Merasa Bersalah : Setting Batas Waktu Berkomentar di WordPress

Hola Maniakers!

Sebenarnya berat juga menulis saat ini. Padatnya pekerjaan yang harus dilakukan hari ini rasanya sudah menguras semua energi yang ada.

Tapi…

Bukankah itu tantangannya menjadi blogger? Ketika kita merasa sudah terlalu lelah atau tidak punya waktu, tetapi kita punya “janji” yang harus ditepati, yaitu mengupdate blog. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, ya saya paksakan untuk menulis sepatah dua patah kata, atau 300-400 kata sebelum mengambil guling dan bobo.

Lagipula, hari ini, ada sedikit rasa bersalah hadir. Kebetulan saat sedang berjalan-jalan ke blog kawan yang lain, saya menemukan bahwa ada seorang Kawan MM yang hendak berkomentar di salah satu tulisan di blog Lovely Bogor, tetapi menemukan kolom komentar sudah ditutup.

Rasanya, jadi seperti menolak teman untuk datang.

Cuma sebenarnya tidak demikian adanya. Lovely Bogor mayoritas pengunjungnya berbeda dibandingkan blog MM. Karakternya juga berbeda sekali karena mayoritas pencari informasi dan banyak dari mereka yang berpikir yang penting mereka dapat informasi dengan cepat tanpa mau capek.

Salah satu contoh kemalasan membaca dan tidak mau capek sedikitpun seperti di bawah

  • konten jadwal bis Damri (Bogor – Soekarno Hatta) : setiap hari ada saja yang bertanya, “Pak jadwal bis Damri paling pagi, jam berapa ya?”. Lah, bukankah tulisan di atas kolom komentar itu berisi jadwal yang dia cari? Lalu, yang di baca apa yah?
  • konten rute Commuter Line/Jabodetabek : “Pak, kalau mau ke Bekasi, caranya gimana yah?”. Kayaknya penjelasan rute di atas itu dianggap papan reklame doang.
  • konten bis ke bandara : “Pak, saya harus sampai di bandara jam 06.00, lalu macet nggak ya pak, saya harus berangkat dari rumah jam berapa?” . Padahal, saya sendiri tidak tahu dia rumahnya dimana dan harus menduga-duga.

Selama lebih dari 4-5 tahun, biasanya saya masih menjelaskan dan mencoba membantu memberikan penjelasan. Jumlah yang sudah dijawab mencapai ratusan dan sebenarnya panjangnya melebihi kontennya sendiri.

Kalau pencari informasinya mau meluangkan waktu sedikit, ia bisa mendapatkan penjelasan dari ratusan komentar yang sudah dijawab. Tapi, yah, semua sepertinya cuma mau enak dan cepat saja tanpa mau berusaha sedikitpun.

Akhirnya, sejak beberapa waktu lalu, saya merubah setting berkomentar di blog tersebut menjadi hanya 14 hari saja.

Lebih dari itu, otomatis kolom komentar ditutup.

Memang, yah itu tadi, merasa tidak enak juga kepada teman yang memang mau berkomentar disana karena sudah ditutup. Sayangnya, kalau itu dibuka, saya akan ketiban banyak lagi pertanyaan-pertanyaan konyol dari pencari informasi yang malas.

Lama kelamaan bete juga melihat “kemalasan” mereka.

Tindakan ini juga untuk mengurangi para spammer karena banyak sekali yang menjadikan posting lama sebagai sasaran. Cara ini cukup efektif juga untuk mengantisipasinya.

Hanya saja, mungkin saya harus mempertimbangkan memperpanjang masa berkomentar sebelum ditutup. Tiga puluh hari sepertinya cukup ideal.

Untuk sementara ini, mohon maaf yah kalau mau berkomentar disana dan menemukan kolom komentar sudah ditutup. Mungkin besok atau lusa, saya akan memperpanjang waktunya.

Mohon maaf yah.

(Buat pengguna WordPress, kalau memang mau membatasi waktu berkomentar silakan lihat di menu Setting – Discussion. Contreng saja kolom dan masukkan jumlah hari kolom komentar dibuka)

24 thoughts on “Merasa Bersalah : Setting Batas Waktu Berkomentar di WordPress”

  1. pak saya mau tanya kalau dari margonda ke gunung puteri naik apa ya
    wkwkwkwk
    iy kadang saya juga empet pak kalau tidak mau scroll
    tapi ya simalakama juga ya kalau komentar ditutup rasanya kok ya enggar ramah pada pengunjung
    saya masih pakai blogspot jadi belum pakai mode ini hehe

    Reply
    • Nah itu dia… begitulah kira-kira rasanya. Bete juga lama kelamaan.

      Hihihihi.. dari Margonda ke Gunung Puteri.. bagusnya naik Taxi Online saja!!! Ruwet rutenya. Begitulah kira-kira jawaban kalau saya ditanya begitu wkwkwkwk karena saya tahu nyebelinnya margonda dan ruwetnya Gunung Puteri. Hadeeh.. naek bis atau angkot mah bisa luaaamaaa dan nyasarnya buaanyaak…

      Begitu juga jawaban saya kalau sedang malas.. hahahahaha Dah sono naik Grab ajah…

      Reply
      • Pertanyaan mas Ikrom membingungkan….🤣 🤣 Benar mending naik grab online atau taksi online.🤣

        Kecuali kalau mau ribet2 yaa harus 3 kali ngangkot….Dari Margonda cari arah yang kesimpangan depok. Atau mending ke jalan Raya Bogor dulu. Terus naik angkot sampai cibinong nah dari cibinong baru cari angkot arah yang ke gunung putri..Asal kuat sama macetnya saja..🤣 🤣 🤣 🤣

  2. Memang kadang ada yang masih bertanya padahal di artikel sudah dijelaskan. Tapi mungkin yang bertanya itu bacanya tidak detil sehingga informasi nya terlewatkan.😂

    Di wordpress memang bisa membatasi artikel lebih dari 14 hari tidak bisa dikomentari, tapi kalo di blogspot bisa tidak ya pak?

    Reply
  3. Yaa membuat blog Informasi sebenarnya hampir sama dengan membuat blog toko online. Banyak pertanyaan-pertayaan yang terkadang tidak sesuai dengan yang tertulis….Saya sudah ngalamin yang seperti itu.😊😊 kalau diblog online saya, Pertanyaannya sesuai dengan produk yang saya ulas, saya jawab…Yang cuma tanya2 nggak nyambung, Atau CLBK ( cuma lihat beli kaga ) saya cuekin saja.😊

    Dan kalau saran saya untuk blog Lovely Bogor sudah benar sih kong diseting 14 hari atau 15 hari…Ketimbang 30 hari…Jadi biar nggak kebiasaan untuk para spamer atau komen yang nggak jelas..seperti yang ente tulis.. “Pak, kalau mau ke Bekasi, caranya gimana yah?”…Baca apa memang tidak bisa baca.🤣 🤣

    Jadi 2 minggu kolom komentar dibuka….2 Minggu kemudian ditutup..Jadi dalam sebulan hanya 2 minggu Lovely Bogor buka kolom komentar…Bagi yang telat komentar maaf dah, Yaa derita loh.😊

    Atau bisa juga ente jumlah para komentator banyakan mana spamer, Apa komentar yang Real…Kalo banyakan yang Real monggo 30 hari noproblem. Kalau lebih banyak spamer sama yang nggak nyambung mending tetap 2 minggu saja..😊😊😊

    Tapi ini cuma saran saja kong keputusan yaa tetap ditangan anda..😊😊

    Reply
  4. Duh, aku jadi ngerasa nggak enak sama Kakak 😂 sebab membuat Kak Anton jadi merasa bersalah 😂 maafkan 🙏🏻 huhuhu.
    Aku mengerti kenapa kolom komentar di Lovely Bogor dibatasi. Kalau tidak dibatasi, Kak Anton bisa-bisa menjadi robot yang nggak habis-habisnya bekerja membalas pertanyaan para komentator yang padahal jawabannya adalah isi artikel itu sendiri 😂.
    Disetting jadi 21 hari aja Kak, seperti durasi ayam mengerami telurnya *terus apa hubungannya?!*
    Ngomong-ngomong, aku baru tahu kalau di WP bisa setting hal seperti ini. Lagi-lagi WP menang dibanding BG (Blogger) 😂

    Oiya, terakhir mau tanya, jadwal kereta hari ini dari Jakarta ke Bogor, adanya jam berapa aja ya, Kak? 🤪🤪🤪🤪🤪 #kaborr

    Reply
    • Enak-enakin sajah.. hahahaha… bener juga tuh 21 hari… biar netes gitu yak…

      Bisa dong.. makanya saya pindah ke WP juga.. #sombong

      Jadi pingin ngerasain gimana menjadi robot penjawab komentar yah..Gimana rasanya yah?

      Reply
      • Iya, nanti kalau udah netes terus dipelihara ya Kak. Jangan diwarna-warnain, kasihan 🙈

        Huahahaha sombong ya! Siapa ini yang ajarin sombong?!

        Nggak enak. Aku nggak suka kalau dibalas sama robot, kaku banget. Kadang ditanya apa, jawabnya apa 😂
        Jadi, Kak Anton jangan berubah menjadi robot ya 🙈

      • Lah justru diwarnain.. biar bisa dijual ke anak-anak.. wakakakakakaka….

        Kamu kan yang ngajarin.. kalau saya kan aslinya rendah hati. Ketularan dari Lia..

        Sebagai penggemar Google V, ya menjadi robot adalah cita-cita saya.. hahahahaha

  5. aku lebih memilih guling lalu memeluknya bwahahhahahah, update tunggu 7 hari lagi

    oke, ngomentarin ulasannya, sama halnya yang terjadi padaku mas, waktu aku ngulas judul drama asia atau mandarin yang pernah diputar di chanel abcde dst..di artikel sih uda taktulis aku khusus ngulasnya yang kutahu aja, tapi pembaca dari belantara manapun (bukan hanya blogger) sering nangkring di post ku yang itu, ya karena uda jadi populer post dari semua yang pernah kutulis…komentnya macam macam, nanya yang ga aku bahas, ada yang ga nyambung, lucu lucu sih, uda 200an komen dan kadang aku karena ga tau jawabannya apa terpaksa aku ga jawab, walau kolom komen masih tetap takaktifin sih, lumayan nambahi pengunjung di luar jalur blogger hehe

    Reply
  6. Aku termasuk yg nemuin itu. Pas baru2 baca blog mas Anton, trus main ke lovely Bogor, ada postingan lama yg mau aku komen, tp udh tutup :D. Akhirnya komen di tulisan baru.

    Tapi iya sih, blog yg isinya informatif gitu, sebaiknya memang dibatasi komennya. Supaya ga makin panjang dan makin ngawur yg ditanya :D. Rata2 blog yg modelnya gitu, yg srg aku pake sebagai acuan, juga sama kok. Ditutup setelah bbrp waktu.

    Reply
  7. oalaaahhh ilmu baru nih Pak, iya benerrrr…

    Saya suka banget tuh, menuliskan hal-hal yang bersifat informatif, tapi lama-lama sebel juga, ketika pembaca bahkan merongrong saya ke semua akses pribadi saya.

    Udah ada kolom komentar, eh rata-rata masuk ke DM instagram saya dong, nanyain sesuatu yang sudah ada keterangannya di tulisan saya.

    Kayak yang tentang bikin SIM di mall itu.

    Bukan cuman itu, email, inbox FB, WA nih yang paling bete, sampai di P P P kadang di misscall, ckckckck

    Reply
    • Nah kan sama juga. Resiko memang karena blog informatif mengundang orang tak dikenal yang kadang punya tujuan ga jelas juga. Apalagi kalau kau juga maen di FB, pasti banyak banget yang PHP.

      Yah resiko sih, jadi walau ngerepotin, ya hadepin saja.. cuma belakangan mulai kerasa bete bin capek. Jadi saya tutup setelah beberapa waktu..ngurangin kerjaan

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply