Memakai Teknik Pomodoro Agar Lebih Fokus dan Produktif

Selamat Pagi Kawan MM!

Tomat. Tidak pernah saja menyangka sebelumnya bahwa suatu waktu kehidupan blogging saya berinteraksi dan bahkan di kemudian hari akrab dengan kata “tomat”.

Belum lama kata tersebut masuk, tetapi perubahan yang dirasakan cukup memperlihatkan hasil yang positif., terutama dalam hal produktivitas sebagai seorang blogger.

Memang, bukan tomat biasa. Bentuknya juga tidak terlihat, meski bukan berarti tomat gaib yang sudah diberikan ajian oleh para dukun, paranormal, atau “orang pintar”

Tomat yang saya pakai dalam menulis merupakan buah karya Frederico Cirillo yang menemukannya di akhir era 1980-an.

Nama tomatnya adalah teknik pomodoro. Nama di belakang istilah ini, pomodoro memang berarti tomat dalam bahasa Italia.

Pada dasarnya, istilah ini merupakan sebuah bentuk sistem manajemen waktu. Tujuan akhirnya adalah dengan membuat slot waktu dimana seseorang harus fokus pada apa yang sedang dikerjakan dalam periode waktu tertentu.

Selama waktu itu berjalan, maka seseorang harus mengerjakan dan berusaha menyelesaikan target yang dibuatnya.

Nah, untuk mengukur waktunya itu, saat ditemukan, teknik ini menggunakan timer berbentuk “tomat” yang dulu dipakai untuk saat memanggang kue di dapur.

Seperti ini wajah si tomat.

Pada masa sekarang, aplikasi teknik pomodoro bisa ditemukan di Google Aps dalam jumlah yang lumayan banyak.

Banyak variasi dalam penerapan teknik pomodoro dan intinya bisa dipergunakan untuk berbagai tujuan dan di berbagai bidang.

Konsepnya adalah dengan membagi waktu ke dalam slot-slot 25 menit (atau yang ditetapkan). Selama rentang waktu yang ditetapkan itu, seseorang hanya boleh fokus pada mengerjakan satu hal saja (yang berkaitan dengan tujuan akhir) dan tidak boleh melakukan hal yang lain.

Jadi, kalau diurutkan langkah-langkahnya

a) Buat target yang hendak dicapai hari itu, misalkan membuat satu artikel 1000 kata

b) Pasang timer untuk menentukan slot waktunya (biasanya 25 menit)

c) Kerjakan tugas yang ditetapkan

d) setelah 25 menit dan tugas belum terselesaikan, ambil istirahat 3-5 menit

e) ketika waktu istirahat habis, kembali kerjakan tugas

f) bila setelah 4 kali putaran tugas belum selesai, ambil istirahat lebih panjang, antara 15-30 menit

g) terus kembali ke b) sampai tugas selesai

Bagaimana bila tugas yang ditetapkan sudah terselesaikan sebelum waktu 25 menit? Konsepnya adalah memaksimalkan slot waktu yang tersedia. Jadi, saat tugas selesai dan waktu belum habis, maka sisa waktunya “HARUS” dimanfaatkan untuk segala sesuatu yang terkait dengan tugas tadi.

Misalkan, artikel 1000 kata sudah selesai dan masih ada sisa waktu 10 menit dari slot yang tersedia, maka waktu itu harus digunakan untuk mengedit, memperbaiki tata bahasa, memasang alt-text, dan hal lain yang berkaitan.

Tidak boleh timer dimatikan begitu saja.

Ketat.

Selama hampir dua minggu mencoba menerapkan teknik ini, memang terasa berat sekali pada awalnya. Bagaimana berkonsentrasi pada satu tujuan dan mengacuhkan hal-hal lain tidak semudah itu dilakukan.

Butuh perjuangan untuk melawan diri sendiri. Butuh komitmen

Apalagi, saat WFH (Work From Home) begini, gangguan sebenarnya lebih banyak. Pesan WA yang tiba-tiba masuk, TV yang tiba-tiba menayangkan film kesukaan, si Yayang yang meminta bantuan untuk pergi ke warung, dan banyak hal lainnya.

Banyak sekali distraksi yang hadir.

Tetapi, setelah dijalani berulangkali, ternyata perubahannya terasa juga. Kebiasaan kebiasaan berubah dan terasa peningkatan dalam hal fokus dan konsentrasi. Begitu juga kalau dilihat dari tingkat produktivitas yang membaik, walau belum drastis.

Saya sudah semakin bisa mengabaikan berbagai hal yang dulu kerap menjadi pengalih perhatian. Perhatian bisa benar-benar fokus pada tujuan yang dibuat.

Belum maksimal, tetapi saya pikir teknik pomodoro ini sangat menarik dan berguna untuk diterapkan. Apalagi, dengan banyaknya blog yang harus dikelola, saya harus bisa terus meningkatkan produktivitas dalam menelurkan blogpost baru.

Tentunya, perlu ada beberapa tweaking atau utak-atik sedikit dalam hal ini karena juga harus menyesuaikan dengan sikon sehari-hari. Tetapi, sudah jelas bagi saya sendiri, teknik pomodoro jika diterapkan berguna sekali.

Mungkin ke depannya akan saya padukan dengan target produksi jumlah kata per-hari seperti yang diterapkan para penulis novel.

Begitulah cerita bagaimana si “tomat” mulai berperan dalam kehidupan saya sebagai blogger.

14 thoughts on “Memakai Teknik Pomodoro Agar Lebih Fokus dan Produktif”

  1. kalo inget kata “PODOMORO”, maka saya jadi inget lapangan/gor badminton podomoro di tempat saya tinggal. hehe. Boleh dicoba nih mas teknik PODOMOROnya.

    Cuma masa WFH gini emang cukuplah untuk mengisi konten artikel di website. Dan emang waktunya mungkin, kita semua sebagai penulis di blog harus lebih efisien mengoptimalkan konten blog. Dari pada bengong atau gak produktif kan ya? hehe

    Reply
  2. Kirain aku pak Anton lagi belajar masak sayur pakai tomat pak, ternyata pakai aplikasi untuk memaksimalkan kinerja agar bisa menulis bagus setiap hari.😂

    Biarpun sudah ditulis kelebihan nya, tetap saja saya malas pak.😆

    Reply
  3. Sebenarnya sudah punya firasat dari awal, jangan-jangan ini yg dimaksud timer berbentuk tomat itu, ya. Dan… jeng jeng jeng! Betulan, ‘kan?

    Saya kenal teknik ini dari jaman kuliah, Kak. Kebetulan dengar2 saja dari dosen. Tapi, kalau prakteknya sendiri saya belum coba. Jujur, saya paling ndak bisa kalau kerjanya dikasih slot-slot jam begini. Yg ada malah stres sendiri kalau gagal memenuhi tenggat waktu, hehe.

    Lain lagi sama study blogger yg saya follow di Instagram. Sepertinya bagi mereka teknik ini memang yg paling manjur buat stay as productive as possible.

    Memang sepertinya harus kembali ke kepribadian masing2, ya. Tapi boleh lah kalau sekadar punya “tomat”-nya di rumah. Lumayan bentuknya imut-imut bisa dibuat dekorasi dapur, hahahahaha.

    Reply
    • Hahahaha.. Iya Ristra tidak semua nyaman dengan teknik ini. Saya juga tidak, tetapi buat saya justru tantangannya disitu. Saya harus bisa lebih mendisiplinkan diri supaya bisa produktif lebih jauh lagi.

      Tapi balik lagi semuanya adalah ke pribadi masing-masing.. Maunya seperti apa.

      Hahaha.. tomatnya bagus tuh .. saya juga mau kalau ada yang jual.. mayan buat iseng iseng

      Reply
  4. Saya nggak pernah dengar istilah ini, mas ~ hehehe tapi kalau melakukannya setiap hari saya lakukan. Cuma saya biasa sebutnya timeline 😂

    Mungkin karena setiap hari saya kerja. Jadi sudah kebiasaan punya timeline dimana saya harus fokus dengan goals saya relate to pekerjaan. Dan metode timeline ini saya gunakan pula pada blogging, akan ada waktu tertentu yang saya gunakan untuk blogwalking, terus update post dan lain sebagainya. However karena sekarang WFH, jadi waktunya lebih random dibanding dulu saat sebelum WFH yang mana blogging sering dilakukan hanya saat malam 😆

    Punya timeline (atau target time ala Podomoro – saya keingatnya justru nama developer hahaha) memang bisa membuat kita lebih fokus dengan apa yang kita lakukan dan biasanya mempermudah kita kejar target ~ semoga saja semakin banyak bloggers yang menggunakan teknik serupa agar dunia blog semakin semarah 😍

    Reply
    • Hahahaha.. iyah, mungkin pada dasarnya sama, yaitu manajemen waktu. Bedanya mungkin cuma dalam hal metode pembagian waktu dalam sistem slot saja.

      Iyah, saya juga terus inget si developer kalau inget kata ini..

      Semoga ya mbak, karena saya pikir bagus sebenarnya untuk mengatasi kurang fokus dan masalah manajemen waktu dalam kehidupan para blogger…

      Reply
  5. baru denger ada istilah beginian, sama kayak mbak eno, aku kira nih teknik ala perumahan 😀
    aku sendiri pengen bisa seperti itu, manage waktu dengan baik, sisakan waktu meskipun sejam buat nulis bentar, tapi kadang godaannya ini ada aja.
    di kantor mau curi waktu juga susah, lagi enak enak nulis satu paragraf, ada yang minta ini itu. ga bakalan konsen kalau di kantor.
    seringnya ya jadi kayak kalong hehehe, melek sampe tengah malem.

    Reply
    • Hahahah.. kalau di kantor mah, susah Nun.. wakakaka.. saya juga begitu…

      Nah, setidaknya Inun jadi kalong, demi menulis kan, contoh yang baik tuh.. wakakaka.. kalong jadi punya temen..

      Reply
  6. Awal pertama dengar kata Podomoro, aku juga sama seperti teman yang lain, aku kira teknik yang dikembangkan oleh developer 🙈
    Tapi ternyata tentang managemen waktu. Sebelumnya, aku udah pernah tahu tentang istilah ini tapi belum dipraktekkan. Beberapa orang menerapkan teknik ini ketika ingin membaca buku hahaha. Setahuku juga ada 1 teknik lainnya tapi aku lupa namanya apa 😂 *nggak membantu sama sekali*

    Reply
    • Iyah karena teknik ini bisa dipakai untuk apa saja, termasuk baca buku dan yang lainnya. Saya pakai untuk mengerjakan blog.

      Mau coba Lia.. enak loh.. (capek tapinya wakakakak)

      Coba pake teknik podomoro untuk mengingat juga, bisa ga?

      Reply
      • Dari auranya memang sudah terasa lelahnya karena istirahatnya cuma sebentar 😂 apa kepala tidak panas, Kak? Wkwkw

        Wah. Bisa sih untuk mengingat, kayaknya dulu waktu sekolah, secara nggak sadar, aku pakai teknik Podomoro ini waktu menghafal sebelum ujian.
        1 jam belajar – 15 menit tidur – 1 jam belajar lagi – 8 jam tidur – bangun-bangun udah pagi 🤣

Leave a Comment