Tata Cara Berkomentar di Blog MM : Komentar Bukan Hutang

Selamat Pagi Kawan MM!

Kepikiran juga. Beberapa kasus di tahun 2020 dalam urusan komentar berkomentar, sepertinya masih mengganjal sedikit di hati saya. Apalagi, menjelang akhir tahun lalu, saya sempat berbincang agak panjang lebar dengan 1-2 teman blogger terkait masalah ini (via WA dan email).

Rupanya ada yang merasa tidak nyaman dengan kebiasaan saya yang sudah blognya diberi komentar, tetapi saya tidak berkunjung balik dan meninggalkan komentar di blog si pemberi komentar.

Setelah dipikirkan lagi pada masa liburan kemarin, supaya fair kepada semua kawan yang datang, saya ingin memberitahukan beberapa hal tentang tata cara atau sistem berkomentar di blog MM (atau blog saya yang lainnya)

  • Berkomentar lah jika memang ingin, jangan berkomentar hanya karena berharap saya akan berkunjung balik dan meninggalkan komentar di blog Kawan
  • Pada tahun 2021 ini, saya akan menerapkan sistem blogwalking yang mirip dengan pola lama sebelum ini. Saya akan meninggalkan komentar kalau tulisannya memang bagus dan layak dikomentari, atau saya merasa “perlu” berkomentar, atau saya merasa ingin berinteraksi dengan kawan, atau karena saya menghormati bloggernya. Saya tidak akan berkomentar sekedar “karena kawan sudah datang ke blog saya” atau “karena kawan meminta”
  • Untuk fairnya, bagi kawan yang merasa berkeberatan dengan cara ini dan sudah meninggalkan komentar di blog MM atau blog saya yang lainnya, silakan beritahukan saya dan saya akan menghapus semua komentar yang pernah ditinggalkan kawan di blog ini (atau blog lainnya) , beserta dengan jawaban yang sudah diberikan

Landasan yang menjadi alasan saya mengambil keputusan untuk memberitahukan seperti ini?

  • berkomentar (bahkan blogwalking sendiri) bukan tata krama atau etika yang “wajib” dan “harus” dilakukan, meski banyak blogger memandangnya demikian. Saya tidak memakai sistem seperti itu, tidak ada kewajiban saya membalas kunjungan, selain kalau saya mau dan memang ingin
  • dunia internet adalah dunia yang bebas dimana seharusnya kebebasan itu dijunjung tinggi dalam berekspresi, bukan dipaksa
  • komentar bukan hutang yang harus dikembalikan, tidak bedanya seperti ketika saya mengirim makanan atau sesuatu kepada tetangga, saya tidak akan memberatkan yang menerima dengan berharap mendapat kiriman balik
  • tidak semua tulisan bisa dikomentari mengingat keterbatasan pengetahuan saya dan juga sering saya tidak merasa “relate” dengan apa yang ditulis. Tidak jarang juga tulisannya sebenarnya tidak menarik bagi saya pribadi, jadi membingungkan kalau harus dipaksa membalas komentar

Apakah saya akan membalas komentar yang masuk? Ya. Sebagai tuan rumah, saya punya “kewajiban” moral untuk tetap membalas komentar apapun yang masuk. Namun, saya tidak merasa bahwa kunjungan itu wajib dibalas. Tidak berarti saya tidak akan berkomentar di blog Kawan, tetapi saya akan berkomentar di waktu dan cara yang saya punya, bukan sekedar karena kawan datang ke sini.

Bagaimana kalau kemudian kawan tidak ingin menjadi teman saya? No problem. Pertemanan tidak bisa dipaksakan, semua harus berdasar pada asas sukarela dan kemauan diri sendiri. “Teman” Juga terkadang bukan sesuatu yang butuh dikonfirmasi. Anda tidak mau menganggap saya teman,, no problem, tetapi hal itu tidak akan menghentikan saya untuk memandang Anda sebagai teman.

That’s it folk.

Silakan pertimbangkan untung ruginya berkomentar di blog MM (atau blog saya yang lainnya).

Pemilik blog ini tidak akan memaksa Anda melakukan hal itu.

20 thoughts on “Tata Cara Berkomentar di Blog MM : Komentar Bukan Hutang”

  1. Semenjak membaca tulisan Kakak perihal memberikan komentar beberapa saat lalu, akhirnya aku beberapa kali juga dalam mode jelangkung hahaha. Terima kasih atas pembelajarannya, Kak! #lho
    Habis kadang bingung ingin berkomentar apa, namun sebelumnya aku segan jika tidak meninggalkan jejak karena masih blogger baru jadi apa-apa masih segan dan bingung baiknya gimana 😂. belakangan ini kalau nemu yang nggak relate denganku, aku jadi hanya baca aja. Menambah pageview lumayan juga, kan? 😂

    Reply
    • Yup.. sebenarnya sih memang saya pikir kenapa harus dipaksain kalau memang susah. Saya sendiri kadang pinginnya sama, bisa ikut meramaikan, cuma terkadang juga bingung dan memberatkan sendiri.

      Jadi, tahun ini setting blogwalking saya agak kembali ke sistem lama… hahahaha…

      Reply
  2. Jujur amat kang, hihi..

    Ayolah kang sesekali komen diblogku tapi jgn lupa bawa gula sama teh hehe..

    Secara keseluruhan saya setuju pada tulisan diatas, tapi meski setuju ada beberapa juga yg saya paksa melanggar, ya mmg harus ada yg dilanggar supaya asik, hihi..

    Reply
  3. Saya sempat nulis ini dimemo. Kapan-kapan mau bahas juga, eh keduluan mas Anton. Tidak masalah, perspektifnya juga sama.

    Saya rasa, orang yang komentar dan berharap dikomentar balik masih berada pada era blogwalking blogger lama, atau blogger baru yang menerapkan sistem sosial media ke era blogger saat ini yang seakan-akan,”follow for follow, like for like”

    Nice post comeback mas Anton!

    Reply
  4. wkwkwkwwkwk, saya pernah ada di posisi blogger yang berpikir demikian, di mana saya menginginkan, semua pemilik blog yang saya tinggalkan komentar di blognya, untuk datang komen di blog saya juga.

    Duh, sekarang kalau mikirinnya, jadi geli sendiri.
    Udah lama sih tamat dengan pikiran semacam itu, semakin ke sini, saya semakin lebih terbuka dengan masalah komentar di blog orang lain.

    Di mana, tujuan saya lebih ke branding sih, silaturahmi dengan banyak blogger, terlebih setahunan kemaren saya kewalahan banget antara balas komen dan kunjungan balik 😀

    Di tahun ini, pengennya setiap nulis, ngabisin balas komen dan kunbal dulu, baru nulis lagi, eh ternyata sulit betul melepaskan habbit menulis tiap hari hahaha.

    Oh ya, kalau menurut saya, blogger yang masih berpikiran demikian, mungkin karena dia masih baru Bapak, just like mamak Rey dulunya hahaha.

    Dan saya setuju dengan Bapak, bahwa komen hanya di post yang menarik buat diri kita.
    Cuman saya biasanya kepalang basah gitu, kalau udah mampir, biar kata nggak ada yang menarik sebisa mungkin saya ninggalin jejak, kecuali memang semua tulisannya udah saya baca, dan nggak ada komen lain yang bisa saya balas, hahahaha

    Maklum kebawa kebiasaan blog walking pakai list, di mana kebanyakan list yang kita baca itu sooooo boring, tapi karena wajib ya kudu di komen dengan baik 😀

    Reply
    • Waduhh.. saya belakangan merasa tertekan kalau baca yang boring tapi kudu komentar. Untung ga ikut list blogwalking, bisa pingggsaaannn sayah..

      Yah, saya maklumi sih Rey.. walau kadang bingung melihat orang kecanduan komentar sampai “agak” maksa untuk dikomentari. Mungkin masih baru yah, atau karena pakai sistem lama jadinya begitu… entahlah. Yang penting dnegan post ini saya memberitahukan, saya ga mau ngikutin cara seperti itu dan ga akan nurutin.. Maklum lah biang kerok mah gitu.. ogah nurut.. wakakakak

      Reply
    • Wakakakakak… hutangku masih ada ya Pheb…tinggal berapa..Mumpung gajian nih

      Kalau di FAQ atau Page khusus, jarang yang baca.. kalo gini kan dibaca dulu.. hahaha barulah nanti kalau sudah berapa lama, dicantumkan di halaman khusus ..:-D

      Reply
  5. Siap mas, akan saya ingat tata caranya 😂 Wk.

    Saya nggak masalah jika komentar yang saya tinggalkan di blog banyak teman nggak dibalas kunjungan balik, hehehe, saya kalau komentar memang karena suka dengan tulisannya, jadi no problemooooo 😁

    However, jika ada komentar masuk ke blog saya, akan saya usahakan balas semua satu persatu sampai kelar 😆 Jadi yes, saya setuju, komentar itu bukan hutang. Serem amat kalau komentar pun dianggap hutang, jadi nggak nyaman nanti mau blogging / blogwalking 😂

    Reply
    • Wakakakaka… amppyuun dah ga kebayang sebenernya bikin tulisan seperti ini. Cuma setelah dipikir-pikir penegasan itu perlu juga.

      Iyah Eno, saya pada akhirnya bingung sendiri, urusan yang sebenarny sederhana dibuat jadi ruwet karena keinginan. Tapi yah , sederhana menurut saya…#gelenggelengkepala

      Reply
  6. Saya… yang selama ini cuma jadi silent reader di blog MM… mau nggak mau merasa terpanggil buat pecah telor akhirnya karena postingan yang satu ini wakakakakaka.

    Mungkin di sudut pandang si ono yg ngasih komentar, mikirnya judes amat ya ini blogger udah dikunjungin nggak bales kunjungin. Hmmm kalau saya sendiri yah ibaratnya “sungkan”, jadi sebelum ada yang mikir-mikir seperti itu, buruan tancap gas ke blog ybs buat ninggalin jejak balik, hehehehe (memang diri ini yg “people pleaser” gampang sungkan huhuhu).

    Padahal dipikir-pikir lagi… yah memang bukan kewajiban siapa-siapa buat bertamu balik XD Saya juga nggak berharap setelah komentar di sana-sini blog saya bakal serame pasar setelahnya. Kalau ada yang mau mampir yah monggo, nggak juga gapapa, toh tujuan utama saya ngeblog ya buat kesenangan saya sendiri.

    Walah dalah, sekalinya komentar malah puanjang begini yak, hehehe. Intinya saya setuju lah dengan pendirian Mas Anton ini soal blogwalking!

    N.b.: Salken dari newbie blogger, Mas Anton 😀

    Reply
    • Salam Kenal juga.. Saya harus manggil Ristra atau Eva nih..:-D

      Yup, bisa dimengerti sudut pandang seperti itu. Cuma berarti kan berprasangka. Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi karena segala sesuatu harus ditempatkan pada porsinya masing-masing. Saya sendiri sebisa mungkin akan membalas kunjungan, ketika waktu ada, dan juga ketika ada di sana ada sesuatu yang bisa dikomentari.. hahaha.. Tapi kalau menurut saya sih, seharusnya tidak perlu seperti bertransaksi. Silaturahmi tidak sebaiknya dipaksakan dan dianggap harus dibalas.

      Keiklasan harus ada..

      Silakan komentar sepanjang apapun di sini… ga dilarang..

      NB : kayak udah pernah kenalan sebelumnya deh.. 😛 hahahahaha namanya soalnya unik sekali

      Reply
  7. Hahahaha aku sukaaaa dgn rule nyaaa :D.

    Gpp mas Anton, aku ini fans mu. Mau diBW balik ato ga, aku pasti tetep rutin baca tulisan2 di siniiii :D.

    Aku memang beda kalo soal BW, Krn sebisa mungkin aku pasti BW balik siapapun yg komentar di blogku. Tapiiiii aku ga akan mengharapkan hal yg sama ke temen2. Monggo kalo mau komen di blogku, tp gpp juga kalo ga kepengin. Buatku yaa, komen basa basi malah nyebelin dan kdg bikin ilfil. Berdoa aja aku ga lagi badmood pas baca. Krn kalo komennya cm “tx for sharing” BLA BLA BLA , ditambah aku badmood, itu bakal aku tendang ke spam.

    Buatku, kasih komentar yg ikhlas lah. Jgn pamrih. Mungkin Krn aku sejak resign jd banyak waktu kosong, BW balik sbnrnya aktifitas yg nyenengin. Utk ngisi waktu, syukur2 nambah temen :).

    Cm ya tadi, selama tulisan di blog temen2 bagus dan menarik minatku, dia ga pernah BW balikpun, aku bakal trus baca dan komen ;).

    Reply
    • Makasih makasih .. #jadi serasa bintang tenar punya fans..

      Galak juga yah Fanny main “tendang”.

      Pernyataan di atas sebenarnya sih sekedar penegasan terhadap pandangan saya. Ada pola yang sebenarnya sudah usang bahwa komentr adalah jual beli kunjungan. Saya lebih suka memandangnya sebagai berteman dimana saling mengerti dan saling iklas, saling percaya, persis seperti yang Fanny katakan.

      Seorang blogger yang tidak bisa berkomentar setelah dikunjungi, sangat bisa jadi punya alasan. Nah, sebagai teman seharusnya percaya bahwa hal itu tidak dilakukan karena “niat” buruk. Banyak sekali hal yang ada di balik layar yang tidak diketahui.

      Saya suka dengan pandangan Fanny soal iklas..Itu bener banget. Kayaknya kok gimana gitu kalau berkomentar sambil ngarepin bahkan menjelekkan kalau tidak dikomentari balik… Haduuhh..

      Makasih ya Fan atas pengertiannya.. senang mendengarnya

      Reply
  8. Ini adalah komentar ke delapan hari ini. Tak perlu galau untuk membalas komentar Pak. Justru saya yang sedang galau dan menghamburkan komentar di sini. Bahkan jika Pak Anton mengunjungi Maringenet, saya tidak punya suguhan artikel baru, hiks. Tapi kalo Pak Anton mau berkunjung juga sepertinya tadi saya menulis iseng di Ayyaamii.

    Mungkin karena saya sudah lama mengenal Pak Anton, jadi saya ngga akan galau kalau tidak di kunbal. Sebaliknya, saya malah berani nyepam komentar di sini. Salah satu alasannya, karena saya lama tidak berkunjung, maka banyak artikel yang dibaca, banyak pula artikel yang diberi komentar.

    Alasan lainnya, mungkin saya merasa butuh tempat curhat dan menjadikan kolom komentar MM sebagai tempat yang cocok. Maaf ya Pak. 🙏

    Reply
    • Silakan Nisa mau nulis apa di kolom komentar blog MM.. malah saya senang sekali karena lama tidak berinteraksi dengan Nisa.

      Saya sebenarnya ga galau dan mayoritas kawan-kawan bisa saling memahami kondisi dan situasi masing-masing. Cuma tahun kemaren, setelah bercakap-cakap dengan seorang kawan, kok yah saya geleng-geleng kepala saja kenapa yang seperti itu saja jadi ribet.

      Saya dna Nisa sudah lama tidak saling komentar, tetapi bukankah kita seperti sekarang juga tetap bisa berinteraksi. Tidak berarti juga saya tidak pernah ke Maringenet karena sebenarnya cukup rutin juga bolak balik ke sana wlaau kadang tidak menemukan tulisan baru.

      Monggo curhatannya dilanjut, saya temenin sambil berdoa semoga banjir di rumah Nisa cepat surut yah. Sudah selama itu ya pasti bikin galau juga lah pastinya

      Reply

Leave a Reply to Jingga Satria Cancel reply