Mempersiapkan Pertanyaan Untuk Wawancara : Butuh Belajar Juga

Mempersiapkan Pertanyaan Untuk Wawancara - Butuh Belajar Juga

Tidak semudah yang dibayangkan. Banyak orang berpikir menjadi Najwa Shihab, mewawancara orang-orang terkenal, bisa dilakukan siapa saja. Mudah kok, sekedar mengajukan pertanyaan saja dan kemudian menunggu jawaban.

Sayangnya, saya tahu itu sangat tidak mudah. Oleh karena itu, ketika saya berniat menghadirkan rubrik wawancara dengan blogger, salah satu tantangan yang sudah terbayang di depan mata adalah mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara.

Kenapa demikian? Karena, dari pengalaman, saya berarti harus memulainya dengan “belajar”. Saya harus belajar tentang si blogger dan blog yang akan dijadikan subyek wawancara.

Tanpa itu, saya tidak akan bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang pas untuknya.

O ya, tentu saja ada cara mudahnya, yaitu saya menyiapkan satu template pertanyaan standar yang berkaitan dengan blog. Namun, semua itu saya abaikan karena hasil wawancaranya tidak akan menarik. Hasilnya kurang lebih akan seperti mengisi kuosiener saja, yang jawabannya tidak akan berbeda banyak.

Belum lagi setiap blogger pasti memiliki ciri khas sendiri-sendiri dan mengajukan pertanyaan standar akan menghilangkan kekhasan masing-masing blogger.

Berlandaskan pemikiran itu, saya memutuskan untuk kembali belajar, setidaknya memahami sedikit tentang blog dan blogger yang akan diwawancara.

Berbagai halaman di blog yang menjadi target dibuka, dibaca, dimengerti, didalami polanya, dan kemudian dicatatkan dalam kertas.

Barulah, setelah itu saya membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan.

Masih tetap tidak mudah karena saya harus menghindari bertanya tentang hal-hal yang sudah ditulis oleh sang blogger. Karena tidak ada gunanya juga bertanya kalau semua sudah dijelaskan dalam tulisan di blognya.

Tetapi, dengan belajar tentang blog dan bloggernya, pada akhirnya saya bisa menyusun setidaknya 20-25 pertanyaan yang “tidak umum”. Bahkan, ada beberapa yang dibuat sengaja untuk memancing reaksi.

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian saya ajukan kepada sang blogger melalui email.

Pertanyaan untuk setiap blogger mayoritas berbeda. Hanya beberapa yang intinya sama, tetapi pertanyaan dikemas dalam bahasa yang berbeda-beda dan sudut pandang yang juga berbeda.

Semua ditujukan agar setiap blogger diperlakukan berbeda pula karena sesuai dengan kodratnya, manusia pasti berbeda. Masing-masing diharapkan bisa menampilkan perbedaan itu

Hasilnya, lumayan untuk tahap pertama. Namun, saya masih harus belajar lebih banyak lagi dalam hal ini. Karena dari hasil yang masuk, meski sudah bagus menurut saya, seharusnya ada banyak hal yang bisa lebih digali lagi dan menjadi lebih menarik.

Mungkin, seperti inilah yang dilakukan Najwa Shihab sebelum melakukan wawancara. Saya yakin, ia melakukan hal yang sama, yaitu belajar tentang subyek wawancaranya.

Setelah wawancara pun ia akan melakukan evaluasi untuk mempelajari hasil demi perbaikan di masa datang.

Mau tahu hasilnya seperti apa? Tunggu saja tanggal mainnya.

4 thoughts on “Mempersiapkan Pertanyaan Untuk Wawancara : Butuh Belajar Juga”

  1. Itulah kenapa ga banyak orang2 seperti Najwa Shihab. So far yg aku suka itu, dia, dan Desi Anwar, sebagai orang yang pintar mengulik cerita dari orang2 yg mereka interview. Paling benci Ama interviewer acara gosip, yg ditanya ga penting semua 🤣🤣.

    Aku nungguin banget tulisan mas Anton yg ini. Kalo bisa sebanyak mungkin mas, apalagi memang ga sedikit blogger yg terhitung bagus, dan aku banyak penasaran ttg mereka. ❤️.

    Ga gampang memang bikin pertanyaan yg mengena. Aku aja dulu pas msh kerja, harus interview calon2 pelamar kerja, suka pusing juga. Memang sih HRD yg awal2 interview, tapi Usher biasanya ikutan di step kedua nya. Belum lagi membaca gesture dari orang2 itu 😁. Tapi kalo kasih interview tertulis beda kali Yaa. Ga harus melihat gesture . Kadang aku jadinya mainin feeling juga, apa ini anak cocok kerja di teamku atau ga.

    Reply
    • Haiyaaa.. kamu cewek bukan sih, kok nggak suka sama acara gosip.. hahahahaha..

      Sedang diusahakan Fan. Cuma memang kendalanya ternyata lumayan juga. Meski hanya lewat email, ternyata saya harus melakukan pengenalan, setidaknya pada blognya, supaya pertanyaannya pas. Pertanyaannya pingin agak ngulik sisi yang tidak disangka sama si bloggernya sendiri dan tidak boleh sama dengan wawancara blogger lainnya. Ada sih beberapa bagian yang sama, tetapi sebagian besar butuh mengenal.. ahhaha..

      Juga kebetulan sih, saya sedang ada kesibukan di darat, jadi agak tertunda. Cuma, sudah ada satu blogger yang bersedia cuma dia juga lagi agak sibuk jadi jawabannya agak lama.. Ditunggu Fan yah..

      Nah, sebenernya sama sih Fan.. Meski ga bis amelihat gesture, tapi saya harus paham bloggernya dari blognya.. ahahaha itu yang bikin ribet juga..

      Pokoke, akan terus jalan, cuma mungkin karena baru mulai, saya masih emncari formula yang tepat saja..

      Semangat denger ada yang nunggu rubrik itu

      Reply
  2. Aku, aku, termasuk nih yang suka mantengin wawancara, terutama kalau bloggernya ada di lingkar pertemananku.

    … dan kalau belum puas, aku ulang-ulang deh, mampir lagi, mampir lagi ke postingannya.

    Terutama yang tentang Ratu Travelling, Fanny.

    Pas pulak kami sama-sama ada bau-bau Sumatera Utara
    Cocok kali kurasa, bah!

    Reply

Leave a Comment