Nazi merupakan sebuah kata yang identik dengan penindasan, menganggap rendah orang lain, dan kekejaman. Kata ini akan selalu diidentikkan dengan hal-hal buruk karena sejarah menunjukkan akibat dari karakter para penganutnya.
Begitu juga dengan istilah grammar nazy. Istilah yang berasal dari bahasa Inggris ini mengacu pada seseorang yang selalu berusaha mengoreksi (tanpa diminta) cara berbahasa orang lain. Contohnya saja, pada sebuah artikel di blog, seseorang meninggalkan komentar yang bukan berkaitan dengan isi artikel, tetapi cara penulisan dan kaidah berbahasa.
Tindakan ini salah satu wujud yang menyebabkan seseorang bisa dilabeli sebagai grammar nazy.
Bukan sebuah hal yang menyenangkan untuk didengar dan ada baiknya, seorang blogger berusaha agar tidak menjadi grammar nazy di blogosfer atau dunianya para blogger.
Caranya mudah saja dengan
1/ Baca peraturan
Salah satu landasan utama bagi para grammar nazy di dunia blogger Indonesia adalah Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015 tentang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Dengan berlandaskan ini, banyak blogger Indonesia mengatakan bahwa ngeblog pun harus sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Yang lebih parah mengatakan bahwa mereka yang menggunakan bahasa Indonesia lebih berkelas dibandingkan yang tidak.
Gejala grammar nazy yang suka merendahkan orang lain di sini.
Sayangnya, mereka tidak memiliki landasan yang benar dalam berpikir dan berasumsi.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tidak disebutkan keharusan menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar. Sama sekali tidak ada pasal dan ayat di dalamnya.
Seharusnya mereka merujuk ke peraturan yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu , yaitu UU no 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan. Di sana ada penjelasan tentang dimana dan kapan bahasa Indonesia (yang baik dan benar) harus dipergunakan.
Lucunya, di dalam undang-undang itu, hanya lembaga dan urusan resmi terkait pemerintahan dan institusi saja yang diwajibkan menggunakan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak ada disebutkan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari diwajibkan.
Juga blog. Tidak pernah ada disebutkan bahwa penulisan di blog harus dilakukan sesuai kaidah berbahasa yang berlaku. Sedangkan, blog sebagian besar tidak dikelola oleh institusi swasta atau pemerintahan.
Jadi, landasan berpikirnya sudah salah.
Maka, sebelum mengoreksi kaidah berbahasa orang lain, ada baiknya membaca peraturannya dulu. Kalau memang peraturannya ada, maka ia memiliki landasan untuk merasa berhak sebagai warga negara untuk menegur yang lain kalau tidak sesuai peraturan.
Kalau tidak, berarti ia sebenarnya memaksakan kehendaknya kepada orang lain, yang merupakan salah satu ciri khas nazi.
2/ Tanamkan pikiran blogger bukan guru
Pada kenyataannya, blogger bukan guru. Guru adalah sebuah profesi yang memerlukan sertifikasi untuk disandang secara formal dan resmi.
Jika Anda memberikan informasi atau mentransfer pengetahuan, Anda adalah seorang teman, bukan guru.
Seorang teman tidak sebaiknya memaksakan kehendak dan merendahkan orang lain.
3/ Mind your own business (Urus urusanmu sendiri)
Tidak perlu mencampuri urusan orang lain, selama hal itu tidak melanggar hukum.
Setiap orang punya gaya yang berbeda dalam mengemukakan pendapat atau pandangan. Tidak seharusnya dibuat sama karena pada dasarnya manusia berbeda.
Jadi, biarkan orang lain melakukan sesuatu dengan caranya dan kita dengan urusan kita sendiri.
4/ Jangan merendahkan
Jangan pernah berpikir kita yang paling tahu dan paling baik. Kalaupun Anda berpikir seperti itu, jangan pernah keluarkan.
Simpan saja di dalam hati.
Tidak berarti blogger yang tidak memakai kaidah berbahasa sesuai PUEBI orang bodoh. Banyak dari mereka yang lebih suka gaya bebas karena sehari-hari sudah penat dengan segala formalitas.
Mereka memilih jalannya sendiri untuk berkomunikasi dan gayanya sendiri. Bukan berarti mereka sudah pasti tidak tahu, tetapi karena mereka memilih jalan itu.
Dan, hal itu tidak dilarang hukum.
Jangan merendahkan diri Anda sendiri dengan merendahkan orang lain.
5/ Hargai Tuan Rumah
Ketika Anda berkomentar, anggaplah pemilik blogger itu tuan rumah dan Anda tamu.
Mereka punya gaya dan cara sendiri. Hargai.
Sebuah hal yang tidak etis mempermalukan orang lain di rumahnya sendiri dengan mengkritisi cara mereka menulis.
Mengetahui kaidah berbahasa yang baik dan benar memang perlu karena ada saat dimana kita perlu memakainya.
Namun, berbahasa yang baik dan benar, tidak harus dilakukan dalam setiap waktu dan tempat. Aturannya terlihat jelas dan tidak ada larangan memakai bahasa sehari hari yang tidak sesuai kaidah berbahasa, selama bukan dalam forum resmi sesuai peraturan.
Jadi, pahami dengan jelas, sebelum kita menilai dan bahkan mengkritisi orang lain dalam hal ini.
Banyak hal yang lebih penting dibandingkan sekedar peraturan berbahasa.
Salah satunya adalah isi atau ide yang disampaikan. Lebih baik fokus pada menemukan inti daripada mempermasalah sekedar cara penulisan.
Nah, jika Anda merasa bahwa dalam diri Anda sudah mulai mempermasalahkan kaidah berbahasa orang lain dimanapun, berhati-hatilah karena mungkin sindrom penyakit grammar nazy sudah ada dalam diri Anda.