Sublimasi Meditasi : Kumpulan Imajinasi Liar Pujangga Ganteng Yoga Akbar

MESUM.

Kata itu lekat pada blogger yang kali ini dipilih untuk diulas di blog MM. Judul tulisanini pun aslinya, “Sublimasi Meditasi : Imajinasi Liar Pujangga “Mesum” Ganteng Akbar Yoga“. Namun, karena saya seorang blogger tua, yang mungkin terlalu banyak pertimbangan karena sedang belajar menjadi sok bijak, kata itu harus menghilang dari judul aslinya.

Ketertarikan saya untuk mengulas blog ini sebenarnya sudah lama. Mungkin, sejak saya mengenal blog ini. Apalagi saya tahu dia juga penyuka wanita cantik, sama seperti saya. Interaksi pertama kami saja, yang sangat singkat dan tanpa basa basi pun ditemani aktris cantik asal Jepang,Tsubasa Honda (foto tentunya).

Namun, baru sempat saya lakukan sekarang karena berbagai alasan “pembenar” yang sebenarnya kalau dipikir ulang “bukan sebuah masalah”.

MESUM itu juga yang mungkin akan membuat saya agak bonyok kalau fans sang blogger tidak membaca keseluruhan. Mereka akan memandang saya menjelekkan idolanya karena memulai tulisan dengan kata berbau cabul.

Namun, bukan masalah juga karena saya sudah biasa bonyok dan berantem. Lagi pula, kalau ada yang begitu, saya akan mengatakan berarti dia fans yang abal-abal. Abal-abal, fans boongan karena hampir pasti ia tidak membaca keseluruhan tulisan di dalam blognya.

Jika ia memang fans beneran, ia pasti tahu alasannya. Jika ia mengikuti perjalanan sang blogger, maka ia akan menemukan bahwa kata itu memang sesuatu yang sulit untuk dilepas dan menempel erat seperti lem super yang salah tempel pada bloggernya.

Itulah salah satu penyebab ketertarikan saya terhadap blog Sublimasi Meditasi dan bloggernya Yoga Akbar Sholihin (pakai “H”, jangan lupa. Ini pesan bloggernya), selain tentunya beberapa hal lain. Beberapa hari, meski kurang dari satu minggu, saya habiskan untuk menelusuri 56 halaman dengan 6 blogpost setiap halamannya dan membaca sebagian besar (tidak seluruhnya) dari semua yang pernah ia guratkan di blog tersebut.

Waktu yang lumayan panjang, tapi worth sekali. Fun (menyenangkan).

Hasilnya bisa Kawan MM lihat pada ulasan blog kali ini.

3B

Tsubasa Honda memang cantik, tetapi saya tidak tahu apakah ia masuk kategori 3B atau bukan.

Ups. Jangan langsung ngeres atau mesum yah. “3B” bukanlah ukuran BH/Bra. Bukan juga karena saya salah ketik ukuran karena setahu saya tidak ada wanita yang memakai ukuran 3B. Biasanya wanita Indonesia memakai ukuran 30 ke atas. #Ampun Tuhan, kok saya masih terus bahas.

Tiga B (cara penulisan yang benar menurut PUEBI) adalah singkatan untuk Badung, Bandel, Bengal.

Saya penyuka dan fans blogger jenis yang satu ini. Semakin badung, semakin menarik. Semakin ia bengal dan suka membandel, terhadap arus umum, semakin saya merasa ingin tahu. Semakin sering juga blognya saya akan obrak-abrik, sekedar untuk memuaskan keingintahuan terhadap sesama manusia bengal.

Tsubasa Honda memang jalaran, penyebab saya tertarik, tetapi lebih dari semua itu sebaris kalimat di atas kolom komentar lah yang menyebabkan saya memutuskan untuk “tertarik” lebih jauh.

Kalimatnya sederhana, singkat, tanpa basa basi, dan tentu saja sengak banget! Apalagi bagi kaum blogger yang keranjingan berkomentar sekedar untuk mendapatkan folbek atau kunbal atau komentar di blognya.

Begini kata si blogger.

“Berkomentarlah karena memang ingin, bukan cuma basa basi biar dianggap sudah blogwalking”

Sublimasi Meditasi – Yoga Akbar Sholihin

Sontak saya merasa punya kawan seperjalanan, sesama blogger sengak karena itu juga alasan mengapa saya menerbitkan tulisan Tata Cara Berkomentar di Blog MM. Saya bosan beberapa kali disindir karena jarang banget berkomentar di beberapa blog saat BW. Bosan mendengar pernyataan bahwa blogwalking adalah tata krama dunia blogging.

Capek.

Kalimat itulah yang membuat blog ini sebenarnya sudah masuk dalam daftar “Review” a la Blog MM sejak awal. Cuma, kemalasan dan stok alasan pembenaran yang bejibun saja butuh 8 bulan setelah tulisan ulasan blog terakhir, tentang Heypipit terbit. Agak prematur karena seharusnya mengandung atau hamil itu “9 bulan” #halah kenapa jadi nyasar-nyasar begini.

Padahal, seorang Kawan, Mbak Phebie, The Essentialist, pernah meminta agar saya membuatkan review bagi blogger 3B (lagi-lagi bukan ukuran BH yah. Pengingat buat yang bacanya pakai scanning atau skimming) dari Kaum Adam. Beberapa waktu belakangan memang tulisan ulasan blog lebih didominasi oleh kaum Hawa (meski sebenarnya sudah pernah ada blog kaum pria yang diulas juga).

Blogger yang satu ini memang saya golongkan pada kategori 3B bukan 34B atau 34C. Bukan hanya dari tulisan di blognya saja. Komentarnya yang “sadis” dan nyelekit pernah saya baca ketika ia membalas kritik seorang kawan terhadap cerpen karya mbak Mbul di blog Gembul Kecil Penuh Debu. Keras.

Juga perdebatannya soal “level” dalam sastra di Twitter menunjukkan bahwa ia memang 3B. Sesama ronin, dari jenis lain yang ada di dunia blogging. Komentar-komentar yang ditinggalkannya saat blogwalking pun kerap memasukkan kata kata yang akan dipandang “kasar”.

Jadi, bukan 32C, 33D, atau 34B yang membuat tulisan ini lahir. Cuma 3B saja.

♦♦

MESUM

Enny Arrow kedua? Kalau di benak Anda muncul pemikiran seperti itu, ada baiknya cooling down sebentar untuk membersihkan cache ngeres di kepala sisa baca karya sastrawan yang satu itu..

Jauh dari itu.

Kata ini menjadi sebuah bagian yang harus dibahas terkait Yoga Akbar dan blognya. Tidak bisa tidak. Kata tidak umum dan biasanya mengajak pembaca berpikir ngeres, muncul lebih dari seratus kali.

Bukan karena tulisannya berbau tidak senonoh. Plesetan dan yang disebut mesum itu, cuma sekedar plesetan HTML menjadi htML, atau masalah “dada” saat bermain petasan. Sekedar permainan kata-kata yang menggelitik alam bawah sadar pembaca yang biasanya nakal-nakal itu.

Jelas sekali ia tidak akan menjadi seperti Enny Arrow. Kalaupun ia mau, mungkin masih panjang jalan yang harus ditempuh mengingat ia sendiri belum sampai pada taraf “pernah” ML untuk bisa menulis secara rinci. Meski saya yakin, bakat itu memang ada sejak awal (dan dalam diri setiap manusia) karena indikasinya terlihat pada tulisan-tulisan awal sebelum sang blogger memutuskan terjun ke dunia kepenulisan.

“Mesum” menjadi penting karena kata ini menggambarkan pergolakan, pertentangan yang ada dalam diri penulisnya.

Candaan “mesum” tetapi “tidak mesum” yang diselipkannya memang berhasil mengundang banyak pembaca, namun sisi idealisnya terusik. Ketidaknyamanan atas jalan yang dipilihnya, sepertinya hadir dalam hatinya. Ketenaran atau hati? Ia sedang menghadapi, atau setidaknya pernah berada pada fase dimana jalan hidupnya bercabang dan ia harus memilih.

Oleh karena itulah, kata “Mesum” menjadi super penting dalam ulasan tentang blog ini. Ada sisi menarik yang patut direnungkan dan akan dihadapi banyak blogger. Pertentangan sisi idealis dan kapitalis (ketenaran) yang memang selalu ada dalam diri setiap manusia.

♦♦♦

Imajinasi Liar

Membaca tulisan di blog MM, kesan yang paling mungkin akan timbul adalah “lurus-lurus saja” (branding supaya pembaca memiliki impresi bloggernya orang baik). Jarang sekali berbelok-belok. Dari awal sampai akhir akan selalu dibuat runtut dari awal sampai akhir. #Hayo ngaku

Namun, kalau mau membaca di Sublimasi Meditasi, bersiaplah seperti naik bajaj. Bajaj itu kan kalau mau belok saja memakai prinsip, “Hanya supirnya dan Tuhan yang tahu”.

Bersiaplah untuk dibawa ke imajinasi-imajinasi liar yang, menurut bloggernya, sebagian agak mesum. (Keperjakaan terenggut sabun lah, htML lah, dan berbagai hal sejenisnya).

Pembaca kerap digiring masuk ke imajinasi penulis dan tenggelam di dalamnya beberapa saat, sebelum kemudian kembali ditendang ke jalur utama. Imajinasi yang liar karena terkadang tidak disangka dan diduga. Sekaligus menunjukkan kepiawaiannya dalam mengatur alur tulisan.

Bahkan, dalam sponsored post saja, hal itu terjadi. Pembaca seperti akan dibawa ngalor ngidul ke dalam imajinasi si penulis, sebelum kemudian disodori “Eh, beli yang ini dong. Bagus loh barangnya“. Jebakan betmen, yang sampai sekarang masih saya lakukan juga.

Dinamis dan variatif sekali cara penulisannya. Tidak membosankan.

♦♦♦♦

Pujangga Ganteng

No debat plis! #Duh, rasanya sedih sekali harus mengatakan ini.

Biarpun saya sebenarnya percaya bahwa segala sesuatu bisa diperdebatkan, tetapi sebaiknya untuk yang satu ini sih tidak karena akan buang waktu dan energi saja. Ada bagian dari sub judul kali ini yang sebaiknya tidak dibahas lebih lanjut, yaitu kata “pujangga”.

Yoga Akbar seorang pujangga.

Definisi kata “pujangga” adalah pengarang karya sastra, seperti puisi dan prosa. Yoga Akbar sudah menelurkan berbagai puisi dan karya sastra, seperti cerpen, fiksi, esai, dan beberapa jenis lainnya. Jadi, kesimpulannya sudah sahih, ia seorang pujangga.

Terlepas dari nilai, level, dan kualitas hasil karyanya, yang silakan diperdebatkan dengan bloggernya karena ia punya pandangan menarik, semua kriteria memasukkannya dalam diri pujangga. Jadi, jangan diperdebatkan hal yang satu ini.

Namun, kalau mau memperdebatkan kata di belakangnya, “ganteng”, silakan dilakukan.

Keputusan menyematkan kata itu di belakang pujangga, dalam julukan saya kepadanya adalah sesuatu yang sederhana, seperti begitu sederhananya cara berpikir saya. Ganteng karena ia laki-laki, cowok, pria, kaum adam, kalau perempuan, wanita, kaum hawa itu cantik.

Yoga Akbar Sholihin (ingat pakai huruf “h” yah) itu ganteng karena dia pria. Bukan wanita. Bahkan ia penyuka wanita, sama seperti saya. #garing

Bagi yang mau memperdebatkan kegantengannya, silakan karena kata ini terbuka untuk interpretasi dan sangat bersifat subyektif.

Namun, setelah membaca beberapa puisinya, meski sambil kepala ngebul, yang memperlihatkan pemakaian diksi yang begitu kaya, ekspresi, penataan dalam karya tulisnya, dan sisi melankolis bin sentimentilnya, saya pikir label blogger pujangga “ganteng/tidak ganteng” sangat bisa disematkan kepadanya.

Setuju atau tidak setuju, terserah Anda. Toh, juga tidak bakalan saya gubris.

♦♦♦♦♦

Wanita

Farah. Yuni. Putri. Tania. Rani (samaran karena mungkin bloggernya memandang wanita ini begitu spesial dan hanya ingin dimiliki sendiri)

Khas pujangga. Biasanya dunianya akan dikelilingi para wanita. Pujangga besar Indonesia saja, Chairil Anwar dikelilingi nama-nama, Ida Nasution, Sri Ajati, Gadis Rasjid, dan beberapa nama lainnya. Sepertinya, pujangga memang selalu dikaitkan dengan romantis ( bukan rokok makan gratis yah).

Bukan hal yang aneh karena wanita berhati lembut dan senang hatinya dibelai dengan kata-kata romantis. Pujangga memiliki skill mengolah kata yang baik dan mampu melakukan itu.

Makanya, saya tidak heran kalau menemukan dunia Yoga Akbar dan perjalanannya dihiasi wanita-wanita cantik. (Lagi pula, mayoritas cowok sebenarnya menyimpan banyak nama wanita lain, sebelum kemudian menemukan wanita yang menjadi istrinya. Yang sudah punya istri saja terkadang menyembunyikan nama wanita lain kok. Apalagi bujangan kayak Yoga).

Memang, perjalanan sang blogger pujangga ini memang tidak lepas dari wanita (karena ia menceritakannya dalam banyak tulisan).

Perjalanan cintanya dari pelukan.. (ehh bukan, dia belum nyampe kesitu) dari satu wanita ke wanita lain mengajak pembaca ke dalam kehidupan asmaranya, yang sejauh ini belum sampai titik sukses.

Kegalauannya tertuang dalam kata-kata bagus, enak dibaca, sekaligus mencerminkan sisi melankolis bin sentimentilnya, meski terkesan tidak berusaha terlalu dimunculkan.

Meski, ketika sampai pada tulisan terbaru, saya sebenarnya ingin bilang pada si blogger pujangga, “Yog Yog. Pantes lu masih jomblo. Lah, sama pacar sendiri, Insta Story aja dipermasalahkan. Diem ajah nape?

Ini pelajaran dari seorang yang sudah 4 tahun pacaran dan 20 tahun menikah. Prinsip diam itu emas kadang menjadi yang terbaik kalau sedang menghadapi wanita, terutama pacar atau istri. Apalagi kalau pacar atau istri orang lain.

Namun, saya pikir, mungkinkah karena sang blogger pujangga mencari seseorang yang mirip sosok ibunya. Rasa sayangnya begitu mendalam terhadap wanita yang satu ini. Banyak bagian dalam blognya yang memperlihatkan betapa besar peran ibu dalam perjalanan hidup sang blogger, bahkan dalam hal penentuan sekolah sekalipun

Mungkinkah, rasa ini yang menghambatnya mendapatkan pasangan karena ia mencari sosok seperti ibu dari pasangannya?

Entah. Saya juga belum tahu soal yang satu itu. Bagaimana kalau stay tuned saja menunggu perkembangan sang blogger pujangga dan para wanitanya?

♦♦♦♦♦♦

He is good.

Really good. Dalam hal menulis, bukan dalam hal “bercinta”. Banyak hal dalam blog ini yang memikat. Bahkan, master blogger sekelas si Ratu Kucing, Fanny D’Cat Queen saja merupakan fansnya. Tidak salah karena saya sendiri harus mengakui bahwa saya terpikat dengan segala kegalauan dan keresahan yang dialami pemenang CR (Creameno) Challenge pertama ini.

Perjalanan hidupnya terasa begitu memikat karena kepandaiannya dalam menyusun dan merangkai kata. Sebuah indikasi penulis yang bagus.

Saya terpikat dengan gaya urakannya, bandelnya, bengal, badungnya, keberaniannya (bukan kegantengannya yah..#ketokmeja). Meski, juga terpikat dengan foto Tsubasa Honda di salah satu tulisannya. Itu juga alasan bagi saya untuk memesan tiga buah buku digital karyanya, dan melalui email bukan lewat Karya Karsa. Salah satunya buku kumpulan puisi yang bakalan membuat kepala berasap.

Keingintahuan saya tentang “kemesuman” sang pujangga ganteng ini begitu besar mengabaikan kenyataan saya akan banyak mengernyitkan dahi dan pusing membaca bait-bait dalam puisinya. Namun, saya yakin, it’s worth.

Siapa tahu saja ia menyelipkan foto Tsubasa Honda di dalam bukunya, atau lebih beruntung lagi foto salah satu “wanitanya”. Lagipula, sebuah investasi yang bagus untuk masa depan. Bukan tidak mungkin, suatu waktu namanya ngetop dan saya mungkin bisa menjual buku yang saya beli tadi dengan harga mahal.. walau saya terlalu minder atau bodoh untuk meminta versi bertandatangan darinya.

Who knows kan?

Itulah hasil perjalanan saya berkelana di sebuah blog yang namanya selalu mengingatkan saya pada “kamper” atau “kapur barus” yang biasa menyublim, Sublimasi Meditasi dengan bloggernya Yoga Akbar Sholihin, si pujangga ganteng (pakai ‘h” ingat!) yang masuk kategori 32C .. eh 3B dalam kriteria saya.

Catatan sebelum terbit : #Duh Gusti, kenapa tulisan saya jadi begini. Ada begitu banyak kata “mesum” di dalamnya. Lalu, banyak sekali belak beloknya. Mungkin ini akibat seminggu bergaul dengan blog Sublimasi Meditasi, jadi saya ikutan memakai berbagai plesetan berbau mesum dalam tulisan saya (meski saya tahu, selalu ada sisi hitam dalam diri sendiri, tidak ada salahnya menimpakan kesalahan pada orang lain).

Bogor, 30 September 2021

6 thoughts on “Sublimasi Meditasi : Kumpulan Imajinasi Liar Pujangga Ganteng Yoga Akbar”

  1. Mohon maap. Phebie with “e” mas (mumpung lagi dipromosikan 🤣).

    Wow. Tulisan yang banyak mengandung kata kunci bagi kaum Adam. Dari mesum sampai ukuran BH 🤣🤣 Kalau saya tadi baca sekelebat malah kaget tumben mas Anton bahas pensil 3B! Ternyatah…..
    Akhirnya bahas blogger cowok..😁

    Semua yang mas Anton tulis persis yang dibayangkan tentang mas Yoga. Pujangga. Rata-rata pujangga punya sisi melankoli yang membuat mereka bisa hasilkan tulisan menyentuh jiwa lho. 😄 Soal mesum, ya namanya juga karya cowok. Asal jangan dibaca anak-anak dibawah umur saja. Hahaha. Nanti bingung juga mas Yoganya kalau ditanya mereka.#ampunmas

    Ditunggu review2 3B lain mas Anton

    Reply
    • ettt dahhh..hahaha kenapa bisa kelewat itu”e” padahal biasanya kagak 😂😂

      Iyah memang menurut saya sih wajar ga mesum mesum 😂😂😂😂

      Ketidakseimbangan dalam diri dalam sisi melankolis mah memang pasti ada dalam pujangga dan justru di situ kuncinya. Setuju bingitzz Pheb..

      Nyari ayng 3B itu ga mudah Pheb..hahaha kebanyakan jaga image 😁😁

      Reply
  2. Penasaraaaannn, kayaknya saya belum pernah mampir ya, kalau ada tulisan berkomentarlah karena ingin, bukan karena basa basi, saya kok jadi pengen komen basa basi ya yang panjang wakakakkaka.

    Btw, saya baru ngeh juga kalau 3B itu ukuran BH, awalnya saya pikir itu pensil dong, trus saya mikir, kalau pensil kan biasanya HB atau 2B, nah kalau HB ini yang agak mikir mesum gitu, wakakakakakak

    Reply
  3. Sebelumnya saya membaca bahwa Pak Anton akan membahas blog sekitar 200-300 kata. Namun begitu membaca artikel ini, kok ngga selesai2 ya. Emang iya, cuma 300 kata 🤔

    Mungkin karena sang blogger memiliki kesan yang mendalam bagi Pak Anton, sehingga ratusan kata saja tidak cukup untuk mengungkapkan blog yang satu ini.

    Supaya tak sia-sia saya membaca, mau saya tengok dulu blognya.

    Reply

Leave a Reply to Phebie Cancel reply