Background Putih Untuk Blog, Sudahkah Ketinggalan Zaman?

“Bakcground blog kok putih, kayak buku pelajaran saja!”

~Seorang kawan blogger”

Pernyataan itu saya baca sekilas di wall salah satu kawan blogger di Facebook (atau di sebuah komunitas blogger di media sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut) beberapa waktu yang lalu.

Komentar kawan tersebut disampaikan dalam pembahasan mengenai tren Dark Tone yang semakin banyak diadopsi oleh pembuat template.

Pemikiran yang mungkin berdasarkan pada kenyataan memang tema “tone gelap (dark tone) sedang menjadi trending dimana-mana. Bukan hanya theme blog, tetapi juga pada aplikasi Android.

Pernyataan yang rasanya tidak salah kalau dipandang “agak” merendahkan para pemakai template dengan putih dominan. Ketinggalan zaman lu! Tidak akan salah kalau pernyataan tersebut diinterpretasikan demikian.

Tersinggung?

Tidaklah. Untuk apa merasa tersinggung dan terusik. Bagaimanapun, selera setiap orang berbeda-beda dan tidak akan sama. Ada yang suka mengikuti tren, ada yang tidak. Ada yang suka putih, ada yang suka hijau, ada yang gemar merah.

Yang manapun yang dipilih, semua sah-sah saja.

Namun, saya hanya memiliki pemikiran sederhana bin simple dalam urusan warna background atau latar belakang semua blog saya.

Mengapa kebanyakan “buku”, “majalah”, atau bahkan dokumen perusahaan memakai kertas berwarna putih? Kecuali pada undangan atau sesuatu yang bersifat promosional, mayoritas akan tetap menggunakan warna “putih” atau “semi putih (off white) sebagai landasannya dengan teks berwarna hitam.

Langgengnya penggunaan kombinasi ini tentunya bukan tanpa alasan karena sejauh ini warna putih dengan teks hitam memberikan “keterbacaan” yang paling baik karena kontras antar kedua warna tinggi. Sebaliknya, bila hitam dijadikan background dengan teks putih, kontrasnya menjadi rendah. Dalam situasi tertentu, hal itu akan menyulitkan.

Tentu saja saya cukup paham kalau banyak teori bertebaran tentang betapa Dark Tone bisa memberikan “manfaat” bagi kesehatan mata. Namun, hal tersebut masih menjadi bahan perdebatan panjang dan belum ada hasil yang konklusif. Berbagai penelitian terkait kesehatan mata ada yang mendukung teori ada yang menolak.

Sampai ada hasil penelitian yang benar-benar pasti dan bisa dipercaya, saya masih memilih direndahkan atau dianggap ketinggalan zaman karena tidak memakai dark tone. Saya akan tetap memakai kombinasi putih dan hitam untuk blog saya.

Apalagi saya sudah pernah mencoba berbagai kombinasi berbagai warna untuk latar belakang dan teks. Hasilnya, mata saya agak ruwet kalau menggunakan dark tone. Tidak nyaman sama sekali. Apalagi kalau tulisannya panjang dengan paragraf gemuk. Puyeng.

Jika saya saja agak merasa kesulitan dan tidak nyaman, besar kemungkinan akan ada pembaca yang juga mengalami hal yang sama (terutama yang seusia). Lalu, mengapa saya harus mengikuti tren padahal hal itu mungkin menghadirkan kesulitan bagi pembaca blog saya (meski hanya sebagian kecil).

Bagi saya, tidak penting untuk terlihat keren karena penampilan atau mengikuti “penelitian”. Yang terpenting adalah tidak menghadirkan sesuatu yang akan menyulitkan pembaca.

Toh, sudah terbukti kombinasi putih (latar belakang) dan hitam (teks) tidak menyebabkan saya mendapatkan keluhan dari pembaca. Tidak satupun. Kemudian, mengapa saya harus merubah sesuatu yang sudah baik hanya karena ocehan agak merendahkan dari seorang kawan?

Itulah alasan sederhana saya.

Lagi pula, saya yakin bahwa tidak ada yang akan menganggap blog MM sebagai buku pelajaran.

Iya kan?

20 thoughts on “Background Putih Untuk Blog, Sudahkah Ketinggalan Zaman?”

  1. Blog ya blog, buku pelajaran ya buku pelajaran, medianya saja sudah beda, mana bisa disamakan cuma karena mengadopsi warna yang sama? XD

    Saya suka dua-duanya sih, Pak, tapi tergantung waktunya. Kalau membacanya di malam hari ya paling cocok aktifin mode gelap, and vice versa. Selama tulisannya jelas dan bisa dibaca saya nggak terlalu bermalasah mau yg mana yg dipake asal bukan warna-warna neon, hahaha!

    Reply
    • Yah.. buktinya ada yang menyamakan Eva.. hahahaha

      Bukan menurut hasil penelitian kan? Memang ada penelitian yang mengatakan dark tone(read hitam putih) itu bagus bagi mata di kala pencahayaan kurang. Mata jadi tidak cepat lelah. Benar atau tidaknya sih tidak tahu saya.

      Buat saya juga demikian sih tulisan lebih penting. Cuma, kalau warna neon mah, nyerah dah.. puyeng saya bacanya

      Reply
  2. Wkakaka, berasa acara fesyen, kalau nggak ngikutin musim g fesyenebel.
    Baru tahu ini jadi ajang perkecean blogger.

    Aku tetap setia sama warna putih buat blog, nggak tahu kenapa kalau pake dark mode mataku nggak cocok, kek ada tekanan kehidupan, eh tekanan ke mata, jadinya nggak nyaman.

    Jadi kalau dibilang kudet g pake tone kekinian, emang aku kudet, soalnya baru tahu beritanya dari Mas Anton XD

    Reply
    • Adalah.. fesyen ada dimana-mana Pit.

      Kok sama sih. Saya juga merasa tidak nyaman memakai dark tone seperti hitam-putih. Mata saya jadi cepat lelah dan cenderung tulisan jadi agak blur kalau kelamaan baca.

      Terkadang menjadi kudet itu baik loh.. Tidak perlu disesali.

      Reply
  3. Selamat atas pencapaian 1000 postingan di blog MM, pak Anton. Mudah-mudahan semakin bertumbuh di masa depan. Semoga saya juga bisa mencapai hal yang sama nanti, tentunya dengan didampingi oleh background putih juga.

    Reply
  4. Yes, setuju..
    akarnya ada di soal selera. tapi kalopun mau berpegang pada keilmuan, ya latar putih polos dengan text warna hitam ini emang kontrasnya paling baik dan paling nyaman dibaca.

    Ya kalo misalnya ga mau putih banget, offwhite atau sedikit abu (offwhite jg ya, ha) bisa jadi pilihan yang lebih teduh.

    kalo soal kekontrasan warna, bisa jg melirik color wheel, suka ada fitur cek level kontras antara dua warna.

    Aku juga kemaren-kemaren sempet mau bikin color palette buat tema instagram biar lebih konsisten looksnya, dan poin kontras ini emang selalu ditekankan.

    Tapi menurutku ya, hitam dan putih ini emang paling nyaman dan aman. putih di BG, hitam di text. Soalnya kalo background putih itu masuk aja kalo ditambahin warna apa aja, misalnya mau ada dekorasi warna lain.

    Kalo bicara blog, yang paling penting sih ya kontennya, dan gimana caranya biar tulisan kita enak dibaca lama sama pembaca.

    Tapi, pada akhirnya semuanya balik lagi sama yang punya blog atau web. selera aja 😀

    Reply
    • Siaapp… Met datang suhu Ady. Rajin euy sampai memperhatikan tone di Instagram. Hahahah kalau saya mah termasuk yang sangat malas.

      Soal background, well yah, menurut saya pun demikian. Semua itu masalah selera dan seharusnya dipandang sebagai hal yang tidak perlu dipergunakan untuk meremehkan orang lain.

      #sungkemsamasuhu

      Reply
  5. Sudah ganti lagi trend-nya ya? Duh cepet bener yaks. Saya bikin opsi sih di salah satu blog. Pembaca mau versi putih atau hitam tinggal geser tombol. Praktis suka-suka pemirsa dan kitanya nggak pusing gonta ganti template.

    Hitam dan putih is da best.

    Reply
    • Saya tetap berada di barisan putih-hitam .. hahahaha.. orang males.

      Saya pernah punya waktu di blogspot dan template yang sekarang memungkinkan untuk menyediakan opsi itu. Namun, saya mikir untuk apa juga.. hahahahahaha ga tau fungsinya soalnya, dan setelah baca-baca, tidak terlalu memberi dampak.. So, saya biarkan saja tetap seperti apa adanya

      Reply
  6. Background putih itu bagus Pak, tapi lebih bagus pink sih.

    kabooorrrr wakakakakakak.

    Tapi jujur, saya lebih suka yang background putih sih kalau lagi BW, background putih, tulisannya hitam.

    Terus nggak banyak aneh-anehnya, pokoknya ada arsip blog aja, itu udah cukup 😀

    Tapi teteeeepp, saya suka pink

    kabooorrrrrr

    Reply
  7. Hah baru dengar ada yang menghubungkan latar putih di blog kayak buku pelajaran. Buku pelajaranku dulu pakai kertas buram soalnya. /plak/

    Selain warna putih sebagai background blog yang sudah Pak Anton jabarkan itu, menurutku warna putih sebagai latar belakang blog ini juga kesannya bersih aja gitu. Lain halnya kalau sosmed ya, kalau sosmed jujur aku lebih suka dark mode karena tulisannya pendek-pendek dan banyak gambarnya. Jadi nyaman-nyaman aja melihatnya. Kalau baca tulisan panjang tapi latarnya gelap itu kayak emmm apa ya, kadang malah bikin mengeluarkan tenaga ekstra untuk menajamkan mata, jadinya malah lebih melotot dan cepet pegel. xD

    Reply
    • Yah, kenyataannya quote yang saya tulis di atas itu riil adanya.. Hahahaha.. saya juga bingung sampe segitunya. Tapi setelah dipikir pikir sudah biasa sih terjadi dalam hal lain bahwa kalau tidak ikut tren ada potensi dipandang rendah sama yang laen.

      Betul banget tuh soal bersih. Saya juga merasa demikian. Soal membaca dengan latar belakang hitam… hahaha suka dengan kata melotot, dan begitu juga yang saya rasakan Endah. Jadi, saya tetap memilih putih-hitam, yang sederhana saja…

      Reply
  8. Waduh blog kok disamakan dengan buku pelajaran wkwkwk

    Ngomongin dark theme, baru-baru ini aku kembali ke default setting untuk theme smartphone-ku. Selama ini mata udah terbiasa dengan dark theme, balik lagi ke putih rasanya silau banget, tapi ternyata lebih enak dipandang 😂 apalagi buat lihat foto-foto di Instagam tuh kerasa banget bedanya.

    Btw, congrats untuk tulisan ke-1000, Mas Anton! Lama nggak main ke sini, aku langsung disambut sama Bung Ronin di beranda 🤣

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply