Kunci Upgrade Skill Blogging : Kenali Kelemahan, Perbaiki, dan Disiplin

Selamat Malam Kawan MM!

Ada banyak cara untuk mengembangkan blog, tetapi salah satu yang paling penting *menurut saya* adalah dengan terus upgrade skill bloggernya.

Mau tidak mau, faktanya sebuah blog adalah representasi bloggernya di dunia maya. Bloggernya berkembang, dalam artian kemampuan bloggingnya meningkat, blognya akan membaik juga. Bloggernya memilih jalan malas, blognya juga ikutan malas dan tidak tumbuh.

Jadi, kalau memang Kawan MM mau blognya berkembang, hal yang terpenting adalah harus terus berupaya meningkatkan skill atau kemampuan bloggingnya.

Caranya?

Saya memilih untuk melakukan tiga hal utama, yaitu melihat ke diri sendiri a.k.a mengenali diri sendiri, menemukan kelemahan dan memperbaikinya, disiplin.

Kenapa melihat ke diri sendiri?

Jawabannya sederhana, para pakar tidak tahu kelemahan diri kita. Yang tahu dengan pasti adalah diri kita sendiri.

Manusia itu penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Banyak hal yang harus dan bisa diperbaiki setiap saat.

Yang bisa menemukannya adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Untuk menemukannya, kita harus selalu berusaha melihat ke diri sendiri dan menemukan kelemahan-kelemahan yang ada untuk bisa memperbaikinya.

Contohnya saja, sebuah hal kecil, blog MM (dan semua blog saya) punya “kelemahan” yang sama dan selalu berulang, yaitu “typographical error“, atau “typo“, atau bahasa Indonesianya salah ketik.

Coba saja perhatikan, pasti ada saja kata yang kurang satu huruf, salah tempat, dan sejenisnya.

Itu kelemahan saya.

Alasannya karena saya terbiasa “mengejar target” dan sering mengabaikan hal kecil seperti ini. Sudah bertahun tahun saya begitu dan pengabaian ini sudah menjadi kebiasaan.

Fatal? Tidak sih, pembaca tidak mempermasalahkan, tetapi lama kelamaan ada rasa mengganjal juga di dalam hati.

Saya akui memang itu kelemahan yang ada di dalam diri saya sebagai seorang blogger.

Oleh karena itu, tahun ini, saya berharap kebiasaan itu bisa dikurangi. Terus terang, saya tidak yakin bisa menghilangkannya seratus persen. Namun, setidaknya tahun ini, saya harus mengurangi jumlah kesalahan ketik di dalam tulisan terbit di semua blog.

Ini adalah satu alasan kenapa seorang blogger, menurut saya, harus lebih banyak menengok ke dalam diri sendiri. “Di sana” pasti ada kekurangan yang menanti untuk diperbaiki.

Bahkan, bisa dibilang, daripada membaca terlalu banyak teori blogging, waktunya lebih baik dihabiskan untuk menjelajahi diri sendiri dan berusaha menemukan kelemahan yang ada.

Setidaknya, dengan begitu kita tahu apa yang harus diperbaiki. Sebuah langkah awal yang sangat baik untuk memperbaiki diri.

Perbaiki!

Kalau sudah menemukan apa yang perlu diperbaiki, langkah selanjutnya mudah, yaitu “PERBAIKI!”. Jangan ditunda.

Salah satu kelalaian yang saya lakukan adalah menggampangkan tentang masalah “salah ketik” ini . Saya membiasakan diri untuk mengabaikan. “Toh, selama pembaca bisa memahami artinya dan tidak mempermasalahkan, kenapa harus pusing?“, begitu dulu saya berpikir.

Sayangnya, belakangan setelah membaca ulang tulisan-tulisan saya, rasanya jumlah kesalahan itu semakin banyak. Ganjalan di hati juga semakin menumpuk.

Kelalaian saya dengan mengabaikan “kelemahan” kecil yang ada menghasilkan ribuan tulisan yang penuh dengan “kesalahan” kecil. Sekali lagi, fatal sih tidak, tetapi tetap saja ada rasa tidak enak saat menemukan adanya salah ketik, seperti itu.

Jadi, untuk tahun ini, salah satu fokus dalam meng-upgrade skill diri sendiri adalah mengelominasi kesalahan ketik ini. Tentunya, selain itu ada beberapa kelemahan lain yang juga direncanakan untuk dikurangi.

Rencana yang akan dijalankan adalah dengan meluangkan waktu 5-10 menit setelah selesai menulis untuk membaca ulang draft sebelum menekan tombol publish. Waktu itu akan saya pergunakan untuk “berburu” kesalahan ketik yang ada.

Mengoreksi.

Saya harus memperbaiki kebiasaan buruk ini kalau skill menulis saya mau ditingkatkan. Kecil, tetapi mengganggu, seperti kutu di kepala. Mematikan tidak, membuat gatal, iya banget.

Disiplin

Targetnya, perbaikan terhadap kelemahan ini sudah selesai di akhir tahun 2021.

Kok lama sih? Kan mudah saja? Cuma menghilangkan kesalahan ketik saja butuh hampir satu tahun?

Yah, kenyataannya begitu. Sudah sejak awal tahun 2021, program perbaikan ini dilakukan, tetapi kalau dilihat dari hasil setelah sebulan lebih, masih tetap saja kesalahan yang sama terulang.

Perbaikan kecil ini tidak semudah yang dibayangkan. Kebiasaan buruk saya ini baru berkurang sedikit dan masih tersisa banyak.

Saya masih harus terus berusaha menghilangkan sesuatu yang sudah menjadi habit (kebiasaan) ini . Kemudian, saya harus menumbuhkan kebiasaan baru kalau mau berhasil.

Hambatan utamanya adalah rasa malas untuk meluangkan waktu 5-10 menit untuk mengedit . Kebiasaan buruk itu sudah mengakar di dalam hati.

Jadi, saya masih bergelut dan berusaha lebih keras untuk mencabut akar dari kebiasaan buruk tadi dari kepala dan hati. Barulah, kemudian saya bisa menanam benih “kebiasaan” mengedit sebelum menerbitkan sebuah tulisan.

Kalaupun nanti benih itu sudah tertanam, saya tetap harus terus mendisiplinkan diri supaya “pengeditan” menjadi sebuah “kebutuhan” dan “kebiasaan”. Sebuah hal baru yang kalau tidak dilakukan, hati saya merasa “gatal”.

♦♦

Apakah 5-10 menit mengedit bisa meningkatkan skill menulis saya? Ya, saya tidak ragu tentang hal itu. Kelemahan saya akan berkurang.

Lagi pula, waktu khusus 5-10 menit untuk berburu kesalahan ketik juga akan membuat saya “membaca ulang” draft tulisan yang sudah dibuat. Otomatis saya juga akan menemukan banyak kesalahan lain, seperti kalimat yang tidak nyambung, paragraf yang terlalu gemuk, dan berbagai kesalahan lain.

Yap, saya bisa menjadi blogger yang “lebih baik” daripada tahun 2020 karena hal kecil ini akan meng-upgrade kemampuan saya dalam membuat tulisan yang lebih baik.

Sekecil apapun kelemahan yang ada kalau diminimalkan akan membuat kita menjadi lebih baik.

Tidak penting bagi banyak orang, tetapi, setidaknya pembaca saya tidak perlu kerepotan dan juga bisa mendapatkan sebuah tulisan yang lebih enak dibaca. Tidak enak juga membaca sebuah tulisan dimana terdapat salah ketik, apalagi kalau banyak.

Apakah langkah ini akan membuat saya menjadi seorang blogger yang sempurna? Apakah langkah ini bisa menjadikan tulisan saya sempurna? Never. Tidak bakalan.

Blogger tetaplah manusia yang punya kekurangan dan kelemahan. Selama masih menjadi manusia, akan selalu ada hal-hal yang harus terus dikoreksi dan diperbaiki.

Karena itulah, saya berpandangan blogging atau ngeblog adalah tentang upgrade skill, menemukan kelemahan diri sendiri, dan akhirnya memperbaiki kelemahan-kelemahan itu. Sebuah perjalanan yang tidak akan pernah ada selesainya.

Bahkan, kalaupun suatu waktu nanti saya sudah sukses mencapai tujuan yang ditetapkan, tidak berarti saya bisa mengatakan, “I am a perfect blogger“. Saya akan selalu punya PR (Pekerjaan Rumah) untuk memperbaiki diri, karena kelemahan itu akan selalu ada.

Itu pandangan saya.

Bagaimana dengan Kawan MM? Apakah Kawan sudah tahu kelemahan diri sendiri dalam hal ini? Rencana apa yang sudah disiapkan untuk memperbaikinya?

Bisa berbagi di kolom komentar?

12 thoughts on “Kunci Upgrade Skill Blogging : Kenali Kelemahan, Perbaiki, dan Disiplin”

  1. sek sek…..jangan jangaaaaan…postingan ini terbit karena terinspirasi komen aku kemaren yang full of typo ….wakakakkaka #tutupan muka pake panci…hohoho

    ya begitulah bapaaaakk..aku pun demikian.Penyakit lama typo in everywhere n everytime, termasuk pas ngetik komen di blog yang tak kunjungi…sebabnya kadang terlanjur antusias mo jadi tim hore hore komen……..eeeeh malah ada salah-salah ketik segala…
    efek ngetik uda keterusan di hape cilik yagini…
    licin touchscreen hapenya si mbul mereun hahhahahahahah

    tapi meski demikian, karena untuk menghapus atau mengedit tulisanku yang typo di kolom komen blog orang uda ga bisa…jadiiiii sebagai upaya penebusan dosanya……. kalau khilap typo lagi pada saat reply komen di blog sendiri bisa loh aku edit hapus edit hapus dengan mengetikkan kalimat yang bener sampai berkali kali hahahhaha……Juga screening ulang post yang uda dipublish dengan kata lain editttt terus sambil jalan kalau kalau ada kalimat yang kurasa kurang enak atau kurang pas

    yagitu deh…masih harus terus belajar memang si mbul…ga cuma typo aja tapi juga bagaimana nulis dengan kalimat yang harus ditingkatlan dari hari ke hari…supaya dapat ‘feel’ nya ke yang baca…

    wes ah… saya mau masak dulu hohoho

    Reply
    • Nda Mbul… hahaha.. kalau begitu dikau dan aku sama, soalnya aku pun sering typo saat nulis dan berkomentar dan kebeneran memang tulisan ini sudah dijadwalkan sejak beberapa waktu yang lalu. Kalau merasa, bagus, berarti aku punya temen hahahahaha

      Kelemahanku juga sama banget kok Mbul, soale aku kan paling males ngedit, nah itu yang mau aku perbaiki.. hahaha abis lama kelamaan kok bener bener gatel kayak ada kutu di kepala liatnya. Pingin punya tulisan yang bersih dari typo.. Jadilah kudu belajar ngedit..

      Bener-bener.. ga perlu besar perbaikan itu, kecil dan rutin malah lebih bagus..

      Masak apa Mbul. Kirim ke Bogor dong..

      Reply
  2. Hahaha jujur, aku nggak pernah lihat kesalahan ketik di blog Kak Anton πŸ˜‚. Apa aku yang bacanya kurang teliti atau memang nggak ada wkwk

    Aku sadar kelemahanku dalam blogging adalah menulis mengikuti mood, jadi masih belum konsisten. Sekarang masih berusaha agar dalam 1 minggu bisa menerbitkan minimal 2 tulisan di blog dan kalau ada ide, harus segera dicatat agar nggak lupa πŸ˜‚. Sama satu lagi, balas komentar masih butuh waktu lama πŸ˜‚

    Reply
    • Hayooo.. melakukan scanning atau skimming neh.. wakakaka..Bisa juga pertanda “perbaikan” itu sudah ada. Soalnya memang sejak awal tahun 2021, sudah saya coba mulai ngedit.. hahaha..

      Coba saja baca blog yang satu lagi deh Li.. pasti nemu, kalau yang blog MM memang sudah mulai diterapkan dan pasti agak berkurang.. wakakaka.. Yang laen masih pelan pelan…

      Nah, kalau sudah tau kelemahannya , langkah berikutnya apa Lia? Hahahaha.. rencananya gimana?

      Reply
  3. Kelemahan diri saya berkaitan dengan upaya perbaikan dan disiplin. Karena kelemahan saya adalah disiplin itu sendiri. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    Seringkali saya terlalu bersemangat planning dibandingkan eksekusi. Bisa dilihat dari kebiasaan ngeblog saya yang angin-anginan, paling kuat bertahan 4-6 bulan sebelum setelah itu ngepost suka-suka.

    Jadi tahun ini butuh usaha ekstra keras untuk disiplin menulis setiap hari. Karena kalau penyakit berulang terus meskipun sudah tahunan, ya emang udah watak itu mah. Harus diasah.

    Sejauh ini sudah ada waktu-waktu di mana saya down, ada bolos sehari-dua hari, tapi sisanya tetap nulis. Meskipun paragrafnya jelek dan nggak jadi tulisan. Yang penting nulis.

    Ngomong-ngomong, ini emang saya yang kelilipan jadi kayaknya nggak pernah nemu typo dari mas anton, atau memang ketika saya baca itu post sudah diedit ulang, ya?

    Soalnya saya juga termasuk yang sering bikin typo, trus baru sadar pas udah dipublish. trus cepet-cepet edit dan update. πŸ˜‚

    Reply
    • Belum diedit ulang.. hahaha Mungkin efek perbaikan sudah ada untuk yang keluaran tahun 2021. Kalau yang lama, dan di blog lain, pasti ada.. soale saya sudah menemukan mayan juga.. wakakaka..

      Tapi kulihat Mega sudah perlahan bergerak ke arah aktif kembali loh. Hanya butuh mempertahankan ritme, saya pikir lama kelamaan juga akan terbiasa. Tulisannya juga semakin enak dibaca.. hahahaha Bener bangeett itu memaksakan diri untuk menulis, biar nda dipublish juga.. yang penting konsisten. Biar lambat asal selamat dah.. hehehehe

      Hayo semangat Meg

      Reply
  4. mantap… menceritakan kelemahan tapi juga berbagi tips caranya untuk memperbaiki kelemahannya.

    Kalo aku mah banyak kekurangannya, diantaranya adalah tulisan yang membosankan, itu lagi itu lagi… melankolis mulu, haha… entah lah pak, setiap aku nulis, akhirnya begitu lagi begitu lagi πŸ˜€

    trus kekurangan lainnya adalah kyknya terlalu ngalor ngidul, di awal nulis tentang apa, pas akhir jadinya yang lain, adudududuuu… kyknya emang butuh pake kerangka kali ya sebelum nulis, semacam guidance biar topiknya ga lari dan kabuuur.

    trus pastinya tulisanku secara kalimat masih terlalu gemuk, padahal intinya mah pendek banget, masih bisa disederhanakan lagi pokoknya mah..

    trus typo jg sering, pak…

    apa lagi ya? hmmm.. itu dulu aja yang kuinget.
    dan dari poin-poin itu, aku juga ingin memperbaikinya, slowly but sure. yang penting berprogres.

    Pak, terima kasih yaaa untuk tulisannya.
    ilmu banget!

    Reply
    • Hihihi.. itu bukan tips. Kalau tips kan sudah terbukti. Ini mah rencana saja, bisa berhasil bisa gagal.. wakakakakak jadi bukan tips Dy..

      Lah lah.. memangnya kelemahanku dikit Dy, yang sudah disebutkan saja dua.. hahaha Cuma niatnya nanti setiap kelemahan jadi satu tulisan.. wakakaka.. #ogahrugi jadi blognya ke isi terus..

      Nah, kalau Ady sudah menemukan kelemahannya, lanjut ke tahap berikutnya, apa rencana perbaikannya? Iya kan.. Hayo Dy, buat rencana dan jalankan.. Yang penting kita terus berusaha ke arah perbaikan..

      Reply
  5. Setiapkali baca postnya pak bos, gak pernah ketemu typo…bener eh..
    Kata per kata, kalimat per kalimat tertata baik…

    Kalau kelemahanku dlm bloging, rasanya udah berulang kali ditulis disetiap komen yg topik bahasannya hampir serupa. Hihiii jadi malu🀭
    Setengah taun sekali baru terbit 1 post… iya ampun gimana nasip blognya, kalau bloggernya begini?πŸ™ˆ

    Dapat suport dari para suhu, toh masih blm berubah, aduh2 si ike itu gak tau kenapa kok pemalas pisan euyπŸ˜‡

    Tapi, di tahun ini, semoga bisa sedikit lbh baik. Ya, satu/dua post terbit, aku sdh paling bersyukur..
    Dengan terus belajar memperbaiki kelemahan2 yg ada…

    Hatur nuhun pak bos, artikelnya sungguh menjewer kupingku ehehe…

    Permisi dulu iya pak bos, udah siap2 mau imlekan nihπŸ˜‡

    Reply
    • Serius nih.. wiss berarti program berjalan baik, terutama di blog MM. Masih ada kok Ike, karena di tulisan lama lumayan banyak juga kesalahan ketiknya. Makanya agak bete sayah.. wakakakak

      Nasibnya, ya baik-baik saja karena kan Ike ngeblog tidak dengan tujuan seperti saya. Iya kan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan dipermasalahkan, selama itu membuat dikau enjoy mah.

      Cuma, kalau saya rasanya kurang greget *pinjem istilah Pipit* kalau ngeblog terlalu santai. Jadinya saya suka sekali memaksakan diri untuk menemukan fun sayah.. wakakaka orang iseng dan sambil terus berpikir memperbaiki diri.

      Waduh.. saya kena pasal kekerasan lagi neh.. njewer orang.. Nda niat loh, cuma kupikir Ike punya potensi banyak sekali yang bisa dibagikan kepada orang lain. Sayang.. wakakaka

      Monggo, bagi kue imleknya dong.. hahahahah

      Reply
  6. kesalahan mengetik, ini nih yang hampir pernah terjadi di aku
    hampir disini dalam artian “jangan ngetik kalau otak, mata udah nggak sinkron”
    pernah ngedraft hampir jam 12 malam, nggak tau kenapa di otak isinya pantai, laut, air laut. ehh pas ngetik dan agak sadar, bisa bisanya aku nulis air gelombang
    padahal tema nulisnya ga lagi bahas pantai
    akhir akhir ini jarang self editing kalau abis nulis, karena dari awal nulis aku usahain runtutan kalimatnya udah oke. aku pikir sudah oke dan semoga yang baca juga ga pusing hahaha

    Reply

Leave a Reply to gustyanita pratiwi Cancel reply