Memilih Tidak Mudah Kalau Pilihan Terlalu Banyak

Ada satu kesamaan antara tidak punya pilihan dan kebanyakan pilihan. Keduanya membuat kepala pusing.

Untuk membuat konten berisi ulasan singkat blog dan bloggernya, seharusnya mudah. Blog di Indonesia saja banyaknya sudah akan melebihi kemampuan saya menuliskannya. Jadi, ide seharusnya tidak masalah.

Yang menjadi masalah, semakin banyak blog yang saya datangi, semakin banyak yang dibaca, semakin banyak juga pilihan.

Semua kelihatan menarik, semua terlihat bagus dan memberi sisi pandang baru.. meski banyak juga yang terlihat sama.

Pada akhirnya, semua itu membuat kebingungan hadir karena yang mana dulu yang harus didahulukan. Hati ingin memasukkan yang bagus dan menarik, yang membosankan dibuang saja.

Namun, hal itu akan merubah rencana awal bahwa blog MM akan jadi semacam database blog dan blogger. Kalau yang tidak menyenangkan buat saya dihapus, namanya tidak lagi database (karena sifatnya harus netral)

Sampai pada akhirnya, saya memutuskan untuk menyingkirkan berbagai kriteria penilaian dalam hati dan mengadopsi sistem zen, alias kosong . Artinya, tidak peduli menarik atau tidak si blog dan bloggernya, saya seperti menjadi entry data operator saja, sekedar memasukkan data.

Alhamdulillah, akhirnya rasa pusingnya hilang dan saya lebih lancar, hanya perlu memungut yang ada saja. Tidak perlu berpikir dan berasumsi macam-macam.

Ternyata, masalah pusing karena pilihan bisa diselesaikan dengan cara sederhana, yaitu dengan menghilangkan kriteria.

Sekaligus, seperti mengoreksi arah tujuan blog, agar tetap pada rencana awal.

Leave a Comment