Kolaborasi Sebagai Solusi Ketika Terlalu Berat Bekerja Sendiri

Tahukah Kawan MM, blog in, Maniak Menulis memiliki kembaran? Bukan dalam tema, tetapi lahir sebenarnya pada saat yang hampir bersamaan. Beda dari dua blog kembar ini pada dasarnya ada pada tema yang diusung.

Yang satu menggunakan tema menulis dan dunia blogging, sedangkan yang satu lagi berada di wilayah fotografi. Namanyya Maniak Potret.

Keduanya pada dasarnya lahir berlandaskan pada passion saya di kedua dunia tersebut. Saya sangat suka menulis dan juga suka merekam momen dengan kamera alias memotret.

Hasilnya, setelah blog MM lahir, blog MP mbrojol ke dunia. Keduanya bermula sama dari Blogspot dan kemudian beralih memakai domain sendiri yang waktu pembeliannya bersamaan.

Oleh karena itulah, beberapa waktu yang lalu saya pernah menceritakan bahwa saya sedang berusaha mempromosikan dan mengembangkan blog Maniak Potret. Ada beban tersendiri untuk blog yang satu ini karena saya sudah menghabiskan begitu banyak waktu di blog MM , tetapi agak lalai memperhatikan si blog MP.

Jadilah saya ingin sedikit mengalihkan fokus ke blog tersebut, yang sayangnya tidak bisa terlaksana dengan baik.

Kehadiran game crypto dalam kehidupan saya memang mengacaukan banyak hal karena energi, pikiran, dan waktu tersedot habis-habisan untuk mengurusnya.

Sampai saya akhirnya harus mengaku kalah pada masalah yang memang sudah diketahui sejak awal, yaitu “KETERBATASAN WAKTU”. Tangan harus diangkat karena sepertinya tidak ada solusi.

Blog Maniak Potret pun kembali terbengkalai.

Namun, rupanya Tuhan menggetok kepala saya dan memberi tahu bahwa ada pemecahan yang bisa dilakukan. Hanya, mungkin saya terlalu sombong untuk mengakui hal itu.

DIA rupanya menggerakkan kaki beberapa kawan fotografer yang dulu saya jumpai saat berburu momen di jalanan. Dengan 1-2 dari mereka, saya masih sering berjumpa di jalan. Namun, kali ini mereka meminta izin untuk datang ke rumah.

Entah bagaimana awal mulanya, setelah berbincang lama, mereka menceritakan bagaimana situasi per-fotografi-an di masa pandemi. Kondisinya tidak berbeda jauh dengan situasi yang dialami jutaan orang, yaitu “SUSAH”.

Susah untuk mendapatkan order jasa fotografi (karena berbagai pembatasan) dan pada akhirnya kesulitan mendapatkan penghasilan lah yang dialami.

Tidak tahu juga apa yang menjadi pencetusnya, di kepala tiba-tiba muncul sebuah ide, yang kemudian saya tawarkan kepada mereka. Idenya hanya berdasarkan apa yang saya tahu saja.

Dalam situasi susah seperti sekarang akibat pandemi, lebih baik mati sambil “berteriak” alias berusaha daripada hanya diam menunggu.

Apalagi saya cukup paham kebiasaan rekan-rekan sesama fotografer. Mereka jago dalam hal memotret, tetapi lemah dalam soal pemasaran. Mayoritas terbiasa hanya menunggu atau mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja. Tidak ada usaha mengiklankan diri lebih dari itu.

Jadi, dalam obrolan bersama mereka, saya tawarkan beberapa ide terkait “memasarkan diri” alias mempromosikan diri. Ide yang ternyata justru disambut baik oleh rekan-rekan tersebut.

Mereka selama ini tidak pernah terpikir bahwa website/blog bisa menjadi sebuah alat pemasaran yang baik. Mereka juga banyak yang tidak paham cara mem-branding dan memasarkan produk.

Salah satu ide yang saya tawarkan memakai Maniak Potret.

Website itu sudah ada, hanya bentuknya blog yang bersifat personal. Saya tawarkan untuk merubah konsep blog menjadi sebuah website berisikan galeri dari berbagai fotografer. Dengan begitu, setidaknya setiap fotografer akan mendapatkan exposure atau coverage di luar lingkungan mereka karena website bisa terjangkau siapa saja karena keberadaan mesin pencari (search engine).

Tentunya, saya jelaskan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Saya butuh mereka untuk terlibat dan bekerja sama, berkolaborasi bahasa kerennya. Saya akan mengelola , menangani urusan teknis, mengurus pemasaran dan mereka harus membantu menyediakan konten (selain terjun ke promosi).

Konten yang dimaksud dalam hal ini adalah foto dan juga pengetahuan di dunia fotografi.

Hasilnya, selama sudah lebih dari satu bulan saya kembali sibuk di dunia blog/website. Meskipun tidak ada tulisan yang muncul di berbagai blog, tetapi banyak hal yang dilakukan selama periode ini.

Saya mendesain ulang Maniak Potret, memasang plugin baru, menyiapkan strategi promosi, dan menghubungi beberapa fotografer tambahan dan membujuk mereka untuk ikut serta.

Capek, tetapi saya bersyukur bahwa pada akhirnya Maniak Potret sudah diberikan jalan untuk hidup kembali dan melangkah menuju perkembangan. Semangat saya naik kembali dan bahkan lebih dari sebelumnya.

Ada tujuan baru yang menjadi pendorong semua itu.

Saat ini memang belum rampung 100%, tetapi dalam 2-3 hari ke depan, blog MP akan segera mulai melangkah lagi. Setidaknya sudah ada lebih dari 10 galeri yang sudah hampir selesai dan siap tayang. Tidak diduga, salah satu kawan lama semasa SMP pun bersedia memajang karyanya di blog tersebut.

Tentu saja, saya tetap menyadari bahwa hasilnya tidak akan maksimal kalau saya mencoba mengelola websitenya sendiri. Pasti akan banyak makan waktu apalagi kalau semakin banyak fotografer yang mau bergabung.

Untuk mencoba menghindari terjebak dalam kesalahan yang sama, saya mengajak sepupu istri untuk bergabung. Kebetulan dia baru saja lulus dari Universitas Pamulang jurusan web programming. Jadi, setidaknya ia tidak akan sulit mengerti dan memahami cara mengoperasikan WordPress.

Rejeki. Ia bersedia bergabung karena ia pun tertarik masuk ke dunia fotografi.

Pada akhirnya, saya mengajarkan WordPress kepadanya dan nantinya ia akan berperan sebagai administrator bagi Maniak Potret (dan mungkin Lovely Bogor Network secara keseluruhan). Saya nantinya akan fokus pada konten dan pengembangan, sedangkan urusan teknis akan diserahkan kepadanya.

Karena saya tahu bahwa sebuah website butuh pemasaran, maka ia pun akan membantu dalam bidang pemasaran, selain nantinya dibantu oleh rekan rekan fotografer juga.

Semua akan bergerak dalam satu tim.

Perjalanannya akan panjang dan berat, tetapi “daripada tidak melakukan apa-apa”. Lagi pula, dalam hal ini saya tidak lagi sendirian. Saya punya tim yang akan bergerak bersama demi tujuan bersama.

Sesuatu yang sebenarnya bukan hal baru, tetapi entah kenapa bisa terlewat untuk diambil sebagai solusi. Mungkin karena ego saya yang membatasi, mungkin juga karena terlalu bodoh, entahlah, tetapi saya tidak memilih langkah ini.

Namun, yang terpenting dari semua ini adalah saya bisa menghidupkan kembali Maniak Potret, meski dalam format yang berbeda. Juga, rasanya kalau berhasil berjalan dengan baik, manfaatnya akan lebih besar dibandingkan kalau blog MP tetap menjadi blog personal.

Sebagai tanda keseriusan mengurus dan mengembangkan blog ini, saya meminta dibuatkan logo. Bukan logo yang dibuat saya secara serampangan, tetapi dikerjakan oleh salah seorang pemain game crypto yang bergelut di bidang desain grafis.

Logonya seperti di bawah ini.

Tidak gratis karena saya harus mengapresiasi kerja seseorang. Meskipun ia sudah kenal baik dengan saya dan sudah merasakan hasil bermain game, saya tetap memberinya uang jajan atas hasil kerjanya.

Akankah berhasil? Who knows? Saya tidak tahu bagaimana perjalanan si Maniak Potret akan berakhir.

Namun, yang jelas saya tahu adalah saya tidak suka menunggu dan menanti keberuntungan datang. Saya terbiasa berjuang. Kalaupun harus gagal, setidaknya saya sudah mencoba dan berjuang. Dengan begitu saya akan mendapatkan yang namanya pengetahuan dan pengalaman.

Jadi, kali ini saya mencoba sebuah langkah yang berbeda. Saya tidak lagi sendiri, tetapi sudah bersama dengan beberapa rekan yang kebetulan mau jalan bersama.

Karena saya tahu rasanya bekerja sendirian. Berat. Dan, saya putuskan ke depannya untuk bisa lebih banyak berkolaborasi dengan banyak orang lainnya. Meski saat ini belum terbayang, tetapi sudah ada sedikit gambaran tentang yang akan dilakukan ke depan dengan Lovely Bogor Network.

Inti katanya ada pada kata bekerja sama, kolaborasi, dan bukan bekerja sendiri.

Ada yang mau ikut bergabung?

2 thoughts on “Kolaborasi Sebagai Solusi Ketika Terlalu Berat Bekerja Sendiri”

  1. Game Crypto itu yang investasi itu kah Bapak?
    Saya kemaren liat MM ga update lama, berpikir Bapak juga sedang trading-trading, lagi booming soalnya hehehe.

    Btw Bapak Anton ini beneran introvert ya, maksudnya hobinya sesuatu yang sendirian banget nulis, moret 😀
    Tapi keren akhirnya mau melibatkan kerja sama dengan orang lain 😀

    Btw lagi, logonya kereeeennn 😀

    Reply
    • Ga.. saya ga mau ngurus kalau ada investasinya. Ini mah kayak freelance saja. Pemainnya dianggap pekerja freelance dan dapat hasil dari main game berbentuk mata uang crypto. Kalau pakai invest, aku ga mau.

      Sebenarnya repotnya bukan karena ikut trading, cuma karena banyak banget anggota yang nanya, jadi saya kerepotan ngurusin orang doang.. hahaha ogah kalau harus ikutan trading mah, saya lebih suka nulis kalau gitu mah

      Saya memang introvert pada dasarnya Rey, cuma ga mau terkungkung sama istilah dan mengucilkan diri. Makanya suka keluar dan maksa diri keluar, meski kadang ga nyaman. Memang sebenarnya kalau disuruh suka banget ngerjain sesuatu sendirian.

      Logonya keren.. bukan buatan saya loh.. ga punya kemampuan untuk buat seperti itu. Saya menggunakan jasa salah satu anggota komunitas game untuk membuatnya

      Reply

Leave a Comment