Selamat Pagi Kawan MM!
Merubah pikiran orang itu tidak mudah. Sering butuh waktu bertahun-tahun sebelum orang itu bersedia menerima secara sukarela pandangan kita dan melihat ada sisi “manfaat” dan kebenaran di dalamnya.
Sebuah hal yang wajar karena setiap orang memiliki “keyakinan” yang berbeda tentang bagaimana hidupnya harus dijalani. Bahkan, antara orangtua dan anak sekalipun, yang seperti ini tidak bisa dipaksakan.
Sudah setidaknya 2 tahun terakhir, saya mengatakan kepada si Kribo, putra kesayangan saya, bahwa ia sudah harus membuat sebuah website untuk dirinya, menjadi blogger. Padahal, saya tahu passionnya ada di fotografi dan bukan bidang tulis menulis. Ia lebih suka memotret dibandingkan menulis. Bahkan, ia sudah memutuskan jalan ingin menjadi seorang fotografer profesional suatu waktu (dan bahkan sudah memulainya dengan menerima orderan kecil-kecilan).
Tidak heran ia terlihat sekali enggan menerima pandangan tersebut. Sesuatu yang tidak bisa saya paksakan. Bagaimanapun, itu adalah kehidupannya, bukan kehidupan saya dan memang sudah seharusnya, ia yang paling berhak memutuskan jalan yang menurutnya terbaik.
Meskipun demikian, sebagai seorang bapak, saya harus memperlihatkan kepadanya “dunia”.
Saya memandang bahwa untuk menjadi seorang fotografer pro di masa datang, tidak bisa lagi sekedar mengandalkan skill memotret saja. Ia akan butuh kemampuan berbisnis, mempromosikan diri, mengkomunikasikan sesuatu, dan banyak lagi lainnya.
Kemampuan memotret hanya satu dari beberapa skill lain yang dibutuhkan untuk menjadi seorang “pro” di bidangnya. Tidak mungkin ia bisa mendapatkan orderan kalau hanya menunggu dan mengandalkan pada kemampuannya memotret. Persaingan di masa sekarang begitu keras, sehingga seseorang harus memiliki beberapa skill sekaligus untuk bisa berkembang lebih jauh.
Dan, salah satu hal yang diperlukan adalah membangun “branding” serta harus berusaha untuk memperkenalkan diri sendiri ke dunia luar. Ia harus membangun portofolionya sendiri dan memperlihatkan kepada sebanyak mungkin orang tentang “kemampuannya” di bidang fotografi. Hanya dengan begitu, “bisnis” nya akan berkembang.
Itulah mengapa saya terus berusaha mengajaknya membuat sebuah website dan menjadi blogger.
Pada saat ini, si Kribo memang belum 100% terjun sebagai seorang pro. Ia masih kuliah di tingkat pertama. Masih butuh beberapa tahun lagi sebelum ia bisa secara total terjun ke dunia yang dikehendakinya.
Oleh karena itulah, saya berpikir, daripada ia terlalu terfokus pada mengejar “orderan”, saya ingin ia membangun “branding” dulu, memperkenalkan dirinya sendiri ke dunia luar. Pembentukan citra akan butuh waktu lumayan lama dan ia bisa memanfaatkan waktu di masa kuliahnya untuk membangun itu, sehingga saat ia lulus, branding itu sudah ada dan terbentuk. Pasar pengguna jasanya pun mungkin sudah tersedia.
Untuk itu, tidak ada yang lebih baik dibandingkan memiliki sebuah blog/website sendiri. Dengan begitu ia bisa memperlihatkan semua hasil karyanya, memiliki “toko” sendiri dan bukan numpang di FB atau Insta. Ia bisa mulai membranding diri sendiri.
Tidak mudah sekali berhadapan dengan seorang millenial yang percaya pada kesaktian media sosial, seperti Instagram.
Butuh puluhan kali diskusi, tidak sedikit penjelasan panjang lebar tentang marketing dan promosi, teori bisnis, pemasaran. Itupun masih hanya membuatnya sekedar mengatakan, “Iya sih pak”, tanpa ada action dan keinginan nyata untuk melakukannya.
Bahkan, setelah diberi contoh blog bapaknya yang tentang fotografi saja bisa mendatangkan ratusan pengunjung walau tidak diurus dengan baik, ia masih kurang yakin tentang hal itu.
Sama sekali bukan hal yang mudah.
Sampai, pada akhir tahun lalu, saya bisa memberikannya sebuah “bukti”. Bukan sekedar teori. Bukti yang terkait langsung dengan tujuannya menjadi profesional di bidang fotografi. Bukti yang dirasakannya langsung dan bukan sesuatu yang sebenarnya selama ini sudah dia rasakan secara tidak sadar (seperti laptop, jajan, dan lainnya).
Saya memberinya “order”.
Pengerjaan sebuah website toko sepatu memerlukan banyak sekali foto produk.
Meskipun saya sebenarnya bisa mengerjakannya, tetapi saya memutuskan untuk menyerahkannya kepadanya. Semua pemotretan produk diserahkan kepada dirinya dan temannya.
Bayarannya dua kali lipat dari yang biasa ia dapatkan dari mengerjakan orderan sejenis dari pihak lain.
Barulah di sana ia bisa melihat bagaimana hasil dari kerja sebuah website/blog dan keuntungan yang bisa diraih. Keuntungan yang tidak mengganggu prioritas utamanya menjadi fotografer dan bahkan akan menunjang dirinya mencapai tujuannya.
Apalagi, kemudian, ia mendengarkan sendiri tentang beberapa pekerjaan lain yang mungkin hadir setelah proyek yang satu ini diselesaikan. Peluang itu semakin terbuka.
Ia mulai menyadari manfaat website. Berbagai penjelasan selama ini yang diberikan bapaknya, mulai tergambar dengan jelas di kepalanya.
Pada, akhirnya, sekitar 2-3 minggu lalu, ia berkata, “Pak, ajarin bikin website dong?”.
Sesuatu yang dengan senang hati saya lakukan dan saat itu juga, saya mulai mengajarkan pembuatan website berbasis WordPress Self Hosted. Bukan Blogspot karena keterbatasan yang dimilikinya hanya akan menjadi penghambat di masa datang.
Namanya anak millenial yang setiap hari berurusan dengan gadget, tidak butuh waktu lama baginya. Ia hanya belajar teori satu kali dan kemudian saya menyuruhnya untuk mulai mendesain sendiri websitenya. Ia hanya bertanya kalau menemukan kesulitan saja.
Semalam saya melihat websitenya sudah hampir jadi. Hanya butuh sedikit perbaikan dalam hal layout dan caranya menampilkan portofolionya. Di sana terlihat juga ada “blog” yang akan dipakainya untuk menulis.
Konsep yang dipakainya, sama dengan yang saya ajarkan sejak dua tahun terakhir untuk menjangkau sebanyak mungkin calon pengguna jasa.
Ia akan segera menjadi seorang blogger, seorang webmaster.
Gembira? Jelas dong. Bukan sekedar karena berhasil nambah 1 blogger lagi ke dunia, tetapi karena
- putra semata wayang kami akan punya tambahan skill lagi, membuat website
- ia akan memiliki skill menulis (kalau ia rajin dan rutin berlatih menulis)
- ia akan belajar mempromosikan dirinya
Intinya, putra kesayangan kami akan menambah skill lain bagi dirinya, yang tentunya bisa bermanfaat bagi kehidupannya di masa datang.
Tentu, berarti kerja tambahan lagi untuk saya, bapaknya. Ketertarikannya berarti saya harus mengajarkan tentang cara menulis, mengelola website, dan yang pasti mengajarkan kepadanya kata “konsisten”. Pasti akan butuh waktu lama, butuh waktu puluhan diskusi dan penjelasan lagi.
Tidak akan mudah, tetapi bukan masalah besar. Toh, saya sudah pernah melakukannya ketika mengajarkan fotografi dan banyak hal lain kepadanya.
Saat websitenya selesai, saya akan memperkenalkan kepada Kawan MM namanya. Sebagai seorang bapak yang bangga, bukan sekedar blogger yang bangga karena melahirkan blogger baru.
Waaaah keren mas Kribo, nggak sabar lihat blognya 😁
Mas Kribo mungkin belum menyadari fakta bahwa bapak gorillanya salah satu master bloggers, dan terkenal hehehehehehe. Semangat mas Kribo, semoga nanti bisa rajin update, penasaran akan seperti apa karyanya 😍
Wadaaawww.. terkenal dan master blogger… keberatan.. nggak ku ku dah..
Mudah-mudahan saja dia bisa konsisten yah Eno.. makasih wat doanya…
Yay! Aku turut bahagia karena Kribo sebentar lagi akan debut 😁 dan tentunya nggak sabar ingin membaca tulisannya serta melihat karyanya 😁. Yay! Bertambah 1 lagi calon teman blogger 🙈.
Kak Anton pasti bangga sekaliii!! Congrats Kak! 🥳
Iyaahhh doongg.. namanya bapak… hahahahahahhaah tetep ajah bangga dengan sekecil apapun pencapaian anaknya..
Makasih ya Lia ….
Keeereeeennnnnn….. aslinya pak!
semua yang pak Anton tulis disini adalah benar adanya.
dan memang, memiliki website sendiri,apalagi dengan domain name yang udah .com atau .id misalnya, kredibilitasnya udah beda, udah terlihat profesional.
Tapi mungkin untuk millenial sekarang, yang memang lebih suka kemudahan dan ‘keramaian’, mungkin proses brandingnya bisa dimulai dengan menseriusi Instagramnya.
bikin akun IG yang memang untuk portfolio fotografinya, ada jg yang untuk personal tapi masih ngebranding mengenai passionnya di fotografi.
Karena banyak temenku yang awalnya instagrammer (main instagram doang dan aktif di komunitas offline-nya) sekarang udah dapet job dimana-mana dgn value yang ga main-main lagi.
Tapi memang, punya website dan blog itu semacam prime-nya pak, kalo bisa dan mau bikin, it’s really awesome!
Ditunggu launching web anaknya, pak..
*kyknya seru jg punya bapak kayak pak Anton, hehe…
Betul Ady…. Memang kalau diseriusi, Instagram pun bisa berperan besar sekali dalam branding. Itu juga yang mau saya coba ajarkan ke dia.
MUdah-mudahan saja dia bisa konsisten dengan dunianya. Maklum juga anak millenial itu kadang angot angotan…
*Belum tau dikau apa yang dikatakan anakku terhadap bapaknya.. Yang jelas bukan “seru”.. wakakakaka
Waahh Kribo punya blog…Apaan nama blognya kong…Biar gw bisa pindah tempat buat komen-komenan….Kan gw seumuran sama kribo..🤪🤪🤪🤪
Yaa benar juga kata dirimu kong…Meski kribo hobi photografer bukan berarti blog tidak penting. Karena nantinya pasti akan ada suatu moment yang memang harus dituliskan atau dipromosikan dengan sebuah tulisan.😊😊
Yaa sebenarnya kribo tak meski membuat blog baru lagi sih, Kan ada blog buatan bapaknya yang tentang photografer itu saja tinggal dirapikan sesuai yang ia mau….Toh nantinya juga blog ente bakal ia yang mewarisinya semuanya.😊😊
Tetapi intinya kembali kepada dirimu dan kribo. Pilih saja sesuai apa yang diinginkan agar semuanya bukan menjadi beban.😊😊
Sedang diset Kangmas Tong Satria.. Belum bisa diakses. Namanya Kaladeepa.
Sudah ditawarkan, tetapi rupanya, si Kribo punya pemikiran lain dalam hal ini. Jadi, saya bebaskan dia memilih jalannya sendiri dan tetap mendukungnya. Yah, dipikir-pikir gaya keras kepalanya sendiri itu mirip banget sama seseorang..
Bapaknya sendiri…:-P
asekkk aku ikutan seneng dong
abang kribo udah mulai belajar hal hal soal per-bloggingan dari masternya heheh, alias bapaknya sendiri
ntar ahh nunggu launch perdana nya
Wakakakaka.. master atau mister neh.. ngeledek ajah..
Makasih Nun ikutan senang.. hahaha ntar katanya abis UAS selesai dulu baru launching
Komentar kelima hari ini di blog MM. Diiringi suara hujan lebat di luar, saya putuskan untuk nyepam komentar di blog ini. Apalagi memang ada puluhan artikel yang belum saya baca, jadi sekalian saja.
Rupanya artikel ini juga sumber artikel sesudahnya soal punya bapak seperti Pak Anton. Akhirnya Kribo berhasil dicuci otak sama Pak Anton, wkwk.
Selamat pak, dan selamar juga buat Kribo. Selamat datang di dunia blogger.
Haduh Nisa.. semoga cepat reda dan banjirnya cepat surut ya.. Ikut prihatin dan hanya bisa bantu berdoa.
Iyah, Nisa pasti sibuk dan lama ga ke sini, makanya pasti banyak yang belum dibaca.
Hahaha… makasih sambutannya tante Nisa, wakilin si Kribo menjawab..