Kecele Sama Gustyanita Pratiwi, Si Mbul dari Gembul Kecil Penuh Debu

Selamat Pagi Kawan MM!

Gustyanita Pratiwi

Kecele.

Itu yang pertama kali saya rasakan ketika masuk sebuah blog bernama Gembul Kecil Penuh Debu sekitar 3 tahun yang lalu.

Seperti kebiasaan, saya selalu membuka halaman “about” (tentang) untuk tahu dulu blog ini bercerita tentang apa dan siapa pemiliknya. Biasanya di sana merupakan tempat paling bagus untuk mendapatkan sedikit gambaran karakter dari pemiliknya.

Karakter yah, bukan branding yang mau disampaikan oleh pemilik blognya.

Terus terang kalau ada yang mencantumkan pencapaian pribadi seperti itu di bagian about, buat saya tidak laku karena sifatnya artifisial (buatan). Mungkin berlaku bagi yang lain, tetapi bukan itu yang saya cari.

Saya selalu coba mengamati pola, karakter, sesuatu yang “tersirat” dan bukan “tersurat” karena biasanya lebih memberikan gambaran jati diri si blogger. Dengan begitu, biasanya saya bisa menentukan bagaimana harus berinteraksi dengannya.

Gustyanita Pratiwi nama bloggernya dan pencapaian dalam dunia blogging lumayan banyak juga. Apalagi dibandingkan saya yang nir pencapaian sama sekali.

Tapi, yang menarik dari halaman “about”-nya adalah data “mantan jurnalis” beserta foto-foto dari tulisannya di beberapa majalah.

Boleh percaya, boleh tidak. Selain teks pada halaman ini, bagian pertama yang saya baca adalah tulisan di foto-foto itu. Saya perbesar dan coba baca.

Rapi, tersusun, terstruktur. Khas seorang jurnalis.

Saya maklum apalagi kalau baca kisah singkat penulisnya dia lulusan IPB, meski berasal dari universitas yang saya anggap “musuh besar”, saya bisa memahami cara penulisannya. (Buat yang mau tahu alasan kata “musuh besar”, bisa lihat pada tulisan “Cinta + Patah Hati + Balas Dendam” di blog saya yang lain)

Ada sedikit “kembang bahasa” khas blog kaum wanita.

Mantan jurnalis.

Barulah kemudian saya melangkah masuk ke “ruang baca” yang sebenarnya juga bikin kening saya berkerut sejak awal.

Rasanya seperti melihat “tas istri” saya, yang kalau saya disuruh mencari sesuatu di sana, pasti tidak akan ketemu. Isinya campur aduk dan “penuh” sekali.

Kesannya tidak sinkron antara keteraturan pada tulisannya di halaman about dan “ruang bacanya”.

Begitu membuka salah satu halaman, saya bingung juga. Kemana “orang” yang saya lihat di halaman about?

Gaya bahasa yang berbeda sekali. Campuran antara bahasa Indonesia, Jawa, dan plesetan bahasa Inggris berada di satu tempat.

Paragraf gemuk dan menumpuk dimana-mana. Kalau ada “grammar nazi” atau guru bahasa Indonesia datang dan menemukannya, mungkin mereka sudah tidak bisa berbicara banyak dan akan langsung pingsan terkapar karena merasa tak berdaya.

Bagi orang seperti saya, yang hobinya menulis singkat dan memberikan banyak ruang kosong berwarna putih dalam tulisan, rasanya seperti masuk ke dunia lain.

Butuh waktu untuk saya bisa membiasakan diri. Setelah membaca 1-2 tulisan seperti biasa, pertama kali saya memutuskan keluar dulu dan “kembali” lagi nanti.

Kok kembali? Iya, memang biasanya, apalagi di masa itu, kalau saya merasa tidak nyaman dengan tulisan seorang blogger, saya pergi dan tidak kembali. Tapi, saya berniat kembali.

Ada satu sisi dimana saya melihat sesuatu yang menarik.

POLOS.

Bloggernya terlihat tampil apa adanya. Ia memakai gaya bahasanya sendiri. Tidak mencoba terlihat “luar biasa” dan hebat. Agak tidak sinkron dengan bagian aboutnya, tetapi saya pikir, saya harus mengabaikan apa yang tertulis di halaman itu dan fokus pada kontennya saja.

Lagi pula, campuran bahasa Indonesia, Jawa, dan dicampur dengan gaya manja, menghadirkan kesan menarik, unik, dan berbeda. Apalagi, saat itu saya kebanyakan baca tulisan “orang-orang hebat” atau “yang mengaku dirinya hebat” yang kadang berbusa-busa tetapi sebenarnya cuma busa doang. Sudah bosan dengan yang berlagak serius.

Yang beda seperti itu menarik.

Cuma saya harus putuskan keluar dulu karena ada satu kesalahan yang harus dikoreksi dulu. Saya memakai “topeng” atau sudut pandang yang salah saat memasukinya. Saya terjebak oleh halaman “about”.

Saya kecele karena terjebak asumsi sendiri.

Dengan keluar, saya bisa menyesuaikan dulu sudut pandangnya agar bisa menilai secara lebih jernih.

Kecele..lagi

Beberapa waktu kemudian, saya kembali. Kali halaman about blognya ini saya lewati.

Sebelum masuk ke bagian konten, saya menyimak sedikit bagian header blog ini. Karikatur yang bagus, kekanakan. Kreatif juga bloggernya karena memberikan sebuah gambaran yang sinkron, Gustyanita Pratiwi, si Gembul Tukang Makan.

Gembul kata kuncinya.

Yang terbayang di benak, dan ekspektasi saya akan menemukan sesosok cewek yang sedikit overweight (sedikit bagi cowok, bagi cewek biasanya seperti ratusan kilogram). Ndut.

Dan, harus diakui saya kecele sekali lagi. Yang saya temukan bukan ibu-ibu berbadan subur, tetapi seorang “anak cilik” berbadan kecil bin imut dan gemar melototin orang.

Saya salah mengasosiasikan tukang makan, gembul, dengan kata endut. Kalau bloggernya memakai pakaian putih dan bercelana hitam, lalu dijejerkan dengan tiang listrik saja, kayaknya sulit dibedakan.

Mungkin di perutnya bukan cacing yang ada, tetapi naga.

Saya kecele kedua kalinya, tetapi ngakak.

Blog ini menarik. Itu pendapat saya.

Seperti tas istriku

Butuh waktu juga untuk saya untuk belajar bagaimana caranya menikmati blog ini. Tidak bedanya, seperti sudah disebut di atas, seperti kalau saya mencari sesuatu di tas istri saya. Mungkin juga begitulah adanya suasana di kantong Doraemon.

Kesan “ketidakteraturan” kuat sekali.

Bukan hanya pada tampilan, tetapi juga caranya mengungkapkan sebuah cerita. Pemakaian kata-kata non baku dan seenak udelnya kadang membuat kepala saya harus menambah daya 10% supaya bisa menangkap maknanya dan arahnya. Apalagi kalau ditambah, pemakaian ucapan bahasa Inggris yang di-Indonesia-kan dengan gayanya sendiri.

Jangan tanyakan juga kalau bloggernya sudah memasukkan istilah bahasa Jawa ke dalamnya. Untung saja, masih ada darah Jawa dalam diri saya.

Sebagai seorang yang juga senang seenaknya sendiri juga, saya rasa justru hal itulah yang membuat saya senang. Unik. Nyeleneh. Nggak umum.

Tapi, pada beberapa kunjungan berikut, yang penting akhirnya saya tidak kecele lagi. Setidaknya akhirnya saya menemukan ada dua hal yang berkesesuaian/sinkron dari blog ini

  • akhirnya ada yang sinkron : gembul dalam nama blog, gambaran karikatur, cewek berpipi gembil yang sedang makan, setidaknya sesuai dengan wajah bloggernya yang walau bertubuh kecil mungil tetapi berpipi gembil
  • sinkron yang kedua : karikaturnya pas menggambarkan bagian kulinernya, dan mungkin memang betul isi perutnya adalah naga karena melihat bagian ini, jelas yang punya blog itu tukang jajan

Saya tidak kecele lagi dalam hal ini.

Lebih dari masalah sinkron menyinkron tadi, saya bisa mengerti mengapa saya tertarik dan menyukai blog ini.

>> Polos apa adanya :

Di saat banyak blogger berusaha tampil “wah” dengan gaya tiruan, si Mbul ini tampil apa adanya. Cari saja fotonya yang duduk di jalanan saat wisata ke Pantai Indah Kapuk.

Boro-boro bergaya kekinian dan berusaha tampil “wow”. Kelihatan gaya sa’penake dewe (seenaknya sendiri). Mana ada gaya keren dengan memeluk dengkul sambil mata dipelototin sampai terkadang mengingatkan saya pada “jengkol”.

Tidak terlihat ia mantan jurnalis yang seharusnya terbiasa dengan istilah branding/citra dan sejenisnya.

>> Pandai/cerdas :

Kesannya memang berantakan kalau membaca tulisannya, tetapi kalau sedikit diteliti lagi, kemampuan berbahasanya bagus.

Menggunakan potongan-potongan dari dua tiga bahasa dalam satu tulisan bukan sebuah hal yang gampang. Butuh skill tersendiri supaya terkesan natural dan tidak terkesan snobbish alias sekedar terlihat bergaya.

Apalagi penulisan, terutama bahasa Inggrisnya sudah disesuaikan dengan ejaan Indonesia, yang menunjukkan dia menguasai gaya “kekinian”. Tebakan saya, beginilah si blogger saat masih kuliah.

Pengetahuan mengolah kata yang mungkin didapatnya saat kuliah dan menjadi jurnalis.

>> Luwes :

Coba saja sendiri, abaikan teori paragraf bertumpuk dan tinggalkan sedikit mentalitas grammar nazi yang selalu tersisa dalam diri kita, pasti kita bisa menemukan bahwa konten blog ini ditulis dengan luwes.

Kesannya memang berantakan karena gaya bahasa dan pemakaian kata yang non baku. Cuma, saya sering merasa seperti sedang mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita.

Panjang lebar dan kadang memakai istilah kekinian yang bikin bingung, kadang ngalor ngidul, tapi, enak didengar. Persis seperti celotehan anak muda yang sedang semangat bercerita dan susah diberhentikan.

Dan, sepertinya, kalau di dunia nyata, saya tetap mendengarkan, sambil manggut-manggut, walau kadang tidak bisa menangkap isi seratus persen.

Sisi luwesnya ini yang saya pikir juga tertangkap oleh banyak kawan yang lain. Kalau melihat komentar yang masuk sejak awal, jumlahnya bisa lebih dari 10 X lipat dari komentar blog MM. Banyak posting yang punya komentar ratusan.

Tetapi…

Dari semua itu, yang paling saya sukai adalah “rasa hangat” yang disampaikan tulisannya ketika bercerita tentang pak suaminya dan keluarganya.

Mulai dari cerita cemberut karena mau honeymoon kedua d Arch Hotel, si paksu yang cuti ternyata malah tetap ngantor dan pulangnya malah kesorean, sampai memasak bareng (walau sebenarnya suaminya yang masak), semua membuat saya sebagai pembaca terbawa.

Disana ada kisah cerita dua manusia yang menikmati kebahagiaan bersama dengan cara dan gayanya.

Sederhana, tetapi membuat hangat yang membaca.

Walau ….

Ada catatan tersendiri setelah berkelana di blognya lumayan lama.

Minder?

Sang blogger itu ceriwis. Banyak omong. Tukang becanda. Ngocol banget!

Bukan hanya di blognya saja, tetapi juga di berbagai komentar yang ditinggalkannya di blog lain.

Yang jadi catatan tersendiri adalah karena tampilan lepas, bebas, dan keceriwisannya bisa mendadak hilang kalau ia memasuki blog dengan tipe tertentu atau ketika menjawab komentar dari atau berinteraksi dengan blogger bertipe tertentu tadi.

Bukan blog MM yah, karena kalau di blog ini, saya tahu, bukan hanya Gustyanita Pratiwi saja yang malas komentar, yang lain juga banyak. Yang punya galak. Jadi wajar semua berhati-hati dan menghindar.

Tapi, ada lingkaran blogger tertentu dimana ia bisa bebas lepas atau sebaliknya malah pilih ngumpet dan tidak bisa bebas lepas seperti biasa.

Kalau ditambahkan dengan frase “penuh debu”, yang bisa diinterpretasikan dengan sesuatu yang berada di “bawah”, kesan mindernya kok yah makin kuat. Meski bisa juga diasosiasikan dengan sisi melankolis sang blogger.

Saya tidak tahu apa alasannya, dan tidak akan mencoba mencari tahu. Saya paham bahwa setiap orang punya zona nyaman sendiri. Meskipun demikian, saya pikir si blogger ini, sebenarnya punya banyak sekali hal yang harus dibanggakan.

Mantan jurnalis yang tulisannya sudah dibaca banyak orang, blog yang unik dan berbeda, pak suami dan krucil yang sayang padanya.

Seharusnya sih tidak ada alasan untuk minder.

Lagi pula, hasilnya tambah tidak sinkron antara kepercayaan diri yang diperlihatkan di halaman about, tetapi ngumpet dan minder seperti itu.

Tapi, ya itulah Gustyanita Pratiwi si Gembul Kecil Penuh Debu, alias Kodok Buntel yang suka makan Telor Ceplok di atas Mangkok Ayam Jago dan senang berlagak Sok Sinopsis.

Seorang blogger asal Kebumen (kalau nggak salah), yang belakangan ini seperti bikin saya seperti punya tambahan “adik kecil” yang pecicilan, melankolis, ceriwis dan bangga banget dengan matanya yang seperti jengkol.

Yang sering kadang bikin susah tidur karena ketakutan. (Just kidding)

(Sebelum berprasangka buruk kok saya kejam dan sadis banget menyebut Gustyanita Pratiwi sebagai Kodok Buntel dan sebagainya, lihat bagian sidebar blog si Mbul)

40 thoughts on “Kecele Sama Gustyanita Pratiwi, Si Mbul dari Gembul Kecil Penuh Debu”

  1. Haaahaaaa!!…Gw dulu nyangka dia juga Emak2 yang hobi makan, Dan About nya itu photo anaknya yang bermata Jengkol…Ternyata benar2 suuueee pas gw teliti memang dia admin blog Gembul Kecil Penuh Debu..🤣🤣🤣🤣

    Malah terkadang gw ngganggap seperti sedang berbicara dengan anak Smp yang sedang nulis di blog..Yaa serasa anak Sendirilah..🤣🤣🤣🤣🤣

    Malah postingan terbarunya udah kaya kereta + Gambar yang berjajar banyak pula..🤣🤣

    Reply
  2. Huaaa setelah mas Satria bahas mba Nita, sekarang giliran mas Anton 😍 hehehe. Mba Nita is one of my favorite bloggers everrr, and will always be. Dari awal main ke blognya langsung suka, cara menulisnya mirip seperti bicara face to face, apa ya sebutannya (?) — intinya seperti mengobrol dengan sohibul dekat 😂 Mana topik bahasannya saya relate semua pula.

    Terus bahasa yang digunakan enak dibaca, membumi istilahnya. Plus nggak pakai diksi berat yang saya nggak paham maknanya 😆 Surprisingly, meski saya nggak jago bahasa Jawa, tapi saya bisa paham lhoooo apa yang mba Nita tuliskan. Hahahaha. Sukaaa bangettt pokoknyaaah 🙈

    Setuju sama mas Anton, mba Nita ramah, hangat, baik, cantik, terlihat penyayang, saya bisa merasakan semua itu dari bagaimana mba Nita berinteraksi dengan saya dan teman-teman lainnya. She know how to put herself in conversation. Meski saya yakin ilmu yang dipunya banyak, tapi nggak pernah menggurui, dan tulisannya selalu menarik 😆

    Eniho, semoga mba Nita semangat terus bloggingnya, berbagi cerita seru bin heboh dengan gaya menulis mba Nita yang menyenangkan. Ehehehe. Sehat dan bahagia bersama pasangan dan anak-anak tercinta 😍 Terima kasih mba Nita, sudah menjadi teman yang baik di dunia blog, wish you all the greatest things in the world. Much love 💕

    Reply
    • Eno.. kalau komentar jangan dirapel semuanya dong. Kang bingung jawabnya..

      Masa saya hanya harus jawab “idem”.. hahaha

      Sangat setuju dengan apa yang Eno sebutkan. Si Mbul memang gitu deh..cuma yang ga habis pikir itu kok hobi banget mamerin mata jengkolnya. Padahal kan jengkol lagi murah sekarang, nanti ajah pas musim jengkol.. hadeuh tanda kebingungan mau balas komentar gimana…

      Aaaminn.. semoga doanya dikabul ya Eno, #wakilin Mbul.. doa yang sama untuk Eno dan kesayangannya juga yah

      Reply
      • jadi merasa tersanjung jilid 10 mendapatkan apresiasi yang sangat berharga dari kakakku eno…ampe speechless bacanya hihi

        your generosity overwhelms me (emot love buat kakak enoooo) mwahhhh :*

  3. aaaaaaaaaaaakkkkkk #histeris

    😱😱😱😱😳😳

    apakah ini arti dari mimpiku semalam yaitu mimpi kejatuhan rembulan karena mau dirumpiin di marih.

    blog ‘kecilku’ bisa nongkrong di blog ‘keramat’ Maniak Menulis, sungguh suatu kehormatan dan tentu saja membuatku tersanjung #sampe bingung mau sungkem apa jalan jongkok dulu ini hoho…

    kesan pertama kecele ya mas wakakkakaka…

    memang si Mbul mah aslinya berantakan kok mas, itu about me aslinya cuma buat manis-manis aja biar ada kesan nilai tambahnya dikit gitu lah tapi kalau dibilang pencapaian sih kayaknya ga mas, terlalu berlebihan hahahhahah, tapi tetep nekad kupajang juga hahhaha, tapi yang bagian komik atau gambar gambar aku ga dipantengin kah mas? wkwkwkkw…komik ngawur sih yang kupajang di about me tapi ga kliatan tulisannya apa.

    header itu dulu kugambar pake kertas gambar biasa…dan itu ada sedikit menerapkan Metode ATM waktu ngliat gambar miiko tapi aku modifikasi di beberapa bagian. Cuma ekspresi senyumnya aja yang kupinjam, selebihnya entah itu baju, rambut, gerakan tangan, mangkok mie ayam, rumput, rumah juga bunga bunganya modifikasi sendiri pake gaya pengawuran huahahha, abis itu aku scan. Baru kujadikan header. Manual parah. Ga ada sense digital-digitalnya sama sekali dulu pas pertama kali bikin di tahun 2013, niatnya sih biar cepet jadi aja dan dashboardnya bisa segera kuisi sesuatu dengan gaya nulis tanpa pakem hahah #ya Alloh, kalau ketemu grammer nazi bisa ditabok bolak balik to the moon and back kalik ya aku ini 😀

    dan bener isi blog aku kayak isi tas istrinya mas anton, segala ada kayak kanton doramomon buahahha..dengan bahasa yang sakkarepe udelku dewe tapi alhamdulilah pembaca tetap tabah dan kesirep mampir wakkakaka…#thengs keajaiban

    beydewey darah jawanya boleh kutebak ga? Semarang pasti

    daannn…kenapa mas anton musuhan ama jurusan ekbang? coba kutebak lagi karena ingat cerita tentang mantan dan tragedi counter attack hahahh

    kalau masalah cerita emang dari jaman baheula isinya cerita gajeboku bareng pak su sebelum ada beiby…jadi istilahnya buat pelarian biar nda ditanya tanya uda punya momongan blom hoho

    tapi asem ih, kok dibuka kartunya bahwa aku yang ga bisa masak 😀

    bwakakakkaka…grogi aku buru buru edit sana sini dulu ah…tapi iya emang di luar gembulnita aku dulu fokusnya di kodok buntel dan soksinopsis, tapi uda lama vakum gegara puyeng ngisinya bagaimana hahhahaa

    ya apapun itu, mas anton terima kasih banyak karena dari beberapa linkup kawan blogger senior selain Kang Satria dan Mas Agus Rakman aka Mas Agus Sarilah, Mas Anton juga termasuk yang membuatku nyaman dan tetep bertahan ngeblog di saat beberapa bulan terakhir di tahun 2020 pernah terbersit niatan untuk berhenti ngeblog hahhaha..tapi berkat kalian bertiga aku seperti menemukan kembali secercah semangat untuk nulis

    #jujur kalian bertiga termasuknya kuanggap mentor yang aku hormati dan aku segani di bidang kepenulisan dan pertemanan di dunia blogging sekarang ini karena begitu ngemongnya as blogger senior kepadaku yang masih bau kencur atau kemarin sore ini, kalian bertiga, terutama mas anton sangat rendah hati dan tak segan banyak memberi wejangan yang amat sangat berharga buat aku huehhe

    sekali lagi trima kasih mas anton udah menganggap aku sebagai “adik kecil” yang pecicilan, melankolis, ceriwis dan bangga banget dengan matanya yang seperti jengkol 😀

    “i’m over the moon..hehe”

    Reply
    • Huss huss… ntar disangka kesurupan Mbul… Gue kena nih. Udah nyebut ini blog keramat lagi, ntar pada manggil orang pinter kalo datang kesini.

      Emang bener Mbul.. kecele banget. Ni Jurnali nulisnya bener-bener dahhh…. wakakakaka.. kepala gue pertama mah puyeng bacanya. Tapi gue seneng ngebayangin para grammar nazi pada nyerah duluan sebelum komentar pastinya..
      hahahaha

      Bapak lahir di Semarang, besar di Rembang.. Mpe sekarang masih punya om dan tante di Semarang.. jangan jangan dikau paranormal.. atau udah baca si Anton yah.. hahahaha

      Bukan buka kartu, cuma menegaskan sendiri kan dikau yang bilang sendiri hahahaha…..mentang-mentang anak IPB ga mau belajar masak… wakakakakakak.. #musuh besar gue… hahahaha dah tau kan ceritanya

      Yang gue bingung, dikau itu kalau ngasih nama blog bener-bener dah….ampyunn.. itu kodok buntel ampyunnn dah. Orang laen mah keren-kerenan nama, na dikau mah kodok aja dijadiin buntelan. Untuk yang gembulnita ini masih bagusan namanya…hadeeuuhh

      Hihihi.. ogah jadi mentor dikau mah Mbul, mantan anak IPB.. mussuhh.. hahahaha… kalau gue pikir, emang sih terserah dikau, tapi teruskanlah MBul.. kadang kupikir dikau terlalu tegang .. hayolah enjoy aja ngeblognya… nikmati.. seperti dikau nikmati mie ayam atau gurame di jalan Jagorawi… just enjoy.. juga jangan peduliin omongan orang lah..

      Senang juga punya adik pecicilan kayak kamu Mbul.. ga rame kalau ga ada si gembul..

      Yawda MBul.. kalau mau ke Moon..au jalan pulang ndiri kan, kasian kan paksu abis kerja kudu jemput ke si moon

      Itu utak atik sendiri headernya.. hihihi… hebat euy..gue mah nyerah .. sebenarnya gue teliti juga, cuma pan kalau yang komik dan kartun, semua sudah pada tahu.. hahaha.. gue ga usah ngomong juga dah tau..

      Reply
  4. Setelah membaca tulisan ini, saya juga jadi penasaran untuk menuju halaman About-nya mbak Mbul. Ternyata beliau cukup ‘berbeda’ dengan apa yang dituliskan di postingan biasanya, yaa.
    Saya akhirnya baru tahu bahwa si mbak merupakan mantan jurnalis yang menulis dengan gaya ‘serius’. Bukan sosok yang menulis nyantai seperti di halaman blognya..

    Reply
  5. Wah tulisannya tidak kalah panjang dari artikel mbak mbul, bedanya kalo mbak mbul ada fotonya seabrek sehingga harus menunggu agak lama biar ganbarnya kelihatan semua, kalo pak Anton ngga ada gambarnya sama sekali.

    Waktu pertama baca blognya gembul kecil penuh debu, kukira ini orangnya gendut pak, eh ternyata ngga gendut. Orangnya cakep tidak ndut cuma matanya agak melotot kayak Suketi.🤣

    Berarti pak Anton udah kenal agak lama ya, kalo aku baru tahun ini pak. Pertama baca tulisan nya memang kesannya tidak beraturan karena campuran bahasa Indonesia, Inggris, Jawa, dan bahasa gaul. Tapi itu yang bikin unik ya pak.

    Reply
  6. Pertama kali mampir kesana dahulu, profil mbak Nita imut dengan mata berbinarnya yang bulat.

    Isi blognya juga variatif, tapi yang menonjol gambar-gambar dan kesan menikmati makanan yang sangat kuat….membuat saya jadi merasakan enaknya doyan makan…

    Aku padamu mbak Nita!

    Mas Anton kalau ngereview blog orang to the point banget ya.^^;
    Nggak apa-apa itu banyak yang dibilangin minder?

    Reply
    • Iyah.. tepat sekali… memang benar-benar gembul dia. Saya pikir dia pandai sekali menggunakan foto dalam postingnya.

      Alhamdulillah, sejauh ini baik-baik saja. Memang pennilaian saya begitu adanya setelah mengamati. Jadi, ya saya tuliskan saja. Boleh diterima boleh tidak. hahahahaha

      Reply
      • awwww mangstap dikomen kak phebie

        duh pingin mingslep kayak keong

        malu soalnya hihi

        iya kak pheb memang kuakui aku suka minder terutama kalau ketemu blogger yang pinter kayak kak pheb dan beberapa lingkar pertemanan tertentu hihi

        tapi…
        Nothing would please me more kak pheb, tararengkyuuuuuh

  7. Saya sering baca komentar pemilik blog tersebut di berbagai blog lain. Pernah juga mampir ke blognya. Tapi ngga mampir ke halaman about, langsung baca salah satu artikelnya saja.

    Mungkin karena saya terbiasa baca artikel yang ringkas dan paragraf pendek, saya kaget ketika disuguhi paragraf gemuk. Ini cerpen atau novel. Deskripsinya bisa panjang banget. Tapi ini juga menunjukkan kemampuan bahasa penulisnya yang baik.

    Reply
      • wowwww ku minder kembali dikomentari oleh seorang mastah…yaitu mba khairunnisa yang beberapa kali kukepoin juga karena jadi sejawat kentelnya mas anton dalam hal ngeblog, seangkatan dengan mastah lainnya kayak kang nata juga… rasaku kadang mindernya ya gini hihi

        terima kasih mba nisa, aku harus belajar banyak dari bu guru macam mba nisa yang tentunya gaya menulisnya lebih tertata dan apik juga terstruktur 😍😄🙏

  8. Halo mas, ini pertama kalinya aku main ke blog sampeyan. Kok aku suka dengan cara sampeyan bikin analisa karakter dari blogger berdasarkan blog-nya. Jadi kebayang blognya mbak Gustyanita Pratiwi itu macam apa. Kok kayaknya analisanya sampeyan lebih seru daripada blog yang di-review ini ya.

    Reply
  9. hore gibahin mbak nita

    aku tau mbak nita pernah nulis pengalamannya jadi wartawan di sebuah post taun berapa ya dulu
    lebih berpengalaman dibanding saya yang cuma magang wartawan 3 wkwkwkw
    sejak saat itu aku makin kagum si soalnya dia humble banget meski ya ahahahahahah taulah sendiri pak bikin ngakak aja

    makanya tulisannya selalu bernas dan ngalir gitu aja
    itulah alasan aku menempatkan blog mbak nita dalam daftar pertama BW
    kalau engga baca blognya mbak nita rasanya kurang wkwkw

    Reply
    • Iyah euy…Memang “ghibahin” si Mbul.

      Tapi, kupikir kan bukan bahas kejelekan.. hahaha…

      Pengamatan yang tajam mas Ikrom karena memang si Mbul itu humble banget, malah kesannya minder kalau buat saya yang over PD ini. Memang tepat banget kalau mau ngakak, dateng saja ke blognya, dan ketawa ketiwi bareng dengan teman-teman yang lain.

      Pantas mas kalau masuk daftar nomor 1 di reading listnya mas Ikrom… hahah memang menarik banget

      Reply
  10. Aku juga kecelek pas pertama main ke blog mbak mbul. Aku kira si empunya gendut besar kayak hamil nggak lahir-lahir. Tapi pas lihat foto-fotonya ternyata cuma pipinya aja yang gembul.

    Tulisannya ‘rame’ karena kayak lagi ngobrol aja yang disampaikan. Aku baru-baru ini sih main kesana. Awalnya karena sering lihat komentarnya mbak nita yg panjang di blog lain, kayaknya bisa jadi 1 blogpost tiap komen. Hehe

    Reply
    • Nah kan.. sama Mbak Anggun saja kecele.. wakakakaka…Begitulah perasaan saya.

      Betul banget Mbak, kalau si Mbul itu sudah komentar, ya satu halaman folio khusus dan jadi cerita tersendiri untuk dibaca…

      Reply
  11. Mb Nit emg seru dan dari gaya penulisannya kayaknya belio orang yang periang.

    Baca ini saya malah jadi tau karakter mas Anton hehe.
    Seketika saya jadi sedih, mas Anton hanya sekali masuk blog saya dan tak pernah kembali lagi hehehe.

    Reply
    • Yoi bro.. emang dia mah pecicilan banget dahhh….

      O ya… ya gitu deh saya..

      Kata siapa mas.. wakakakak…. saya mah masing sering dateng.. cuma ya itu tadi, kebiasaan jelek kumat kadang nongol tanpa ada jejak.. hahahahahah

      Reply
  12. Aku sampe lupa kenal blog Nita sejak kapan, kayakny udh lamaaa bnaget hahahaha. Ama blog 1 nya yg ga terlalu aktif , kodok buntel , jg slalu jd favoritku.

    Awal2pun aku agak bingung baca blog Nita, mungkin paragraf nya puanjaaaaaang tanpa diselingi gambar kadang2 :p. Tapi nth kenapa yaaa, kayak terhipnotis, trus aja bacaaaa dan suka! Mungkin Krn gaya bahasa nita yg enak , santai dan ngalir kali yaaa :p.

    Trus kalo liat tulisan dia yg cerpennya itu, beda bgtttt stylenya dengan tulisan biasanya. Yg cerpen berkesan Nita beneran mantan jurnalis dengan diksi yg kaya. Cara penulisan bagus. 180 derajat bertolak belakang. Seolah2 yg menulis itu 2 org berbeda hahahahaha. Saluuuut Ama Nita ;).

    Berharap sih kalo pandemi ini berlalu, bisa ketemuan ya kita Nit ;). Pgn kau nyobain kuliner2 Tangerang yg sering kamu review 😉

    Reply
    • Nah kan.. pandangannya sama, jadi apa yang saya tulis ga salah. Kalau salah pun, ya paling dikit doang..

      Yup, saya juga menangkapnya begitu kalau kemampuan berbahasanya bagus banget dalam gaya yang kesannya berantakan.

      Betul juga kalau cara nulisnya beda di setiap blog. Yang rame itu di Gembul Kecil Penuh Debu tapi kalo blog yang laen mah rada jaim

      Reply
  13. hahahahaha, kalau saya kebalik dari Bapak dong, saya baca tulisannya dulu, kalau menarik, baru deh saya kepo ama orangnya.

    Jadi awal-awal kenal si Mbul itu kayaknya pas tahun 2018 lalu, waktu ada challenge ODOP dari Blogger perempuan, nggak tahu gimana, tiba-tiba saya sering kedampar di blognya, awalnya saya menilai si Mbul itu IRT biasa macam sayalah.
    Karena bener, tulisannya tuh sak karepe dhewe hahaha.
    Bahasanya campur baur, nggak karuan.

    Sama sekali nggak peduli ama SEO atau hal-hal blog lainnya, pas lama-lama saya perhatikan komentarnya di manapun, terlihat banget kalau si Mbul ini bukan blogger IRT biasa.
    Pengetahuannya tuh luas banget aslinya, hanya saja dia memilih menulis hal-hal ringan aja di blognya.

    Baru deh saya kepo ama orangnya, baru tahu kalau dia mantan jurnalis, astagaaa…

    Memang bener-bener kecele banget sih.
    Terus gembulnya itu, selain pipi bapaonya, apanya coba yang gembul ya, bikin si mamak Rey berperut gembil, jadi minder ga karuan wakakakkaak

    Reply
    • Hahahaha.. kebalik yah… kalau saya memang biasa pertama masuk ke halaman itu dulu.

      Iyah memang si Mbul itu pandai merendah sekali. Kalau orang yang tidak tahu mungkin akan dipandang blog itu kok berantakan banget cuma kok yah aku pikir justru disitu titik kekuatannya Bloggernya pandai mengatur brandingnya.

      Nah, kan dikau saja setuju dengan masalah kegembulan si Mbul yang sebenernya berkebalikan dengan kondisi sebenarnya.. Pantes lah dikau minder ma dia mah, soal ukuran badan…hahahaha

      Reply
  14. aku sendiri lupa kapan persisnya awal main ke blog gembulnita yang penuh debu tapi ga keliatan debunya itu
    bahasa tulisannya udah kayak cerita sesama temen aja gitu, yawes opo onoe hehe
    dan bener kata pak anton, paragrafnya gemuk gemuk, makanya aku jarang buka blog mbak mbul kalau dari hape, mata susah kontrol, tadi habis dari baris keberapa ya hahaha

    Reply

Leave a Reply to Anggun Josie P Cancel reply