Memberi Outbound Link Bukan Dosa

Sekedar opini dari hasil pengamatan selama menjadi blogger dan berkunjung ke berbagai blog.

Ada satu ciri khas dari kebanyakan blog dan blogger Indonesia dan ini membuatnya berbeda sekali dengan mayoritas blog/blogger luar negeri.

Ciri tersebut adalah pelit memberi outbound link ke blog atau situs orang lain. Kalaupun ada, biasanya situs yang dirujuk berada dalam circlenya.

Hal ini berbeda blogger luar negeri, terutama yang berasal dari Australia, Amerika Serikat, atau negara Barat, yang tidak segan memberi link keluar, baik untuk referensi, atau bahkan mempromosikan situs tersebut. Yang paling sering adalah menggunakan cara tersebut untuk memberikan landasan dari opini yang disampaikannya.

Setidaknya, kalau diamati, dalam setiap posting akan ada minimal 1 outbound link yang diarahkan ke situs luar blog tersebut. Kadang bahkan ada yang 3-4.

Dugaan terkait penyebab kebiasaan ini hadir dalam dunia perbloggingan Indonesia adalah, mungkin, disebabkan

  • tradisi content placement , dimana untuk menempatkan sebuah link pihak sponsor harus membayar, dan pada akhirnya hadir pemikiran, “Kenapa harus gue kasih gratis kalau bisa dijual”
  • takut spam score meninggi : meski lebih mendekati mitos, banyak blogger masih percaya, tidak bedanya dengan banyak orang Indonesia yang masih percaya dukun
  • takut pembacanya lari ke blog lain : “Sudah susah-susah mencari pembaca eh kita arahkan ke tempat lain, suruh saja bloggernya cari sendiri”, iya kan? Ada pemikiran itu
  • takut DA (Domain Authority) dan PA (Page Authority) turun : sama kayak spam score, masih banyak yang khawatir imbas dari memberi outbound link yang “katanya” bisa menurunkan DA dan PA
  • tidak mau orang lain jadi lebih terkenal dari dirinya : eh.. ini mah dugaan ngasal

Padahal, kalau dilihat beberapa nama terkenal di dunia blogging luar negeri, seperti Darren Rowse, Neil Patel, Harsh Agrawal, dan bahkan blog sebesar Mashable dan Techcrunch saja masih rutin berbagi link.

Mengherankan memang.

Tapi, saya maklum. Setiap masyarakat akan punya karakter, tradisi, kebiasaan, yang berbeda-beda. Tidak ada benar dan salah karena masing-masing punya hak dalam menjalankan blognya.

Namun, saya mungkin akan memilih cara yang umum dipakai banyak blog luar negeri. Saya akan longgar dalam memberi outbound link ke situs lain, baik No follow atau do follow.

Alasannya sederhana saja. Tidak perlu panjang lebar. Selain karena hal itu bisa memberikan bantuan sedikit kepada sesama blogger, atau melakukan sesuatu yang memang seharusnya dalam menulis dalam hal memberi artibusi bagi pemberi referensi, saya tahu dengan pasti dalam urusan ini.

Memberi outbound link itu bukan sebuah dosa.

Leave a Comment