Proses Belajar Butuh Waktu (Yang Lama)

Selamat Malam Kawan MM!

Mau tahu mengapa saya belakangan ini jarang posting di blog MM dan semua blog saya yang lain? Jawabannya karena saya harus mengerjakan pembuatan website/toko online.

Salah satu bagian dari proses pembuatan itu mungkin bisa memberikan sedikit masukan kepada Kawan MM. Yang dipilih adalah terkait fotografi karena tulisan ini masih terkait dengan tulisan sebelumnya “(Saya) Bukan Pemberi Saran Yang Baik“.

Bahasan ini akan berkaitan dengan Kawan MM yang kebanyakan blogger karena mayoritas blogger ingin agar tulisannya bisa dilengkapi dengan foto yang menarik dan enak dilihat. Banyak juga yang mungkin sudah membaca berbagai tips dan trik, tetapi merasa hasil fotonya kok tetap tidak menarik.

Dalam pembuatan website/toko online yang sedang dijalankan, foto adalah salah satu bagian yang penting. Perannya bahkan melebihi tulisan dalam sebuah toko online. Jadi, salah satu fokus utama saya adalah pada bagian ini, mendapatkan foto yang “pas”.

Proses pemotretan produk (mengatur produknya)

Terlihat sederhana, padahal jauh dari itu.

Pada Minggu Malam, 22 Maret 2021 yang lalu, saya mengadakan sesi pemotretan produk untuk dipakai website itu tadi. Pemiliknya datang ke rumah karena saya tidak punya studio dengan membawa produknya.

Mau tahu berapa lama saya mengerjakannya?

Saya memulai pukul 14.00 dan mengakhirinya pukul 22.00 karena semuanya sudah terlalu lelah. Bagaimanapun kita semua perlu istirahat.

Hasilnya? Saya tetap merasa kurang puas. Begitu juga si Kribo yang terlibat. Dari 200-an foto yang dihasilkan, hanya 5-10 saja yang kami pikir pantas dipasang di website. Iya, hanya segitu saja.

Selebihnya, pasti menurut banyak orang sudah lumayan bagus, tetapi saya sendiri tetap tidak merasa senang dengan hasil yang didapat. Seharusnya bisa lebih baik. Beberapa keterbatasan memang ada karena properti dan lighting yang kurang menunjang, tetapi tetap saya berpikir hasilnya seharusnya bisa lebih baik lagi.

Itu, saya dan si Kribo yang sudah menekuni dunia fotografi sekitar 6-7 tahun. Belajar itu bagian rutin dari pilihan kami menekuni dunia ini, baik dengan membaca atau melakukan hunting foto.

Tetap saja, hasilnya kerap tidak memuaskan. Banyak foto yang terpaksa dibuang karena kami “tidak menyukainya”.

Sudah bertahun-tahun kami belajar , pengetahuan kami dalam bidang ini bisa dikata melebihi kemampuan kebanyakan blogger. Tetapi, tetap saja memotret produk makanan kemasan yang terlihat sederhana bisa memakan waktu sebegitu banyak dan tetap merasa kurang puas.

Lalu, bagaimana dengan yang hanya sesekali memotret?

Saya tidak bermaksud sombong, tetapi saya ingin agar Kawan MM bisa meluruskan cara pandang tentang dunia fotografi. Saya tahu banyak tulisan yang memberikan tips dan trik memotret.

Banyak yang memberi janji, kalau mengikuti tips dan trik yang diberikannya hasil fotonya akan wah, menarik, dan instagrammable.

Nah, saya sebagai seorang penggelut dunia fotografi, kalau boleh menyarankan, buang pengaruh tulisan-tulisan bersifat instan seperti itu dari pikiran Kawan.

Persiapkan diri untuk belajar dan belajar. Bersiap untuk jatuh bangun. Bersiap untuk melakukan ribuan kesalahan dan berusaha memperbaiki setiap kesalahan itu.

Kalau sejak awal pikiran “ingin cepat” bisa itu tertanam, Kawan tidak akan pernah menjadi seorang fotografer atau bahkan menghasilkan foto yang bagus dan menarik.

Bagaimanapun, kenyataannya, sebuah skill dihasilkan dari proses belajar yang terus menerus. Rutin. Konsisten. Dilakukan dengan perjuangan. Menelan ribuan tips dan trik, tidak berarti Anda akan langsung bisa dan pandai.

Ingin mendapatkan gelar sarjana saja butuh belasan tahun. Iya kan?

Begitu juga dalam fotografi. Ada proses yang lumayan panjang dan tidak akan pernah berhenti, namanya belajar.

Itupun tidak menggaransi bahwa hasilnya pasti akan menarik. Persis, yang saya alami pada Minggu malam yang lalu.

Jadi, jika Kawan MM ingin bisa menghasilkan foto yang menarik, saya bisa kasih tips dan triknya

  • buang segala yang Anda baca ke tempat sampah, terutama bagian clickbait yang menjanjikan hasil cepat
  • belajar teori fotografi
  • ambil kamera dan berlatih
  • pegang prinsip, “saya harus berlatih memotret hari ini, besok, dan seterusnya”
  • lakukan kesalahan, temukan penyebabnya, dan perbaiki
  • nikmati perjalanan belajarnya

Itulah yang bisa membuat Kawan MM menghasilkan foto yang menarik, menjadi fotografer yang handal. Bukan membaca tulisan tips dan trik memotret yang menjanjikan hasil instan.

Mendapatkan skill butuh proses, jangan dijadikan sama dengan mie atau kopi instan, karena hal itu tidak akan terjadi.

2 thoughts on “Proses Belajar Butuh Waktu (Yang Lama)”

  1. Intinya latihan latihan latihan dan latihan, begitu ya pak. Dan jam terbang itu memang sangat menentukan ya.
    Bahkan butuh sebuah alat yang konsisten kita gunakan, karena Kalau ganti alat bisa-bisa hasilnya juga akan beda lagi, hehehe.

    BTW terima kasih Bapak sudah selalu memberikan opini yang bikin saya balance dalam menerima semua informasi yang ada saat ini 😊

    Reply
    • Iya Rey.. semua itu harus didapat dengan latihan latihan dan latihan. Jangan berharap untuk bisa menguasainya dalam sekejap mata saja. Skill tidak bisa diperoleh dengan cara instan.

      Makasih sama-sama Rey.. Kita saling menyeimbangkan

      Reply

Leave a Reply to Reyneraea Cancel reply