Karena Masih Manusia, Blogger Menghadapi Banyak Godaan

Selamat Pagi Kawan MM!

Rumput tetangga selalu lebih hijau, begitu kata pepatah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang perkataan-perkataan ini meluncur baik dari mulut sendiri atau mulut orang lain

  • saya ingin punya rumah seperti rumah si ANU. Enak banget kayaknya punya rumah berhalaman luas seperti itu ==> pinjam duit ke bank untuk rombak, tanpa menghiraukan cash flow yang sebenarnya sudah mepet
  • si ITU ganti mobil jadi Expander, pasti lebih baik dari Hyundai kepunyaan saya ==> minta suami cari kreditan buat ganti mobil
  • Enak ya bu punya anak kayak DIA, rajin, pandai, soleh ==> masukkan anak ke pesantren dan suruh mengikuti berbagai les

Iya kan?

Segala sesuatu yang ‘bukan kepunyaan kita’ terlihat lebih baik daripada yang sudah kita miliki.

Bandingkan dengan beberapa hal yang banyak terjadi di dunia blogging, seperti

  • tampilan blog si A kayaknya enak banget ya dilihat ==> utak atik template beli template baru
  • kayaknya topik tentang asuransi menguntungkan dan menghasilkan duit banyak ==> langsung keluar tulisan tentang asuransi dan setelah beberapa kali terbit bingung harus membahas apa lagi karena pengetahuannya hanya saat beli asuransi Prudential saja
  • Blog niche lebih bagus dalam menghasilkan uang dan kelihatannya lebih pro ==> langsung buka blog, delete semua tulisan dan hanya sisakan tulisan bertopik tertentu saja, setelah 2-3 bulan, kebosanan datang
  • Kalau mau sukses ngeblog, wajib pakai SEO (kata pakar atau yang mengaku pakar) ==> ikuti semua kelas SEO, belajar, kemudian terapkan di blog, tidak peduli tema blog sebenarnya untuk curhat kekesalan hati dan bercerita tentang pengalaman hidup

Mirip kan?

Godaan bukan hanya ada di dunia nyata, tetapi dalam perjalanan kehidupan seorang blogger pun, banyak sekali godaan yang terus membujuk untuk berubah.

Tahu kenapa? Ya karena blogger masih manusia. Tidak akan bisa lepas dari berbagai keinginan yang timbul dari melihat, mendengar, dan berinteraksi dengan blogger lain.

Padahal, tidak selamanya rumput tetangga lebih hijau. Kadang juga banyak ulatnya, banyak hama, dan baru ditanam. Yang membuatnya hijau mungkin karena kita sebelumnya tidak pernah melihatnya.

Menghadapi situasi yang seperti ini, ada baiknya

  • berpikir lebih dalam, apakah memang yang kita lihat memang lebih baik dari yang kita punya. Beri tambahan waktu untuk berpikir
  • pertimbangkan apakah memang ‘yang terlihat bagus’ itu akan sesuai jika diterapkan pada blog kita. Baju yang dipakai Syahrini belum tentu cocok bagi orang yang punya postur berbeda
  • pertanyakan apakah dengan meniru orang lain, maka hal itu membantu kita, sebagai blogger, mencapai tujuan dan target yang ditetapkan

Dengan begitu, kalaupun memang kita harus melakukan perubahan dan meniru jalan orang lain, hal itu dilakukan dengan pertimbangan dan berdasarkan kebutuhan diri sendiri. Bukan sekedar karena ingin menjadi orang lain.

Sun Tzu, seorang filsuf Cina puluhan abad yang lalu mengatakan sesuatu yang pantas dipikirkan kalau menghadapi berbagai godaan ini. “Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kamu akan memenangkan 1000 pertempuran”.

Selalu coba melihat ke diri sendiri dulu, untuk mengenali, kebutuhan, target, kemampuan yang ada. Bukan hanya sekedar menuruti sesuatu berdasarkan keinginan. Hal itu biasanya membantu memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang godaan saja.

Dan, saya bisa mengatakan ini karena saya sudah pernah mengalami semua yang ditulis di atas. Di masa depan pun, godaan yang sama masih akan terus berdatangan dalam kehidupan saya (dan Anda tentunya).

Mau tahu kenapa? Karena saya (dan Anda) belum purna tugas sebagai manusia. Sama seperti kawan saat membaca tulisan ini. ‘Mungkin’ kalau sudah selesai jadi manusia, godaan itu tidak ada.

MUNGKIN yah, saya tidak bisa memastikan karena saya masih manusia sampai saat menulis posting ini.

30 thoughts on “Karena Masih Manusia, Blogger Menghadapi Banyak Godaan”

  1. Godaan itu bakal selalu ada πŸ˜†πŸ˜† Tp biasanya makin berat buat orang yg masih berjuang menemukan ‘suara’ sendiri. Karena butuh banyak trial dan error buat meyakinkan mana yg cocok buat diri sendiri n bukannya sebatas ikut2an orang. Nah masalahnya ada orang yg trial error ny lamaaa, ada jg yg lngsng bs memutuskan tnpa terpengaruh orang lain..
    Oiya, aku pernh baca juga dibuku Mark Manson, masa bodo dg orang lain πŸ˜†πŸ˜† easy to said, tp prakteknya akan ttp penuh godaan. Hehehe..

    Reply
    • Iyah… mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Hahahaha Namanya juga manusia, makhluk sosial. Untuk mengacuhkan orang lain itu tidak mudah karena kita membutuhkan manusia lain untuk hidup.

      An honor didatangi penulis buku seperti Mbak Thessa nih.. Apalagi sampai diberikan komentar seperti ini. Makasih buat insightnya

      Reply
  2. Yaa namanya juga manusia kong, Katenye nggak ada yang sempurna…Tapi keinginan nggak kira2…🀣 🀣 🀣 Kalau kata orang bojong mah kalau belum masuk lobang kubur hajar terus…

    Giliran ditanya tentang bersyukur, Ngakunya mensyukuri apa adannya…Tapi hasrat dan keinginan penuh dikepala.🀣 🀣 🀣

    Jadinya rumput tetangga selalu hijau yee kong….Untung gw udah pasang keramik semua dirumah kong.. Jadi nggak terlalu musingin rumput tetangga.🀣 🀣 πŸ€ͺπŸƒπŸƒπŸƒπŸ’¨

    Dan dunia perblogeran pun yaa tak ubahnya seperti dunia nyata yee kong cuma bentuk dan wujudnya saja yang berbeda…Namun intinya tetap sama.😊😊

    Reply
    • Nah, begitulah kira-kira Kang Ustadz Satria maksudnya. Memang Kang Ustadz Satria orang bijak neh, cuma mau nanya kalau sama yang cantik itu termasuk godaan bukan yah?

      Jangan dikeramik semua atuh Kang itu taman.. tidak ramah lingkungan… 🀣

      Reply
      • Padahal bisa tambah ngiri tuh.. rumput tetangga jadi tambah hijau, lah dia ga punya.. wakakaka

        Tapi setuju sama komen Friska kalau Kang Satria itu lucu. Saya juga ngakak-ngakak bacanya karena lincah dan jenaka banget…

  3. Wah jujur, godaan itu selalu ada mas untuk saya πŸ˜‚

    Kayak sekarang, baca post-post mas Anton secara rapel, jadi tergoda, ah keren nih kalau saya bisa tulis topik soal blogging. Terus habis baca tulisan topik kritis, jadi kepikiran mau kritis juga. Rauwis-uwis, entah kenapa bisa begitu mudah tergoda, yaaaaa πŸ˜†

    Thankfully, saya cukup tau diri dengan kapasitas dan kualitas saya, plus skill saya yang belum matang, jadi akhirnya kembali pada topik yang memang saya bisa tuliskan. Daripada memaksakan diri ikut topik tetangga tapi akhirnya nggak puas dan gagal tayang πŸ™ˆ Wk.

    Reply
    • Pasti adalah, saya sendiri terkadang juga merasakan ingin ini dan itu. Namanya juga manusia, wajar saja sih kalau sesekali agak tergoda untuk meniri orang lain.

      Itu betul sekali Eno, pada akhirnya saya juga kembali melihat ke diri sendiri, apakah saya memiliki kemampuan untuk itu atau tidak. Seringnya sih, saya mengabaikan godaan itu. Daripada malah amburadul ga keruan…

      Reply
  4. Memang harus bijak meladeni godaan yang ada ya, Mas. Tapi kalau menurutku, berkarya dalam bentuk apapun itu yang penting harus dari hati, termasuk blogging. Plus, be yourself aja. Apalagi kalau menjadi personal blogger tuh kayaknya malah aneh yaa dikit-dikit mencoba meniru blogger lain *i’ve learned my lesson XD*

    Saya juga pernah dengar sebuah quote yang mengatakan warna hijau saja banyak shades-nya, jadi apakah iya rumput tetangga selalu lebih hijau? πŸ˜€

    Reply
    • Nah, itu bener banget, cuma jadi be yourself itu juga tidak semudah yang dibayangkan..🀣🀣🀣 O ya. Jane pernah mencoba “meniru” blogger lain, sharing di blognya dong.

      Biasanya sih tidak… hahaha cuma karena biasalah manusia, kalau melihat sesuatu yang baru pasti excited, jadi keliatannya lebih bagus dan lebih baik. Itu saja sih

      Reply
  5. Pak Anton, untuk beberapa pertanyaan yang pak Anton ajukan di blogku, kenapa ya aku susah jawabnya… hehehehe…lebih ke bingung.

    apakah itu artinya aku belum benar-benar mengenal diri sendiri? hiks..

    lalu gimana caranya biar setidaknya selangkah lebih baik mengenal diri sendiri.
    kenapa ya kalo menyoal maunya diri sendiri itu apa, bingung jadinya.. apakah karena terlalu banyak keinginan?terlalu mudah terpengaruh orang lain?

    Reply
    • Ady.. kok nanya saya? hahahahah.. Sometimes, karena terlalu banyak pilihan, maka lahir juga terlalu banyak keinginan. Makanya saya pakai si Sun Tzu karena filosofinya memang benar banget. Keinginan-keinginan kita menutupi penilaian logis kita dan akhirnya seperti kabut. Kita ga bisa melihat jelas.

      Bagaimana kalau Ady ambil kertas. Pulpen juga yah. Tuliskan saja keinginan apa saja yang Ady inginkan sebagai blogger, mulai dari yang “kecil” sampai yang besar. Ga usah diposting tapinya hanya buat Ady sendiri. Terus lihat kembali blog-blog kamu dan lihat apakah keinginan-keinginan itu bisa diwujudkan dari blog-blogmu.

      Kalau merasa keinginannya terlalu banyak, trimming down. Pilih keinginan yang paling ingin dicapai. 1-2 saja. Coba refleksikan keinginan itu di blog. Lalu pegang prinsip itu dan yang tidak sesuai dengan itu, abaikan.

      Selalu ada banyak godaan Dy, tapi kalau Ady tahu jalan yang mau ditempuh, kita punya pegangan untuk mengabaikan yang tidak perlu dan fokus pada yang sudah ditetapkan.

      Saya dulu membuat “belasan” atau puluhan kata terkait blog yang saya coretkan di potongan kertas, lalu saya tempelkan di dinding. Dari situ saya baca ulang satu persatu dan kemudian merenung/berpikir, lalu mempertanyakan “Apakah saya memang menginginkan/butuh hal itu”. Pada akhirnya saya memilah banyak hal yang memang saya butuh dan inginkan terkait blog. Sisanya saya buang.

      Berdasarkan hasil perenungan itulah, saya mengelola blog sekarang, setelah saya memutuskan jalan yang dipilih.

      Kalau kata orang namanya Mind Mapping, agar berbagai pemikiran yang ruwet di kepala bisa terlihat dan kemudian diorganisir. Cara seperti ini masih sering saya lakukan, biasanya di akhir tahun untuk mengintrospeksi diri dan mengevaluasi.

      Mungkin Ady punya cara lain, tetapi pengalaman saya cara ini efektif dalam mencoba menemukan diri sendiri.

      Reply
  6. Aku jadi ingat teman blogger lain yang bilang, daripada musingin rumput tetangga lebih hijau, lebih baik rawat rumput rumah sendiri biar jadi lebih hijau dan asri hihihi

    Thanks for your thought mas Anton πŸ™πŸ™πŸ™

    oia tapi menurutku kalo ada yang bisa dicomot supaya rumput kita jadi lebih baik gpp juga sihhh. Istilahnya ngikutin tips and trik dari tetangga untuk ngerawat rumputnya hihhi

    Reply
    • Pertama jangan comot rumput tetangga, hahahaha bisa jadi masalah atuh Fris. Bisa ribut ma tetangga tuh. Bener banget daripada musingin orang lain, mending fokus sama diri ndiri….

      Kalau saya kalau mau rumput saya lebih baik, saya datangkan tukang taman sekalian ajah.. wakakakak…Kayaknya enakan bahas soal rumput yah..:-P πŸ˜› Setuju bahwa terkadang kita bisa melongok ke rumah tetangga, dan terus nanya, gimana caranya merawat rumput yang baik dan benar.. #haa rumput lagi yah ujungnya

      Reply
      • Eh iya bener juga! Kalo maen comot rumput tetangga, ntar diamukin yaak hihihi

        ide bagus, biar tukang taman aja yang urus, kita tinggal bayar dan nikmatin keindahan rumputnya yak hihihi

        ada apa yak dengan rumput…diomongin terus nih! Ntr jangan-jangan harga rumput jadi melambung mas Anton πŸ˜‚πŸ˜‚

      • Bagus kan kalau harga rumput melambung.. hahaha banyak orang jadi kaya dan ekonomi bisa pulih.. wakakak #ngimpi

        Bakalan banyak taman yang botak karena rumputnya dicomotin dan dijual tuh

        makasih dah ngajak ketawa Fris.. πŸ˜†

      • Hahaha kayanya belum pernah denger ya kita tukang rumput jadi orang kaya hihihi

        Aduh lucu banget taman jadi botak karena dicuri rumputnyaa 🀣🀣🀣

      • Nah… kalau Friska sudah menemukan tukang rumput kaya, kasih tau saya. Soalnya kalau sudah kaya, rasanya sih mana mau dia jadi tukang rumput.. Iya ga sih…

        🀣🀣🀣🀣

      • Mana tau tukang rumput kaya itu mempekerjakan banyak tukang rumput sewaan gitu mas Anton
        Jadi dia ttp ongkang2 kaki aja
        Yang di on site karyawannya
        Hihihi

  7. Aku bangettttt hahahahha. Tapi sbnrnya rumput tetangga yg paling aku iriin bukan yg berkaitan dgn blog sih. Tapi hal2 lain… Contohnya para suhu2 traveling yg pengalaman jalannya sudah sampe di angka 50++, kalo jalan2pun naik kelas bisnis ato kls satu :D. Itu sumpah bikin iri hahahaha, belum lagi foto2nya di medsos cetar membahana dan menghasilkan ribuan likes. Aku masih positif thinking itu likes beneran .

    Tapi pas sedang waras, ya dipikir2, ga bakal abis2 itu :p. Mau sampe kapan nyabutin rumput orang lain. Mendingan aku bersih2 di halaman sendiri, biar setidaknya walo ga secantik rumput di halaman orang, tapi bisa nyaman dan bikin tenang :D. Yg bikin aku bisa LBH “ikhlas” ngeliatnya, namanya rezeki yaa. Itu udah rezeki dia mungkin. Usaha dia utk bisa mencapai itu ga gampang. Mungkin aku kurang usaha. Yg terpenting, kalo udh soal rezeki, itu gak prerogatifnya Tuhan. Tugasku cm usaha dan doa :D. Kali aja ntr dibukain jalan bisa kayak suhu traveler yg udh punya nama :D.

    Reply
    • Fannyyyy….

      Kalau liat ke atas terus kamu bisa nggak liat itu fans kamu banyaknya udah seperti apa. Nggak tau apa kalau fansmu nungguin celotehan kamu? 😁😁😁😁

      Bayangin ajah, fans yang lain nungguin tulisan baru keluar, ini mah sampe komentar aja ditungguin. Iya kan?

      Kalau ngeliat terus ke atas, kitanya kesandung Fan. Bagusan persis yang kata kamu bilang, rawat sendiri apa yang kita punya. Daripada sibuk melototin rumput orang, mending melototin cewek cantik saya mah.. hahaha

      Kupikir, mungkin Fanny sudah saatnya berhenti melihat ke atas. Bukan apa-apa, karena sebenarnya kamu sudah di atas dan sama dengan mereka. Cuma karena sibuk memperhatikan orang, kamu nggak merhatiin mereka yang ngefans..

      Kupikir, bukan jumlah yang menentukan Fan (walau mungkin untuk kepuasan pribadi berlaku). Kadang yang terlihat hebat dan wah, juga tidak seperti itu aslinya.

      Be proud of yourself Fan. Kamu itu idola banyak orang… Makanya ada Award untuk kamu dan saya luar biasa sepakat karena saya sendiri seneng baca tulisan dan komentarmu *biar kadang cuma baca doang* .. Jangan marah ya Fan…hahahahaha

      Reply
  8. Minta suami cari kreditan itu bukaaannn saya banget.
    Saya malah sampai detik ini suka jungkir balik ga karuan ya karena saya nggak suka kalau suami mengentengkan hutang.

    Kagak punya barang mewah juga ga masalah, yang penting ga ada hutang, duuhhh itu surga banget nget deh.

    Btw, akoh tak maoooo lagi ganti template, atuh maaakk capeeekkkk utak atiknya.

    Pokoknya, mau beli template mihil kek, murah kek, gretongan kek, syamaaahh aja, kudu utak atik sendiri, ataauuu siapin duit, lalu suruh orang begini begitukan hahaha.

    Itu template saya, sampai detik ini masih banyaaakk banget yang kurang, apalagi yang parenting, banyak banget yang ga saya sukai dan memang kurang, mau utak atik belom ada waktu.

    Padahal keduanya premium dong, ckckckck.

    Kalau godaan ngeblog kayaknya saya cuman timbul rasa pengen aja, ujung-ujungnya ya tergantung batas kemampuan saya, dan nggak terlalu merasa terbebani dengan punyanya orang sih.

    Dulu waktu awal ngeblog memang persisss kek Bapak tulis itu.
    Liat si ini punya ini, saya pengen.
    Si itu punya itu, saya pengen.
    Orang ikut lomba blog saya ikuuutt.
    pokoknya semuanya.

    Setelah mau 3 tahunan ini, saya udah nggak terlalu banyak mengikuti sih, yang saya ikuti cuman kata hati dan kemampuan aja, entah udah mulai bijak, atau mamak Rey, syapekkk hahahaha

    Reply
    • Yang jelas, semakin tua Rey dan untungnya biasanya semakin tua, ada perubahan dalam diri kita menjadi agak sedikit lebih bijak.. tapi nggak banyak.. wakakakaka

      Yup yang seperti ini memang bagian dari sebuah perjalanan kok Rey dan wajar saja kalau pernah mengalami seperti itu..

      Reply
  9. Mungkin kalau dijadikan motivasi lebih baik ya mas.
    Tapi kalo sudah sampai memaksakan untuk punya yg sama bahkan lebih seperti punya orang lain padahal kemampuannya belum sampai ya malah kasihan diri sendiri.

    Padahal bisa jadi orang yg kita lihat itu aslinya juga memaksakan diri dan kepayahan. Duhh

    Tapi aku sering sih kalau lihat orang lain sudah terlihat sukses jadi balik lihat diri sendiri. Kok aku belum yaa.
    Ya untungnya aku ga sampe berani memaksakan diri sih, makanya tetep seginiΒ² aja. πŸ˜€

    Reply
    • Bisa, tergantung orangnya tapinya. Tidak semua bisa merubah keinginan menjadi motivasi. Lebih banyak yang terjebak dalam kubangan “keinginan” saja..

      Iyah, karena biasanya orang hanya melihat kulit, luarnya saja, jarang yang bisa atau mau melihat lebih dalam. Mungkin kalau melihat, mereka akan melihat sesuatu yang sama dengan dirinya.

      Hahaha.. selama dikau enjoy, kenapa tidak, iya kan Anggun?

      Reply

Leave a Reply to Reyne Raea Cancel reply