel-embel karya hasil smartphone. Yang kayak gini, Thessa ikutin sampai botak juga sebenarnya tidak akan membantu karena yang ditulis sebenarnya bukan hasil karya mereka sendiri dan hasil comotan dari sumber lain (saya banyak menemukan blog fotografi yang melakukan ini loh)

* Pilih blog yang memang benar-benar terbukti orangnya memamerkan hasil karya sendiri dan sesuai dengan apa yang dikatakan, bukan sekedar memberi tips tapi sebenarnya mereka tidak pernah melakukan (banyak blogger melakukan hal itu). Hal itu sebenarnya fatal karena bisa saja kamera yang dipergunakan membuat foto adalah kamera DSLR/Mirrorlesss tapi artikel berjudul tips memotret dengan smartphone

Jadi, sebelum melangkah lebih jauh lagi, coba mulai lebih teliti dalam membaca. Banyak tips yang saya sebagai seorang penggemar fotografi, saya bisa bilang ngawur dan tidak akan membantu orang menjadi pandai

Salah seorang blogger wanita terkenal pun pernah membuat “tips fotografi  yang terlihat wah di Instagram”. Setelah saya baca, isinya ngawur dan sebenarnya memperlihatkan bahwa ia tidak paham tentang cara memotret. Cuma setelah saya kritik, komentr saya tidak timbul di blognya.

Ini blogger wanita mayan terkenal di kalangan blogger perempuan loh.. yang menjadi panutan dan fans banyak blogger lainnya. Tapi, isinya bener-bener akan menyesatkan.

Tips #03 : BUTUH LATIHAN

Yang kemudian harus diluruskan dulu adalah pemikiran bahwa kalau sudah baca tips, hasil fotonya langsung jadi bagus dan menarik.

Itu mengapa saya sebal kalau baca artikel fotografi buatan blogger non fotografer. Mereka memakai clickbait dengan menekankan PASTI, HARUS, WAJIB, dan lainnya.

Kenyataannya, Thessa harus menerima bahwa fotografi tidak beda dengan menulis, butuh latihan, eksperimen, dan konsistensi.

Singkirkan dulu pemikiran bahwa habis membaca tips dan trik, kemudian Thessa bisa langsung membuat foto yang menarik. Hal itu tidak akan terjadi dan justru menjebak.

Bagusnya habis baca teori, langsung singkirkan saja dari otak dan mulai latihan. Sebanyak apapun Thessa membaca, tidak akan membuat Thessa menjadi fotografer handal kalau tidak latihan secara rutin.

Tips #04 : FOTOGRAFI FLAT LAY

Fotografi jenis ini sebenarnya sesuatu yang sangat rumit dan tidak sesederhana yang dijabarkan oleh banyak blogger. Tidak mudah. Fotografernya harus punya sense untuk bisa melihat “keindahan” dari obyek yang sangat sederhana. Prinsipnya harus “segala sesuatu” pasti memiliki keindahan (keindahan itu ada di kepala si pemotret).

Fotografi jenis ini menekankan pada cerita dan bukan sekedar obyek atau teknis. Cerita adalah intinya.

Beberapa unsur yang menentukan dalam fotografi jenis ini adalah

* IDE/KONSEP : buat konsepnya dulu sebelum memotret dan jangan sebaliknya. Kembangkan id dan buat gambaran kasar tentang apa yang mau disampaikan kepada yang melihat foto nantinya

* PROPERTI : FLAT LAY biasanya akan membutuhkan properti yang menunjang ide-ide itu tadi, contohnya, konsep “perjalanan/travel” berarti propertinya harus sesuai dengan konsep tadi. Contoh, barang-barang seperti kompas, peta, tiket, ransel akan menjadi properti yang bagus untuk konsep ini ditambah dengan misalkan BUKU (teman di perjalanan)

Jadi, siapkan dulu propertinya

* OBYEK UTAMA : buku apa yang hendak ditampilkan? Prinsip dasar fotografi tetap mengikat, seperti KISS (KEEP IT SIMPEL, STUPID) atau RULE OF THIRDS. Pilih satu buku sebagai OBYEK UTAMA, kemudian tambahkan obyek-obyek pelengkap lainnya yang mendukung “judul buku itu”. Jadi, ide foto akan sesuai dengan judul bukunya.

Jangan terjebak hanya menampilkan buku yang banyak atau beragam. Mulai dari satu buku, satu ide

* PENCAHAYAAN : perhatikan pencahayaan atau lighting. Mau di dalam ruangan atau di luar ruangan. Flat lay akan memerlukan pencahayaan yang baik agar tidak menimbulkan bayangan (biasanya dihindari dalam fotografi jenis ini). Thessa harus tahu sumber cahaya dan juga setting kamera yang dipakai agar bisa menghasilkan image yang diinginkan

* KREATIVITAS : Flat Lay membutuhkan kemampuan penataan pada semua obyek-obyek/properti tadi sehingga menimbulkan kesan artistik

* KAMERA : memang smartphone memiliki kamera, tetapi tanyakan juga smartphone jenis apa. Memotret dengan iPhone 12 berharga belasan juta dibandingkan dengan smartphone berharga 2 juta akan menghasilkan foto yang berbeda. Bagaimanapun kualitas lensa juga berbeda dan itu harus diterima. Flat Lay yang baik membutuhkan kamera yang tajam dan jelas.

Kalau kameranya kurang, maka Thessa harus mengandalkan pada ide ceritanya harus bagus dan menarik.

* SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR :  Mayoritas Flat Lay diambil dari atas atau tegak lurus dengan obyek di bawah, tetapi sebenarnya bisa dilakukan dari berbagai sudut lainnya. Sudahkan dicoba berbagai opsinya?

Jadi ruwet dan panjang yah? Yah karena kenyataannya begitu. Untuk menghasilkan foto yang baik, butuh lebih dari sekedar mengetahui tips dan trik. Di belakangnya ada ribuan kali percobaan dan foto yang gagal. Di dalamnya ada proses panjang belajar mengoperasikan kamera. Di belakangnya ada ribuan jam dihabis untuk mengutak atik posisi dan mengembangkan kreativitas.

Makanya, kalau ada tips dari website yang menyebutkan “tips jitu menghasilkan foto flat lay yang bagus, luar biasa, mengundang, dan sejenisnya” Abaikan saja. Jangan hadirkan mentalitas instan dalam diri.

Langkah awalnya sudah dimulai, Thessa sudah memotret dan menghasilkan karya. Meski menurut Thessa jelek dan tidak menarik, bukankah itu juga yang terjadi saat Thessa pertama kali menulis? Semua ada proses belajar yang harus ditekuni, tidak ada yang namanya hasil instan.

Henri Cartier Bresson, bapaknya fotografi jalanan pernah menyebutkan “10000 fotomu yang pertama adalah yang terburuk”. Itu dia katakan saat fotografi masih analog belum digital. Butuh proses yang panjang untuk bisa menghasilkan karya yang menarik.

Sudah berapa kali Thessa mencoba? 10-20 kali? Yah, saya cuma bisa bilang, butuh 9980 kali lagi agar foto Thessa bisa menarik.

Bukan jawaban yang Thessa harapkan yah? Tetapi, saya hanya mengatakan itulah jalan Ninja Fotografi yang kerap dibuat mudah oleh para blogger bahwa dengan membaca beberapa tulisan saja, seseorang sudah bisa jadi fotografer handal.

Pernyataan yang menyesatkan.