Musuh Utama Prinsip Foolproof Pada Artikel Tutorial

Pada tulisan sebelum ini tentang prinsip foolproof (Anti Orang Bodoh) dalam pembuatan artikel tutorial, saya menyebutkan bahwa hal itu berhasil karena mendatangkan trafik pengunjung ke blog. Sebagai tambahan, saya juga mendapat lumayan banyak ucapan terima kasih dari pembaca.

Sayangnya, harus diakui bahwa “keberhasilan” itu tidak 100%. Dari satu segi, tulisan-tulisan yang sudah dibuat sejelas mungkin ini masih tetap “tidak bisa dipahami” oleh sebagian orang.

Namun, saya memutuskan untuk tidak memperbaikinya lagi karena saya menemukan bahwa ada satu musuh utama prinsip foolproof dimanapun. Yang seperti ini juga terjadi pada prosedur ISO yang saya buat saat bekerja di sebuah perusahaan tekstil Jepang-Indonesia dulu.

Meskipun secara teori, sebuah prosedur harus tetap ditinjau ulang dan diperbaiki, tetapi hasilnya akan percuma saja. Tetap ada sekelompok orang yang tidak bisa memanfaatkannya.

Kalangan “musuh utama” tulisan yang dibuat dengan konsep foolproof ini berasal dari kalangan “YANG MALAS MEMBACA”.

Sudah berulangkali saya menerima komentar di blog Lovely Bogor pada tulisan “Jadwal Bus Damri Bogor – Bandara Soetta”. Isi tulisannya hanya berisi jadwal keberangkatan bis tersebut dari yang pertama kali di pagi hari hingga terakhir di malam hari.

Seharusnya jadwal seperti ini sudah sangat jelas dan bersifat foolproof. Pembaca hanya perlu melihat tulisan dan memilih jadwal Tidak perlu ada pertanyaan lagi kepada siapapun.

Namun, tetap saja ada pertanyaan yang diajukan via kolom komentar, seperti

  • “Pak, keberangkatan bus Damri pertama jam berapa ya?”
  • “Kang, bis Damri terakhir ke Soetta jam berapa. Tolong info dan jawab yah”
  • “Mas, kalau bis yang berangkat siang dari pool Damrinya, jam berapa saja yah?”

Mereka yang seperti inilah yang merupakan musuh artikel tutorial. Bagaimana mereka mau bisa mendapatkan informasinya kalau tidak mau membacanya.

Tutorial tutorial yang lebih rumit dari itu juga mengalami hal yang sama. Banyak sekali pertanyaan tidak perlu yang diajukan oleh pembaca, meski sebenarnya sudah tertulis dengan jelas dalam tulisan.

Sifat tidak mau repot dan capek sedikit ini yang menyebabkan usaha apapun untuk menjelaskan akan percuma saja. Perbaikan apapun pada tulisan tidak akan membantu banyak karena tetap tidak akan dibaca.

Oleh karena itulah, saya memutuskan untuk tidak memperbaiki tulisan-tulisan ini. Masalahnya bukan pada tulisan tetapi pada karakter malas pembacanya.

Dua musuh utama lain dari artikel tutorial dan prinsip foolproof adalah

  • scanning
  • skimming

Dua teknik membaca cepat. Keduanya sekarang menjadi kebiasaan banyak orang dalam membaca melalui internet (termasuk saya)

Bila dilakukan orang yang berpengalaman, teknik ini akan membantu dalam mengefisiensikan waktu dan tetap mendapat informasi dalam jumlah yang maksimal. Sayangnya kalau dilakukan orang yang jarang membaca, banyak informasi yang sudah tertulis akan terlewat dan tidak tersampaikan.

Bayangkan kalau dilakukan oleh orang yang malas membaca. Hampir bisa dipastikan isi tulisan tidak ada artinya sama sekali.

Jadi, penerapan prinsip foolproof dalam membuat tulisan tidak akan menghasilkan keberhasilan 100%. Tingkat keberhasilan akan di bawah itu karena ada musuh laten darinya, yaitu kemalasan dalam diri banyak orang.

10 thoughts on “Musuh Utama Prinsip Foolproof Pada Artikel Tutorial”

    • Yang jelas mah memang karena malas baca.. hahahahahaha… karakter yang susah dihilangkan kalau sudah malas mah.

      Kenapa disebut budaya membaca di Indonesia kurang, ya ini salah satunya. Masyarakat Indonesia kadang lebih suka audio atau visual, bukan membaca..

      Reply
  1. Pak, kalau Bus Damri yang nama sopirnya Damri ada gak? Haha

    Kemungkinan karena memang tidak tau kali pak, atau kurang yakin sehingga perlu bertanya lagi meski sudah tertera jawabannya.

    Terkadang juga faktor basa-basi, misal sudah jelas2 lihat ibu goreng ikan masih juga nanya “masak apa bu?”, wkwk

    Reply
    • Ga tau yah ada atawa kagak…

      Buat saya sih ga ada alasan mas. Mereka memang malas karena bahkan sekedar membaca yang sudah ditulis saja tidak mau. Suhu Ajay terlalu baik hati memaklumi, kalau saya sih bilang dasar pemalas…

      wakakaka.. bisa jadi juga yah..:-P

      Reply
  2. Bener banget, budaya baca di masyarakat Indonesia ini kurang selali. Buktinya yaitu sesuatu yg sudah dijelaskan sedetil mungkin saja masih terus bertanya…

    Aku suka kasihan kalo pas lagi main ke blog tutorial. Itu yg punya blog sampai dibuat gak sabaran meladeni yg bertanya. Lha wong sudah di kasih cara2nya jelas, masih bertanyaaaa…

    Heran samapai ke tanah serang 🀣🀣

    Reply
  3. hehehehehe
    banyakkkk nemuin yang kayak gini
    apalagi berita soal “jam keberangkatan bis” yang sebenernya simple menurutku.
    kalau mereka mereka masih belum puas dengan apa yang tertulis di blog atau portal berita, kenapa ga telpon langsung ke CS, bandara,stasiun., atau nanya ke akun sosmednya
    mungkin malas juga mau telpon kali ya, atau ga punya pulsa. ehmmm

    Reply
    • Naaahhh.. budaya mau gampang itu hasilnya ya Malas ya Nun. Kalau ga percaya info, ya cari dari yang dianggap lebih terpercaya.. hahaha Kalau nanya ke yang nulis mah ya, berarti yang nanya bego.. wkwkwkwk

      Tapi bisa jadi emang ga ada pulsa yah

      Reply

Leave a Reply to Peri Kecil Lia πŸ€ΈπŸ»β€β™€οΈ Cancel reply