[Pertanyaan] Kalau Inspiratormu Tidak Lagi Menginspirasi, Apa Yang Kamu lakukan?

Selamat Siang Kawan MM!

Manusia berubah. Sudah kodratnya manusia dalam kehidupannya akan berubah. Bisa karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berubah, bisa juga karena didorong oleh orang lain untuk berubah.

Para “inspirator”, “panutan” tidak terkecuali. Mereka tetap manusia seberapapun konsistennya mereka, perubahan itu akan tetap terjadi.

Pertanyaannya ketika para inspirator ini berubah apa yang akan kita lakukan dengan inspirasi yang ditebarkannya?

  • Akankah kita membuang segala inspirasinya?
  • Akankah kita tetap mengikutinya meski apa yang dia katakan tidak lagi memotivasi dan menginspirasi kita?
  • Akankah kita mencari sumber inspirasi baru bagi diri kita?
  • Akankah kita mencoba menjadi inspirator seperti sang inspirator kita?
  • Apakah kita akan marah karena sang inspirator berubah?

Kira-kira yang mana langkah yang akan diambil Kawan MM?

24 thoughts on “[Pertanyaan] Kalau Inspiratormu Tidak Lagi Menginspirasi, Apa Yang Kamu lakukan?”

  1. Untukku, aku nggak akan marah, juga nggak akan membuang segala ilmu yang telah beliau berikan tapi pasti mencari inspirator baru dan sesekali nengok ke akun inspirator lamaku untuk kepoin kabarnya gimana 🤭

    Kalau Kak Anton, gimana?

    Reply
    • Aku ? Sekarang saya sudah nda punya panutan atau inspirator. Makanya berani nanya. Saya tidak lagi melihat ke perorangan atau terikat pada seorang inspirator/panutan.

      Saya memilih inspirasi lebih spesifik, jadi apa yang dia kerjakan. Bukan siapa dia. Mau dia gelandangan atau orang kaya sekalipun, yang saya lihat bukan pribadinya, tetapi perkataan dan tindakannya. Sudah saya jalani sejak lama.

      Saya melepas keterikatan pada seseorang Li..Jadi kalau bagi saya tidak ada yang namanya “inspirator” sekaligus banyak inspirator karena semua orang bisa menginspirasi saya, tanpa saya harus merasa terikat pada salah satunya.

      Reply
  2. Menurut pengalamanku sejauh ini ya Pak Anton, ada beberapa orang yang dulunya menginspirasi tapi kemudian tidak menginspirasi lagi, yang aku lakukan adalah…cari inspirator baru wkwk. Inspirator lama yang sudah nggak menginspirasi itu nggak aku benci sih, dan nggak marah ke mereka juga. Selalu aku tanamkan dalam kepala kalau mereka dulu tetap berkontribusi. Nyinyir sih kalau mereka jadi nyebelin menurut aku hehehe, terus habis itu ya udah selesai.

    Reply
    • Hahaha.. dikau orang baik Endah karena banyak orang yang justru menjadi sebal kalau inspiratornya berubah tidak lagi sesuai dengan keinginannya.

      Nah, cuma pertanyaan saya, kenapa harus cari inspirator lain? Apakah inspirator itu begitu penting sampai kita harus terus mencari?

      Bisa bantu jelaskan?

      Reply
      • Iya Pak, dan itu agak aneh. Kan emang manusia bisa berubah ya, terus ngapain marah, hidup-hidup dia. Salah sih kalau menginginkan orang berperilaku sesuai keinginan kita. Ini aku sadarnya juga seiring dengan pertambahan usia dan pengalaman wkwkwkwk.

        Kalau aku ya Pak Anton kenapa cari inspirator lain, karena aku pingin mendapat inspirasi dari dia yang menurutku lebih berpengalaman, dari apa yang dia lakukan, untuk cari ide baru dari karya orang untuk kemudian aku modifikasi sendiri.

        Kayak misalnya dalam hal menggambar, yang jadi inspiratorku adalah om Pinot karena nasihat-nasihat om Pinot tentang semua orang bisa menggambar itu sangat masuk di aku. Sebelumnya aku nggak pede sama sekali dengan gambarku, dan berpikir kalau aku nggak bisa menggambar karena standar bisa menggambar itu yang bisa menggambar realis dan bagus menurutku. Padahal bagus kan relatif ya. Nah sejak follow om Pinot yang rutin ngasih nasihat, contoh, dan cerita-cerita tentang pengalamannya, aku jadi pede menggambar dan sekarang berani bilang: aku bisa menggambar. Terlepas dari gambarku jelek atau enggak menurut orang lain, mirip atau enggak sama objeknya. Gitu deh Pak Anton, semoga jawaban ini membantu ya hehehehehe.

      • Membantu sekali Endah dan justru memang memperlihatkan peran inspirasi dari luar terhadap seorang manusia.

        Tapi, bukankah menimbulkan sebuah pertanyaan juga, apakah Endah akan terus mengikuti Om Pinot? Karena menurut saya seharusnya ada batasnya. Kalau tidak kita akan mengalami ketergantungan pada orang lain? Iya kan?

        Kapan Endah akan melepaskan diri dari Om Pinot? ataukah akan terus mencari inspirasi darinya?

      • Kalau terus mengikuti kayaknya enggak sih Pak Anton, melihat pengalaman sebelum-sebelumnya ya hahaha. Kalau kapan berhentinya, aku sendiri belum tau. Karena sejauh ini twit-twit om Pinot yang lewat di timeline twitterku menurutku masih positif dan nggak toksik, jadi aku masih oke-oke aja ngefollow.

        Tentang ketergantungan ke orang yang menginspirasi, hmmm…ini agak sulit aku jawab karena aku nggak merasa ketergantungan juga. Nggak yang nunggu-nunggu banget nasihat om Pinot. Ngalir aja, gitu mungkin ya Pak istilahnya wkwk. Semoga menjawab pertanyaan Pak Anton. :p

      • Well.. syukurlah kalau merasa tidak ada ketergantungan. Walau saya kadang berpikir, seseorang kerap tidak merasa tergantung, meski sebenarnya ia tergantung. Hahahaha…

        Saya hanya coba merubah pertanyaannya saja, “Kapan Endah akan menjadi inspirator? Apakah selamanya menjadi orang yang diinspirasi terus oleh orang lain?” 😀 😀 Kapan harus berhenti? Sebenarnya Om Pinot kayaknya tidak akan menjadi toxic, tetapi bagi Endah sendiri, mungkinkah justru pada akhirnya ia menjadi penghambat Endah untuk berkembang dari seorang yang terinspirasi menjadi seorang inspirator.

        😀 😀 Bagaimana menurut Endah?

      • Hmmm tidak merasa tergantung tapi sebenarnya tergantung, bisa jadi pemikirannya Pak Anton ini benar di beberapa orang. Bisa jadi ya hehehe.

        Kalau ada orang yang terpengaruh dengan tulisanku di blog kemudian dia suka publik figur yang aku tulis atau berkunjung ke tempat yang sudah aku tulis, itu termasuk sudah menginspirasi belum menurut Pak Anton? Kalau iya berarti aku udah menginspirasi orang walaupun nggak banyak. Dan pada saat yang sama aku pun masih punya inspirator. Jadi menginspirasi dan terinspirasi di saat yang sama. Orang yang aku jadikan inspirator nggak menghalangiku untuk menginspirasi orang lain. Pendapatku begini sih Pak. 😁

      • Good answer Endah… hahahahaha… Agree. Sangat setuju sekali bahwa memang manusia bisa terinspirasi dan menginspirasi pada saat bersamaan. Apa yang dikau gambarkan memang tidak salah, sangat logis dan masuk akal sekali.

        Dan, saya pikir, memang pada dasarnya manusia itu begitu, ia akan tergantung pada orang lain, tetapi di sisi lain, dia juga menjadi tempat bergantung orang lain.

        Makasih Endah atas diskusinya soal inspirasi… Menyenangkan sekali.

  3. Syifana ndak ada inspirator sih kayaknya! 🤣 Oh ada, BUKU! Jadi untuk tokoh yang menginspirasi aku, aku nggak bisa jawab. Hahaha 🤣 Karena setiap baca buku satu ke buku lain, aku selalu menemukan kisah unik dari masing-masing tokoh. Jadi misal selesai baca buku ini, lalu aku bilang “ini tokoh inspirasiku” Lalu setelah baca buku lain, bilang “Wah, ini tokoh inspirasiku”. Jadinya selalu beda-beda, hahaha 🤣🤣🤣

    Jadi, mungkin ku jawab hal yang menginspirasiku adalah buku. Yang mana nggak akan pernah hilang selama tulisan masih bernilai. Hahaha 🤣

    Reply
  4. Kalau inspirator tidak lagi menginspirasi?? Ini menarik sih kalo dibahas!
    Saya sendiri sebenarnya tipikal orang yang gk ngefans sma siapapun, kalo terinspirasi sih sering banget..

    Gk usa jauh” salah satu sosok yang menginspirasi saya untuk tetap ngeblog dan tetap semangat nulis ya kang Anton..

    Apakah semua hal yang menginspirasi dari kang Anton sudah saya terapkan?
    ..Nyatanya belum. Ada banyak hal yang belum saya terapkan misalnya rajin nulis, karena sampai sekarang saya masih aj malas nulis..

    Jadi kalau saya sendiri lebih memilih apa yang dikatakan dan apa yang membuat saya terinspirasi dari sosok kang Anton..

    Karena orangnya bisa berubah, tapi ilmu dan hal yang saya dapat dari beliau tentu akan terus sama..

    Reply
    • Agree… saya pun termasuk penganut paham seperti itu. Lihat apa yang dilakukan dan dikatakan, bukan orangnya. Jangan terikat pada orangnya, karena manusia bisa berubah.

      Nah pertanyaannya, kenapa Kang Priant tidak meniru inspirasi yang katanya didapat dari saya? Hahahaha.. Biasanya kalau terinspirasi, orang menjadi semangat dan langkah awalnya adalah meniru. Yang ini kenapa tidak? Hayoo.. jelaskan..

      😀

      Wiss ga nyangka ternyata topik ini seru juga ya

      Reply
  5. Sekeren-kerennya seth godin, aku tak selalu mengikuti semua kata-katanya, lalu aku mencari yg lain seperti Simon Sinek.
    Sebetulnya aku ga pernah mengawali dari sosok, tapi apa yg dibicarakannya dan pembawaannya. dan ketika kata-katanya bagus, masuk akal dan membangkitkan semangat, aku biasanya mencari kata-katanya yg lain, haha..

    Tapi tentu, inspirasi hanyalah inspirasi, seperti halnya ide.. karena yang terpenting adalah eksekusi.
    sebagus-bagusnya ide kalo ga dieksekusi pastinya akan percuma juga. begitupun inspirasi kalo tidak ditindaklanjuti ya begitulah…

    Tapi kalo aku ingat komen pak Anton di blogku tempo hari, sepertinya aku memang terlalu banyak mendengarkan para inspirator dan lupa untuk mendengarkan diri sendiri. Kebisingan dari luar membuatku susah untuk mendengarkan diri sendiri.

    Apakah ini artinya aku butuh waktu-waktu tertentu untuk tutup telinga mendengar kebisingan dari luar dan mulai mencoba mendengarkan diri sendiri?

    Ga tau sih, tapi kayaknya apapun isi kepalaku hanya akan dimengerti oleh diriku sendiri…hmmm

    Reply
    • Kalau memang perlu, why not? Kenapa tidak tutup diri dulu dari omongan orang lain. Lihat lebih banyak ke diri sendiri saja dulu.

      Kadang, kalau kita tidak bisa memantapkan hati, jalan kita jadi oleng dan mudah sekali terpengaruh. Bukan berarti inspirasinya jelek, saya rasa semua bagus, tetapi kayak layangan kita jadi terombang ambing dan ga tentu arah. Yang ini bagus, yang itu bagus, semua mau diikuti.

      Saya hanya bisa saran.. kadang, suara hati kita memang tenggelam dalam kebisingan yang terjadi di luar.

      Kalau saya sih tidak menafikan harus mengasingkan diri dan mencoba mendengar kata hati sendiri. Bahkan, kalau mau bilang, saya sering melakukan itu. Cuma nggak diceritakan saja.. wkwkwkwkw

      Reply
  6. Hmmm, aku cendrung cari inspirator baru mas :D.

    Tapi bukan berarti jadi benci Ama si inspirator lama yaaa. Kecuali dia berubahnya drastiiiis luar biasa. Kayak salah satu artis yg dulu aku sukaaaa Krn lucu dan ‘gila’, tapi skr malah terlalu fanatik dlm hal Agama, dan berkesan jadi sinis dan ga toleran. Aku kecewa pastinya, tp ga pengen juga utk membenci. Capeek tahu buang2 energi utk marah itu, ke orang yg ga tahu kita sdg marah pula hahahahah

    Artis itu ga prnh aku follow lagi, ga prnh mau aku baca berita2 dia. Males aja… Anggab aja dia yg dulu sudah ga ada 😅.

    Reply
    • Hahahaha.. berarti Fanny sudah benar benar dewasa bisa menerima perubahan. Karena banyak sekali yang ketika inspiratornya berubah, maka ia membenci.

      Padahal membenci itu bikin repot diri sendiri dan merusak diri sendiri juga. Mencari inspirator baru lebih baik daripada membenci orang.

      Reply
  7. setuju sama mba fanny, marah marah malah bikin cuapek 😀
    kalau inspirasi sebelumnya masih bisa diterima akalku, aku masih simpen ilmunya. Tapi kalau ilmu yang “baru” nya nyeleneh atau ga sesuai sama pemikiran aku, ya cari yang lain 😀

    Reply
    • Kok nggak ada yang bilang marah-marah yah.. Padahal wajar juga kalau seseorang yang inspiratornya berubah marah. Ia biasanya merasa “dikhianati” oleh sang inspirator yang begitu dipercayainya.

      Reply

Leave a Reply to adynura Cancel reply