Dulu, jauh sebelum tulisan ini terbit, dimana saya masih semangat 45 dalam mengelola blog, saya kerap ngeblog di atas Commuter Line, kereta yang setia membawa saya ke kantor sejak puluhan tahun yang lalu.
Betul tidak salah! Saya memang, dulu, sering mencari ide, membuat kerangka, blogwalking, bahkan menerbitkan artikel saat berdesak-desakkan di dalam kereta yang sedang melaju.
Semua itu saya lakukan karena keterbatasan waktu. Sebagai pegawai swasta, saya sebenarnya tidak memiliki waktu banyak untuk mengelola blog. Padahal, Lovely Bogor Network, jaringan blog yang saya bangun memiliki 13 blog. Jadi, untuk menyuapi blog- blog tersebut, saya harus bisa memanfaatkan waktu yang tersedia, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Nah, perjalanan menuju kantor, sebagian di antaranya berada di dalam kereta. Kurang lebih, 75 menit akan dibutuhkan untuk mencapai stasiun tujuan. Lumayan lama kan?
Masalahnya, tidak banyak yang bisa dilakukan di dalam kereta, kecuali memandang jalanan dari jendela kereta atau melototi monitor hape saja. Kegiatan yang sebenarnya kurang produktif.
Karena keterdesakan itulah, saya memutuskan untuk mengubahnya sebagai slot waktu untuk ngeblog. Artinya selain mengisi waktu, saya juga menjadi produktif dalam menelurkan artikel.
Namun, ketika kereta semakin padat penumpang, kegiatan ini menjadi terhambat dan akhirnya terhenti. Saya butuh dua tangan untuk mengetik di tablet. Satu untuk memegang gawai tersebut dan satu untuk menekan tuts digital.
Sayangnya, ketika padat, sering saya membutuhkan kedua tangan untuk berpegangan. Jika tidak, saya bisa tersungkur jatuh dan mengganggu penumpang lain.
Ditambah kemudian, saya memutuskan untuk hiatus karena hendak membangun LB DIGITAL, bisnis digital marketing dari Lovely Bogor. Waktu saya untuk ngeblog habis karena terlalu banyak hal yang harus diurus.
Cukup lama juga, lebih dari dua tahun. Bukan hanya kegiatan ngeblog di atas kereta yang berhenti, bahkan kegiatan blogging secara keseluruhan juga tidak jalan. Saya hanya sesekali memastikan blog tetap berjalan karena saya berniat kembali setelah urusan bisnis selesai.
Nah, sekarang, saya sudah memutuskan untuk kembali menjadi blogger, walaupun tugas di LB DIGITAL belum rampung. Sudah tidak tahan juga hati ini untuk kembali menulis tentang opini atau yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Satu hal yang langsung terlintas saat memutuskan kembali adalah tentang masalah waktu. Karena masih lumayan lama dari pensiun, kegiatan rutin berkereta ke kantor akan masih harus dilakoni, setidaknya sampai 5 tahun ke depan. Artinya, masalah terkait waktu akan terus menjadi tantangan tersendiri.
Salah satu solusi yang langsung terlintas di kepala adalah “memulai kembali ngeblog di Commuter Line”. Alasannya sederhana, yaitu karena ada banyak waktu senggang tidak produktif saat di atas kereta. Dengan ngeblog di kereta, waktu itu jadi produktif dan saya bisa setidaknya memproduksi sesuatu, entah ide, kerangka karangan, atau bahkan artikel.
Sebagian masalah sudah ditemukan solusinya.
Namun, setelah memulai kembali, saya diingatkan kembali bahwa banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Masalah yang sama yang pernah saya temukan beberapa tahun lalu ketika pertama kali ngeblog di kereta.
Tantangan-tantangan itu adalah
1/ Tangan pegal
Tablet, merk apapun, tidaklah “berat”. Dibandingkan smartphone, gawai ini hanya beberapa ratus gram lebih berat. Anak balita pun mampu mengangkatnya.
Namun, perangkat ini ternyata menjadi terasa berat ketika harus dipegang terus, apalagi sambil berdiri, selama 50-60 menit perjalanan pulang pergi ke kantor.
Pegal.
Tidak jarang ketika selesai menggunakannya di atas kereta otot tangan terasa sakit.
2/ Mata capek
Saat menulis atau membaca mata harus fokus pada teks di layar. Sayangnya hal seperti itu sulit dilakukan dalam kereta yang sedang melaju.
Goyangan kereta membuat fokus mata bergoyang terus menerus, meski tidak terlalu besar. Jika ditambahkan dengan dorongan dari kanan kiri depan belakang oleh penumpang lainnya, maka yang dihasilkan adalah mata yang capek karena fokusnya terus menerus bergeser.
3/ Sulit konsentrasi
Bisa konsentrasi pada menulis adalah hal yang sulit dilakukan dalam kereta yang padat penumpang. Penyebabnya beragam, seperti
- Penumpang lain yang kepo ingin ikut membaca yang saya tuliskan di layar tablet dengan melongokkan kepala lewat bahu atau melirik
- Suara sember dari announcer yang tidak berhenti sepanjang perjalan mengumumkan tentang berbagai hal
- Iklan a la radio jaman baheula yang sering diperdengarkan dengan suara keras
- Dengkuran penumpang yang tidur
- Sampai, tangisan anak kecil yang merengek pada ibunya
Semua berkontribusi dalam menghadirkan tantangan sulit berkonsentrasi saat ngeblog di Commuter Line.
4/ Pecahnya Fokus
Ngeblog di dalam Commuter Line artinya harus siap untuk melakukan multi tasking. Bayangkan saja
- Mata harus juga waspada mengawasi tas ransel yang ada di rak bagasi atas supaya tidak ada tangan iseng yang menggondolnya
- Salah satu tangan, yang dipergunakan untuk mengetik juga dalam posisi siap sedia untuk menjangkau pegangan tangan atau rel besi ketika goncangan kereta atau dorongan penumpang lain terlalu keras
- Telinga harus waspada mendengarkan pengumuman kereta sedang menuju stasiun mana supaya stasiun tujuan tidak terlewat
5/ Internet blank spot
Katanya sudah 5G. Katanya juga jaringannya mencakup seluruh Indonesia. Kenyataannya, memakai internet mobile dari provider manapun di atas kereta Jakarta Bogor ternyata bisa juga menjadi hal yang sangat menyebalkan.
Internet sering putus nyambung atau tiba-tiba melambat tanpa pemberitahuan.
Bukan sesuatu yang diharapkan terjadi di dua kota yang bukan berada di tengah hutan.
Walaupun saya menyadari bahwa hal itu mungkin disebabkan karena gawai secara otomatis akan mencari sinyal dari satu BTS (Based Transreceiver Station) ke BTS lain, hal itu menjadi tantangan tersendiri, gawai akan sering ngelag. Tidak fatal saat ngeblog di atas kereta, tetapi sangat merepotkan.
Bayangkan saja ketika hendak menyimpan catatan atau draft tulisan di WordPress (menggunakan browser) dan ketika tombol save ditekan, ternyata kereta sedang memasuki area “blank spot“. Hasilnya, yang ada “halaman tidak ada koneksi” dan semua yang sudah dikerjakan menghilang.
Bete sudah pasti akan datang.
6/ Rasa capek
Biasanya hal itu dialami saat mencoba ngeblog sepulang kerja. Setelah seharian mengerjakan tugas-tugas di kantor, rasa capek tidak pernah tidak hadir.
Hal ini juga menjadi tantangan sendiri ketika harus “bekerja” lagi untuk ternak blog yang ada. Berpikir menjadi tugas yang lumayan sulit ketika badan terasa capek.
—
Dengan kata lain, melakukan kegiatan blogging dalam Commuter Line, tidaklah seindah yang dibayangkan banyak orang. Banyak sekali tantangan yang akan dihadapi. Bahkan, saya tidak akan heran kalau orang lain tidak akan mau melakukannya.
Aktivitas ini bisa sangat melelahkan. Naik kereta komuter saja, terutama di jalur sibuk Bogor-Jakarta sudah melelahkan, apalagi harus ditambah dengan kegiatan berpikir, menulis, dan lainnya.
Namun, tulisan ini “sebagian besar”, sekitar 75% dikerjakan di atas Commuter Line saat berangkat dan pulang kerja.
Itulah faktanya, saya tetap menggunakan waktu di kereta untuk kegiatan blogging. Sama seperti yang pernah saya lakukan dulu sebelum hiatus.
Motivasinya sederhana, waktu saya terbatas dan ada waktu non produktif yang bisa diubah menjadi produktif. Kalau tidak saya lakukan, maka jumlah artikel yang bisa dihasilkan akan sangat sedikit.
Lagi pula, semua yang disebutkan di atas masuk dalam kategori “tantangan”, yang dalam kamus saya berarti harus ada solusinya. Dan, memang saya sudah menemukan pemecahan masalahnya.
Walaupun tidak 100% terpecahkan, tetapi setidaknya waktu non produktif itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan “sesuatu” dan bukan sekedar dihabiskan untuk scrolling medsos, nonton film, ataupun bermain game saja.
Solusinya pun tidak terlalu rumit
- Masalah pegal diatasi cukup dengan secara rutin, setiap 10 menit sekali untuk menurunkan tangan yang memegang tablet. Mengistirahatkannya selama beberapa menit sebelum memulai lagi. Dengan begitu, rasa sakit tidak terjadi ketika selesai
- Masalah polusi suara pengganggu konsentrasi diatasi dengan membekali diri dengan “bluetooth earphone” yang dihubungkan dengan music player di gawai dan beberapa playlist. Suara berisik dalam kereta terkubur oleh suara alunan musik dan penyanyi yang saya suka. Kebetulan, musik sudah biasa saya pergunakan untuk menemani mengerjakan tugas sekolah dan pekerjaan kantor
- Solusi masalah goncangan kereta dan dorongan penumpang lain diatasi dengan memilih posisi berdiri di depan jendela kereta/rak bagasi, jadi himpitan penumpang lain berkurang (karena di depan saya penumpangnya duduk) dan di atas ada rak bagasi. Jadi pegangan tangan atau pegangan besi mudah diraih ketika dibutuhkan.
- Masalah lain yang juga terpecahkan dengan memilih posisi berdiri, yaitu pengawasan terhadap tas ransel yang akan tepat berada di depan saya berdiri. Juga, saya tidak perlu peduli pada pengumuman tentang stasiun yang akan datang karena mudah semua akan terlihat jelas lewat jendela.
- Jendela juga bisa memecahkan masalah mata yang capek akibat terus menerus melihat layar tablet. Saya bisa merelakskan mata dengan sesekali melihat keluar.
- Masalah yang ditimbulkan oleh blank spot internet mobile pun tidak lagi menjadi sesuatu yang perlu dipikirkan. Saya sekarang menggunakan One Note dari Microsoft, versi gratis dan tidak lagi mencoba mengetik langsung di WordPress memakai browser. Dengan begitu, draft atau apapun yang saya catat tidak akan menghilang ketika tidak ada internet. Datanya akan tetap ada meski tidak bisa di-sync ke One Drive selama tidak ada internet, tetapi saya bisa melakukannya di kantor atau dimanapun ketika internet tersedia.
- Rasa capek, pada saat pulang, obatnya memang susah, tetapi saya bisa memberikan jeda istirahat sebelum memulai kegiatan blogging di atas kereta. Dengan begitu, setidaknya badan dan otak mendapatkan istirahat sejenak sebelum bekerja lagi. Saya juga tidak memaksakan untuk ngeblog terus selama perjalanan yang 65-75 menit itu. Saya hanya menggunakannya sekitar 30-40 menit saja.
- Saya juga tidak memaksakan untuk menulis artikel atau membuat draft tulisan, banyak kala, waktu di atas kereta dipergunakan untuk mencatat dan mengembangkan ide, mengorganisir ide dan catatan, membaca referensi, mengedit draft. Kalaupun ketika sedang semangat menulis datang, saya tidak memaksakan menulis keseluruhan artikel di kereta sekaligus. Artikel dipecah dalam beberapa sesi penulisan yang biasanya berupa gabungan “saat di kereta” dan ” di rumah/kantor”
Bukan pemecahan ideal kan? Masih banyak waktu yang tidak terpakai untuk kegiatan blogging? Iya kan?
Pada kenyataannya waktu di atas kereta Commuter Line itu memang sama sekali tidak ideal untuk kegiatan blogging. Oleh karena itu, saya cukup yakin tidak ada orang lain yang melakukannya selain saya.
Mayoritas orang akan bermain medsos, menonton film, ngobrol, atau tidur. Apalagi kalau tidak mendapatkan kursi dan harus duduk. Bukan menulis artikel atau aktivitas ngeblog lainnya.
Namun, saya bisa mengubah lebih dari 50%-60% waktu tersebut itu menjadi produktif untuk blogging. Ada 1 sampai 1 jam 20 menit waktu kosong yang ternyata sekarang menghasilkan cukup banyak hal. Tidak lagi non produktif, tetapi sudah menjadi produktif.
Itu yang paling penting. Dari nol menjadi 50-60% sudah sangat bagus.
Saya bisa mendapatkan pengisi waktu selama di kereta yang menunjang semua blog di LB Network dan pada saat bersamaan, tetap menjalani kehidupan sebagai anker (anak kereta) tanpa masalah.
Sesuatu yang jelas lebih baik daripada bengong atau sekedar scrolling dan stalking orang lain di media sosial.
Iya kan?
Bagaimana dengan Kawan MM? Pernah mencoba melakukan aktivitas blogging di atas kereta atau angkutan umum lainnya? Bisa berbagi pengalaman?
Selama ini aku juga sering ngeblog di dalam Suroboyo Bus atau Trans Semanggi klo lagi mau janjian ke sebuah tempat. Sayang waktu soalnya
Untungnya sih pake tab kantor ya jadi lumayan praktis meski jujur enakan pake laptop pak
Dan emang kendalanya jaringan apalagi klo udah masuk area Bungurasih atau Medaeng, tempat banyak orang beraktivitas
Jadinya pas di sana aku pakai notepad dulu engga di google doc kayak biasanya
Tapi ngeblog di dalam transportasi umum itu bisa sekalian cari ide
Yah, kalau idealnya saya juga suka pake laptop.. hahaha lebih nyaman dalam berbagai hal. Cuma kalo lagi di jalan lumayan daripada nganggur ya pake tab saja lah.. pake laptop ribet…
Rupanya suka corat coret sambil jalan ya Mas… sama dong…
Terus semangat ya Mas..
bener kak, agak sulit konsentrasi karena banyak orang lalu lalang dan kadang nyenggol 🙁
Hahahaha… ya begitulah.. kenyataannya memang ribet dengan lalu lalangnya orang
Salut kalo bisa. Aku ga 🤣.
Saat kendaraan lagi bergerak, aku paling susah utk:
1. Membaca
2. Nulis blog
3. Nonton Drakor di hp (cuma bisa di pesawat atau kendaraan yg ga berasa goncangannya )
3 kegiatan ini kalo aku paksa lakuin saat di kendaraan, bakal pusing . Apalagi kalo situasinya ga dapat tempat duduk hahahha. Wassalam lah.
Paling mentok ya mas, kalo semisal lagi beruntung dpt tempat duduk, aku bisa isi dengan menulis garis besar only di notes. Supaya ga lupa memang. Nanti baru diperhalus bahasanya pas udh di rumah 😄
Wajar.. dikau bukan anak kereta Fan.. Kalo di bis atau mobil, saya pernah nyoba malah pusiaangg. Cuma kalo kerta entah kenapa guncangannya tidak begitu buat pusing., 😂😂
Mungkin karena saya sudah terbiasa yah..Kalo di bis atau mobil, saya ogah. Pernah nyoba yang ada malah mual.
Nah, related banget dengan saya nih. Selaku pengguna KRL buat ngantor dari Bogor ke JKT dan PP, banyak waktu terbuang dalam perjalanan. Belum lagi banyak drama yang kadang suka bikin geleng-geleng kepala. Bisa nambah stres kalau larut kedalamnya.
Salah satu menyiasati kondisi itu saya sering nulis draft blog di google doc. Nanti jika sudah tenang, baca ulang dan editing atau bahkan finishing. Namun tidak setiap hari bisa begitu, kebanyakan saya berangkat dan pulang di jam-jam KRL super duper padat. Seringnya nahan kaki dan pegangan biar nggak senggol kanan kiri.
Misal dapat kesempatan duduk, saya suka baca buku. Sering selipkan buku tipis di ransel. Atau kalau lagi lelah dan pengen nikmatin waktu yaudah perhatiin sekitar aja, suka banyak tingkah polah yang bikin saya nyengir. Gitulah ya ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam perjalanan naik KRL. Tidak sekadar bermain medsos, melainkan bisa produktif kalau situasi gerbong oke.
Sama mbak, saya juga pulang pergi jam berangkat dan pulang. Maklum lah masih nguli 😁
Dan, kalau baca komentar mbak, cuma bisa bilang.. yah kegiatan kita kurang lebih sama 😂😂. Kira kira begitulah nasib blogger yang anker yah.
Ini jawab komentar pun sambil berdiri depan jendela
Wii keren banget mas, walau banyak kendalanya tapi karena udah komitmen jadi tetap dilakuin ya. Kalau saya juga beli tablet dengan harapan lebih rajin ngeblog darimana aja. Tapi ternyata nggak nyaman, berisik, pegal. Jadi paling enak memang ngeblog itu di rumah, laptop di atas meja dan sayanya bersandar di kursi. 😀
Emang jauh dari kata nyaman Mbak.. hahaha pegaalll banget rasanya. Cuma daripada waktu kosong terbuang, ya dilakukan deh.. hahaha
Yang paling nyaman sih beneran di depan laptop duduk di kursi, apalagi sambil ngopi yah… waah enak banget kalo gitu… hahahahahaha setuju pisan saya mah
I’m glad to see you back blogging. It’s not always rainbows and butterflies, I agree. There are many challenges. I’m glad there’s AI now! It’s a big help. But I guess our flex is that we started here before AI writers, huh?
Woww..Hi Lux, it’s been a long time. Yes, I decided to be back.
Yes, AI is helpful but, I think our flex is we started blogging long time before AI is here.
Nice to see you again Lux..