“Blog menjelang akhir”. “Banyak blogger beralih ke Youtube, Instagram, dan lainnya”. “Blog kalah bersaing dengan media sosial”.
Kalimat-kalimat seperti itu mencerminkan rasa pesimisme yang meliputi banyak orang terhadap kelangsungan blog, blogger, dan blogging di Indonesia. Banyak yang merasa demikian karena seperti melihat bahwa tidak ada peluang dan potensi untuk bisa berhasil di dunia ini.
Apalagi, jika dilanjutkan dengan tentang blog yang menyasar para blogger. Bukan hanya “diasumsikan” pasarnya mengecil karena sebagian blog berpindah hati ke medsos lainnya, tetapi juga karena sudah begitu banyak konten pembahasan tentang blog, blogger, dan blogging yang beredar.
Peluang sepertinya sudah mencapai titik nol.
Saya pun sempat berpikir demikian beberapa waktu yang lalu, sekembali dari hiatus lumayan panjang. Salah satu yang saya pertimbangkan adalah mematikan blog MM.
Kalau merujuk pada teori bisnis, blog ini, yang memang tidak pernah dilahirkan untuk mendulang uang, adalah yang paling tidak menguntungkan. Belum lagi kalau melihat situasi yang ada dimana persaingan begitu ketat. Jumlah konten tentang yang terkait dengan blog dan blogosfer sudah begitu melimpah.
Kalkulasi awal sangat mendukung penutupan si Maniak Menulis, alias blog MM ini. Tidak ada lagi yang perlu dibahas.
Namun, setelah meluangkan waktu lebih banyak untuk berpikir, saya memutuskan untuk terus melanjutkannya.
Saya hanya mencoba sedikit berpikir kreatif dan mengubah sudut pandang yang dipakai dalam hal ini. Setelah mengubah pola pandang ini, barulah terlihat beberapa hal, yang bisa dianggap sebagai peluang, seperti
- BETUL, pembahasan tentang blog dan blogging sudah luar biasa banyak, tetapi ada kesamaan poia dimana mayoritas tulisan menekankan pada “TUTORIAL” , “TIPS & TRIK”. Masih belum ada yang situs yang berisikan “BERITA” tentang dunia blogging
- BETUL (setidaknya menurut pendapat saya), banyak blogger yang beralih dari blognya ke Youtube, Instagram, atau yang lainnya. Namun, jumlah blogger di Indonesia yang pernah diketahui adalah 3 juta saja alias sedikit lebih dari 1% penduduk Indonesia. Masih ada puluhan juta orang lagi yang suatu waktu bisa menjadi pasar dan ditarik menjadi blogger baru
- Mayoritas tulisan tentang blog, blogger, dan blogging belakangan lebih kepada menarik perhatian pembaca, sisi marketing, dan semakin sedikit yang membahas mengenai ngeblog sebagai ngeblog saja bukan dengan tujuan mencari uang atau ketenaran
- Tulisan-tulisan blogger semakin panjang dan panjang, meski terkadang isinya sama saja. Membuat lebih banyak tulisan pendek, setidaknya akan menampilkan sebuah perbedaaan
- Jarang sekali ada blog yang mengulas tentang blogger lain, kecuali dalam daftar “blogger terbaik” dan seterusnya. Membuat tulisan singkat berisikan deskripsi sebuah blog secara individu akan membuatnya terlihat berbeda dan menambah penyebaran kata kunci yang beredar untuk mesin pencari
- Saya merasakan susahnya melakukan blogwalking karena banyak blogger menolak menyediakan kolom url di kotak komentar dengan alasan apapun. Lalu, memgapa saya tidak sediakan saja daftar blog, blogger beserta linknya sehingga siapapun bisa langsung cus ke blog tersebut? Blog MM membantu menyediakan pemenuhan kebutuhan mereka yang tidak mau ribet mencari blog baru untuk BW.
- Banyak sekali blogger terkenal di luar negeri, tetapi sepertinya (asumsi), nama-nama mereka tidak pernah didengar di Indonesia karena satu dan lain hal (termasuk blogger Indonesia yang tidak mau sumber pengetahuannya diketahui). Kebetulan saya bisa berbahasa Inggris dan sekedar menjadi penerjemah, komentator sedikit saja, saya bisa memperkenalkan dunia blogging di luar negeri kepada orang Indonesia
Mengubah sudut pandang sedikit saja, ternyata saya menemukan bahwa dunia blogging Indonesia masih menyediakan peluang yang besar untuk konten pembahasan tentang blog, blogger, dan blogging.
Oleh karena itulah, saya menghentikan niat mematikan blog MM ini. Saya melihat peluang itu tetap ada dan sebenarnya besar, tetapi tertutup oleh ketidakkreatifan diri sendiri dan terlalu monoton dalam berpikir.
Saya hanya mengubah konsepnya saja, menjadi semi berita. Saya tidak lagi berfungsi “mengajar” atau “penentang”, tetapi lebih banyak menjadi penyambung lidah.
Tulisan pun diusahakan untuk menjadi lebih singkat dan tidak lagi panjang lebar. Tidak juga lagi merupakan hasil memeras otak sendiri, tetapi kadang mengandalkan orang lain yang berpikir, dan saya hanya sebagai penyampai saja.
Tentu saja, tetap terkadang terselip kejailan dan gaya masa lalu, tetapi perlahan tetapi pasti semua akan diarahkan ke arah tujuan yang baru.
Bagaimana dengan hasilnya?
Tidak ada lonjakan signifikan di Google Search Console. Semua biasa saja, tetapi grafiknya perlahan terus menaik. Apalagi perubahan konsepnya juga baru berjalan sekitar 1 bulan. (Blog MM tidak dipromosikan melalui media sosial atau media lain dan hanya mengandalkan mesin pencari saja)
Meskipun demikian, dari grafik tersebut bisa terlihat bahwa para pencari informasi terkait blog, blogger, atau blogging, masih tetap ada. Pasarnya masih lumayan luas.
Perubahan konsep menjadi semi berita dunia blog terlihat memberikan hasil. Begitu juga dengan konten tentang ulasan singkat tentang para blogger dengan blognya, konten jenis ini sesuai prediksi mendatangkan pembaca.
Belum lagi, kemarin, sebelum tulisan ini terbit, saya menemukan satu orang blogger yang membagikan link tulisan tentang blognya di Twitter.
Semua ini bagi saya menunjukkan, “Blogging is not dead, dud!”. Artinya, konten yang berisikan pembahasan tentang blog, blogging, dan blogger masih akan tetap bisa “terjual”.
Pasarnya masih ada dan sepertinya masih besar. Cuma, kita saja yang harus mencoba berpikir kreatif dan mencoba menemukan cara baru untuk menggalinya. Bukan sekedar menggunakan cara-cara lama yang mungkin sudah terlihat membosankan.
Nah, maukah Anda mengubah cara pandang, sudut pandang, dan bersikap kreatif? Hal itu bukan urusan saya. Andalah yang harus menentukan.