Ngeblog Sama Dengan Beramal?

Selamat Sore Kawan MM!

Manusia beragama selalu diajarkan untuk berbuat amal kebaikan setiap harinya. Tujuannya tentu agar ketika ia meninggal, maka akan diberikan tempat yang layak baginya di akhirat.

Mayoritas manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan karena merasa itu adalah carany “menabung” agar ia mendapat tempat yang “layak” setelah mati nanti.

Bentuk amal kebaikan itu beragam sekali dan tentunya semua agama memiliki versi masing-masing tentang hal yang satu ini. Sifatnya juga menyesuaikan dengan perkembangan di dunia.

Nah, salah hal yang menarik terkait amal di dunia blogging adalah pandangan bahwa ngeblog sendiri adalah sebuah cara beramal.

Dua komentar senada masuk dalam tulisan “Mengejar Keabadian : Bagaimana Nasib Blog Setelah Bloggernya Mati?

Silakan dilihat di bawah ini komentarnya.

ngeblog sama dengan beramal A
Komentar mas Adin Ikhwan dari Adin Ikhwan Jurnal
Komentar mas Wahid dari Resepmpasi

Pandangan yang kalau menurut saya punya landasan kuat bahwa ngeblog pun karena merupakan cara berbagi ilmu bermanfaat merupakkan sebuah tindakan (amal) kebaikan. Pahalanya akan mengalir bahkan setelah bloggernya wafat.

Lebih lanjut kalau diuraikan maka sifatnya adalah abadi.

Pandangan ini bukan yang pertama saya baca, karena lumayan banyak juga blogger yang berpandangan serupa, dengan landasan yang sama.

Salahkah? Benarkah?

Jawaban saya terhadap pertanyaan tersebut adalah TIDAK TAHU.

Bukan berarti saya tidak pernah diajari tentang teori beramal tersebut, tetapi, setelah melihat kepada diri sendiri, saya menemukan beberapa hal,

  • saya manusia biasa, tidak punya “wewenang” untuk menilai apakah sebuah tindakan merupakan amal kebaikan atau bukan, kuasa seperti itu hanya ada pada Hakim Tertinggi, si Penguasa Alam Semesta
  • saya manusia biasa dan hanya bisa melakukan sesuatu berdasarkan pandangan dan keyakinan pribadi bahwa yang saya lakukan berdasarkan tujuan baik, tetapi sekali lagi, apakah itu sebuah kebaikan atau keburukan, bukan saya yang menilai
  • saya manusia biasa, tidak bisa tahu apakah yang saya bagikan lewat blog benar-benar membawa kebaikan
  • saya manusia biasa, meski saya merasa sudah berbuat yang terbaik dan berusaha terus memberikan manfaat, tetapi apakah benar-benar bisa dimanfaatkan atau tidak, saya tidak punya kuasa dan kendali, pembaca yang menentukan

Oleh karena itu, ketika saya ngeblog, saya sama sekali tidak mau berbicara tentang kaitannya dengan amal kebaikan dan pahala.

Tidak bedanya ketika saya memberikan uang kepada pengemis. Setelah selesai memberikan sedikit uang, saya lebih suka pergi dan tidak memikirkan lagi.

Apakah saya mau mengatakan hal itu sebagai sedekah? Amal? Terus terang, tidak mau.

Pikiran pendek saya cuma sampai pada titik “sebagai manusia, kalau memang ada kelebihan, meski hanya sedikit, kenapa tidak coba dibagi kepada manusia lain?”

Titik.

Saya hanya melakukan tindakan berdasarkan pikiran, hati, pertimbangan, norma, dan etika yang saya percaya.

Harapan yang ada di hati (kadang-kadang), saat memberi uang kepada pengemis hanya sampai pada “semoga saja uang yang saya berikan pada pengemis tadi bisa dimanfaatkan”.

Begitu juga ketika saya menulis di blog, saya hanya bisa berharap, semoga saja tulisan atau konten yang ada di dalam blog ini bisa dimanfaatkan orang lain. Saya hanya bisa berharap.

Tidak bisa mengklaim.

Tidak bisa memutuskan.

Oleh karena itu, saya tidak akan mampu menjawab apakah ketika ngeblog artinya kita sedang melakukan sebuah amal kebaikan atau beramal.

Saya hanya manusia biasa.

Amal, pahala, kebaikan, bukan “wewenang” saya untuk memutuskan.

22 thoughts on “Ngeblog Sama Dengan Beramal?”

  1. manggut manggut baca tulisan ini
    #terus bilang sedelapan… eh setujuuuh

    akupun…ah entahlah..nulis aku mah nulis aja, penilaian orang aku ga bisa mengarahkan mereka akan menilai bagaimana hehehe..

    mungkin ku baru di taraf nulis untuk hiburan sendiri dan untuk bisa aku baca ulang sambil ketawa tawa nanti di kehidupan yang sudah berat ini, walaupun kadang ya banyak garingnya juga sih hueheh

    #sebab ku cuma manusia biasa
    #kurang tau apa tulisanku ada manfaatnya apa ga

    Reply
    • Setidaknya sudah bisa bikin diri sendiri tertawa kan Mbul.. Garing juga garing buatan sendiri inih…hahahahaha

      Kenapa dipikirin Mbul, walau saya sih berharap ada yang bisa memanfaatkan….:-D

      Reply
  2. Ngomongin amal memang jadi ngomongin sudut pandang agama. Kalo boleh ngomong dari sudut pandang islam, semua perbuatan adalah ibadah, tergantung niatnya. Jika makan saja bisa diniatkan ibadah, maka ngeblog pun tentu bisa diniatkan ibadah. Hanya saja, perkara mendapat pahala atau tidak, diterima atau tidak, di luar kuasa dan pengetahuan kita. Dari pada pusing mikirin, mending terus menulis saja.

    Reply
  3. Ya bisa saja. Tergantung konten apa yg dibagikan dan niat seseorang saat melakukan itu. Semua hal akan kembali pada nawaitu, niat.

    Bila niatnya murni utk mdptkan uang ya jatuhnya tentu bukan untuk beramal. Tapi apakah ada yg dpt manfaat? Ya tetap ada.

    Reply
    • Bagaimana seorang manusia memurnikan niat? Bagaimana seseorang bisa menyebutkan bahwa yang dilakukan orang lain sebagai amal? Padahal untuk meluruskan dan membersihkan niat saja sulitnya minta ampun.

      Sudut pandang itu yang membuat saya berpandangan, tidak perlu membahas apakah yang dikerjakan kita sebuah amal atau bukan. Ketika kita yakin itu sesuatu yang baik dan tidak melanggar hukum ya lakukan. Tidak perlu sibuk melihat apakah hal itu amal atau bukan. Biarkan saja Yang Berwenang yang menentukan bukan kita.

      Lagi juga, kenapa harus berhitung amal?

      Gitu menurut saya mah.. ngeblog ya ngeblog saja, kenapa harus mikirin dan memandangnya sebagai sebuah amal? Memangnya kalau ada orang berkata begitu otomatis memang pasti menjadi amal? Jawabannya kan tidak juga..

      Bukan manusia yang menentukan amalan atau bukan

      Reply
      • Hahaha..Pelan-pelan memikirkannya ya mas saya kok seperti melihat ada yg berasap-asap…#peace

        Menurut saya itu sebetulnya hal yg sangat biasa ya.Kalau ada orang yg memang menganggap ngeblog adalah caranya beramal ya bebas2 saja. Itu juga bukan sesuatu yg bisa diukur…

        Pertanyaannya kan mengapa kita bisa merasa terganggu dengan pernyataan itu? 😀 #peacelagi

      • Hahahaha.. kali ini Phebie salah.. nggak ada yang berasap. Wakakakakakak…

        Saya sudah terlalu tua untuk tidak menyadari bahwa perbedaan itu anugerah. Apalagi perbedaan pendapat. Semua hal itu wajar.

        Cuma kalau saya hanya setuju saja ya nggak seru. Disini justru saya sebagai pemilik blog sebisa mungkin juga harus bisa menampilkan sudut pandang lain. Caranya, ya saya lakukan yang biasa saya lakukan, menjadi bengal… Menantang orang.

        Terus terang saya sih tidak merasa terganggu orang mau berpikir seperti apa.. hahaha.. nggak ngaruh Pheb..

        #peacejuga

  4. Menurutku beramal tidak harus dengan uang, membagikan ilmu yang bermanfaat juga termasuk beramal terutama ilmu ngeblog seperti pak Anton ini.

    Mungkin seperti kata Bu guru Nisa, tergantung niat ngeblog nya, jika niatnya untuk berbagi itu termasuk amal.

    Reply
    • Yah masing-masing memang punya pandangan tentang apa itu amal sih mas Agus.

      Tapi, kalau buat saya sendiri, saya tidak mau berpikir soal amal. Jalani saja dan tidak perlu berpikir apakah yang kita lakukan itu sebuah amal atau bukan.

      Saya tidak punya kapasitas untuk menentukan hal seperti itu.

      Kalau ada yang merasa bahwa dirinya memang memiliki kapasitas untuk mengatakan dan memutuskan bahwa itu sebuah amal baik, ya monggo..:-D Cuma saya bingung bagaimana bisa membaca niat seseorang..:-D

      Reply
  5. Kapasitas manusia memang tidak bisa mengukur kuantitas/kualitas sebuah kegiatan, “amalan” atau apapun yang dilakukan. Namun, setidaknya manusia hanya bisa berikhtiar melakukan yang terbaik. Karena semua amalan tergantung niatnya ““Innamal A’malu Binniyat”, maka segala sesuatu yang tidak diniatkan mencari keridhaan Allah, maka akan sia-sia.

    Reply
    • Mumet..nggak nyambung antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Kalau saya membaca tiga peryataan itu seperti di bawah , kesan saya..

      1. Pernyataan satu mengakui kelemahan manusia karena tidak bisa mengukur kuantitas/kualitas (merendahkan diri)

      2. Pernyataan dua tentang berikhtiar yang terbaik, bisakah diasumsikan kalau sudah berbuat terbaik, berarti boleh dong disebut beramal dan mendapatkan pahala? Bisakah diasumsikan pernyataan tersebut demikian – (menetralisir)

      3. Pernyataan tiga, menunjukkan “kekuatan” mas Wahid bisa mengukur niat berbasiskan ayat (meninggikan diri),

      Pernahkah mas bertanya kepada diri sendiri, apakah kita ngeblog benar-benar untuk mendapatkan ridha Allah atau uang (Adsense)? Karena mas bisa mengukur niat, jadi bisa dong berbagi.

      Cuma ada herannya dikit, bukankah beberapa waktu yang lalu mas tidak mau mengedit theme karena sedang mendapatkan pengunjung yang banyak dari mesin pencari, apakah itu karena niat mendapatkan ridha Allah lebih banyak atau karena senang pemasukan Adsense bakalan lebih banyak?

      😀 :-D.. Are you really sure bahwa memang niat mas ngeblog karena mencari keridhaan Allah semata?

      Btw, keren juga ya mas Wahid bisa menjadi “hakim” dan memvonis bahwa kalau sesuatu dilakukan bukan karena niat mencari keridhaan Allah adalah sia-sia. Jadi, kalau nyambung dari pernyataan-pernyataan sebelumnya dan tulisan di atas, berarti semua yang saya lakukan adalah sia-sia? Gitu ya mas..Bisa konfirmasinya. 😀

      Reply
      • Maaf bukan sok suci mas. Pastinya saya ikhtiar ngeblog memang niatnya berbagi dan pengen dapet duit. Nah duitnya itu tentu diperoleh dengan menulis dan cara2 yang halal supaya diridhoi yang maha kuasa. Saya bukan hakim mas, tapi saya merujuk ke pernyataan hadits yang menyatakan bahwa “Innamal A’malu Binniyat”, karena saya juga percaya hadits mas. hehe.

        Mas anton keren kok, gak bakal sia-sia ngeblognya :D. Blognya juga banyak, pasti niatnya banyak, dan kontennya tentu banyak dan mudah2an pahalanya banyak. Lanjutkan masssss…. 😀

  6. Saya udah biasa mas debat mau kayak apa aja gk ngambek. Bahkan kalo dirapat2 sekolah sy selalu paling ngeyel…sampe sy pernah diusir di ruang rapat karena beda pemikiran….draft RPP pernah dilempar ke saya dari kepsek dah biasa mas…bahkan pernah dibenci orang2 orgsnisasi kampus, lingkungan sekitar, sekolah, dll. karena sy sering kasih ide yg di luar nalar mereka, klo yg laen pro maka sy biasanya kontra klo gk sesuai hati nurani…justru sy paling seneng klo ada bnyk orang bengal yg mau berargumen…dunia diskusi jadi berwarna… hehe. Salut dg mas anton. Nambah wawasan sy juga bisa bertemu orang seperti mas anton.

    Reply
    • Bener mas.. hahaha.. kebetulan ketemu saya yang memang tukang jahil dan debat.. hahaha

      Makasih mas untuk semua sharing pengetahuannya. Kita jadi sama-sama bisa belajar…

      Sehat selalu ya mas dan terus berkarya

      Reply
  7. Ga bisa lebih setuju lagi dari ini :D. Aku tau berbagi ilmu itu termasuk dlm amal kebaikan yg trus mengalir pahalanya. Tapi toh yg menilai ttp Gusti Allah, ga ada kewenangan kita menentukan ini berpahala bagi kita ato tidak. Aku menulis selalu dgn hati, tp masalah itu bisa berguna ato ga, aku serahin aja ke Atas :). Lagian dipikir2 kalo aku udh ga ada pun, blog itu nantinya akan mati , ga ada yg nerusin bayar domain dan hostingnya hihihihi.. aku ga minta suami utk ttp bayar, buat apa. Dia ga suka nulis, buang2 duit aja :p. Jd berarti isi tulisanku semuanya bakal terkubur juga kan. Apa itu berarti semua ilmu yg MUNGKIN ADA, jd terputus juga :D. Ah.. udhlaaah.. mumet dipikirin :p. Nulis aja yg penting 😉

    Reply
    • Nah… hahahaha.. malah mumet kan..

      Saya juga sebenarnya mumet kalau mikirin itu, cuma kan jadi satu tulisan. Paling nggak ada manfaatnya buat saya.. buat update blog.

      Cuma kalau saya terus terang ogah mikir terlalu dalam soal seperti ini, bukan wilayah saya nih..:-D

      Reply

Leave a Reply to Wahid Priyono Cancel reply