Menjadi Youtuber ? Ogah Ah!

Apakah saya punya akun Youtube? Punya dong. Cuma satu. Itupun jarang diisi video baru.

Bukan saya tidak tahu tentang potensi Youtube dalam hal mencari uang atau bahkan penunjang blog. Tahu banget! Bukan sekali dua saya ngiler kalau melihat penghasilan para Youtuber. Juga, sebagai seorang yang bekerja di bidang marketing dan pemasaran, saya paham sekali keampuhannya menjangkau orang di era digital seperti sekarang.

Lalu kenapa saya tidak tergerak untuk ikutan turun ke dunia tersebut? Mengapa kok saya tidak memanfaatkannya untuk menjaring trafik atau membangun branding bagi diri sendiri?

Jawabannya mudah saja

  • Tidak punya waktu : untuk mengurus semua blog yang ada saja sudah keteteran, apalagi harus ditambah dengan mengurus channel Youtube? Bisa mati berdiri lah awak
  • Membuat video itu tidak mudah : sebagai seorang fotografer juga, saya menyadari bahwa membuat video yang baik itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dilakukan mulai dari tema sampai selesai, Waktu dan enerji yang diperlukan akan lebih banyak dibandingkan menulis
  • Kemampuan saya kurang : membuat video itu sulit dan butuh pengetahuan yang lumayan banyak kalau mau membuat video yang bagus (setidaknya menurut standar saya). Sedangkan, pengetahuan dan kemampuan, serta peralatan saya jauh dari memadai.
  • Tidak fokus : memiliki ternak blog saja, sebenarnya bisa dikata sebuah kesalahan karena enerji menjadi tersebar dan tidak terfokus. Hal ini sudah menghambat perkembangan beberapa blog. Menambah pekerjaan dengan mengurus channel Youtube akan memastikan banyak ternak blog yang akan mati karena enerji dan waktu yang sudah “tipis” seperti keripik akan habis dan tinggal remah-remah saja
  • Membuang kemampuan yang sudah dikuasai : korban kalau saya terjun ke Youtube juga adalah kemampuan menulis yang akan tergerus habis. Karakter saya yang gemar mengutak atik dan belajar akan memastikan saya akan menghabiskan waktu lebih banyak di dunia itu daripada mengurus blog, dan pasti akan menimbulkan korban , yaitu skill menulis yang perlahan akan menghilang
  • Kembali ke titik awal : karena pengetahuan kurang, saya perlu belajar dalam membuat video, mengelolanya, dan kemudian mempromosikannya. Hasilnya saya seperti kembali ke awal lagi dan memulai dari nol. Padahal, saya sudah berada mungkin di titik “5” dalam menulis. Haruskah saya kembali ke awal? Ogah ah, sudah capek mengawali terus dan beralih haluan tidak akan membuat saya mencapai tujuan

Jadi, ketika salah satu kawan di Facebook bertanya mengapa saya tidak membuat tutorial tentang memotret, jawaban saya, OGAH. Saya tidak punya waktu untuk itu.

Saya tidak melihat keuntungan dari menggunakan platform ini dalam mencapai tujuan. Tentu saja, saya tahu kok bahwa menjadi Youtube akan menguntungkan bagi seorang blogger, bla bla bla bla. Namun, saya yakin sekali hal itu bukan untuk saya.

Saya memilih berjalan dengan jalan yang sudah saya pilih, sebagai blogger, mengurus blog, dan kemudian mengkombinasikannya dengan hobi fotografi.

Saya rasa jalan tersebut yang terbaik daripada harus mencoba jalan baru yang justru tidak saya kuasai dengan baik.

Tapi…

Kok saya punya akun/channel Youtube? Tidak mau jadi Youtuber tapi membuat akun Youtube.

Ceritanya dulu, pada saat tahun-tahun awal menjadi blogger, saya gemar belajar hal-hal baru terkait blogging. Salah satunya adalah tentang bagaimana cara memasukkan/meampilkan video ke dalam blog.

Salah satu cara yang paling menguntungkan dari berbagai segi, terutama terkait bandwith dan juga kecepatan loading adalah dengan menempatkan videonya di Youtube atau platform video lainnya, seperti Vimeo dan sebagainya.

Kebetulan saat itu, saya pernah iseng membuat rekaman video saat berkeliling Bogor. Iseng saja. Dan, saya mempraktekkannya dengan membuat channel Youtube agar bisa terkoneksi ke blog.

Itu saja.

Setelah itu, saya menyadari bahwa hal itu akan memberatkan saya sendiri karena harus membuat videonya dan hal itu tidak mudah. Jadilah kemudian saya memutuskan tidak terlalu larut terlibat dalam urusan membuat klip dan video.

Yang penting saya tahu teknisnya dan itu sudah lebih dari cukup.

Saya memilih fokus pada blog saja dan tidak berniat melangkah ke dunia yang lain.

Jadi, channel Youtubenya tidak ada gunanya dong? Tidak juga. Masih berguna karena sering saya pergunakan sebagai bahan pelajaran kepada mereka yang hendak belajar membuat website. Saya bisa menjelaskan kepada mereka cara menampilkan video di website tanpa membebani server terlalu besar.

Banyak yang terkagum dengan hal sederhana ini loh, terutama mereka yang awam dalam urusan seperti ini.

Lagipula, setidaknya saya bisa melakukan branding bahwa saya paham urusan teknis digital marketing seperti ini. Hal itu membantu juga mendapatkan orderan pembuatan website secara tidak langsung.

Jadi, saya bukan dan memang tidak pernah berniat menjadi seorang Youtuber. Saya lebih suka dikenal sebagai blogger sajah.

Itu saja sudah lebih dari cukup.

14 thoughts on “Menjadi Youtuber ? Ogah Ah!”

  1. Saya malah kenal youtuber yang ingin banget punya blog (sebagai pelengkap) tapi anggap itu susah karena butuh kemampuan nulis.🤣

    Tapi memang kalau mau serius di youtube yang ideal punya tim. Atau kalau solo ya banyakan fokus disana saja. Sama seperti blogger seangkatan yg jadi YT-er. Lebih banyak di YT, porsi nulis di blog dikurangi.

    Reply
  2. Aku juga ogah kalo disuruh jadi YouTubers, selain tidak punya skill membuat video yang baik juga malas upload, soalnya pernah upload file 65 MB saja makan waktu setengah jam lebih sampai baterai tinggal sedikit, eh ternyata yang nonton cuma puluhan saja tidak sampai 100, kayaknya tidak sebanding dengan waktunya.😂

    Reply
  3. Alasan2 ku kenapa ga mau merambah YT ato Vlog, sebenarnya sama dengan alasan di atas. Tapi 1 alasan utama, karena aku memang paling ga suka tampil depan kamera hahahahha.

    Beberapa temen kdg DM, tiap jalan2 ato wiskul, mbok ya divideoin aja. Tapi aku memang ga suka sih yaa.. Bisa aja sih ga kliatan muka kitanya, tapi kok ya kalo utk video makan dan traveling, rasanya kurang maksimal kalo cuma nunjukin video lokasi thok. Banyak video traveling yg aku suka, rata2 ya berani ngomong di kamera soalnya 😂. Itu yg aku ga bisa. Risih aja kalo hrs ngomong gitu.

    Aku memang cocoknya di blog aja skr ini 😁.

    Reply
    • Wakakakak.. itu alasan yang belum disebut Fan. Saya sendiri biarpun suka memotret, bisa dikata, hampir tidak punya foto diri sendiri.. Alasannya memang sama, ga suka tampil di depan kamera. Bayangin saja harus tampil di depan.. Ogah..

      Iyah, sama, memang saya cocoknya jadi blogger sajah..

      Reply
  4. Mas Anton, pie kabarmu, Mas? Sudah lama nggak bersua di sini. Semoga Mas Anton sekeluarga dalam keadaan baik dan sehat ya!

    Jadi inget beberapa tahun yang lalu, salah satu teman baik saya nyeletuk, “Lo nggak mau bikin Youtube? Anak lo lucu, bikin konten keluarga gitu kayaknya seru deh..” Waktu itu Josh memang belum setahun dan saya suka merekam tingkahnya yang lucu dan di-upload ke IG Story. Nggak sekali dua kali teman saya nyeletuk gitu, tapi jawaban saya tetep: OGAH 🤣

    Alasannya sama kayak Mas Anton, nggak ada waktu dan susah. Bikin video Reels aja tuh makan waktu sekali. Karena belakangan ini saya lagi belajar Reels untuk konten jualannya mama. Mikirin konsep, nata produknya, ngambil berbagai angle, trim video, pilih lagu… durasi reels 15 detik, eksekusinya hampir satu jam. Baaah 😂

    Saya lebih memilih untuk menghabiskan waktu mengasah skill menulis saja hihi

    Btw, font barunya kece, Mas Anton!

    Reply
    • Hola Jane… Lama tak basuo.. haha Kami sehat sehat saja. Makasih atas perhatiannya. Meski bulan lalu kelabakan karena kakak dan adik terkena si Mpok Corona. Tapi alhamdulillah semua sudah kembali normal..

      Nah kan, kayaknya sama tuh sama sayah.. maless.. wkwkwkw tapi bener lo Jane, si Josh itu lucu dan bagus kalau dijadikan video #kompor..

      Makacih makacih.. hahahaha sedikit ganti suasana abis puyeng kemaren.

      Reply
  5. Sama pak Anton. Gak tahu juga apa mungkin karena saya lebih awal kenal blog daripada Youtube jadi jatuh cintanya sama teks daripada video meskipun juga kualitas menulis saya masih pada level amatiran. Haha. Masih ingat dulu salah satu email saya digunakan untuk upload beberapa video di Youtube. Kalau dulu mungkin belum begitu ‘latah’ (maaf bukan untuk semuanya) seperti sekarang, modal 1 video langsung bisa punya akun Adsense dan gak perlu memenuhi syarat seperti sekarang lalu iklannya pun tampil di video. Tapi akhirnya sekitar tahun lalu saya non-aktifkan Adsense Youtube biar bisa tetap belajar menulis. Bukan keputusan terbaik tapi saya mensyukurinya. Toh masih bisa buat akun lagi kalau memang mau.

    Reply
    • Waaahhh keren itu punya akun adsense Youtube… Saya malah ga punya dan ga niat.. wkwkwkwkw…

      Ga usah disesali Kang Hamsul. Saya mah jujur ga sanggup dah kalau harus juga merambah ke Youtube. Saya lebih enjoy di dunia blog.

      Reply
  6. ahhh rumah baru alias template nya baru hehehe, sampe pangling
    aku punya akun yutub dan isinya cuman video kalau ada keperluan lomba aja 😀
    pengen diisi update apa gitu, tapi kok ya masih mager dan banyak malesnya buat ngedit hahaha

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply