Belum lama, blog MM melakukan perubahan dalam konsepnya. Yang baru tidak lagi menekankan pada opini personal dan diupayakan untuk lebih informatif. Wujudnya juga bukan lagi sekedar penentangan terhadap pemikiran yang beredar, tetapi lebih diusahakan agar siapapun yang datang, setidaknya membawa 1-2 hal yang bisa dipikirkan olehnya.
Perubahan dalam konsep blog ini, sebenarnya menghadirkan sebuah pertanyaan kecil, tetapi jawabannya susah. Perlukah saya menghapus artikel lama yang tidak pas dengan konsep yang baru?
Keberadaan posting lama yang kurang pas dengan konsep baru rentan membuat konsistensi tema/topik tidak berjalan dan berujung pada branding atau pencitraan yang kacau balau. Suara sejak awal sampai akhir sebaiknya senada seirama.
Lebih jauh lagi, lumayan banyak artikel yang obsolete atau kadaluwarsa, alias tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini.
Situasi yang sama akan dihadapi oleh seorang blogger dengan blog gado-gado ingin beralih ke blog niche, maka hal yang sama akan hadir. Banyak artikel yang tidak akan sesuai dengan konsep blog niche.
Jadi, menghapus artikel lama adalah sebuah opsi yang harus dipertimbangkan, bagi siapapun yang hendak mengubah konsep blog.
Nah, lalu langkah apa yang saya ambil? Apakah saya menghapus banyak artikel?
Tidak satupun. itu tindakan yang saya ambil di blog MM. Semua artikel tetap ada sejak awal dan sampai yang terbaru.
Yang saya lakukan hanya melakukan kategorisasi ulang saja. Cukup banyak artikel yang diberi “kategori” dan label baru. Beberapa tags/label naik pangkat menjadi kategori (di WordPress ada kategori dan tags).
Namun, tidak ada penghapusan artikel sama sekali.
Alasan tidak menghapus artikel lama
Mengapa harus dihapus? Bagi saya,
- blog atau weblog adalah catatan perjalanan (pemikiran atau kehidupan) seseorang yang ingin diperlihatkan kepada orang lain. Menghapus sebagian sama saja dengan menutupi atau memotong catatan itu
- blog MM bukan blog marketing dan branding tidak perlu dilakukan dengan menghilangkan bagian yang buruk dan hanya menampilkan yang bagus a la marketer/pemasar
- manusia tidak ada yang sempurna dan mencoba tampil sempurna adalah sebuah kesalahan. lalu, mengapa saya harus menghilangkan bagian yang jelek dan menampilkan yang bagus saja
- sebagai marketing, saya tahu bahwa perubahan branding bukan hanya bisa dilakukan dengan merubuhkan citra yang lama dengan yang baru, saya bisa melakukannya dengan “menggeser” secara perlahan agar orang terbiasa dengan citra yang baru
- salah satu karakter pembaca blog adalah mereka lebih suka pada posting terbaru dan jarang orang mencoba mencari postingan lama, tidak dihapus pun artikel lama jarang ada yang baca. Mengapa tidak didiamkan saja dan toh hasilnya sering sama saja tidak terbaca dan terlihat?
- beberapa artikel masih bisa mendatangkan pembaca, seperti posting tentang artikel original yang sampai sekarang masih aktif didatangi orang. Lalu, mengapa saya harus menghilangkan artikel yang masih berfungsi mendatangkan pengunjung?
Itulah mengapa saya bingung, ketika salah seorang sobat blogger, Priant Taruh memutuskan untuk menghapus artikel lama. Tidak sedikit, 70 artikel dihilangkan dari blognya.
Bingung dan tidak mengerti.
Sampai akhirnya saya kembali pada titik, masing-masing orang berbeda dan itu keputusannya sendiri. Namun, saya sendiri tidak akan melakukan itu. Semua artikel lama tetap ada, tetapi ditempatkan dalam posisi dan kategori yang berbeda.
Bagaimana dengan Anda? Apakah rela menghapus artikel lama yang sudah susah susah dibuat? Atau, Anda bisa menerima pengorbanan seperti itu?