Perlukah Universitas Mengajarkan Etika Blogging Pada Mahasiswanya?

Selamat Pagi Kawan MM!

Menghadapi spammer yang gemar meninggalkan “jejak” berisi link hidup di kolom komentar adalah merupakan bagian dari kehidupan blogger khususnya. Juga, bertemu dengan para “oneliner” atau pengomentar satu baris yang sebenarnya cum sekedar ingin menanamkan tautan termasuk yang tidak akan pernah bisa dilepaskan.

Biasanya, para spammer dan oneliner seperti ini mempromosikan hal-hal yang “kurang pantas”, seperti obat kuat, sesuatu yang tidak senonoh, atau jasa SEO dan website (banyak ternyata)

Biasanya begitu.

Hanya, sejak seminggu belakangan ini, blog MM menerima banyak komentar yang masuk kategori itu, tetapi dari mahasiswa. Setidaknya, melihat IP, alamat email, dan apa yang dipromosikan, maka saya mengasumsikan pelakunya mahasiswa.

Link aktif yang coba ditanamkan di kolom komentar merujuk ke sebuah institusi pendidikan, universitas di Kep. Bangka Belitung.

Yang meninggalkan komentar pun bukan hanya satu. Paling tidak ada 4-5 nama (wanita) yang secara bergantian mencoba meninggalkan komentar sekadarnya atau link aktif. Banyak juga ternyata usaha untuk melakukannya.

Satu kali saya sengaja meloloskan komentar satu baris (tanpa link), untuk mengetahui apakah mereka berhenti atau tidak. Sayangnya, justru setelah yang satu diapprove, makin banyak komentar yang dikirim.

Yang menjadi perhatian saya adalah

  • apakah tindakan tersebut dilakukan atas inisiatif dari mereka sendiri atau instruksi dari institusinya?
  • kalau atas inisiatif sendiri, apakah yang melakukannya tidak menyadari kalau yang mereka lakukan itu tidak beretika dan bisa merusak nama baik almamaternya sendiri?

Sebagai mahasiswa, tentunya mereka bukanlah orang yang gaptek (gagap teknologi) dan rasanya tahu bagaimana seharusnya berinteraksi di dunia blog.

Meninggalkan komentar dengan cara oneliner atau memasukkan tautan di dalamnya merupakan tindakan spamming yang dibenci banyak blogger. Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi dan dipandang sebagai intelektual.

Cukup dipahami juga kalau ada semangat tinggi di kalangan adik-adik mahasiswa yang bangga dengan almamaternya dan mau membantu memperkenalkannya kepada dunia. Sebuah hal yang bagus sekali sebenarnya, asal dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai.

Cara yang seperti ini tidaklah akan membuat institusi dimana mereka belajar terkenal dalam hal nama baik. Bisa jadi nanti nama itu dikaitkan dengan spamming, yang pastinya tidak diharapkan.

Sangat mungkin juga nantinya institusi pendidikan itu dipandang kere tidak mampu membiayai promosi sehingga memakai cara-cara a la spammer. Pastinya, bukan branding yang diharapkan.

Mungkinkah, demi kebaikan mereka sendiri, ada mata kuliah khusus tentang etika di dunia blogging bagi mahasiswa?

(Catatan : Buat kawan-kawan yang memang sedang mencari backlink, tidak perlu repot mengincar kolom komentar untuk menaruh link aftif. Sifat backlink di sana adalah nofollow.

Blog MM (dan bahkan Lovely Bogor Network akan memberikan backlink dofollow gratis kok dalam artikel dan tidak berbayar. Caranya mudah kok, isi saja blog kawan dengan konten yang menarik dan kalau nanti saya temukan, saya bantu buat ulasan kok.

Kalau dianggap kurang cepat, silakan kirimkan email saja ke admin blog ini dan tunjukkan kepada saya konten yang menariknya dimana, nanti saya beri backlink, dengan catatan kontennya benar menarik yah)

6 thoughts on “Perlukah Universitas Mengajarkan Etika Blogging Pada Mahasiswanya?”

  1. Kasusnya sama nih mas anton. Kemaren beberapa blog sy juga dikomentari oleh salah satu seseorang yg sy liihat dari emailnya seperti mahasiswa yang ada ujung emailnya blablabla(at)esaXXXXXX.ac.id ,universitas esa uXXXXX. Komentarnya pelit dan bukannya apa2 sih, cuma gak nyambung aja dengan artikel…hehe.

    Oya dugaan sy mungkin karena sy sering komen di blog MM jadi kecipratan komentar dari mahasiswa itu juga kali ya hehe….

    Reply
    • Nggak juga sih.. cuma memang mungkin saja banyak yang sedang cari sasaran dan nemu di MM. Hahahaha..Mas mah baik kalau saya sih, ya sudah tendang ke tempat sampah saja… Nggak ada guna juga..

      Reply
  2. Hmmm, tapi nyatanya memang betul ada “mahasiswa” yang gaptek lho, Kak. Bukan mau berniat menjelek-jelekkan, tapi saya bicara fakta ini, hehehehehe. Wah, kira-kira kalau dijadikan matkul pasti seru itu, ya? Mungkin judulnya begini: “Introduction to Blogging” atau “Blogging 101”. Andai betul-betul ada tingkat perguruan tinggi, saya siap duduk paling depan, Pak/Bu Dosen! >_<

    Reply
    • O ya… kupikir semua mahasiswa sudah pernah pegang Facebook lah.. hahahahaha

      Bisa jadi tuh Ristra… Yang ngajar rekan rekan blogger saja, supaya mahasiswanya nyaman.. soalnya kalau yang ngajar orangtua susah nyambung.. wakakakakaka

      Loh Ristra yang seharusnya di depan kelas, bukan duduk..

      Reply
  3. Ga banyak sih aku nemuin ini. Krn kebanyakan udh ketendang duluan ke spam mas. Jd tinggal aku bersih2. Pernah ada yg masuk, cuma ya Krn aku moderasi, bhaaay, masukin ke spam juga :D.

    Sebel memang Ama yg suka masukin link hidup ke komentar. Ntah beneran ga ngerti etika blogging, ato memang pura2 ndableg -_-. Mending ya isi komen nyambung, ini malah kliatan bgt spammingnya 😀 . Kalo isi komen nyambung, tp dia ttp nyisipin, itu tinggal aku delete link idupny aja. Isi komentar aku approve :D. Tapi aku males BW balik jadinya 😀

    Reply
    • Iyah bikin bete saja.. Tapi setelah tulisan ini terbit, kayaknya sudah dibaca dan ga ada lagi tuh yang masuk seperti beberapa hari yang lalu.

      Sekalian biar yang seperti itu sadar bahwa yang dilakukannya justru merusak dan bukan membawa kebaikan..

      Dan memang betul malah muaaaless banget berkunjung balik sama yang kayak gitu

      Reply

Leave a Reply to Wahid Priyono Cancel reply