Selamat Malam Kawan MM!
Pernahkah menyadari kalau di lingkaran pertemanan blog MM ada makhluk asing yang datang dari planet tetangga, Mars? Kalau belum, coba cek blog Sterrenhemel. Pengelolanya bernama Syifana Apriliani, makhluk Mars yang terdampar di planet bumi.
Terjemahan (dari bahasa Mars)
Hello, kamu bisa memanggil saya Syifana! Seorang INFJ-T (entah singkatan apa dalam bahasa Mars)? 19 tahun, sekarang. Baru saja mendarat darurat di bumi, untuk sementara waktu. Segera, saya akan kembali ke Mars lagi.
Hehehehehe.. (baru tahu ketawa gaya Mars seperti ini)
Pengelola blog ini baru saja mengajukan pertanyaan via kolom komentar blog MM. Pertanyaan yang sederhana, sang makhluk Mars bertanya, “Apa Kunci Enjoy Menulis di Blog?”.
Singkat, tetapi menghadirkan dua pertanyaan dalam diri saya.
- Apakah di Mars ada tradisi ngeblog juga?
- Bagaimana menjawab pertanyaan singkat tersebut?
Pertanyaan pertama, terus terang tidak bisa saya jawab. Pengetahuan saya tentang planet itu hanyalah dia tetangga dari planet tempat saya tinggal, bumi. Jadi saya belum bisa mengamati tradisi dan budaya di sana.
Nah, pertanyaan kedua ini, jelas saya bisa jawab, tetapi saya memutuskan menjawabnya dalam sebuah tulisan terpisah.
Pertanyaannya memang singkat, tetapi, saya tidak bisa menjawabnya dengan singkat. Maklum, selain saya tidak ingin mengecewakan tamu dari Mars, saya tahu sekali bahwa jawabannya cukup kompleks dan tidak sesimple pertanyaannya.
Tentu saja, saya bisa menjawabnya dengan sesuatu yang klise, seperti, “Karena saya menyukai menulis/ngeblog“. Beres kan? Tetapi, saya pikir kenyataannya tidak segampang itu.
Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan saya sampai sekarang masih terus rutin menulis untuk semua blog saya.
Bukan hanya satu, karena sebagai manusia, saya sama ruwetnya dengan manusia lain. Bedanya hanya saya suka berpikir ruwet dan meribetkan diri sendiri.
Why?
Kenapa saya bisa enjoy?
Pertama :
Kata siapa saya bisa terus merasa enjoy menulis? Saya akan berbohong buuueeesssssarrrr sekali kalau saya menyatakan demikian.
Tetap ada saat dimana saya merasa bosan, bete, kesal, putus asa, bingung saat mengelola blog. Alasannya beragam, mulai dari hal yang sederhana, seperti listrik padam tiba-tiba, sampai penghasilan Adsense yang seperti roller coaster, naik turun tanpa bisa dicegah.
Semua menghadirkan situasi yang statis, datar. Kehidupan saya sebagai seorang blogger merangkap publisher Adsense penuh naik turun, tidak ada bedanya dengan kehidupan di dunia nyata.
Tidak semua penuh dengan momen yang bisa di-enjoy. Tetap ada masa dimana rasanya berat sekali mengelola blog.
Jadi, supaya para makhluk Mars tidak salah paham bahwa mengelola blog itu enjoy, seperti miara babi ngepet, yang perlu diluruskan adalah perjalanan saya sebagai blogger tidak selalu ENJOYFUL.
Kedua :
Oleh karena itu, pertanyaan si Makhluk Mars ini saya terjemahkan dalam bahasa bumi, “Mengapa saya masih bertahan menulis di blog sampai sekarang?”
Jawabannya, selain karena saya menikmati menulis, ternyata adalah karena karakter diri sendiri. Yap, sebagian besar daya tahan itu berasal dari didikan yang pernah saya terima, dan juga pengalaman hidup sebagai penghuni bumi selama 50 tahun, yaitu
- ketika saya sudah memutuskan untuk menjalani sesuatu, maka saya akan melakukannya dengan sepenuh hati, sungguh sungguh, dan dengan semua kemampuan yang ada. Saya sudah memutuskan untuk menjadi blogger 7 tahun yang lalu dan saya berusaha konsekuen dengan jalan yang saya pilih. Apapun rintangan dan hambatannya, ya saya harus terima dan jalani
- ibu tercinta (alm) selalu mengingatkan, “Jangan mengeluh! Bersyukur dengan apa yang ada. Dengan begitu hatimu akan tetap tenang”. Didikan yang membuat saya terbiasa melihat masalah atau hambatan bukan sebagai sesuatu yang harus dikeluhkan, tetapi sesuatu yang harus dinikmati. Pernah merasakan sakit gigi, tetapi tidak minum obat atau pergi ke dokter? Saya pernah, karena saya ingin belajar bagaimana rasanya menikmati rasa “sakit” dan mensyukurinya
- Anda suka puzzle? Teka teki silang? atau Kuiz apapun yang membutuhkan jawaban? Itu adalah masalah dan tantangan. Semua bisa tertawa dan menikmatinya. lalu, mengapa masalah kehidupan tidak bisa dinikmati? Padahal sebenarnya sama saja. Hidup akan menghadirkan teka teki dan kesulitan dan kita sebagai manusia harus menemukan solusinya. Jika puzzle dan teka teki silang bisa dinikmati, mengapa teka-teki kehidupan tidak bisa?
- Menikmati proses : mudah dikatakan, sulit dilakukan. Banyak orang cenderung melihat pada hasil akhir, tetapi sebagai seseorang yang pernah menjadi guru, pengajar, saya belajar bahwa hasil akhir seringnya tidak bisa kita kontrol. Saya belajar banyak saat mengajar dulu bahwa kegembiraan atau kebahagiaan itu sebenarnya hadir dalam prosesnya, yaitu kebahagiaan itu hadir ketika orang yang diajar mengatakan “Oh gitu yah (di blog saya satu lagi)”. Sederhana tetapi memberikan sebuah rasa tidak ternilai dalam hati, terlepas pada akhirnya apakah murid tersebut berhasil di masa depan atau tidak.
- Manusia kodratnya itu untuk terus belajar tanpa henti, sampai mati. Itulah pandangan hidup saya. Tidak heran meski sudah berusia di atas 50 tahun, saya tetap akan tersenyum senang kalau menemukan sesuatu yang belum saya ketahui sebelumnya. Itulah mengapa saya dulu adalah seorang kutu buku kelas akut. Saya suka belajar dan mengetahui hal-hal baru.
Dengan semua pandangan hidup yang seperti inilah, saya menjalani kehidupan sebagai blogger.
Saya sudah tahu sejak awal bahwa ngeblog itu tidak mudah, tidak segampang yang digambarkan banyak orang.
It would be a long and hard journey. Perjalanannya akan panjang dan penuh tantangan. Saya tidak pernah percaya bahwa perjalanan itu akan singkat dan mulus-mulus saja.
Kalau ada yang mengatakan sebaliknya kepada saya, saya hanya akan berkata, “Oh, gitu yah“, padahal dalam hati siapapun yang mengatakan seperti itu masuk dalam daftar hitam saya. Maaf, mereka yang mengatakan itu berarti sedang ngibul atau sedang membranding diri sebagai orang sukses, dan tidak sepatutnya saya percaya.
Dia hanya sedang berbullshit ria alias beromong kosong.
Nah, dengan pandangan seperti inilah saya menekuni blogging. Dunia yang setelah dijalani ternyata saya sukai karena banyak hal.
Ketiga :
Cukup itu saja? Tidak juga. Semua pandangan tadi adalah fondasi bagi perjalanan blogging saya. Tidak cukup untuk bertahan lama.
Untuk itulah saya
- membuat target : terserah orang mau mengatakan saya ngoyo atau tidak bisa santai, tetapi saya tahu bahwa sebuah target akan memberikan arah. Yang terpenting dari itu, sebuah makna bagi sebuah perjalanan. Tidak ada gunanya lontang lantung menulis tanpa kejelasan tujuan. Sebuah target, seabsurd apapun lebih baik daripada situasi “tanpa target” . Setidaknya saya tahu apa yang ingin dicapai.
- berusaha totalitas dan bersungguh sungguh : saya memandang ngeblog sebagai sebuah “tugas” tidak bedanya dengan pekerjaan saya mencari nafkah. Dengan begitu saya akan terus memaksakan diri, dalam kondisi apapun untuk terus menulis di blog. Mau capek atau sedang tidak mood, saya akan terus bergelut dengan blog
- berusaha menikmati proses : pelajaran dari hidup saya adalah kalau hanya mengejar target dan melihat hasil, maka banyak kegembiraan dan kebahagiaan terlewatkan. Dari sana lah saya membiasakan diri untuk menikmati kesenangan-kesenangan kecil, seperti menemukan cara menulis yang baru, bercanda dengan kawan, bertengkar dengan kawan blogger, dan sejenisnya. Saya berusaha menikmati prosesnya semaksimal mungkin, sambil tetap berharap target bisa tercapai, tentu semaksimal mungkin juga.
- berusaha menjadi problem solver (pemecah masalah) : hei, pekerjaan saya sebagai marketing dan sebagai manusia, penghuni bumi mengajarkan bahwa manusia harus jadi problem solver, pemecah masalah bagi dirinya dan orang lain. Karena itulah saya memandang semua tantangan atau hambatan saat ngeblog sebagai masalah yang harus dipecahkan
- terus membuat masalah : blogging bisa sangat membosankan, statis dan saya tidak suka. Makanya, ketika saat kebosanan itu datang, saya akan “membuat masalah”, saya akan menghadirkan tantangan yang harus dipecahkan oleh diri sendiri. Salah satunya terus mencoba menulis dengan cara yang berbeda, mengajak bertukar pikiran bahkan berdebat dengan banyak orang. Semua karena saya memandang masalah, tantangan, atau hambatan, sebagai sesuatu kesempatan untuk bergembira dan bersenang-senang
- berusaha tetap bebas lepas : pernah tahu mengapa saya menjuluki diri “ronin” atau samurai gelandangan tanpa tuan? Yah, karena salah satu sisinya adalah “kebebasan”. Saya bebas berpikir, saya tidak mau terikat dengan sebuah pemikiran atau teori (tahu kan kenapa saya sering meledek kawan blogger yang memakai istilah mindful, overthinking dan seterusnya). Saya juga tidak mau terikat pada satu dua orang/kelompok saja, karena itulah saya tidak punya blogger idola, meski menyukai beberapa blogger.
Alasan lainnya, yang terakhir adalah karena saya melihatnya blogging lebih baik daripada berdebat di berbagai forum yang lebih dari 12 tahun saya lakukan di berbagai forum. Saya menjadi ronin yang senang “berantem” pemikiran dimana-mana.
Sampai pada akhirnya, saya bertanya, “Untuk apa dan apa yang saya dapat dari “itu” ?” Dan saya hanya menemukan “pemuasan ego” satu-satunya jawaban. Sesuatu yang sia-sia sebenarnya.
Hal itulah yang membuat saya memutuskan untuk menekuni blogging, fotografi, karena setidaknya hal itu memberikan saya kesempatan lebih baik melakukan hal yang sedikit lebih bermanfaat.
Jadi, itulah alasan saya tetap menulis di blog sampai sekarang.
Saya ngeblog bukan untuk “healing” atau menyembuhkan diri sendiri karena saya baik-baik saja tanpa ngeblog sekalipun. Juga bukan karena sekedar ingin menumpahkan uneg-uneg kehidupan karena sebenarnya saya bisa menerima kenyataan hidup, yang naik turun, dengan baik dan tidak merasa diberatkan. Lagi pula, saya tidak terbiasa mengeluh.
Bukan juga sekedar karena saya menyukai menulis.
Saya memandang blogging sebagai “dunia” yang menyediakan kesempatan untuk mengembangkan diri, berkreasi, berpikir lepas, memberikan dorongan untuk maju, dan peluang untuk masa depan.
Tentunya, tidak terlupakan juga, blogging adalah dunia yang menyediakan peluang untuk bersenang-senang, bergembira dan membuat diri merasa sedikit bermanfaat bagi manusia lainnya. Bonus, selain kesenangan dan kebahagiaan yang sudah saya dapatkan di dunia nyata.
Sebuah dunia yang patut diperjuangkan dan dipertahankan. Setidaknya sampai saat ini.
Entah besok atau lusa karena manusia bisa berubah, dan karena saya manusia, suatu waktu saya juga akan berubah.
Nah, itulah jawaban dan penjelasan saya, seorang penghuni bumi terhadap pertanyaan yang diajukan seorang penghuni Mars.
Semoga bisa dimengerti karena maklum, gaya berpikir penghuni bumi, mungkin berbeda dengan penghuni Mars. Mungkin juga itulah ENJOY versi Mars yah? Nggak tahu juga.
Ya ampun aku nggak kepikiran kalau ronin itu bahasa Jepang makanya nggak googling, kirain bahasa plesetan Pak Anton atau apa gitu xD akhirnya tau kenapa pakai julukan ronin, yha bisa tidur nyenyak akhirnya xD
Wakakakakakakaka… hahahahaha ada yang masih penasaran rupanya dengan kata itu.. Woii jangan terlalu nyenyak sampe ga bisa dibangunin sahur yah..
Hahaha. Terimakasih loh Pak Anton, sudah mau menjawab dengan sangat mendetail.
Satu di kepalaku saat ini, kira-kira, Syifana di usia 50’an kalau masih bernafas nanti pemikirannya sudah seperti Pak Anton belum ya? Maksudnya, bisa menganggap kalau masalah itu seperti puzzle yang harus dipecahkan, bisa menikmati setiap proses, punya target dan totalitas. Bukan apa-apa, sisi Pak Anton yang tadi itu, menurut Syifana baik untuk dicontoh. Hehe
Kenapa tidak dijalani saja Syifana? dan tidak perlu terlalu diberatkan dengan apakah bisa atau tidak? Tiga puluh tahun adalah waktu yang luar biasa lama. Manusia akan berubah banyak dalam kurun waktu itu.
Saya pikir, Syifana fokus saja terus berkembang sesuai dengan jalan yang dikau pilih. Sangat mungkin bahwa kamu akan lebih baik dari itu, selama dikau yakin dan mau terus berkembang.
Berkembang dan terus berkembang. Jalani satu persatu dan nikmati saja perjalanan itu 😀
Iyaa juga ya… 30 tahun dari sekarang waktu yang sangat lama. Tapi kenapa aku ngrasanya dari umur 7 ke 19 cepat sekali ya Pak Anton? Hahah 🤣
Hahaha… sesuatu kalau sudah terlewat akan terasa cepat karena kita sudah tahu ceritanya. Sesuatu akan terasa lama kalau kita tidak tahu apa yang akan terjadi dan seperti apa.
Oohhh baru tahu saya ternyata ada ALIEN atau ET yang mau bersahabat dengan manusia..😳😳😳😳🤭🤭🤭 Saya kira Mbak Syifa asalnya dari Perguruan Harimau Singgalang.🤣🤣🤣
Yaa intinya Ngeblog atau menulis harus dinikmati, Jika semua sudah seperti itu apapun besar kendalanya akan bisa kita atur dengan sebaik mungkin.😊😊
Karena sesuatu baik hobi atau keinginan bukan tidak pernah tanpa kendala…Semuanya tetap ada proses yang harus kita lalui.😊😊
Yoiiii.. bro.. sesuatu pasti ada proses yang harus dijalani.. enjoy bukan berarti tanpa kendala.. wkwkwkw
Share yang menarik. Walau semuanya sudah bisa ditebak, sih. Karena sering disinggung di banyak pos.😃 tapi ini seperti summarynya jadi lebih mudah disimpulkan.
Hahaha.Daftar hitam ya. Diksi yang benar-benar khas. 😅Kalau mas Anton bikin novel tebakan saya pasti genrenya novel kriminil. Hahaha..
Punya beberapa kawan blogger yang ngeblog dari kuliah sampai jadi parent dan doktor, konsisten nulis dalak hitungan belasan tahun, saya juga bertanya-tanya resep konsistensinya. Ternyata yamotivasinya karena menulis untuk diri sendiri. Mau pengunjung banyak atau sedikit, trend atau nggak, kebutuhan akan platform blogging itu sendiri ada
Kesamaan mereka di ritme yang santai. Ada kalanya banyak, ada kalanya sedikit.Kadang hiatus sebentar.
Btw. Blogging itu bisa jadi healing tanpa perlu yang nulis sadar kalau sebenarnya punya masalah lho mas. Hehehehe….😄
Yup.. pada dasarnya memang ini sebuah summary dari yang sudah banyak diceritakan dalam posting-posting sebelumnya.. hahahaha
Yang jelas ga bakalan bikin buku genre parenting atau cerita cinta.. wkwkwkwkwkw
Yup pada dasarnya, yang terbaik adalah “ngeblog” untuk diri sendiri. Fokus pada diri sendiri dan tujuan yang diinginkan. Tidak perlu menulis untuk orang lain.
Yoi banget Pheb.. karena menulis bisa jadi healing tanpa disadari. Tidak dinafikan, cuma kenyataannya, saya memang tidak merasa bermasalah dengan kehidupan. hahaha.. semua sudah diterima sebagai bagian hidup. Pastinya ada luka luka kecil yang tersembuhkan secara tidak sadar
Lohhh saya pikir Syifanna itu dari planet Zizya,. Haha😂 soalnya saya juga dari planet Zizya. 😅
Menurut saya, kenapa Ngeblog jadi sesuatu yang dibebani yah?? Berhubung saya ngeblog hanya untuk senang2, cerita dan curcol doang.. jadi, urusan dunia perblog’an hampir nggak pernah saya jadiin beban. Malah ngeblog jadi salah satu treatment setelah jumpalitan masalah kerjaan di dunia nyata. Haha 🤣
Jadi, semisal lagi bosan ngeblog yah saya nggak buka blog dan lebih milih ngegambar.. seluangnya aja 😁.
Kalau masalah Uang dari adsense. Selama ini hanya saya anggap bonus. Nggak pernah saya cek sehari dapet berapa. Entar tau2 selang 5-9 bulan ada yg masuk aja.. wkwk 😁 udah kaya deposito..
Tapi, pemikiran ini mungkin nggak bakal berlaku bagi yg kerja sebagai Full Time Blogger..
Nah, Bayu sudah memberi jawaban sendiri kan? Tujuan Bayu untuk “senang-senang doang”. Kalau saya seperti Bayu, tahun pertama saya ngeblog akan menjadi tahun terakhir. Saya tidak ngeblog dengan alasan yang banyak dipakai orang “untuk bersenang-senang saja”, meski ada bagian itu di dalamnya
Kalau saya begitu, saya akan merasa tidak ada tujuan dan tidak terarah. Kalau begitu, ya saya akan berhenti karena merasa bosan.
Setiap manusia berbeda, termasuk dalam memandang sebuah “beban”. Bagi Bayu dan banyak orang lainnya, itu beban, bagi saya itu adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Bayu menghindar, saya memilih menghadapi.
Saya belum full time blogger, tetapi saya tidak bisa dan bakalan menolak untuk memandang ngeblog sebagai sekedar untuk bersenang-senang saja. Saya punya tujuan lain dalam bidang ini.
😀 😀 😀 Begitulah si Ronin menikmati ngeblognya. Mungkin bagi banyak orang caranya adalah santai santai, tapi buat saya ya tidak bisa.. Bagi saya justru kesenangannya di situ. Enjoy saya dan bayu berbeda dalam hal ini..
ga akan banyak komen, cuma mau bilang kalo aku menikmati tulisan ini bahkan kubaca hingga ke komen-komen yang ditulis teman-teman lain dan dengan balasan dari pak Anton.
Aku termasuk orang paling suka bertanya sama temen-temenku tentang tujuan hidup atau tujuan melakukan sesuatu, bahkan dalam hal bisnis. Tapi anehnya, sampai detik ini aku masih belum tahu apa sebenarnya tujuanku menulis di blog, bahkan begitupun dengan fotografi.
Makanya, semua yang kulakukan (fotografi dan blogging), terlihat kalo aku melakukannya tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Kalopun ada jawaban-jawaban, biasanya sifatnya sementara dan mudah goyah karena sifatnya kayak kebawa trend.
Aku hanya berharap, semoga ga harus menunggu umur 50 agar bisa punya pemikiran semenarik dan semeyakinkan pak Anton.
Pret… akhirnya tetep aja panjang komennya. -_-
Hahaha.. ga dilarang kok untuk berkomentar panjang lebar.
Balasan komentar dari saya, itu Ady sudah menyadari karakter diri sendiri. Berarti tinggal menemukan solusi dan penyelesaian terhadap “masalah” tersebut. Iya nggak?
Dulu aku sempet loh berfikir aku ga akan bosen ngeblog. Ini hobiku, dan sbnrnya sesuatu yg sangat terbiasa aku lakuin sedari SD, walopun zaman itu msh pake buku harian jadul :p.
Tapi ternyata toh aku sampe juga ke fase di mana aku bosen mas :). May ini, aku blm nulis satupun, nth kenapa mood nulis hilang, baru mau bikin 1 paragraf aja berasa banget susah bikin kalimatnya.
Aku mikirnya sih, Krn udh terlalu lama juga aku ga traveling. Suntuk jenuh, bahkan utk nyobain kuliner sekitaran Jakarta utk bahan tulisan pun, aku ga semangat rasanya.
Tapi aku ga kepengin kok lama2 begini. Cukup 1 bulan aja sepertinya. Ibarat kalo ngantor aja ada cuti kan, nulis blog pun ada waktunya istrahat dulu :D. Juni aku mau balik ke track yg lama. Sesuai target lagi, seminggu ada 1 tulisan. Biar gimana, blog ini rumah buatku. Aku bisa aja ninggalin rumah Krn sesuatu, tapi suatu saat pasti bakal balik :D.
Hahahahah.. wajar atuh Fan. Semua orang pasti pernah merasakan fase itu. Tidak bisa dipercaya kalau ada yang berkata sebaliknya. Saya sendiri sudah beberapa kali mengalami fase kebosanan seperti itu.
Memang cuma begitu caranya, menurut saya loh. Kita harus bisa memaksa diri untuk lepas dari jeratan rasa bosan itu dan kembali aktif. Samalah juga kayak rumah sendiri. Kadang kita bosan berada dalam rumah sendiri, iya kan? Cuma saya pikir itulah rumah saya, jadi harus terus dirawat. Makanya kalau bosan, saya justru terus memaksa diri untuk corat coret, meski terkadang hasilnya jelek, tetapi membantu sekali melepas diri dari jeratan bosan