Mengelola Website Komersial: Belajar Sambil Bekerja, Bekerja Sambil Belajar

Sejak beberapa hari yang lalu, saya memiliki sebuah pekerjaan sampingan, sebagai tenaga mengelola website bagi sebuah perusahaan jasa konsultasi pendirian perusahaan.

Website pertama sudah menjadi tanggungjawab saya untuk dikelola, tentunya ditukar dengan upah karena pada dasarnya memang saya “bekerja” secara freelance bagi perusahaan tersebut. Bagi sebagian orang, mungkin disebut bisnis, tetapi karena sifat pembayaran jasanya tetap, saya memandangnya sebagai pekerjaan.

Besaran upahnya? Tidak perlu kepo yah dengan pendapatan orang lain. Yang jelas, ancer-ancer, beberapa kali batas payout adsense perbulannya.

Lumayan sebagai tambahan untuk cadangan kuliah si Kribo atau untuk makan bakso bersama istri tercinta, si Yayang.

Jelas membuat hati saya senang, dan tentunya hati si Yayang dan si Kribo juga.

Namun, ada satu sisi yang membuat semua terasa lebih menyenangkan. Pekerjaan sampingan ini memberikan kesempatan saya selain untuk bekerja, juga untuk belajar lebih jauh lagi tentang dunia bisnis pembuatan/pengelolaan website.

Kok bisa?

Yah, karena dunianya “situs internet” ini sangat luas sekali. Saya memang sudah lama berkecimpung dalam dunia blog (website personal), tetapi baru beberapa kali terjun dalam bidang website komersial.

Dasar pengetahuannya (terutama teknis) sama dan sudah saya miliki, tetapi kalau hanya mengandalkan itu saja belum cukup. Hal itu terasa ketika saya menerima id dan password sebuah website, yang dibuat pihak lain dan tidak memuaskan si pemesan.

Banyak sekali masalah yang dalam satu minggu ini langsung saya hadapi dan memaksa otak untuk berpikir lebih keras dari biasanya.

Sebagai contoh

  • membuat kombinasi warna website komersial yang menarik, sekaligus bisa mencerminkan filosofi sebuah perusahaan atau kemauan pemiliknya
  • tidak mudah merevisi website buatan orang lain karena gaya dan pemikirannya berbeda-beda
  • perangkat sistem yang dipergunakan tidak sama, seperti contoh saya tidak menyukai pemakaian plugin Elementor untuk mendesain website, tetapi website yang harus saya kelola memakainya
  • meng-copy sebuah website yang dibuat dengan sistem yang berbeda menjadi sebuah website berbasis WordPress tidak bisa membuat hasil yang sama persis karena perbedaan sistem
  • menjabarkan ide dan keinginan dari pengguna jasa ke dalam sebuah website juga bukan sebuah hal yang mudah
  • memenuhi deadline karena website bisnis tentunya punya jadwal yang harus ditepati
  • melaporkan perkembangan kemajuan perbaikan website memerlukan teknik sendiri agar si pengguna jasa tahu bahwa uang yang dibayarkan kepada saya tidak percuma

Semua ini membuat saya harus berpikir lumayan keras dalam waktu yang lumayan terbatas.

Pusing? Memang, tetapi saya suka. Semua masalah ini bukan hanya akan memberikan saya uang, tetapi juga akan mendorong saya untuk mencari solusi, solusi, solusi dan artinya saya harus terus belajar, belajar, belajar. Pada akhirnya saya akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan skill lain untuk memperkaya yang sudah ada.

Bisnisnya sendiri pada suatu waktu akan selesai, bayaran yang diberikan kepada saya akan berhenti, tetapi skillnya tetap menjadi milik saya. Tidak hilang begitu saja.

Jangan tanyakan pengalaman yang bisa menambah panjang portofolio saya dalam dunia pembuatan/pengelolaan website.

Hal itulah yang membuat saya senang dan jujur saja bersemangat menerimanya.

Mungkin, bagi orang lain mungkin, bekerja adalah sekedar mencari uang saja, tetapi sudah sejak lama, saya mencoba berpikir lebih positif agar terus termotivasi saat bekerja.

Saya memandang sebuah pekerjaan juga sebagai kesempatan untuk berjalan di atas kodrat saya sebagai manusia, yaitu untuk terus belajar.

Oleh karena itu, saya cukup bersemangat mendapatkan pekerjaan sampingan ini. Siapa tidak bersemangat kalau sudah dibayar, saya juga tahu akan terus mendapatkan pengetahuan baru dari berbagai masalah yang disodorkan kepada saya.

Kalau anak sekolah atau kuliahan membayar untuk belajar, saya dibayar untuk belajar.

Dalam beberapa hari ini saja , saya sudah menemukan banyak sekali hal baru dalam dunia WordPress, plugin, dan Elementor. Berbagai hal yang sebelumnya tidak ada di kepala saya, sekarang sudah hadir.

Rasanya tidak bisa tidak, saya merasa senang menghadapi apa yang akan hadir setelah ini.

Untuk urusan pekerjaannya sendiri, yang menjadi intinya, Alhamdulillah, sejauh ini semua masih berjalan lancar.

Website pertama yang harus dikelola sudah bisa ditayangkan dan berjalan sempurna. Berbagai masalah yang ditinggalkan oleh pembuatnya sudah bisa terselesaikan dengan baik dan permintaan pengguna jasa sudah bisa terpenuhi semua.

Masih akan ada banyak masalah yang pasti datang di masa datang dan harus dihadapi, tetapi saya yakin bahwa hal itu akan bisa diatasi karena selama beberapa hari terakhir, saya menemukan kalau sikap dan prinsip belajar sambil bekerja, bekerja sambil belajar sangat membantu dalam urusan mengelola website.

Prinsipnya sederhana saja dan sebenarnya tidak asing dalam bidang apapun. Semua terangkum dalam tiga poin saja, yaitu

  • Jangan berhenti belajar (dan berpikir diri terlalu pandai) – dalam masalah website, internet punya tak terhitung pengetahuan dan informasi untuk memecahkan banyak masalah terkait website/situs. Apalagi kalau kita bisa berbahasa Inggris. Namun, tanpa kemauan belajar, maka kita tidak akan menemukan semua itu
  • Jangan lupa lapor (kepada pengguna jasa) : pemberian laporan secara terperinci sangat membantu pengguna jasa belajar memahami apa yang kita kerjakan dan sekaligus meyakinkan bahwa uang yang mereka keluarkan tidak sia-sia. Yang satu ini juga membuat si pengguna jasa belajar, setidaknya sedikit, tentang dunia tersebut dan pada akhirnya ia pun akan memahami dan mengerti kesulitan dan masalah yang sedang dihadapi
  • Jangan lupa berkomunikasi (karena belajar tidak bisa dilakukan kalau niat berkomunikasi tidak ada): mengurus atau membuat website membutuhkan komunikasi yang baik karena dengan begitu ide atau keinginan sang pengguna jasa bisa terealisasikan dalam websitenya. Tugas saya adalah “belajar” tentang apa yang dikehendaki sang pembeli jasa dan mencoba mewujudkannya dengan kemampuan saya

Jadi, ya saya tahu bahwa tantangan dan hambatan pasti akan hadir. Apalagi, sang pengguna jasa sudah menjelaskan ada 3-4 website yang akan diserahkan pengelolaannya. Selain hitungan bayaran yang akan diterima (saya meminta bayaran perbulan/perwebsite), jangan lupa juga berarti masalah yang harus dipecahkan berlipat juga.

Namun, dengan menerapkan prinsip bekerja sambil belajar, belajar sambil bekerja, saya cukup yakin hal itu akan bisa dipecahkan.

Bukankah cara itu juga sudah terbukti membawa saya sampai ke titik ini?

Iya kan?

(Maaf kalau tulisannya agak bertele-tele karena kebetulan saya sedang menyukai cara seperti ini dan mungkin akan menjadi gaya blog ini ke depannya. Meskipun, saya tahu juga yang seperti ini akan menjengkelkan sebagian pembaca)

6 thoughts on “Mengelola Website Komersial: Belajar Sambil Bekerja, Bekerja Sambil Belajar”

  1. Wah, ceritanya multi-jobdesk ini. Karena saya yakin tidak hanya mengerjakan dari sisi SEO namun juga mencakup pekerjaan front-end dan back-end developer. Saya merasa cukup paham dan sangat wajar jika merasa pusing sedikit terutama deadlinenya yang singkat. Salut pak Anton. Semoga sehat selalu. *Hamsul*

    Reply
  2. Keren mah si bapak, paling sukkit itu menentukan warna ya, karena pertama itu masalah selera, biarpun ada ciri perusahaan, kadang tiap orang berbeda menilainya.

    hal-hal penting yang harus dilakukan, seperti laporan, berkomunikasi intens dan semacamnya itu, yang bikin saya sampai saat ini masih setia ngeblog aja dulu, membangun blog sendiri, karena untuk mak-mak kayak saya, menggunakan waktu disambi-sambi itu, sungguh udah menyerah duluan saya mikirnya, bukan nggak bisa, tapi takut nggak maksimal 😀

    Reply
    • Bagi saya sulit semuanya.. hahahahaha.. desain, layout, semua itu tergantung selera dan filosofi dari perusahaannya. Menangkap ide dan apa yang diinginkan adalah bagian yang sulit karena kadang bertentangan dengan hati kita.

      Hahaha.. karena memang pasti akan butuh waktu untuk melakukan semuanya Rey.. iya kan. Bisa dipandang kita tidak lagi bebas dan sedang bekerja pada orang lain.

      Diusahakn sebaik mungkin meski pasti tidak sempurna

      Reply
      • bertentangan dengan hati !

        Ini poin yang paling bikin dilema Bapak!
        Kadang saya kesal aja kalau mengerjakan sesuatu yang ga sesuai dengan kata hati, tapi balik lagi, kalau kerja ya memang kudu profesional huhuhu

Leave a Reply to La Acun Cancel reply