Bagaimana Saya Mengatur Waktu Untuk Ngeblog ?

Selamat Malam Kawan MM!

Saya punya 14 blog.

Pernyataan itu sekedar mengungkapkan fakta saja. Memang kenyataannya, sampai sekarang saya memiliki 14 buah blog (berbasis WordPress Self Hosted) yang saya sebut sebagai Lovely Bogor Network *biar terlihat keren dikit*.

Saya bukan full time blogger atau blogger purna waktu.

Ini juga sekedar fakta juga. Saya ungkapkan karena mungkin ada yang mengira saya seorang full time blogger karena bisa memiliki blog sebanyak itu, seperti yang pernah dikatakan Bang Martin Karakabu, kawan blogger dari Tanah Papua. Ia pernah mengira saya adalah seseorang yang sudah menggantungkan penghidupan pada blog-blog tersebut.

Toh, tidak ada larangan seseorang untuk punya banyak blog meski bukan full time blogger, iya kan?

Bagaimana Saya Mengatur Waktu Untuk Ngeblog ?

Kok bisa ngurus 14 blog itu?

Menggoda sekali sebenarnya kesempatan yang ada di depan mata terkait pertanyaan dari Bang Martin tadi.

Apalagi, saya juga sudah membaca banyak komentar dari sesama blogger tentang saya dan ke-14 blog itu. Kebanyakan memandang saya sebagai “hebat” bisa mengurus kesemua blog itu dan bahkan mengundang Bang Martin bertanya tentang cara saya mengatur waktu.

Saya hanya perlu memakai topeng pakar blogging atau setidaknya master blogger yang menyampaikan ceramah. Saya bisa terlihat keren sekali. Kesempatan melakukan pencitraan sebagai seorang ahli di bidangnya. Bahkan, mungkin saya bisa terlihat sebagai blogger “super”.

Tapi…

Saya memilih untuk bertanya balik, “Siapa yang bilang bisa?”

Terus terang di belakang layar, saya benar-benar pontang panting dan ngos-ngosan untuk mengurus semua blog itu. Engap-engapan kayak ikan tanpa air. Itupun ternyata masih belum cukup untuk membuat semua blog berjalan sesuai dengan rencananya.

Serius. Tidak kelihatan memang, tetapi kenyataannya demikian.

Memang, kalau patokan/kriteria “bisa ngurus” itu sekedar blog itu hidup dan kedatangan pengunjung, maka saya memang bisa melakukan itu. Ke-14 blog itu memang setiap hari tidak pernah tidak dihadiri pembaca.

Ada yang ribuan perhari, ada yang ratusan, tapi juga ada yang hanya belasan. Tetapi, kalau menurut data statistik, kesemua blog itu hidup dan ada pembacanya. Mayoritas sih mendapatkannya melalui mesin pencari, cuma Blog MM dan Si Anton yang kebanyakan berupa direct traffic.

Namun, kalau kriterianya bergeser sedikit bahwa semua blog itu diupdate secara rutin, ya kurang tepat.

Saat ini, karena pada bulan Juli/Agustus yang lalu saya baru memigrasikan 6-7 blog dari Blogspot ke WordPress Self Hosted, saya terpaksa “mengorbankan” beberapa blog dengan tidak mengupdate secara rutin. Saya mau fokus dulu memperbaiki performa blog yang dimigrasi karena terjadi penurunan trafik dan perlu mendapat perhatian khusus.

Contohnya saja, Lovely Bogor, karena pengunjungnya sudah ribuan perhari, saya agak melonggarkan waktu penerbitan tulisan baru. Begitu juga dengan blog Fotografi yang karena pengunjungnya lumayan, saya tunda mengupdatenya.

Waktunya, saya pakai untuk fokus pada 3-4 blog yang dimigrasikan, setidaknya sampai dengan akhir tahun 2020 ini, fokus masih akan dicurahkan ke blog-blog ini.

Bukan berarti blog yang lain tidak diurus karena saya masih tetap rutin membersihkan spam dan update fitur-fiturnya sesuai perkembangan WordPress. Saya hanya mengurangi penerbitan tulisan sampai batas sangat minimum.

Ini sendiri pertanda bahwa saya sedang menghadapi “masalah” terkait keterbatasan waktu.

Jadi, saya luruskan dulu yah. Semua blog memang hidup dan “terurus”, tetapi tidak selalu diupdate secara rutin. Memang, beberapa minggu yang lalu, saya menerbitkan 1-2 tulisan di sebagian besar blog, sekedar memberi tanda bahwa “blog ini hidup loh”, tetapi tidak rutin.

Masih terkendala pada masalah “waktu” yang sedang coba dipecahkan.

I am just an ordinary human being after all. Bukan orang super.

Bagaimana saya mengatur waktu (untuk ngeblog)?

Ini merupakan sekedar rangkuman dari perjalanan saya sebagai blogger.

Boleh dianggap tips, boleh juga dianggap angin lalu dan dibuang ke tempat sampah. Lagi pula, setiap orang ritme kehidupannya pasti berbeda, jadi apa yang diceritakan di bawah tidak berarti bisa dipakai untuk setiap orang. Setiap blogger pasti punya ritme kehidupan yang berbeda.

Bagi saya sendiri dalam mengatur waktu, intinya ada pada dua kata, yaitu

  • skala prioritas
  • pengorbanan

Untuk melihat gambaran secara lengkap, ada baiknya juga melihat dulu beberapa data terkait dengan pemakaian waktu saya setiap hari.

Data :

  • saya karyawan di sebuah kantor perusahaan asing yang bergerak di bidang trading tekstil (garmen dan kain) yang berlokasi di wilayah Jakarta Pusat. Rumah saya berada di Bogor, sekitar 50-60 kilometer dari kantor
  • untuk pulang pergi (PP) antara rumah dan kantor, saya menggunakan sepeda motor + kereta (Commuter Line – CL) + berjalan kaki. Dari rumah pakai sepeda motor ke stasiun, dan dilanjutkan dengan kereta ke Jakarta, dan berjalan kaki ke kantor, dan sebaliknya
  • saya berangkat kerja setiap hari pukul 05.45/06.00 dan kembali ke rumah sekitar pukul 19.00 (kalau pekerjaan normal dan sayangnya terkadang lebih lambat)
  • waktu perjalanan PP rumah dan kantor berkisar 3 1/2 jam – 4 jam, kadang tergantung nasib apakah keretanya mogok atau tidak
  • Sabtu/Minggu libur ke kantor
  • O ya, saya juga sudah berkeluarga, punya istri dan seorang anak yang biasa saya panggil sebagai si Kribo (karena memang rambutnya seperti brokoli) dan juga jangan lupa saya seorang manusia biasa yang tetap butuh istirahat dan berkumpul bersama keluarga juga

Yang mana waktu ngeblog saya?

Pasti sudah tahu dong kira-kira , apalagi kalau sudah membaca tulisan-tulisan lama blog MM. Di dalam tulisan-tulisan itu sudah disebutkan sebenarnya, hanya tidak secara runtut.

Tapi, bagi yang ingin tahu, jawabannya seperti di bawah ini :

Sepulang kerja : sesampai di rumah jam 19.00, tentunya saya perlu mandi, istirahat, makan, dan lainnya. Jadi tidak mungkin saya langsung ngeblog. Saya memulainya rata-rata pukul 20.00 sampai saya merasa capek. Biasanya sesi ini berakhir antara 22.30 – 23.00 .

Kalau keesokan harinya libur, biasanya saya terus sampai jam 01.00-02.00. Pernah sampai 04.30 karena server kena hack.

Waktu idle (dalam perjalanan) : 3 1/2 – 4 jam setiap hari yang dihabiskan dalam perjalanan. Tiga jam di antaranya, yaitu saat menunggu kereta datang dan di dalam kereta.

Selama itu tidak banyak yang bisa dilakukan. Sebagian orang memilih tidur, sebagian lagi menonton youtube, saya memilih untuk blogwalking (BW), mencari ide, membaca website referensi, dan segala sesuatu berkaitan dengan ngeblog.

Dulu bahkan saya menulis di atas kereta menggunakan tablet, tetapi karena tingkat kepadatan Commuter Line semakin tinggi, akhirnya tidak bisa lagi. Jadi, saya hanya bisa memanfaatkan untuk membaca dan mencatat ide, membuat kerangka dasar tulisan.

Istirahat kantor/waktu senggang : biasanya, saya datang terlalu pagi, sekitar 15-20 menit, kalau pekerjaan tidak terlalu banyak, saya pakai untuk menjawab komentar, atau bahkan menulis beberapa paragraf (atau satu tulisan pendek).

Hal yang sama saya lakukan di jam istirahat. Sebagian untuk makan dan urusan pribadi, sisanya, saya pakai menulis, meski hanya beberapa paragraf.

Hari libur : semua waktunya dipakai ngeblog? Ya nggak juga keles. Istri bisa manyun kalau begitu dan saya bisa tidak dimasakin sebulan. Lebih repot.

Hari libur waktunya biasanya sebagian besar saya habiskan bersama keluarga. Kemanapun mereka mau pergi, baik untuk sekedar makan bersama, atau ke rumah saudara/adik, saya penuhi. Bagaimanapun keluarga merupakan top priority dalam kamus saya.

Namun, biasanya setelah itu waktu saya habiskan untuk ngeblog kalau tidak ada urusan yang lain. Jumlah waktu yang tersedia bisa 2 kali lipat hari biasa.

Saat libur pun kerap saya pergunakan (sebelum masa pandemi) untuk mencari bahan untuk blog Lovely Bogor dan sekaligus menyalurkan kesenangan saya hunting foto.

Bagaimana Saya Mengatur Waktu Untuk Ngeblog ?
Notebook Gift Dari Creameno

Apakah waktu yang ada “cukup”?

Bicara “cukup” itu susah. Apalagi manusia itu punya kecenderungan untuk merasa tidak puas terhadap apa yang dimilikinya. Dan, saya masih manusia juga.

Pertimbangan saya mengatakan tiga opsi terkait cukup tidaknya waktu yang tersedia

  • kalau saya posting sekali setiap bulan : waktunya cukup banget dan bahkan berlebih banyak, tapi saya sulit berkembang dan cenderung menjadi malas
  • kalau posting 2 minggu sekali : pas banget dan saya tidak akan tertekan, tetapi saya tidak punya tantangan untuk terus bergerak maju dan berkembang. Saya mungkin akan tetap stagnan
  • posting sebanyak-banyaknya dalam rentang waktu yang ada : saya akan berada dalam tekanan dan bakalan banyak gagal, jatuh bangun, tetapi saya akan berkembang, belajar lebih banyak dan terus terdorong untuk maju

Saya piih opsi yang terakhir. Entah orang lain pilih yang mana, not my business.

Apa yang saya lakukan untuk setiap waktu yang tersedia?

Tidak ada jadwal tetap dan saya membiarkannya mengalir untuk menghindari kebosanan. Meskipun demikian, pola dasarnya

Waktu sepulang kerja : membuat konten (80%) + mengedit foto atau merapikan catatan di “Gudang Ide” (Kadang juga saya pergunakan untuk mengecek server dan tweaking tampilan)

Waktu idle (perjalanan) + waktu senggang : mencari, mencatat, dan mengembangkan ide (80%), termasuk di antaranya blogwalking

Hari Libur : bervariasi tergantung mood, tetapi seringnya, berburu ide di jalanan, atau menulis. Karena waktunya lebih panjang, saya kerap juga ngebut menulis di hari ini.

Kok bisa ?

Ya, bisa karena skala prioritas dalam kehidupan saya sederhana saja, (selain urusan ibadah yang tidak perlu disebutkan yah), yaitu

  1. Keluarga (segala sesuatu berfokus pada yang satu ini)
  2. Kantor (karena penunjang utama bagi yang nomor 1)
  3. Blog (karena penunjang sampingan bagi yang nomor 1 sekaligus cara saya bersenang-senang)

Saya sudah menyingkirkan banyak kegiatan yang dulu saya sering lakukan (sukai) tetapi tidak menunjang skala prioritas itu, seperti :

  • medsos : pasti ada sisi positifnya, tetapi saya tidak melihatnya memegang peranan penting bagi kehidupan saya, jadi sudah lama saya tidak bermain medsos. Paling kalau sedang iseng ingin tahu kabar teman lama atau keriuhan apa yang sedang terjadi saja baru saya buka FB atau Twitter atau Instagram
  • menonton tv : saya menonton TV sekarang hanya kalau ada acara kesukaan si Yayang. Kok? Ya karena dengan begitu saya bisa menikmatinya berdua dengan orang kesayangan saya, bukan acara TV-nya yang penting, tapi berduanya itu loh. Selebihnya, saya pilih menatap wajah monitor laptop tua saya
  • membaca buku : sudah lama saya kehilangan rasa cinta pada buku dan beralih menjadi kutu internet. Padahal, dulu saya kutu buku banget
  • nongkrong dengan tetangga : dulu bisa sering ngobrol sampai larut malam dengan bapak-bapak tetangga, tetapi lama kelamaan saya tidak melihat terlalu banyak gunanya. Jadi, ya saya kurangi sampai tingkat minimum sekali, sekedar supaya tidak dicap tidak mau bergaul

Sejak awal menjadi blogger, saya sadar tentang keterbatasan waktu yang ada. Oleh karena itu, tentunya, tidak mungkin saya serakah dan mau menikmati semua hal. Jadi, saya pilih satu saja dan kemudian menekuninya.

Tentu saja hal itu berarti saya harus mengorbankan hal-hal yang saya sukai, tetapi itu adalah konsekuensi dari sebuah pilihan. Saya memilih blog dan apapun yang tidak menunjang, saya harus singkirkan. Suka atau tidak suka.

Mana bisa enjoy dengan pengaturan waktu seperti itu ?

Sssshttt…

Kalau Anda punya pikiran seperti itu, sebaiknya simpan saja di dalam kepala dan hati. Tidak usah disampaikan dalam komentar.

Bukan karena yang punya blog MM galak, tetapi karena justru saya kasihan kalau hal itu diungkapkan. Pertanyaan seperti itu menunjukkan sempitnya cara berpikir dan pengetahuan Anda.

Kok? Lha iya. Memang cara untuk “enjoy” itu cuma satu macam, yaitu cara Anda. Ya nggak juga kali.

Setiap orang punya cara untuk menikmati “sesuatu”. Ada blogger yang enjoy dengan menerbitkan 1 artikel setiap tahun, ada yang 3 bulan sekali, ada yang sebulan 1 kali, dan sehari 3 kali.

Semuanya bisa enjoy.

Jika dipikir saya tidak menikmati semua hal yang disebutkan di atas, berarti Anda SALAH.

Saya bukan orang yang suka duduk diam, scroll ponsel cuma sekedar melihat status orang di medsos. Dibandingkan begitu, saya akan memilih ikut kerja bakti atau mengurus tanaman hias.

Juga, saya selalu merasa senang menerima tantangan. Kalau tidak ada tantangan, saya akan menantang diri sendiri. Buat target sendiri dan coba mencapainya.

Saya bisa menikmati proses dan bukan sekedar hasil. Jatuh bangun dan kerja keras itu menyenangkan.

Iya, betul memang saya akui kalau saya engap-engapan, ngos-ngosan, pusing, tapi bukankah sama dengan para penggemar sepakbola? Mereka sering bermain bola bukan karena hadiah. Mereka juga capek, lelah, ngos-ngosan juga, tetapi mereka berbahagia saat bermain.

Begitu juga saya.

Secapek-capeknya saya dalam membuat konten, saya menikmatinya dan berbahagia ketika tulisan itu terbit.

Anda punya cara menikmati blogging? Saya juga. Caranya mungkin berbeda, tapi kita sama-sama menikmatinya kok.

♦♦♦♦

Pertanyaan Bang Martin Karakabu memang sederhana, ” Bagaimana cara mengatur waktu?”

Tetapi, saya pikir jawabannya tidak bisa sederhana. Pengaturan waktu akan tergantung pada ekspektasi atau target yang hendak dicapai. Manajemen waktu adalah pengaturan waktu yang disiapkan agar target itu tercapai, bukan sekedar membagi-bagi 24 jam dalam slot-slot waktu saja.

Oleh karena itulah, saya pikir setiap blogger harus memiliki pengaturan waktu versinya sendiri yang disesuaikan dengan target dan tujuannya ngeblog.

Meniru cara yang saya pergunakan bisa berakibat baik, tetapi bisa berakibat buruk juga. Di dalamnya ada banyak sekali tekanan dan tantangan yang hadir. Belum tentu semua orang siap menghadapinya dan menerima konsekuensinya.

Jadi, kalau boleh saran, temukan pengaturan waktu sesuai ritme dan kebutuhan kawan sendiri.

Saya sudah menemukan cara saya, sekarang giliran Kawan MM menemukan cara sendiri.

Iya nggak?

Tapi, itu saran dari seorang blogger yang keteteran dalam mengupdate ke-14 blognya yah.

Bisa diabaikan kalau mau.

36 thoughts on “Bagaimana Saya Mengatur Waktu Untuk Ngeblog ?”

  1. Saya pernah mengeluh karena jarak dari rumah ke kampus itu memakan waktu kurang lebih 30 menit dengan menggunakan sepeda motor. Pas baca cerita mas Anton, saya malah merasa seperti kurang bersyukur sekali. Apalagi, rute rumah ke kampus itu tidak sepelik rute tempat kerja mas Anton.

    Masalah mengatur waktu, saya juga masih selalu keteteran. Kalau mas Anton membaginya jadi dua kata, saya cukup satu kata saja: prioritas. Karena untuk saya, dalam prioritas pasti selalu ada yang dikorbankan. Jadi ini semacam turunan dari kata kunci prioritas tadi.

    Saya juga percaya dengan ritme. Saya pernah menulis semacam panduan untuk berlari. Salah satu poinnya adalah mencari ritme. Karena dalam lari, semua orang punya ritme. Ada yang cepat, ada yang lambat. Ada yang cepat capek, ada yang lama capek. Saya menganalogikan ini seperti menulis, dalam kasus ini blogging. Ohya, saya belum baca memoar-nya Haruku Murakami, tapi kayaknya metode ini serupa.

    Mungkin, kita hanya perlu mengurangi rasa mengeluh untuk lebih banyak bertindak. Sayapun masih belajar untuk mengurangi sifat pengeluh dalam diri saya.

    Reply
    • Yap, betul sekali bahwa sebenarnya kalau ada skala prioritas, maka di dalamnya terkandung makna pengorbanan. Hanya terkadang orang tidak menyadari hal itu dan berpikir bahwa skala prioritas bisa dijalankan tanpa berkorban. Jadi, saya tegaskan pada item kedua, dimana yang kedua merupakan penegasan tak terpisahkan.

      Betul sekali, ritme tiap orang berbeda. Seharusnya semua orang melihat ke dirinya sendiri tentang ritme yang dikehendakinya dan yang paling sesuai dengan tujuannya. Saya juga belum baca mas, ini mah hanya berdasarkan pengalaman saja.

      Iya mas, kalau kita mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa selain menyusahkan hati sendiri. Saya memilih menjalani dan menikmatinya saja dibandingkan harus mengeluh.

      Makasih mas Rahul untuk kedatangannya dan insightnya… appreciate it..

      #kali ini sepakat saja yah… sanggahan nanti saja di lain tempat wkwkwkwkw

      Reply
      • Iya juga sih, maka dari itu saya tidak lagi berusaha mengerjakan satu hal sekaligus. Tapi dengan menggunakan metode prioritas itu. Memang ada pekerjaan yang tidak selesai, tapi akan lebih banyak lagi kalau waktu hanya digunakan untuk memikirkan mau dikerja yang mana dulu. Kalau kerja sekaligus juga kerjaannya maksimal dan lama.

        Terimakasih kembali mas Anton. Tapi kalau untuk itu, saya pikir tidak semua hal perlu disanggah. Saya tidak ingin terlihat seperti orang yang mencari kesalahan saja. Kalau saya tidak sepakat, bukan berarti tidak suka. Kalau tidak suka malah lebih baik saya diamkan. Happy good day mas Anton

      • Yup, karena biasanya kalau kita terlalu serakah mah, malah tidak bisa jalan semua. Kadang malah kita tidak bisa maksimal, sepakat lagi.

        Don’t worry mas Rahul. Saya tidak otomatis memandang sanggahan sebagai sebuah bentuk ketidaksukaan. Memang ada yang melakukan hal itu demi ketidaksukaan, tetapi biasanya berbeda. Dan, memang betul sekali, tidak selamanya sesuatu harus terus disanggah, hahahahaha.. Cuma kadang memang sifat jahil saya sering kumat, biar setuju kadang saya akan menyatakan tidak setuju. Biasanya dengan begitu saya membiarkan sesuatu berkembang dan bukan berhenti.. wakakakaka…

        Makasih mas Rahul ..

  2. Hahahaha…gila Banget Ndro….!!! Screnshootnya dimasukin lagi dia artikel ini.hahahay……

    eeee,,,,Buku Agenda-nya kok mirip buku Agenda milik saya yah, cuma beda namanya saja. 🙂 saya tebak, pasti hadiah dari Mbak Eno yah…..hihihihi, ayo ngaku….?

    Reply
    • Yah karena memang perlu dipasang, ya saya pasang karena memang dibutuhkan.. Iya ga Kang, sekalian ngingetin si Akang supaya cepet balik ke blog lagi.. 😛

      Hadeuh… kumaha sih Akang. Ngapain juga ditebak dan maksa saya ngaku.. Berarti akang nggak baca yah.. wakakaka.. itu di caption kan sudah disebutkan darimana agenda itu berasal.. kumaha Akang Nata teh?

      Reply
  3. Setujuuuuu! Hahaha, setuju melulu nih saya 😂

    Tapi iya kok, saya betulan setuju, persoalan waktu itu akan balik ke diri masing-masing beserta, kebutuhan, prioritas, ini itu, you name it, jadi nggak bisa 100% contek cara mas Anton atau cara bloggers lain, takutnya nggak match dengan kesibukan yang dimiliki hehehehe 😁

    Menurut saya, lambat laun, masing-masing bloggers akan menemukan ritme-nya sendiri *ambil komentar mas Rahul*, jadi tinggal cari yang paling fit dengan situasi dan kondisi pribadi. Saya pun melalui banyak trial error persoalan waktu sampai akhirnya ketemu mana yang paling nyaman untuk saya, mas (salah satunya blogging setelah jam 2 malam, tentu setelah tidur cukup dan nyenyak).

    Mungkin ada yang mengira, “Wah nggak enjoy dong.” seperti yang mas bilang, standar enjoy setiap orang beda-beda, jadi nggak bisa dipukul rata 🙈 Mungkin saya saat berkendara akan lebih pilih tidur, while mas Anton pilih cari ide atau BW. Namun dilain part, mas Anton akan lebih pilih tidur setelah jam 2 malam, while saya cari ide dan BW hahahaha. That’s life, we do what we want to do, tanpa harus ikuti standar yang ada (entah standar siapa) 😂

    Reply
    • Kayaknya usaha mas Rahul mencari sanggahan kayaknya tidak akan berhasil kalau sama Eno yah… wakakakakakaka

      Wadidawwwww……. kalau saya jam 2 blogging dan bw, paginya ke kantor saya bawa bantal dan tiker. Bobo saja hahahaha.. amppun dah..

      Saya pikir juga begitu Eno. Makanya saya tidak berani membuat tips dan mengajak orang lain mengikuti cara saya karena saya sadar bangeetzz kalau apa yang saya jalani itu bisa terasa tidak menyenangkan dan berat. Setiap orang pasti berbeda dalam menjalani hidup dan nggak mungkin sama.

      Tidak ada standar Eno, harus begitu, masing-masing blogger harus mencari jalannya sendiri berdasarkan ritme kehidupannya sendiri, bukan ritme orang lain.

      Jadi, saya ikutan setuju juga deh dengan tulisan sendiri.. hahahaha

      Reply
      • @CREAMENO: Iya, ritme orang memang beda-beda dan mas Anton sudah membahas itu dengan sangat baik.

        @Anton: Iya mas Anton. Setiap orang beda-beda dan itu tidak masalah. Saya masih punya mas Anton. Ha ha ha

      • Wakakaka.. siapppp mas.. dengan senang hati.. Saya malah senang ada kawan yang bersedia istilahnya mau seperti ini.. wakakak rejeki nggak kemana.. Saya juga punya mas Rahul sekarang wakakakakak.. asyikkk

  4. Kalau begitu bisa jd karakter seseorang jg berpengaruh dalam mengatur waktu ya mas.

    Bisa jadi orang yg punya ritme kehidupan mirip seperti mas dan bisa melakukan hal yg sama tp tidak dilakukan karena merasa pulang kerja sudah merasa lelah dan tidak begitu suka tantangan. Jadi kalau punya blogmu pasti terkatung².

    Beda lagi kalau memang karakternya pemalas, waktunya lebih banyak. Tapi banyak alasan untuk konsisten mengelola waktu dg baik.

    Menurutku ini inspiratif tipsnya, bisa nyentil yg suka banyak alasan. Abai dg waktu yg dipunya.

    Terimakasih bang Martin Karakabu yg sudah bertanya. Juga mas Anton yg sudah menerbitkan tulisan bagus ini. Macam pidato jadinya aku. 😀

    Reply
    • Hola Mbakyu Anggun..

      Jelas. Karakter seseorang akan sangat berpengaruh dalam urusan mengatur waktu.

      Waakkksss.. nggak niat nyentil saya mah. Cuma cerita saja. Jadi kalau ada yang tersentil, ya berarti salah sendiri *lepas tangan. wakakakaka

      Makasih banget tambahannya mbakyu.. karakter itu juga akan sangat berpengaruh. Makasih juga sudah mampir ke sini, an honor for me

      Reply
  5. Bapaaakkkkk….
    Kalau bapak ada di stasiun, lagi nunggu kereta datang, terus bapak kepanasan, saya bantu kipasin pake buku deh, saking saya bahagia baca tulisan ini hahahahaha 😀

    Karena apa yang Pak Anton lakukan itu mirip-mirip juga dengan yang saya lakukan.
    Maksudnya, ngeblog itu penuh pengorbanan, kayak saya di tengah malam buta gini, orang lagi ngorok, saya malah ngeblog dan blog walking, padahal ada deadline edit vidio dan foto, tapi saya kangen blog walking hahaha.

    Kalau orang bilang, saya terlalu ngoyo, terlalu memaksakan, gimana bisa enjoy?
    Padahal ye..
    Kalau saya tidur tanpa memastikan ada postingan yang tayang besok, manalah bisa saya tidur nyenyak? kayak ada yang kurang.

    Ngeblog bagi saya itu kayak me time, refreshing banget, dan sungguh bermanfaat banget untuk keadaan saya sekarang.
    Di mana saya seorang diri mengurus anak, nggak bisa nitipin anak sebentar ke orang lain.

    Jadi, saat malam, saya bangun dan belain ngeblog, demi karena saya ingin refreshing itu 😀

    Dan satu insight buat saya, yang membedakan saya dengan pak Anton adalah medsos.

    Duh itu bener-bener pedang bermata dua!
    Di sisi lain, saya juga dapat pemasukan dan mendongkrak fee blog dari medsos, tapi di satu sisinya lagi, waktu saya seringnya habis karena lupa diri nyekrol medsos kelamaan hahaha.

    Kalau nonton TV juga sama, saya udah lama nggak nonton TV, palingan dengar doang, karena saya ngetik, TVnya nyala ditonton anak-anak.

    Kalau baca buku dan nonton, masih sih, terutama nonton.
    Tapi memang saya gunakan buat bahan tulisan juga, itulah kenapa saya lebih suka nonton film ketimbang drakor, biar lebih mudah reviewnya, karena langsung habis 😀

    Tapi lepas dari semua itu, salut banget ama Pak Anton.
    Kalau saya nih ya, seandainya masih kerja di luar, manalah mungkin sempat ngeblog, karena udah capek banget.

    Bisa dilihat di blog saya, tahun-tahun di mana saya kembali kerja, postingan blog cuman 3 atau 5 kali setahun hahahaha.

    Dan salut kedua, menurut saya pak Anton, sangat bijak memanfaatkan waktunya.
    Di saat banyak lelaki seusia Pak Anton, masih doyan rumpi-rumpi ‘berantem’ masalah politik, pak Anton lebih memilih melakukan hobinya dengan serius.

    Salut dehhh 😀

    Reply
    • Ngipasinnya pake buku tebel ya Rey..*mau ngipasin atau mau jitak pake buku…

      Nah kan ada yang curcol di sini. Seeneeenngg baca komentar Rey mah…. puaanjaaangg… hahahahaha

      Iya Rey.. dikau kan punya tujuan blogging yang berbeda, kehidupannya juga berbeda dengan saya. Jadi wajar bangetzzzz kalau berbeda. Justru kalau nggak berbeda itu yang aneh bangetzz…

      Yah kalau saya pikir, Rey dan saya juga termasuk kalangan makhluk nocturnal, seperti kampret, codot, kelelawar, burung hantu.. wakakakakak Biasa nongol pas orang lain tidur.

      Hadeuh.. saya udah puas berantem soal politik dan kayak gitu.. ujungnya saya sampai pada titik “Ngapain juga yah gue ngeributin yang kayak ginian. Kagak ada mangpaatnya juga selain memuaskan ego” Akhirnya saya berhenti…hahahahaha

      Makasih ya dah datang ke sini.. kunjungan kalong ke rumah kampret.. wakakakaka

      Reply
  6. Mas Anton, Bogor-Jakarta Pusat kayak perjalanan tiap saya dari rumah mau balik ke Bandung lewat stasiun Gambir. Tapi ini Mas Anton setiap hari doong kebayang capeknya di KRL 😭

    Setuju banget setiap orang punya caranya sendiri menikmati blogging dan semuanya benar, ga ada yang salah. Bisa jadi yang Mas Anton nikmati itu ga bisa saya nikmati hehe. Semangat mengurus 14 blognya Mas Anton!

    Reply
    • Hahahahahaha lupa ada orang Bogor juga yang sering nongol yak.. Ya sudah silakan dibayangkan deh pegelnya kaki.. # komporin..

      Yup Eya, sama kayak hidup juga, nikmati jalan yang kamu pilih. Nggak usah ikutin jalan orang lain kalau memang tidak suka. Bener banget amat sangat, saya bisa menikmati, belum tentu orang lain bisa…

      Semangat juga yah Eya.. # nanya kenapa nggak naik bis saja dari Bogor kok ke Gambir?

      Reply
      • Apalagi kalo ga kebagian duduk dari awal udah deeeh 😩

        Ahahaa alasannya pertama karena terbiasa naik kereta dari sebelum pindah ke Bogor, kedua karena takut soalnya pernah dipepet orang di bus 😂

      • Lah.. saya mah memang setiap hari begitu Eya.. wakakakak.. susah kebagian duduk, kalo duduk pun kadang ada ibu-ibu di depan, ya berdiri juga… hahahahaha

        Oooohh pantes ya Eya kalau begitu mah. Memang di kereta lebih tenang. Untung juga dulu saya bolak balik Bandung setiap bulan nda pernah ngalamin kejadian kayak gitu..:-D

  7. Gampangnya sih ngeblog itu adalah ikigai-nya mas Anton. Orang yg ikigainya bukan itu pasti merasa berat. Karena mas dari sastra Jepang kan ya mungkin sdh paham artinya.

    Blogwalking dan menjawab komentar itu masuk ke poin “blog”? Atau acara nongkrong2 online dg blogger? XD

    Reply
    • Ikigai itu semacam dorayaki yah Pheb.. hahahahahahaha…Berat euy bawa-bawa ikigai. Cuma saya pikir banyak orang yang tidak bisa menemukan ikigainya loh.. Makanya banyak yang hobinya mengeluh dan tidak bisa menikmati hidup yang bahkan dipilihnya sendiri. But yah, kalau dikaitkan dengan ikigai, bisa dipandang seperti itu. Blog adalah ikigai saya..

      Kalau Phebi apa ikigainya? Boleh tahu?

      Hemmm… Kalau cara pandang saya, kehidupan sebagai blogger itu punya beberapa bagian, yang satu intinya dan yang lain penunjang.

      Blognya sendiri adalah intinya, ibaratnya rumahnya. Pembuatan konten dan segala sesuatu yang berkaitan dengan mengisinya dan merawatnya merupakan bagian utamanya. Kalau intinya hilang, maka semua akan hilang juga.

      Sedangkan blogwalking dan menjawab komentar adalah bagian penunjang, penting tetapi BUKAN TIDAK TERGANTIKAN. BW saya anggap merupakan representasi silaturahmi dan interaksi antar manusia di luar “rumah”. Sama seperti yang dilakukan di dunia nyata juga. Bisa dihilangkan, BISA! tetapi akan ada dampaknya juga karena manusia menjadi soliter dan penyendiri. Blog bisa tetap berjalan, tetapi ada sisi kehidupan di dunia blogging yang tidak jalan.

      Membalas komentar itu seperti ada yang datang ke “teras (bisa juga dipandang ruang tamu)” rumah saya, dan saya sebagai tuan rumah, tentunya punya “kewajiban moral” untuk menemuinya sebagai pemilik rumah. Bisa saja saya mendiamkannya dan tidak menyambutnya, dampaknya biasanya sang tamu akan kesal, sebal, dan merasa tidak dihargai Kalau saya mau, ya EGP, tetapi karena saya masih sadar bahwa saya makhluk sosial, maka saya menjawabnya.

      Saya tidak bisa memandang blogwalking atau membalas komentar sebagai nongkrong-nongkrong. Kalau dilihat dari polanya, lebih cocok diibaratkan seperti di atas. Tentu saja kalau saya sedang BW nggak beda juga ketika saya keluar rumah dan bertemu banyak orang sekaligus di rumah tetangga. hahahaha

      Kira-kira begitu Pheb..

      Reply
      • Mungkin ada blogger yg nggak banyak bersosialisasi tapi diganti memanfaatkan SEO dkk. Kalau organik memang spt yang mas Anton bilang ya..Pada dasarnya semua memang meniru perilaku manusia…

        Hahaha ikigai saya adalah……

        ….nantikan ceritanya blog Life Essentially #terlaluuukenapajadinyamalahpromosi :)) :))

      • Yoi Pheb.. masing-masing punya cara dan tujuan sih saya bilang mah. Ada yang memang ga suka, makanya pilih jalur SEO, ada yang non SEO. Ya kagak salah. Namanya juga hidup masing-masing..

        Yawda dah Pheb.. ane tunggu di Life Essentially tulisan ikigainya… awas kagak nongol yah

  8. Seberat apapun pekerjaannya, tapi kalo memang itu passion kita, hobi kita, aku percaya kita bakal ngelakuin dengan senang hati :). Ga peduli jatuh bangun saat ngejalanin. Masalah bagi waktu, ga akan terasa berat demi ngelakuin pekerjaan yang disuka 🙂

    Setuju, kalo semuanya tergantung dari kitanya. Aku sendiri selalu bikin jadwal setiap hari. Harus ngelakuin apa, BW kemana, bikin draft apa dll. Tapi semua itu fleksibel. Ga musti harus strict ngikutin schedule. Adakalanya bosan, dan aku hrs cari pelarian baru dulu, sampe jenuhnya ilang :D. Hidup jd monoton dan ga asik kalo segalanya terlalu kaku.

    Tapi aku hrs angkat topi utk mas Anton, 14 blog aku yakin ga gampang :D. Walopun ga rutin update, tp setidaknya masih hidup dan dirawat. Aku urus 1 aja ngerasa udah cukup hahahahaha.

    Reply
    • Bentullll sekali Fannnn…. Ketika rasa itu ada di hati, rasanya bukan berat tapi justru semangat beutt…Kayak ngadepin tantangan yang menyenangkan..

      Saya juga menghindari pembagian waktu yang ketat tanpa ruang untuk berimprovisasi karena saya bisa justru bosaaaannnn bangeettt. Jadilah schedulenya dibuat fleksibel supaya saya tetap bisa wara wiri kesana kemari. Hahaha.. nggak heran kalau Fanny punya karena melihat konsistensi kamu juga kelihatan pasti punya pola dan pola pasti ada jadwalnya.. hahahaha

      Hahahaha… makasih deh kalau Fanny angkat topi, jadi merasa tersanjung.. wakakakakaka..

      Reply
  9. Ini jawaban dari Requestsan bapak guru Martin yang kong.😊😊
    Luar biasa tepuk tangan dulu buat engkong Anton.👏👏👍

    Ibarat bebek yang sedang berenang diair iya nampak tenang dan kalem. Padahal kaki dibawahnya mengayuh dan berkeciprakan.🤣 🤣

    Bagaimana mengatur waktu untuk mengurus 14 blog… Sudah pasti itu yang akan dipertanyakan pada para blogger lainnya ke dirimu yaa kong.😊

    Bahkan ada berapa blogger yang menanyakan kepada saya…”Eeh itu bagaimana pak Anton mengatur waktu sampai bisa menulis di 14 blog…kok bisa sih pak Anton sampai sebegitu niatnya, Kok mauan sih pak Anton blaa blaa2 lainya”..😁

    Saya jawab sederhana saja…”Anda juga bisa seperti pak Anton, Bahkan bisa memiliki blog lebih banyak dari yang pak Anton punya. Bahkan dari usia Anda lebih muda…Dan waktu anda dan pak Anton sama 24 jam, Pak Anton juga manusia bukan robot”… Sejak itu mereka tidak berani bertanya lagi kepada saya.🤣 🤣

    Membaca artikel diatas tentang bagaimana mengatur waktu demi mengurus 14 blog…🤷‍♀️

    Komentar saya mungkin seperti ini kong… Kunci semuanya ada pada blogger itu sendiri yaitu dirimu Kong…Pemikiran yang cerdas dan berqualitas, Niat yang tulus, Siap bersusah payah untuk bangkit dan kembali fokus tanpa adanya pola pikir yang bercabang-cabang dan tentunya menikmati semua itu dengan sepenuh hati. Tanpa paksaan terlebih meniru2 orang lain.😊

    Kalau menurut saya untuk membuat blog banyak bahkan lebih dari 14 semua blogger sanggup dan bisa, Cuma pertanyaannya apa bisa sekonsisten dalam mengurus serta menulis disemua blog yang sudah terciptakannya. Saya rasa tidak.😊 Terlebih yang cuma modal ikut2tan doang.🤣 🤣

    Jadi kalau menurut saya bukan waktu, Tetapi qualitas pemikiran dan keseriusan blogger itu sendiri yang menjadi kunci sukses untuk memiliki blog banyak atau lebih dari 10.😊😊

    Ternyata kita ada kesamaan dalam hal menulis kong, Contohnya waktu makan siang ente gunakan untuk menulis atau didalam gerbong kereta kalau masih nyaman ente manfaatkan untuk menulis meski hanya beberapa paragrap saja.😊 Sayapun seperti itu, Sebagai contoh sewaktu membuat tulisan tentang review blog si Rey.

    Itu posisi saya sedang mengantar orang tua untuk operasi mata disebuah rumah sakit dan semua urusan administrasi tetap saya yang mengurus serta mondar-mondir hal lainnya.. Tetapi kesempatan itu saya coba untuk menulis meski harus separuh-separuh sampai sore hari urusan ibu saya selesai saya masih tetap menulis, Sampai malamnya harus balik lagi kerumah sakit. Saya tetap menulis artikel tentang si Rey, Dan menerbitkannya juga dirumah sakit.🤣 🤣 Karena menurut saya nyaman dan saya menikmatinya semuanya serasa enteng.🤣 🤣

    Tetapi masih tetap kalah sama dirimu kong, Punya blog 14 mata sudah minus dan memakai kacamata. Berbeda dengan saya mata normal tetapi punya blog cuma satu. Itupun terbit artikelnya tak terjadwal semau gue.🤣 🤣 🤣

    Makanya pemikiran dan keseriusan serta kekonsistenan yang berqualitas itu yang membuat dirimu nyaman dengan 14 blog yang bisa aktif sampai sekarang bukannya waktu. Karena semua orang punya waktu yang sama. Semua orang punya kesibukan dirimu pun juga punya kesibukan dan tanggung jawab selain ngeblog..😊😊

    Tetapi saya juga tetap bersyukur sampai hari ini masih bisa ngeblog meski dengan hanya 2 blog saja yang saya sanggupi. 2 juga udah keteteran bahkan jam 1 malam suka dimarahi kalau belum tidur sama bini, Dengan alasan kesehatan..🤣 🤣 Yaa tetapi tetap saya nikmati saja meski terkadang jarang2 menerbitkan artikel baru diblog. Karena saya ngeblog juga hanya untuk menulis apa yang saya suka tanpa mencari embel2 dan mengharapkan sesuatu dari blog tersebut.

    Kan kaga lucu kalau cuma masalah blog gw berantem sama bini gw…Mending berantem dikasur enak Haaahaaaa Suuuueee..🤣 🤣 🤣

    Reply
    • Betul Tong.. ini jawaban untuk pertanyaan pertama, nanti bakalan ada jawaban untuk pertanyaan kedua.

      Nape diibaratkan bebek sih. Jelek amirr.. napa ga entog atau soang gitu Tong, lebih unik. Kan sama-sama aja tuh. 😀

      Wadduhh makasih Tong sudah dipuji. Baru tau juga gue ada yang nanyain.. hahahahaha tapi pinter juga ya si Ntong jawabnya. Tau juga jalan pikiran gue. Kira-kira bakalan sama juga kalau ada yang langsung nanya ke gue gitu. Berarti gue bisa pake jasa lu juga tong wat ngisi kolom REQUEST ini. hahahahaha

      Haaaa… rupanya dikau bisa jawab karena gayanya sama yah. Bisa memanfaatkan waktu luang yang meski cuma sedikit. Wisss… emang nih s Ntong diem-diem…

      Masing-masing punya jalan Tong. Ellu cuma dua blog, gue 14, kalau sama-sama seneng ya udah. Bukan sesuatu yang harus diperbandingkan. Kalau gitu mah kagak ade bersyukurnya, mengeluh mulu, mencibir mulu, dan akhir ngerusak ati sendiri Tong…

      Untungnya gue punya Yayang yang mengerti banget suaminya Tong. Palingan gue dimanyunin bentar tapi seringnya malah ditawarin, “Mas mau kopi nggak” . Pengertian banget dah.. Walau tebusannya, transferan Adsense masuk ke rekening dia.. wakakakakakka… Tapi nyonye di rumah memang sudah tau jalan yang gue pilih dan dia ngedukung. Dia lebih suka ngeliat gue di depan komputer daripada nongkrong dan begadang same bapak-bapak.

      Bagian kasur.. sorry Tong, kasur gue lagi dijemur jadi kagak bisa bahas di sini.Lagi juga banyak anak di bawah umur di sini… hahahaha

      Makasih Tong sudah berbagi dan bantuin ngejawab pertanyaan teman-teman yeeh.. appreciate it

      Reply
  10. Ini mah no debat-debat Mas!
    Skala prioritas adalah koentji. Masing-masing individu pun berbeda, makanya g kayak kanebo kering, keringnya absolut.

    Aku sendiri menghindari ngeblog di weekend, soalnya ini waktunya ngedance, rebahan, sama general meeting bareng si partner. Dan jujur, walaupun menulis dan ngeblog adalah hobi, tapi mereka adalah pekerjaan bagiku. Karena itu, biar menggebu nulisnya, mereka aku perlakukan sama seperti pekerjaan kantorku.

    Pekerjaanku berhubungan dengan angka, biar nggak jenuh dan butek sama itu, aku ngeblog di pagi hari sebelum melaksanakan pekerjaan utamaku, atau pas sore, setelah sesi kerja utama berakhir. Jadi vibes ngantornya masih ada.

    Nah, yang bagian membalas komentar dan blogwalking ini, setelah aku baca postingannya Mas Anton, jadi kepikiran. Kayaknya aku kudu nambah prioritas membalas komentar dan blogwalking. Biar klop ngeblognya

    Reply
    • Hola Pit..

      Memang pada akhirnya, untuk memacu semangat blogging pun perlu dipandang sebagai sebuah pekerjaan. Dengan begitu dorongan untuk terus berkreasi dan terus produktif akan lahir.

      O ya.. keren atuh begitu mah. Maklum sih semangat di kantor sedang menggebu dan sisa energi dan semangat dimanfaatkan buat ngeblog. Bagus banget tuh sistemnya.

      Heheh.. memang kenapa kepikiran Pit? Itu hanya sebuah pandangan saja.

      Reply
  11. kalau aku ditanyai “apakah cukup”, aku akan jawab “nggak cukup tapi dicukup-cukupi”. sama kayak mengatur waktu seperti ini.
    alurnya pak anton kurang lebih sama, bedanya aku belum berkeluarga 😀
    kayak BW ini aja jam 1an, tapi lebih seringnya ketika weekend (sabtu-minggu).

    tiap orang punya caranya sendiri untuk terus update dan ngembangin blognya, kadang meskipun aku buat plan schedule blogging banyak melesetnya, mana yang udah ngantuk duluan dan nggak bisa mikir hahahaha
    dibawa hepi pokoknya, dan kalau nggak main-main kerumah temen temen dunia maya, kadang malah kebawa pikiran. Karena akan banyak cerita seru, ide ide baru yang mungkin bisa menginspirasi tulisanku juga yang terlewatkan.
    malah ada temen yang nanya ke aku, “kok sempet ngeblog”,karena dia tau aku soksibuk kesana kemari sama urusan kantor. Tapi namanya suka, ya sempet aja kan ya

    Reply
    • Nah itu bener banget… dicukup cukupin karena memang sebenarnya ga pernah cukup.

      Iyah, namanya suka, pasti kita sempet-sempetin dan mencari waktu supaya sempet ya Nun. Setiap orang nggak akan pernah punya jalan yang sama dalam ngembangin blog, pasti akan berbeda. Namanya juga manusia.

      Makasih dah mampir NUn dan sudah memberikan pandangan.. seneng sayah

      Reply
  12. Skala prioritas
    Pengorbanan

    Itu kata kunci yang bisa saya ambil dari tulisan ini. Saya juga ucapkan terima kasih kang Anton sudah mejawab apa yang saya tanyakan.

    Banyak hal menarik dari tulisan ini, jadi harus sediakan ruang khusus untuk ide yang mahal ini, namun skala prioritas dan pengorbanan adalah intisari yang bisa saya tangkap. Terima kasih mas. Inspirasi sekali…

    Reply
    • Makasih kembali Mas Martin untuk requestnya.. hahahahahaha

      Yup, saya pikir intinya memang di dua kata itu. Kalau yang dua itu tidak ada, sulit sekali mengatur waktu…

      Makasih kembali ya Bang..

      Reply

Leave a Reply to Phebir Cancel reply