Kembali Aktif di Mesia Sosial : Ngeblog di Facebook

Selamat Malam Kawan MM!

Sampai hari ini angkanya menunjukkan 1802. Sepuluh hari yang lalu, jumlahnya masih 914 saja. Ada peningkatan hampir 100% dalam waktu tersebut.

Itulah jumlah teman di akun Facebook saya.

Memang, selama waktu tersebut, saya meluangkan waktu lebih banyak dari biasanya untuk bermedsos ria. Padahal, sebelum itu, akun itu sudah lama sekali tidak dikunjungi dan. Statusnya terakhir diupdate sekitar awal tahun 2021 untuk membantu mempromosikan produk kepunyaan saudara dan vaksinasi Covid-19 saja.

Setelah itu, yang sering menggunakannya adalah si Yayang. Ia yang lebih sering membaca celotehan kawan-kawan yang terhubung dengan akun itu. Ia lebih hafal tingkah polah tetangga dan teman-teman saya dibandingkan si empunya akun.

Namun, sejak 2 minggu lalu saya memutuskan untuk mengaktifkan kembali akun itu. Bukan hanya itu saja, akun twitter yang sudah vakum selama bertahun-tahun kembali bergerak. Lebih dari itu, 3 akun tambahan saya lahirkan.

Yap, saya memutuskan untuk kembali ke dunia media sosial.

Alasan kembali aktif di media sosial

Tentu saja, bukan tanpa alasan mengapa akun medsos tersebut diaktifkan. Pastinya bukan sekedar untuk menjadikannya ajang narsis atau pamer .

Ada satu tujuan lain, yaitu sebagai media promosi.

Selama ini saya mengandalkan hanya kepada mesin pencari dan blogwalking saja. Padahal, saya menyadari bahwa media sosial adalah sumber trafik pengunjung yang sangat potensial. Puluhan juta orang Indonesia memiliki akun di media sosial.

Kalau saja saya bisa memperkenalkan semua blog yang saya punya melalui media sosial, tentunya, ada sumber trafik lain selain mesin pencari.

Jadilah, dengan pemikiran itu, saya memutuskan untuk kembali ke dunia media sosial.

Tidak takut “keracunan”?

Toxic atau toksik alias beracun adalah salah satu alasan beberapa kawan di lingkaran blog MM untuk meninggalkan dunia medsos. Beberapa bahkan sampai menghapus akun medsosnya karena merasa “tidak nyaman” berinteraksi di sana.

Media sosial juga dipandang sebagai penyebab distraksi bagi banyak hal. Sindrom FOMO salah satu yang banyak dibahas sebagai sesuatu yang “berbahaya” bagi kejiwaan seorang manusia.

Apakah saya tidak takut “keracunan” hal-hal tersebut dengan kembali bermedsos?

Kenapa harus takut?

Medsos buat saya tidak bedanya dengan pisau. Mau dipakai untuk memotong sayuran, daging, dan menjadikannya masakan atau dipakai menusuk orang, pilihan itu ada di tangan Anda. Bukan bendanya yang menyebabkan tetapi diri sendiri lah yang menyebabkan hal itu terjadi. Bukan bendanya.

Kalau saya takut memakai pisau, saya tidak akan bisa melakukan banyak hal. Yang harus dilakukan hanyalah berhati-hati dan tahu dengan pasti tujuannya.

Lagi pula, selama bermedsos, saya

  • tidak fanatik untuk mengikuti satu akun “panutan” atau “idola” : saya tidak terikat pada satu dua kelompok. Tetap dengan mentalitas ronin yang “bebas”
  • saya tetap tidak suka menampilkan diri sendiri terlalu terbuka
  • tidak mengejar “like” dan sama dengan ngeblog juga, saya masih tidak peduli dengan apakah status saya mendapat perhatian atau tidak

Saya selalu punya tujuan saat melakukan sesuatu, termasuk dalam bermedsos.

Dulu akun medsos saya dipergunakan untuk “berantem” dengan pemikiran-pemikiran golongan biang rusuh dan fanatisme agama, seperti FPI. Dengan akun ini saya kerap “menggetok” orang-orang yang gemar memaksakan kehendak mereka pada orang lain berdasarkan agama dan keyakinan mereka.

Kemudian, saya mempergunakan medsos untuk mencari dan menemukan beberapa kawan lama dan sebagai sarana mereka bisa mengontak saya.

Terakhir, sebagai media promosi untuk blog Lovely Bogor saat awal berdiri dan membantu usaha kecil mempromosikan diri saat program #Bantupromo di awal pandemi.

Ada tujuannya.

Bukan sekedar stalking orang lain.

Tidak heran, jumlah “teman” tidak banyak. Sebagian pun berasal dari orang-orang Bogor yang membaca Lovely Bogor dan ingin berinteraksi dengan saya. Saya juga memilih kalangan yang diterima sebagai kawan.

Tidaklah. Saya tidak takut “keracunan”. Kecuali saya mengizinkan racun itu masuk, maka racun itu tidak akan berbahaya bagi diri sendiri.

Kontrol diri, mawas diri, dan konsisten pada tujuan adalah batasan yang membuat saya tidak merasa bahwa sebuah medsos itu racun. Bagi saya medsos hanyalah “alat”. Semua tergantung saya bagaimana menggunakannya.

Ngeblog di Facebook

Sebenarnya, saya sudah tahu bahwa ngeblog itu bukan hanya bisa di Blogger atau WordPress saja. Media sosial pun merupakan platform yang bisa dipakai untuk blogging. Juga, saya sadar sekali kalau medsos adalah media yang bagus sekali untuk promosi atau pemasaran.

Hanya saja, karena waktu dan saat itu sedang fokus mengurus blog, saya memilih mengacuhkannya.

Cuma, sekarang, setelah melihat situasi dan kondisi, saya merasa bahwa saya harus melepaskan cara bergantung pada mesin pencari dan BW saja. Saya harus masuk ke dunia lain untuk memperluas jangkauan semua blog yang ada.

Dan, media sosial adalah pilihannya mengingat saya sudah paham sekali cara menggunakannya. Sudah punya sedikit basis “penggemar” di sana.

Yang paling utama adalah jangkauannya yang luas dan interaksinya yang lebih cepat dibandingkan blog.

Jadi, targetnya kali ini adalah meluaskan jangkauan nama blog-blog dalam jaringan Lovely Bogor Network ke dunia yang lebih luas lagi. Branding lah kalau kata ibu-ibu blogger di Facebook mah.

Namun, kali ini saya memutuskan bukan menebar link, seperti yang biasa dilakukan. Saya rasa, cara itu kurang menguntungkan untuk jangka panjang. Memang, akan tetap ada trafik yang datang, tetapi hanya itu saja.

Kali ini, saya memutuskan untuk mengubah akun personal, yang dulu dipakai berantem untuk menjadi sebuah blog, meski umum, tetapi akan difokuskan pada fotografi saja. Alasannya, ya karena memang saya sedang mencoba menghidupkan kembali blog itu.

Tapi, karena di bagian profile sudah ada nama semua blog, maka sekaligus juga memperkenalkan blog yang lain. Meski di bio, karena keterbatasan tempat, saya hanya mencantumkan 3 , Maniak Potret, Maniak Menulis, dan Lovely Bogor, di bagian profile, semua link dari blog yang lain tercantum.

Untuk pemirsa tulisannya, saya memanfaatkan pertemanan dari beberapa blogger yang sudah terkoneksi, seperti dari Mamak Rey (Reyneraea.com), Kang Satria Salju (satriamwb.blogspot.com), dan Mbak Ratu Kucing, Fanny D’catqueen untuk mendapatkan teman.

Saya meminta pertemanan dari sebagian besar nama di jaringan mereka. Terima kasih yah. Hasilnya, bagus sudah 900 lebih nama menerima permintaan pertemanan. Sejauh ini, saya masih punya 1000 friend request yang terkonfirmasi di luar yang sudah ada (maksimum). Dalam sehari rata-rata ada 100 teman baru yang terhubung.

Targetnya, sebenarnya hanya 2500 orang sampai akhir tahun, tetapi kalau melihat situasi seperti ini dan kalau saya bisa rutin meminta pertemanan, angka maksimum 5000 teman bisa didapatkan lebih cepat.

Responnya juga ternyata baik beberapa posting mengenai cara memotret mendapatkan komentar dan Like yang lumayan banyak. Kalau melihat grafik di blog, angka pengunjung dari “social” atau medsos juga mengalami peningkatan.

Saya pikir, langkah awal kembali bermedsos sudah cukup tepat, meski ada beberapa koreksi yang akan dilakukan setelah berjalan nanti.

Jadi, selain blog di platform WP sekarang, saya juga mulai ngeblog di Facebook dan aktif menyebarkan link di Twitter.

(Shhttt.. ternyata dalam waktu lumayan singkat, kalau mau pamer rangking Alexa sudah bisa loh, karena Maniak Potret dari peringkat 9.500.000, sekarang sudah sampai di angka 6.000.000-an, begitu juga dengan beberapa blog lain, peringkatnya naik lumayan tinggi. Kalau untuk promosi kan lumayan, meski saya tidak tahu manfaat Alexa sendiri).

Yah, jadi itulah saya beberapa hari ini. Saya kembali aktif bermedsos ria. Ngetwit sana sini, berkomentar ke sana sini juga, berceloteh kayak di blog di Facebook, dan tentunya bercanda dengan banyak orang.

Lumayan banyak hal baru juga yang saya dapatkan dari media sosial ini. Sebagian sudah saya siapkan menjadi bahan tulisan untuk blog MM ke depan.

Bagaimanapun, kalau hal itu bisa dilakukan dengan baik, pada akhirnya akan membantu sekali mencapai tujuan saya agar suatu waktu bisa mendapatkan penghasilan dari blog. Yah, karena memang itu tujuannya kembali bermedsos, yaitu untuk memperkenalkan blog-blog saya ke kalangan yang berbeda.

Bukan sekedar untuk bernarsis ria, pamer, atau melontarkan uneg-uneg.

Bagaimana dengan Kawan MM? Apakah masih merasa tidak nyaman dengan medsos?

8 thoughts on “Kembali Aktif di Mesia Sosial : Ngeblog di Facebook”

  1. Wah, welcome back to Facebook & Twitter, Pak Anton! 😁 Saya malah nggak inget kapan terakhir kali main medsos (Instagram pun sudah closed) saking bingungnya mau ngapain lagi di sana. Tapi setelah baca postingan ini kok kayanya oke juga buat promosi blog, hihihi, apa perlu rajin-rajin sowan ke sana lagi yah? 🙊

    Reply
  2. Kalau om Anton mah tari percaya bermedia sosial tak akan kenapa – Napa kan sudah berpengalaman banyak. Kalau tari mah trauma mahin media sosial takut banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menggunakan akun sesuka hati seperti tahun lalu saya sempat bermahin sebuah aplikasi nyanyi nyatanya akun saya di salahgunakan oknum tak bertanggung jawab bahkan hingga nomer pribadi saya sekalipun anehnya oknum tersebut sok kenal pula ??? Padahal tahu wajahnya seperti apa saja tari tak tahu. Dan, anehnya selain itu, netizen media sosial juga banyak yang julit misal kayak ngeblog bikin puisi cinta misal kadang dah komen jangan ngeluh Mulu lah ini itu.

    Reply
    • Iyah Tari.. Tetap waspada kalau bermain medsos karena tidak bedanya dengan di kehidupan nyata, di sana juga banyak “yang ga bener”. Banyak yang berniat ga beres juga.

      Kalau cuma julid mah.. hahahaha udahjadi bagian dari medsos kayaknya, cuma masih dianggap wajar. Istirahat saja dulu, nanti kalau sudah siap maen lagi ajah ke sana buat promosi blog.

      Saya ketemu dengan beberapa kawan yang biasa ketemu di blog di medsos juga kok..

      Reply
  3. Intermezzo : lagi asik2 baca ini masa kaki saya dilendetin kelabang super gede pak. Haha 🤣 *nggak penting*

    Setuju sih soal medsos yg seperti kita sedang menggunakan pisau. Tinggal pilih mau dipakai buat apa? 🤣
    Tapi kalau FB. Udah jarang aktif disana.. nggak tau ya knapa.. seringnya aktif di anak perusahaannya kaya Ig sama Whatapps..

    Sepertinya saya menggunakan FB hanya untuk sharing game biar dapat rewards. Haha🤣 selain itu nggak ngapa2in lagi. Paling pas tetiba FB ngingetin postingan 10 tahun yg lalu. Baru saya buka buat nostalgia.

    Medsos yg sering saya gunain selain Ig ada tiktok. Tiktok dulu sama sekarang udah beda.. lebih kreatif orang2nya.. banyak banget hiburannya yg bikin ketawa terbahak2…

    Btw, pak anton punya Ig.. yuk pak follow2an. Haha 🤣🤣

    Reply
    • Kalau Tiktok, saya terus terang malah tidak tertarik sama sekali… Hahahah.. gue ga tahan liat kelebayan banyk orang, wkwkwk.. kalau cuma foto dan tulisan, saya masih sanggup deh karena kesannya berbeda. Cuma kalau sudah berupa video.. ampuun dah. Makanya sebenarnya saya ga suka youtube juga (kecuali bagian musik) dan ga pernah melihat video yang lain.. hahahaha

      FB, ternyata lumayan juga dan saya menemukan banyak hal di sana. Mungkin akan saya ceritakan sebagian dalam bentuk tulisan nantinya.

      Okey.. saya sudah nemu akun Bayu.. hahaha (saya punya dua akun di Instagram)

      Reply
  4. Yaa baik blog atau Fb dan sejenisnya intinya semua tetap medsos juga yee pak namanya cuma cara model penggunaannya saja yang berbeda.😊😊

    Bicara soal Facebook dan mamak Rey…Sejak artikel ini terbit sebenarnya si mamak Rey sudah nggak aktif di FB, Blog dan IG….Saya sempat curiga sebenarnya, Karena biasanya dia sehari bisa 3 kali buat update stastus di FB…

    Ternyata baru tahu pas hari sabtu pagi tadi bahwa Ayahnda tercintanya meninggal…Yaa semoga duka yang mamak Rey alami segera berakhir yaa pak Amiinn!🙏🙏

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply