Jarang disebutkan memang, tetapi setelah kembali sering berkelana di berbagai grup blogger di Facebook, saya menarik satu kesimpulan. Bukan hanya blogger yang berperan dalam “matinya” banyak komunitas blogger di medsos besutan Mark Zuckerberg itu.
Ada satu pihak lain yang kontribusinya sama besarnya, yaitu para pedagang.
Iya, kehadiran para pedagang mematikan grup blogger Facebook, setidaknya di Indonesia. Tidak heran kalau banyak admin mengubah setting grupnya menjadi “private” dan tidak lagi “public“.
Mereka terlihat gencar sekali memasarkan dagangannya dan dengan konsistensi yang mereka miliki, hasilnya adalah grup menjadi seperti pasar dan etalase produk mereka saja.
Situasinya jadi seperti pasar.
Berbagai hal mereka tawarkan kepada member lain, mulai dari akun Adsense, penulisan artikel, tool, dan sebagainya.
Kegiatan mereka itu membuat suasana di kebanyakan grup menjadi tidak nyaman untuk interaksi antar member.
Bayangkan saja seperti ini? Jika Anda sedang ngobrol dengan sesama kawan, kemudia datang pedagang bakso menawarkan dagangannya. Yang terjadi adalah
- obrolan terputus dan terhenti karena kehadiran orang lain
- suara tukang baksonya mengganggu obrolan
- perhatian yang ngobrol teralihkan pada bakso daripada rekan bicara
Apalagi kalau jumlah pedagangnya banyak dan semua berteriak. Situasi di tempat itu akan berubah menjadi seperti pasar. Bukan tempat yang nyaman untuk berinteraksi.
Dan, saya pikir kondisi seperti ini berperan besar juga terhadap kehidupan sebuah grup blogger di FB. Siapa yang mau masuk ke pasar untuk berinteraksi? Yang ada malah ditawari terus menerus untuk membeli barang dagangan.
Terlebih, cara pemasarannya mirip dengan salesman di jalanan yang hanya sekedar mengulang-ulang ajakan membeli saja. Tidak ada bahasa halus a la marketing.
Tidak berarti saya menyalahkan mereka yang mencari rejeki dengan cara itu. Hanya saja, kalau hal ini terus berlangsung dimana mereka bukan berbaur dan hanya sibuk memasarkan produk saja, hasilnya grup tersebut akan ditinggalkan membernya.
Tidak ada interaksi lagi. Grup blogger di FB pelan-pelan tidak akan bisa menjalankan fungsinya lagi sebagai media komunikasi dan silaturahmi para blogger.
Mungkin, itu adalah salah satu alasan, saya malas bergabung ke grup-grup blogger di FB dan memilih fokus pada blog sendiri saja.
Situasinya sudah banyak yang seperti pasar saja.