saya dan keluarga lumayan akrab sama hal begini, entah kenapa. tapi jadinya bukan horor. Lebih ke bete aja karena digangguin atau dijahilin.
Entah mengapa, pengalaman kami dengan hal ini nggak horor-horor amat sampai diceritakan ulang. Pas diceritakan ulang, baru kepikiran “lho, tadi tuh serem juga ya?”
Tapi pas ngalaminnya ya sama sekali nggak horor. Alhamdulillah, mungkin karena yang “mampir” gangguin juga bukan makhluk yang jahat-jahat.
Karena sudah terjadi dari kecil, jadinya kami malah suka “sok akrab”. Salah satunya penghuni rumah lama. Ketika pindah ke rumah baru (yang jaraknya dekat itu), saya nanya-nanya sama adik saya.
“Eh, si “penghuni” bakal pindah juga gak ya?”
Adik saya nggak tahu. Tapi rupanya, seminggu kemudian pas telepon, adik saya bilang. “Kayaknya si “itu” ikut pindah, deh, Teh. Soalnya kemarin aku digangguin, disuruh bangun tengah malem.”
“Howalah…. kangen mungkin dia…”
Ada kejadian si penghuni impersonate saya, ayah saya, pernah juga saya dijahilin penghuni markas TNI waktu prajab, sampai nunggu di kamar mandi setengah jam.
Ibu saya juga pernah dipanggil yang aneh-aneh waktu ke pantai.
Ayah jangan tanya, saya curiga dia bisa ngobrol. Ha ha ha….
Begitulah di antaranya. Cerita yang lain pun ada. Tapi ya gitu, ringan-ringan, dan itungannya mungkin lebih ke diisengin, gak serem-serem amat.