Memberi Apresiasi Dengan Cara Seorang Blogger, Menulis

Selamat Malam Kawan MM!

Tahukah bahwa sebuah apresiasi itu bisa membangkitkan semangat dan kegembiraan kepada orang lain? Sebuah ucapan terima kasih saja bisa membuat seseorang yang sudah memberikan bantuan kepada kita merasa nyaman dan merasa dihargai.

Saya tahu persis tentang hal itu terutama saat menjadi sekretaris RT selama tiga tahun sejak 2017. Kata terima kasih yang biasa kami sampaikan di saat warga memberi kontribusi dalam bentuk apapun seringkali membuat mereka terdorong untuk “memberikan lebih” dari sebelumnya.

Penghargaan sekecil apapun, bahkan sekedar ucapan akan memberikan dampak positif kepada yang menerima. Meskipun tentunya ada juga orang yang ngeyel dan justru mencibir, tetapi mayoritas warga merespon dengan positif apresiasi dalam bentuk apapun kepada mereka.

Nah, setelah purna tugas dari tugas sebagai pengurus RT tersebut, saya tidak bisa lagi melakukannya secara langsung. Mau tidak mau karena wewenangnya sudah diserahterimakan, tugas itu tidak lagi saya emban.

Saya tidak bisa lagi serta merta mengucapkan terima kasih kepada warga yang sudah melakukan “sesuatu” bagi lingkungannya. Secara teori bisa, tetapi situasinya akan menjadi canggung dan saya bisa dianggap “melangkahi” pemilik wewenang.

Bisa repot.

Tapi, saya menemukan bahwa status saya sebagai blogger bisa dimanfaatkan untuk itu.

Memberi Apresiasi Dengan Cara Seorang Blogger, Menulis

Ceritanya seperti ini.

Satu bulan terakhir ini, beberapa tetangga yang rumahnya berhadapan dengan sebuah sungai kecil di lingkungan kami, melakukan upaya untuk membenahi lahan kosong tak terawat di sepanjang bantaran kali.

Kumuh, kusam, dan penuh ilalang.

Sudah berapa lama, kami, termasuk saya saat menjadi pengurus berusaha untuk meminta bantuan pihak pengembang dan pemda untuk merapikannya tanpa hasil.

Nah, dalam satu bulan terakhir ini, dengan inisiatif sendiri, mereka menggunakan dana swadaya menyulap lahan kosong itu menjadi taman-taman kecil, rapi, dan cantik. Rumput tinggi, ilalang, dibabat dan digantikan dengan berbagai tanaman hias.

Sekarang, lahan itu sudah berubah wujud menjadi indah dan sangat nyaman dilihat.

Masalahnya bagi saya, tentu tidak bisa begitu saja mendatangi para tetangga dari rumah ke rumah dan mengucapkan terima kasih. Saya bukan lagi pengurus RT. Kalau hal itu dilakukan, malah bisa menghadirkan rasa tidak nyaman di hati banyak orang.

Tetapi, saya ingin agar para tetangga yang sudah berbuat baik itu tahu bahwa apa yang mereka lakukan dihargai, diapresiasi oleh warga lainnya.

Selain itu, saya juga berharap kalau warga yang lain mau melakukan hal yang sama demi kenyamanan hidup bersama. Mau berkorban dan berkontribusi. Bahkan kalau bisa orang-orang di luar kompleks kami pun tahu.

Bagaimanapun, hal yang seperti ini patut ditiru.

Lalu, apa yang saya lakukan?

Ya, yang biasa saya lakukan, sebagai blogger. Menulis.

Saya menyempatkan diri, beberapa jam saja untuk mengambil foto taman hasil karya para tetangga tersebut dan kemudian membuatkan tulisan tentang hal tersebut. Tidak panjang.

Kebetulan, blog saya Lovely Bogor cocok sekali untuk tempat tulisan itu diterbitkan.

Pengunjungnya yang sudah lumayan banyak itu berasal dari berbagai daerah, selain warga Bogor. Jadi, setidaknya akan ada orang di luar Bogor yang tahu.

Yang pasti, blog itu sudah lumayan ngetop lah, apalagi kalau di lingkungan dimana kami tinggal. Semua warga sudah tahu.

Jadi sesuai dengan tujuan saya. Mengapresiasi dan memberitahukan bahwa ada “kebaikan” yang sudah dilakukan.

Tulisannya berjudul “Warga Ubah Lahan Pinggir Kali Tak Terawat Jadi Taman Cantik“.

Link tulisan tersebut kemudian saya kirim ke Pak RT yang baru, dishare ke grup warga, dan bahkan ke Facebook, Twitter termasuk nge-tag Walikota Bogor. (Padahal saya jarang share ke medsos sejak beberapa tahun terakhir).

Pokoknya, saya ingin sebanyak mungkin orang tahu hal baik yang dilakukan oleh tetangga-tetangga itu. Saya juga ingin agar mereka yang telah berkontribusi tahu tindakannya diapresiasi.

Responnya ternyata bagus sekali.

Banyak tetangga yang bilang “Sukaaaaaa” dan tetangga yang mngerjakan berterima kasih dibuatkan tulisan seperti itu. Beberapa tetangga yang lain mengirimkan link tersebut ke kawan-kawannya. Hari ini, kompleks agak ramai dengan aura positif karenanya.

Tulisan itu pun langsung mendapat banyak pengunjung sejak kemarin yang melebihi jumlah warga di lingkungan kami, pertanda ada orang “luar” yang ikut membaca.

Efeknya, saya sudah dimintakan oleh Pak RT baru untuk membuatkan satu tulisan lagi dengan tema yang sama, kontribusi warga. Kebetulan masih ada satu lagi taman yang sedang diperbaiki oleh beberapa warga lain. Rupanya pak RT sama berharap bahwa tindakan itu akan mendorong warga terus berkontribusi memperbaiki lingkungan.

Permintaan yang saya sanggupi dengan senang hati.


Dari pengalaman ini, saya berpikir jika seorang blogger bisa memanfaatkan kapasitas yang ada pada dirinya, ia bisa membantu mendorong orang lain ke arah perbaikan. Setidaknya bagi kelompok orang yang tinggal di lingkungan yang sama.

Dan, kalau 3 jutaan blogger di Indonesia (menurut data tahun 2015 yang mungkin sudah tidak diupdate) mau melakukan hal yang sama, rasanya aura positif akan bertebaran dimana-mana.

Tapi, mungkin, saya terlalu berharap dan berimajinasi dalam hal ini.

Atau, tidak?

4 thoughts on “Memberi Apresiasi Dengan Cara Seorang Blogger, Menulis”

  1. Betul juga pak, sebuah tulisan bisa menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebaikan. Salah satunya dengan mengapresiasi para warga yang sudah berusaha membuat taman cantik dari lahan pinggir kali yang tak terawat.

    Di tempatku ada lahan pinggir kali tapi masih kumuh saja, padahal bisa ditanami sesuatu agar lebih indah di pandang, tapi sayangnya belum ada dana. Kalo disuruh iuran mandiri entah mau atau tidak, belum pernah membahas masalah ini.

    Reply
    • Kalau gitu, mas Agus dong coba inspirasi warga disana untuk melakukan perubahan. Memang berat sih mas, tapi kalau berhasil itu rasanya seneeennng banget

      Hayuk mas.. kita dorong orang berbuat kebaikan

      Reply
  2. Menarik banget Pak, intinya seorang blogger bisa memanfaatkan apa yang dia bisa untuk orang lain dan juga bermanfaat buat orang banyak ya 😀

    Coba kalau banyak blogger punya pikiran seperti ini ya, bukan hanya semata sponsored post, tapi menulis tentang banyak hal, review atau apapun tanpa dibayar atau bukan karena embel-embel lomba, jadinya lebih jujur dan natural gitu.

    Kalau saya pernah beberapa kali, salah satunya even di sekolah anak saya, saya kasian mereka bayar media buat liputan evennya di mall, tapi tulisannya cuman 100 kata keknya, hahaha.

    Akhirnya saya tulisan semacam liputan lengkap, post di kumparan, saya kasih link nya ke grup sekolah, langsung disebar ke grup sekolahnya 😀

    Dan karena tulisan itu juga, beberapa orang jadi dapat info tentang sekolah tersebut.
    Sekolah bisa kebantu diiklankan.
    Saya belajar lagi menulis liputan yang agak formal.
    Orang-orang terbantukan dengan informasi yang saya tuliskan 😀

    Reply
    • Nah saya pikir yang Rey lakukan itu baik banget.

      Tidak salah sih kalau butuh uang, tetapi saya pikir kita juga bisa melakukan perubahan di lingkungan kita tinggal. Jadi seimbang lah antara mengejar uang dan juga membantu masyarakat.

      Blogger punya kapasitas itu kok Rey.. sayang kalau tidak dimanfaatkan..

      Reply

Leave a Reply to Agus warteg Cancel reply