Ritme Menulis Yang Terganggu Berakibat Kemalasan Hadir

Selamat Pagi Kawan MM!

Tantangan dalam membangun konsistensi, dalam hal apapun akan selalu ada. Kalau tidak ada, maka kata konsistensi dan inkonsistensi tidak akan ada juga.

Nah, salah satu yang paling berat sebenarnya ketika ritme yang sudah terbentuk atau baru mulai terbentuk terganggu. Hal seperti ini rasanya sering dialami oleh semua blogger.

Sedang semangat-semangatnya menulis dan sudah berhasil membentuk ritme menulis yang stabil setiap hari, tiba-tiba ada tugas dari kantor yang menyita waktu. Mau tidak mau prioritas harus diberikan kepada tugas tersebut.

Imbasnya, ya ritme yang sudah mulai stabil kembali harus ngedrop, turun. Semangat dan kebiasaan yang sudah mulai terbentuk kembali berantakan.

Biasanya berujung pada rasa malas.

Saya pun, sering mengalami hal yang seperti ini. Suka atau tidak suka, sebagai blogger yang masih masuk kategori part timer, prioritas belum 100% diberikan pada ngeblog. Terkadang ada hal lain yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan menghabiskan waktu.

Contohnya, terpaksa beberapa hari terakhir, produksi kata harian turun drastis. Biasanya bisa lebih dari 4000 kata, 3-4 hari belakangan ngedrop sampai hanya di bawah seribu.

Saya tidak punya pilihan karena selain harus mengerjakan website toko online, juga harus membuat laporan bulanan untuk kantor. Keduanya cukup memakan waktu dan terpaksa rutinitas ngeblog yang ada harus dikurangi.

Ini bukan yang pertama kali dan tidak akan menjadi yang terakhir.

Tantangan yang sama selalu muncul setelahnya adalah rasa “malas”, kepala susah menemukan dan mengolah ide, bingung harus mengerjakan apa. Semua rasa itu pasti akan hadir setelah vakum 2-3 hari.

Bagaimana cara saya mengatasinya untuk kembali ke ritme sebelumnya?

Yah, saya sih hanya punya satu “obat”, yaitu “menulis”. Tidak kreatif memang karena berarti tidak bisa memberikan berbagai kemungkinan solusi, tetapi saya pikir cara satu-satunya ya saya harus memaksakan diri untuk menulis.

Mau hasilnya sejelek apapun karena ada hambatan secara psikis dan mental, saya harus tetap menulis dan kemudian menerbitkannya.

Saya harus mulai membangun ritme lagi dan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan berpikir dan berteori atau kelayapan mencari tips dan trik. Hambatan itu ada di dalam sendiri, jadi solusinya harus diarahkan ke diri sendiri dan bukan keluar.

Biasanya, memang terasa, tulisan yang keluar pertama kali setelah kembali mencoba membangun ritme yang baru akan terasa amburadul. Harap maklum saja karena otak sendiri masih menyesuaikan lagi dengan situasi ngeblog setelah terfokus pada hal lain.

Seperti sedang pindah persneling dimana akan selalu ada jeda peralihan sesaat.

Setelah itu, biasanya juga, otak kembali bisa berjalan pada ritme yang diharapkan. Paling tidak butuh 1-2 blogpost sebelum kembali pada kondisi “full” dan ritme baru mulai terbentuk.

Lama kelamaan, kalau belajar dari pengalaman, masa “penyembuhan” akibat gangguan akan semakin pendek. Kalau dulu, terkadang saya malah kerap vakum 2-3 hari baru mulai, sekarang sih maksimum masa vakum paling lama 24 jam saja.

Terus terang saya tidak bisa melihat solusi lain untuk mengatasi rasa malas dalam hati akibat gangguan yang merusak ritme menulis, selain memaksakan diri untuk menulis. Prinsipnya semakin cepat terlibat lagi, semakin cepat masa penyesuaian kembali.

Polanya mirip dengan datangnya sabtu-minggu dalam kehidupan nyata, dimana pada hari Senin rasa malas akan selalu hadir. Bedanya hanya bagi pekerja kantoran ia akan “dipaksa” untuk keluar kantor dan langsung beraktivitas dan hasilnya setelah itu sudah tidak terasa lagi karena sudah tenggelam dalam kesibukan.

Pasti di masa datang, tantangan yang sama akan kembali hadir, bisa besok, lusa, atau kapanpun, dan saya akan melakukan cara yang sama untuk memecahkannya.

Menulis.

Karena berkata, ” Susah mengatasi rasa malas” tidak menghilangkan kemalasan dan bahkan menambah energi kemalasan.

Apalagi sekedar berkomentar di blog Kawan, “Wah kamu hebat bisa rutin, saya sih masih susah untuk bisa begitu“, dan kemudian berharap “pemakluman” dari yang dikomentari. Tindakan yang sebenarnya membuat rasa itu berkembang subur.

Dalam hal ini, melakukan “sesuatu” yang kecil, lebih berharga daripada ribuan alasan yang dikeluarkan.

Rasa malas tidak akan pergi kalau terus dicarikan pembenaran.

(Tulisan ini merupakan sebuah usaha mengatasi rasa malas dalam diri yang menulis)

10 thoughts on “Ritme Menulis Yang Terganggu Berakibat Kemalasan Hadir”

  1. (tulisan ini merupakan sebuah penyemangat untuk Lia yang sedang hilang ritme bloggingnya) 😂😂😂.

    Kak, tulisan ini lagi relate banget sama aku. Teman-teman bloggers semacam janjian untuk menyemangati aku untuk kembali menulis lewat tulisan-tulisan yang teman-teman posting 😂😂😂.

    Karena ngejar buku-buku yang harus diselesaikan sebelum akhir tahun dan juga menunda-nunda kegiatan blogging, alhasil ritme bloggingku hilang dan ketika kembali menulis, rasanya tulisanku amburadul. Tepat seperti yang Kak Anton katakan dan ternyata memang normal dialami 😂😂😂

    Pantas juga tidak ada postingan baru dari Kakak kemarin-marin hahaha.

    Pokoknya, terima kasih atas tulisan ini karena udah jadi penyemangat untukku secara tidak langsung 🥺.

    Reply
    • Hahahaha… kayaknya kita memang janjian jitakin Lia deh..

      Yah, memang kenyataannya kan begitu saya juga dilanda kesibukan dan ngeblog harus diabaikan dulu. Seberapapun senangnya, ada hal lain yang harus diprioritaskan.

      Hayo semangat lagi.. ntar itu blog bulukan loh

      Reply
  2. Halo bang Anton!
    first time blogwalking here…

    enak baca tulisannya, padahal keliatannya panjang tp ternyata tamat dibaca semua, selain karena memang bahasanya mudah ‘dicerna’ juga karena relate banget sama saya beberapa minggu ini (after nemu blog aktif creameno.com dan temen-temennya yg kyknya rajin banget komennya).

    Betul banget soalnya, mau ga mau harus mau, harus dipaksakan, sekali melonggarkan diri jadi longgar terus, contoh nyatanya saya… awal mulai nulis tiap hari pokoknya up post baru jam 4 sore, tp karena beberapa alasan jadi molor dan mulai nulis jam 9an, dan kemarin molor lagi, baru up jam 11 malem, hahaha… celaka tuh lama-lama

    dan sekarang belum nulis lagi.

    Oke deh bang Anton, saya mau nulis dulu ya.

    lumayan nih nambah lagi list blog buat blogwalking setiap hari

    PS: foto-fotonya mana atuh?? 😀

    Reply
    • Pertama mas Ady sudah datang ke tempat yang tepat Creameno itu inspiratif sekali. Kalau main kesana pasti pulang bawa sesuatu..

      Kedua, semangat mas.. emang pasti berat tapi kalau sudah terbiasa nanti mas akan merasakan senangnya dan tidak akan lagi merasa terbebani.Kalau cuma jam sih ga masalah mas Adt, ga perlu terlalu ketat juga, tapi yang penting jangan lewat hari.. hahahaha.. kalau terlalu ketat kadang kita justru terbebani dan akhirnya malas

      Ketiga : saya sudah nyelipin blog fotografi saya di salah satu komentar di blog mas.. hahaha (ada tiga komentar loh dengan tiga link ke blog yang berbeda). Kalau disini jarang pake foto. Kalau mas mau lihat, silakan lihat di footer bagian Lovely Bogor Network.. nanti mas akan nemu blog fotografi saya

      Reply
  3. wadidaw..
    aku baru aja komen gitu, baru juga bikin postingan kalau diriku males. wkakaaka..

    gimana ya mas, ngomong ke orang kalau aku males tuh lebih ke memuji si orangnya gitu. mereka nih (dan mas anton di dalamnya), adalah orang-orang spesial yang bergerak melawan arus, sedangkan aku masih suka ikut arus, arus kemalasan.

    ini lagi nyoba mas, nyoba nulis dengan giat dan semangat, biar sebulan bisa dapet lebih dari 4 tulisan. awokwowok XD

    Reply
    • Hemmm.. apakah memuji menyelesaikan masalah kemalasan 😀 😀

      Kadang saya pikir, kenapa harus memuji? 😀 😀 Sebenarnya sih aku bingung kenapa harus memuji orang lain karena diri kita malas?

      Reply
  4. Yang rajin sekali semacam mas Anton saja masih bilang dirinya malas.
    Jadi merasa di towel nih hahah
    Semoga kita semua semangat sesuai targetnya masing-masing ya

    Reply
    • Semangaat.. Bener sesuai target masing-masing.

      Makanya saya masih merasa malas karena kenyataannya rasa itu ada di dalam hati. Biar yang lain menyebut saya rajin, saya akan tetap bilang malas, karena ya faktanya kemalasan itu masih sering nongol kok

      Reply
  5. banyak benernya pak anton nih hehehe
    perumpaan ke hal seperti rasa malas menyambut hari senin, memang bener, kadang kalau hari minggu malam, suka mikir “ihh kok senin lagi sih”, tapi kalau udah masuk senin selasa bakalan berjalan seperti biasa
    mungkin ritme atau perasaan “malas di awal-awal” begini kudu dilawan dengan menulis pelan pelan, dan ritme akan kembali seperti semula
    kalau udah sibuk urusan kantor, kadang dirumah mau nulis jadi bingung mulainya, anehh

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply